BAB I
PENDAHULUAN
(1) LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan era yang semakin maju dimana perkembangan tersebut mencakup
seluruh aspek manusia, secara otomatis terjadi pergeseran pola keoendudukan terutama pola
penyakit di masyarakat. Semula penyakit terbanyak yang ditemukan adalah penyakit infeksi baik
infeksi saluran nafas maupun gastro intestinal kepada penyakit – penyakit degeneratif seperti
penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit kanker dan lain sebagainya
Penyakit lymfona non hodgkin adalah salah satu penyakit yang tergolong dalam kasus
interne/kasus penyakit dalam pada penyakit ini terjadi proliferasi abnormal sistem lymfoid dan
struktur yang membentuknya terutama menyerang kelenjar getah bening. LNH belum diketahui
secara pasti penyebabnya oleh karena itu penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan kasus
ini.
Berbagai permasalahan dapat timbul karena kasus ini yang mana permsalahan tersebut dapat
menyangkut seluruh aspek kehidupan dari manusia baik secara fisik, psikis, sosial maupun spiritual,
secara fisik dapat menimbulkan tergangguanya pola nafas karena ada penekanan atau kesulitan
dalam menelan makana sehingga mengakibatkan kurangbnya asupan nutrisi. Secara psikis penyakit
ini dapat menimbulkan gangguan konsep diri terutama mengenai body image, ataupun bahkan bisa
mengakibatkan perilaku menarik diri, secara sosial bi sa mengakibatkan kerusakan interaksi sosial
karena perilaku menarik diri atau kurang percaya diri dan secara spiritual bisa menyalahkan Tuhan
atas penyakit yang diberikan atau mungkin sebaliknya justru lebih tekun beribadah karena ingin
cepat sembuh.
Melihat hal dan permasaklahan diatas penulis mencoba mengangkat permasalahan tersebut
dalam bentuk asuhan keperawatan dengan harapan paling tidak penulis bisa meringankan beban
yang dialami penderita.
(2) BATASAN MASALAH
Pada laporan ini kami membatasi permasalahan dengan ruang lingkup Asuhan keperawatan pada
Tn. “R” dengan Lymfoma Non Hodgkin
(3) TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Setelah pelaksanaan praktek dan penysunan asuhan keperawatan diharapkan bisa membuat asuhan
keperawatan pada pasien dengan Lymfoma Non Hodgkin
2. Tujuan Khusus
Diaharapkan mahasiswa mampu :
e. Melakukan evaluasi
(4) METODE PENULISAN
1. Metode
Ø Secara deskriptif yang sifatnya mengungkapkan peristiwa yang terjadi saat itu
Ø Study Kepustakaan
Diperoleh dari buku sumber yang berhubungan dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Lymfoma Non Hodgkin
Ø Study kasus
Diperoleh dari hasil wawancara, obsevasi dan pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien dengan
Lymfoma Non Hodgkin
2. lokasi waktu
Asuhan keperawatan ini dilakukan di Ruang Cardioligy pada tanggal 28 Oktober 2001 sampai dengan
10 oktober 2001
b. Observasi
Dengan melakukan suatu kegiatan rutin untuk mengamati pasien dengan tujuan mendapatakan data
c. Pemeriksaan
Secara langsung kita berhadapan dengan pasien dan melakukan pemerikasaan terhadap pasien
secara sistematis
(5) SITEMATIKA PENULISAN
BAB I : PENDAHULUAN
Ø Latar belakang
Ø Batasan masalah
Ø Tujuan penulisan
Ø Metode penulisan
Ø Sistem penyajian
Ø Pengkajian
Ø Analisa data
Ø Rencana keperawatan
