Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI KORPORASI

KONSEP MODAL, MESIN, METODE MANAJEMEN


DALAM MASA PENGEMBANGAN SEBUAH USAHA
Dosen : Dwi Widi Pratito S.N., SE

Disusun Oleh :

Nama : Linda Febriani

NIM : B.131.17.0314

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2020
Konsep Modal Kerja

Berdasarkan berbagai pengertian sebelumnya terdapat tiga konsep modal kerja. Tiga konsep
tersebut sebagai berikut :

1. Konsep Kuantitatif

Kuantitatif fokus pada kuantum yang dibutuhkan dalam memenuhi keperluan perusahaan pada
pembiayaan operasi rutin. Selain itu menunjukkan jumlah dana yang ada dalam sasaran operasi
jangka pendek. Konsep ini menyatakan m0dal kerja merupakan jumlah aktiva lancar.

2. Konsep Kualitatif

Kualitatif menyatakan pengertian modal kerja adalah selisih aktiva lancar dengan hutang jangka
pendek. Definisi tersebut berarti jumlah aktiva lancar dari pemilik perusahaan atau pinjaman
jangka panjang. Kualitatif pada intinya menitikberatkan pada m0dal kerja.

3. Konsep Fungsional

Konsep ini menitikberatkan pada fungsi dana yang ada untuk menciptakan laba dari usaha pokok
perusahaan.

Manajemen Modal Kerja

Manajemen modal kerja adalah manajemen pada aktiva dan pasiva lancar. Menurut Muslich
(2005) modal kerja memberitahu terkait besaran investasi yang dijalankan perusahaan pada
aktiva lancar dan hutang lancar yang di klaim oleh perusahaan.

Selain itu hal penting lainnya adalah investasi pada piutang barang atau aktiva liquid yang sangat
sensitif pada tingkat Produktivitas dan penjualan.

Tujuan Manajemen Modal Kerja


Manajemen modal kerja memiliki beberapa tujuan (kashmir, 2012) yang perlu diketahui, yaitu :

1. Dalam rangka pemenuhan profitabiltas bagi perusahaan


2. Adanya ketersediaan m0dal kerja maka perusahaan akan mampu membayar kewajiban
sesuai dengan waktu yang ditentukan
3. Bila rasio keuangan menunjukkan trend positif maka perusahaan dapat memperoleh
suntikan dana dari kreditor
4. Untuk mengoptimalkan aktiva lancar dalam peningkatan penjualan dan profit.
5. Sebagai proteksi bila krisis m0dal kerja melanda dikarenakan nilai aktiva lancar yang
fluktuatif

Jenis Modal Kerja

Terdapat dua jenis modal kerja yang dikemukakan oleh Munawir (2010) :

1. Bagian permanen (tetap) yang merupakan minimum jumlah yang seharusnya tersedia
supaya perusahaan dapat beroperasi tanpa masalah keuangan.
2. Jumlah m0dal kerja variabel dengan jumlah yang bergantung kepada kegiatan secara
musiman dan keperluan selain kegiatan biasa.

Fungsi Modal Kerja

Manulang (2005) menyatakan mengenai peranan dan fungsi m0dal kerja khususnya pada
perusahaan yang bergerak di industri. Fungsinya adalah sebagai berikut :

1. Keterjaminan keberlanjutan aktivitas operasional


2. Mendukung manajemen perusahaan pada decision making
3. Menyajikan informasi bagi kreditur jangka pendek mengenai tingkat keamanaan
keuangan perusahaan
4. Segala aktivitas internal maupun eksternal perusahaan sangat dipengaruhi kondisi
keuangan perusahaan. 
Penggunaan Modal Kerja

M0dal kerja dapat digunakan untuk keperluan tertentu. Adapun kegunaannya antara lain :

1. Biaya operasional perusahaan termasuk gaji dan upah karyawan

Pemanfaatan yang digunakan untuk biaya operasional beserta gaji yang diberikan kepada
karyawan. Beberapa perusahaan memanfaatkan untuk penambahan atau kenaikna gaji atau bonus
bagi karyawan yang berprestasi.

2. Pembelian barang baku dan dagangan

Adanya kelebihan dalam aktiva lancar setelah dikurangi dengan hutang jangka pendek dapat
digunakan untuk penambahan inventaris. Selain itu juga dapat dimanfaatkan dalam pembelian
barang baku atau barang dagangan.

3. Meminimalisir kerugian dari penjualan surat berharga

Sebagai dana cadangan ataupun dana antisipasi untuk meminimalisir kerugian perusahaan.
Biasanya kerugian yang diatasi adalah akibat dari penjualan surat berharga namun terjadi
kerugian. Kelebihan m0dal kerja digunakan untuk menutupi kerugian tersebut.

4. Pembentukan dana

Pembentukan dana atau anggaran yang dimaksud adalah digunakan untuk jangka panjang.
Sebagai contoh membentuk dana pensiun, dana ekspansi atau melunasi obligasi. Pembentukan
ini merubah aktiva lancar menjadi tetap.

5. Pembiayaan aktiva tetap

Kelebihan aktiva lancar dapat dipergunakan untuk membeli aktiva tetap. Aktiva tetap untuk
jangka panjang seperti tanah, bangunan, dan mesin.
 Cara Menghitung Modal Kerja

Pada intinya rumus modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Namun ada
beberapa tahapan pada cara menghitung modal kerja. Berikut tahapan dalam menghitung m0dal
kerja :

1. Menghitung Modal Kerja Kotor/Aktiva Lancar

Aktiva lancar dalam perusahaan merupakan aktiva yang dikonversi sebagai uang tunai pada
periode setahun. Selain uang tunai aktiva lancar dapat berupa akun jangka pendek seperti piutang
dagang, persediaan dan biaya yang dibayar di muka.

 Aktiva lancar biasanya ditampilkan pada laporan neraca perusahaan.


 Apabila tidak ditemukan keterangan aktiva lancar maka teliti dengan membaca di setiap
barisnya.
 Semua akun yang memiliki kesesuaian dengan pengertian aktiva lancar kemudian
dijumlahkan hingga ditemukan nominalnya.
 Jumlahkan juga setiap akun seperti piutang dagang, persedian, kas dan akun lainnya yang
masuk pada keterangan uang tunai

2. Menghitung Hutang Lancar

Hutang lancar merupakan kewajiban yang memiliki batas waktu satu tahun. Akun pada hutang
lancar seperti hutang dagang, wesel bayar, dan hutang yang perlu dibayar.

 Pada neraca hutang lancar perlu ditampilkan. Apabila tidak ditemukan maka dapat
diketahui dengan penjumlahan setiap akun hutang lancar seperti hutang pajak, hutang
jangka pendek, dan hutang dagang.
3. Menghitung Modal Kerja Bersih

Tahap terakhir adalah menghitung m0dal kerja bersih. Caranya cukup mudah yaitu dengan
mengurangkan aktiva lancar dengan hutang lancar yang telah diketahui sebelumnya.

 Sebagai contoh, perusahaan memiliki aktiva lancar sebesar Rp 50.000.000 dan hutang
lancar Rp 24.000.000. Berdasarkan rumus m0dal kerja, maka perusahaan memiliki m0dal
kerja sebesar Rp 26.000.000. M0dal kerja ini dapat dipakai untuk membayar hutang
lancar. Apabila terdapat kelebihan maka dapat digunakan untuk memenuhi keperluan lain
seperti aktivitas operasional, membayar hutang jangka panjang atau menjadi deviden.
 Apabila ditemukan aktiva lancar lebih kecil dibandingkan hutang lancar. Maka hal ini
dikatakan sebagai defisit m0dal kerja. Kondisi ini menunjukkan kondisi perusahaan
insolven. Permasalahan ini dapat diatasi dengan penambahan hutang jangka panjang.
Keadaan ini juga sebagai pertanda bahwa bukan saat yang tepat dalam menanamkan
investasi pada perusahaan.
 Contoh modal kerja yang defisit : perusahaan mempunyai hutang lancar sebesar Rp
120.000.000 namun hanya mempunyai aktiva lancar Rp 100.000.000. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan tidak memiliki kemampuan dalam pembayaran hutang
jangka pendek. Lebih lanjut perusahaan perlu menjual aktiva tetap sebesar Rp 20.000.000
atau sumber modal kerja lainnya untuk menutup defisit.

 Konsep Dasar Management

Dibawah ini terdapat beberapa Konsep dasar yang terdapat didalam manajemen, yaitu sebagai
berikut :

 Management as a science, yang dimaksud disini adalah suatu ilmu pengetahuan


(science) yang selalu berupaya secara sistematis guna memahami mengapa dan
bagaimana manusia dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
 Management as an art, yang dimaksud manajemen disini adalah sebuah seni yang
digunakan untuk mencapai hasil yang maksimal namun dengan menggunakan usaha
yang minimal.
 Sebagai profesi, yang dimaksud disini adalah suatu bidang pekerjaan yang dilakukan
oleh seseorang yang memiliki keahlian sebagai pemimpin atau manajer pada suatu
organisasi atau perusahaan tertentu.
 Manajemen sebagai proses, yang dimaksud disini adalah sebuah proses yang khas dan
terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dimana masing-
masing bidang ini menggunakan ilmu pengetahuan dan keahlian dan juga diikuti secara
berurutan dan tujuan yang telah ditetapkan. 