Ø Implementasi
Ø Evaluasi
Ø Kesimpulan
Ø Saran
(6) SISTEM PENYAJIAN
Laporan asuhan keperawatan ini telah kami susun dan dipertangguangjawabkan didepan
pembimbing asuhan keperawatan dan kepala ruangan dan kami dokumentasikan dalam bentuk
sebuah laporan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
LIMFOMA NON HODGKIN
A. BATASAN
Limfoma maligna (LM) adalah proliferasi abnormal sistem lymfoid dan struktur yang membentuknya,
terutama menyerang kelenjar getah bening
B. KLASIFIKASI
1. Limfoma Hodgkin (LH) : patologi khas LH, ada sel – sel Reed Stern berg dan/ atau sel hodgkin
2. Limfoma Non Hodgkin (LNH) : patologi khas non hodgkin
C. ETIOLOGI
Etiologi belum jelas mungkin perubahan genetik karena bahan – bahan limfogenik seperti virus,
bahan kimia, mutasi spontan, radiasi dan sebagainya
Proliferasi abmormal tumor dapat memberi kerusakan penekanan atau penymbatan organ tubuh
yang diserrang dengan gejala yang bervariasi luas. Sering ada panas yang tak jelas sebabnya,
penurunan berat badan
Tumor dapat mulai di kelenjar getah bening (nodal) atau diluar kelenjar getah bening (ekstra nodal).
Gejalanya tergantung pada organ yang diserang, gejala sistemik adalah panas, keringat malam,
penurunan berat badan.
E. DIAGNOSTIK
Pemeriksaan minimal :
Ø Anamnesis dan pemeriksaan fisik : ada tumor sistem limfoid, febris keringhat malam, penurunan berat
badan, limfadenopati dann hepatosplenomegali
Ø Pemeriksaan laboratorium : Hb, leukosit, LED, hapusan darah, faal hepar, faal ginjal, LDH.
Pemeriksaan Ideal
Ø Limfografi, IVP, Arteriografi. Foto organ yang diserang, bone – scan, CT – scan, biopsi sunsum tulang,
biopsi hepar, USG, endoskopi
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan histopatologi. Untuk LH memakai
krioteria lukes dan butler (4 jenis). Untuk LNH memakai kriteria internasional working formulation
(IWF) menjadi derajat keganasan rendah, sedang dan tinggi
Stadium ditentukan menurut kriteria Ann Arbor (I, II, III, IV, A, B, E)
Pathological stage
F. DIAGNOSA BANDING
G. PENATALAKSANAAN
LIMFOMA HODGKIN
1. Therapy Medik
Ø Konsutasi ke ahli onkologi medik (biasanya RS type A dan B)
misalnya :
Ø obat minimal terus menerus tiap hari atau dosis tinggi intermittenddengan siklofosfamid
dosis :
Dosis :
Ideal :
1. Therapy Medik
Bila resisten dapat diberi kombinasi obat COP, dengan cara pemberian seperti pada LH diatas
¨ Untuk stadium I B, IIB, IIIA dan B, IIE A da B, terapi medik adalah sebagai terapy utama
¨ Untuk stadium I A, IE, IIA diberi therapy medik sebagai therapy anjuran
Ideal : Obat kombinasi cyclophospamide, hydrokso – epirubicin, oncovin, prednison (CHOP) dengan
dosis :
Konsultasi dengan ahli radiotherapy dan ahli onkology bedah, selanjutnya melalui yim onkology ( di
RS type A dan B)
H. KOMPLIKASI
Ø Tranfusi leukemik
Ø Ileus
Ø Riwayat pembesaran kelenjar getah bening atau timbulnya massa tumor di tempat lain
Ideal : jika klafisikasi menurut REAL, gradasi malignitas menurut International Working Formulation
¨ Gula darah
¨ Fungsi ginjal
¨ Imunoglobulin
Ø Pemeriksaan biopsi kelenjar atau massa tumor untuk mengetahui sub type LNH, bila perlu sitologi
jarum halus (FNAB) ditempat lain yang dicurigai
Ø Ct – Scan atau USG abdomen, untuk mengetahui adanya pembesaran kelenjar getah bening pada