Jadi, pengembangan usaha memiliki tingkat yang berbeda. Level atau tingkatan tersebut menjadi
produk, komersial dan korporasi.
Berikut ini akan dijelaskan tentang  tingkatan – tingkatan  yang ada pada pengembangan usaha
yaitu :

1.   Tingkat Produk .

Pada level produk pengembangan usaha berarti mengembangkan produk atau teknologi baru.
Meskipun tingkat pengembangan dapat berbeda dari perusahaan ke perusahaan.
Tingkat perkembangan usaha  dibagi menjadi satu kategori yaitu : Perkembangan
incremental .        a. Perkembangan Incremental adalah perkembangan yang meningkatkan fungsi
yang ada
platform atau teknologi, sementara pengembangan mengganggu atau terputus-putus benar-benar 
hal baru yang dikembangkan dari awal.

Misalnya dari pembangunan berkelanjutan adalah tambahan ekstensi untuk produk yang sudah
ada seperti baru baru ini untuk sampo, kamera digital dengan pixel 5MIO untuk ponsel  anda.
Dalam kedua kasus platform ponsel, shampo dan mobile tetap sama.

2.  Tingkat Komersial .

Dalam contoh bentuk pengembangan usaha di tingkat komersial berarti prospeksi murni et Dur.
Ini berarti berburu pelanggan baru di segmen pasar yang baru.  Dengan    demikian pekerjaan ini
memerlukan individu secara psikologis yang kuat dan yang sangat didorong mampu menangani
banyak masalah.
Tingkat berikutnya dari pengembangan usaha komersial  adalah saluran  atau    setup organisasi
penjualan. Saluran atau organisasi penjualan dapat terdiri dari mitra , agen  seperti, distributor,
pemegang lisensi,franchisee, atau cabang anda sendiri nasional atau internasional.
Dan  terakhir tingkat pengembangan usaha komersial adalah tingkat  rantai    nilai.
Pada  pengembangan rantai nilai tingkat usaha adalah tentang mengembangkan penawaran
produk secara keseluruhan.
Anda akan menemukan jenis pengembangan usaha /  bisnis di perusahaan – perusahaan
teknologi yang telah  mengembangkan platform yang harus diintegrasikan atau  dikombinasikan
dengan teknologi lain atau platform untuk membentuk seluruh produk.  Sebuah seluruh  produk
umumnya terdiri dari beberapa teknologi untuk membuatnya menjadi hidup.
Sebuah teknologi pada umumnya tidak dikembangkan oleh satu perusahaan tapi bersumber dari
orang lain yang bertujuan untuk menghemat waktu dalam proses usaha .

3.  Tingkat Korporasi .

Bila organisasi harus memutuskan apakah akan membuat atau membeli kompetensi organisasi
tertentu Kita memasuki bidang pengembangan bisnis perusahaan . Fokusnya adalah bukan pada
produk maupun komersial tingkat tetapi pada korporasi tingkatan usaha.

Dan pada intinya tingkat pengembangan usaha ini  adalah tentang merger & akuisisi (M & A),
usaha patungan (JV), saham langsung investasi (DEI) dan aliansi strategis.
Ini berkaitan dengan analisa bisnis portofolio, keuangan perusahaan, hukum kontrak, hukum
pajak, hukum sosial, anti – kepercayaan hukum, manajemen perubahan , dan manajemen 
budaya.

Unsur – Unsur Dalam mengembangkan Usaha

Adapun unsur – unsur penting dalam mengembangkan usaha ada 2 yaitu :

Unsur yang berasal dari dalam ( pihak internal ) :


1. Adanya niat dari si pengusaha  / wirausaha  untuk mengembangkan usahanya menjadi
lebih besar.
2. Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa banyak barang yang harus
diproduksi , cara apa yang harus digunakan untuk  mengembangkan barang / produk , dan lain
– lain.
3. Membuat anggaran yang bertujuan seberapa besar pemasukkan dan pengeluaran produk .

2. Unsur dari pihak luar ( Pihak eksternal) :

1.   Mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha.

2.  Mendapatkan dana tidak hanya mengandalakan dari dalam seperti meminjam dari luar.

3.   Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik / kondusif untuk usaha .

Aspek – Aspek Yang Diperhatikan Dalam Mengembangkan Usaha

Pengembangan usaha yang terdiri dari aspek strategi , manajemen pemasaran, dan penjualan,
seperti :

1. Aspek strategi contohnya :


1. Meneliti jenis usaha baru dengan penekanan pada mengidentifikasi kesenjangan
(yang ada dan / atau diharapkan) oleh konsumen .
2. Menciptakan pasar baru .
3. Menciptakan produk baru dengan karakteristik yang menarik konsumen

1. Aspek manajemen pemasaran contohnya :


1. Menembus dan menguasai pangsa pasar .
2. Mengolah situasi / peluang  pasar yang ada dengan teliti.
3. Memasarkan produk dengan jaringan yang luas  seperti impor produk ke luar
negeri.
4. Membuat strategi pemasaran yang dapat membuat konsumen membeli produk
kita , seperti memasang iklan , brosur, dan lain-lain.
2. Aspek penjualan contohnya :
1. Memberikan saran tentang perancangan dan menegakkan kebijakan penjualan dan
proses tindak lanjut penjualan .
2. Banyak volume produk yang akan dijual.
3. Tingkat keamanan dalam proses penjualan barang.
4. Menjual produk dengan harga yang terjangkau dan memiliki kualitas yang baik.

Kategori Produk Baru

Kategori produk yang baru serta mengapa dilakukan pengembangn usaha, adalah :

1)    Benar – benar baru

Adalah produk yang benar-benar hasil inovasi dan baru bagi perusahaan serta menciptakan pasar
yang benar-benar baru.

2)    Lini produk baru

Adalah produk yang bagi perusahaan tetapi tidak bagi pasar karena sudah ada produk serupa di
pasar.

3)   Tambahan untuk lini produk yang sudah ada

Merupakan tambahan atau supplement item atau varian dari produk-produk lini dari  suatu
perusahaan yang ada. Produk ini dapat merupakan agak baru bagi perusahaan  maupun bagi
pelanggan dari produk yang sudah ada. Atau juga dalam upaya untuk memperluas segmen pasar
dari produk yang ada.

4)    Perbaikan atau revisi dari produk yang ada

Jenis produk baru yang merupakan perbaikan atau memperbaiki kinerja sehingga memeprbaiki
kinerjanya sehingga memperbaiki persepsi pelanggan, dari produk lamanya. Lebih merupakan
hal baru bagi perusahaan termasuk akibat dari generasi teknologi baru  bagi suatu produk, dan
biasanya di persepsi sama dengan produk lama yang digantinya.

5)    Reposisi

Adalah produk lama yang ditargetkan untuk aplikasi baru dan segmen pasar baru.

6)    Penurunan biaya

Merupakan modifikasi produk dengan kinerja yang sama tetapi dengan biaya yang lebih  rendah.

Analisa Masalah Dan Solusi Dalam Mengembankan Usaha

            Adapun analisa masalahnya adalah

1.         Faktor kurangnya permodalan.

Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha.
Kurangnya permodalan UKM, oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan
usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan modal dari si
pemilik yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga
keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta
oleh bank tidak dapat dipenuhi

2.         Kesulitan dalam pemasaran produk .

Kesulitan memasarkan produk dapat berakibat berlebihnya penyimpana prodik di gudana atau
over produk. Sehingga tidak ada pemasukkan bagi si pengusaha.

3.         Persaingan usaha yang semakin ketat .


Persaingan usaha yang semakin ketat mendesak para pengusaha bersaing dengan pengusaha
lainnya , hal ini jika tidak diantisipasi maka pengusaha yang kalah bersaing akan mengalami
gagal produk .

4.         Kesulitan bahan baku .

Kesulitan dalam bahan baku adalah faktor yang sangat vital dalam proses pengembangan usaha .
Jika tidak ada bahan baku maka akan dipastikan secara perusahaan tidak bisa melakukan kegitan
usahanya.

5.         Kurangnya keahlian teknis dan tenaga ahli.  

                                                
PENUTUP

Kesimpulan

            Berdasarkan hasil dari pembuatan makalah diatas , dapat disimpulkan bahwa


pengembangan usaha  dengan menerapkan strategi – strategi usaha ,memperhatikan aspek –
aspek , dan faktor  yang diperlukan dalam mengembangkan usaha adalah hasil akhir dari semua
proses tahapan usaha . Sehingga jika kita tidak mengembangkan usaha dengan baik dan bijak
maka usaha kita akan mengalami kebangkrutan . Sebaliknya jika mengembangkan usaha dengan
baik maka kita bisa menjadi pengusaha yang berhasil dan sukses.

Anda mungkin juga menyukai