aorta abdomonal atau KGB lainnya massa tumor abdomen dan metastases ke bagian intra
abdominal
Ø Pencitraan thoraks (PA & lateral) untuk mengatahui pembesaran kelenjar media stinum, b/p CT scan
thoraks
Ø Pemeriksaan THT untuk melihat keterlibatan cincin waldeyer terlibat dilanjutkan dengan tindakan
gstroskopy
Ø Jika diperlukan pemeriksaamn bone scan atau bone survey untuk melihat keterlibatan tulang
THERAPY
Pilihan Pengobatan
Ø Kemo therapy : obat tunggal atau ganda (peroral), jika dianggap perlu (cychlopospamide, oncovin dan
prednison)
Ø Radiotherapy : low dose TOI + involved field radiotherapy atau involved field radiotherapy saja
Ø Derajat keganasan menengah (DKM)/Agresif Lymfoma
Ø Stadim II – IV : Kemotherapy parenteral kombinasi, radio therapy berperan untuk tujuan paliasi
PENYULIT
e. dll
1. Pengkajian
A. Pengumpulan data
a. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama , suku dana kebangsaan, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor
regester, tanggal Masuk Rumah Sakit , diagnosa medis
b. Keluhan Utama
Ø Alasan MRS
Menjelaskan riwayat penyakit yang dialami adalah pasien mengeluh nyeri telan dan sebelum MRS
mengalami kesulitan bernafas, penurunan berat badan, keringaty dimalam hari yang terlalu banyak,
nafsu makan menurun nyeri telamn pada daerah lymfoma
Dilakukan pada waktu melakukan pengkajian yaitu keluhan kesulitan bernafas, dan cemas atas
penyakit yang dideritanya
Riwayat Hypertensi dan Diabetes mielitus perlu dikaji dan riwayat pernah masuk RS dan penyakit
yang pernah diderita oleh pasien
Terdapat riwayat pada keluarga dengan penyekit vaskuler : HT, penyakit metabolik :DM atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh keluarga pasien
e. ADL
Ø Nutrisi : Perlu dikaji keadaan makan dan minum pasien meliputi : porsi yang dihabiskan susunan menu,
keluhan mual dan muntah, sebelum atau pada waktu MRS, dan yang terpenting adalah perubahan
pola makan setelah sakit, terutama menyangkut dengan keluhan utama pasien yaitu kesulitan
menelan
Ø Istirahat tidur : dikaji kebiasaan tidur siang dan malam, berapa jam sehari dan apakan ada kesulitan
waktu tidur dan bagaimana perunbahannya setelah sakit klien dengan LNH
Ø Aktifitas : Aktifitas dirumah ataua dirumah sakit apakah ada kesenjangan yang berarti misalnya
pembatasan aktifitas, pada klien ini biasanya terjadi perubahan aktifitas karena adanya limfoma dan
penuruna aktifitas sosial karena perubahan konsep diri
Ø Eliminasi : Mengkaji kebiasaan eliminasi alvi dan uri meliputi jumlah, warna, apakah ada gangguan.
Ø Personal Hygiene : mengkaji kebersihan personal Hygienemeliputi mandi, kebersihan badan, gigi dan
mulut, rambut, kuku dan pakaian dan kemampuan serta kemandirian dalam melakukan kebersihan
diri
f. Data Psikologi
Perlu dikaji konsep diri apakah ada gangguan dan bagaimana persepsi klien akan penyakitnya
terhadap konsep dirinya
Perlu dikaji karena pasien sering mengalami kecemasan terhadfap penyakit dan prosedur perawatan
g. Data Sosial
Bagaimana hubungan klien dengan keluarga dan bagaiman peran klien dirumah dan dirumah sakit
Pada klien dengan LNH mungkin terjadi gangguan interaksi sosial karena perubahan body image
sehingga pasien mungkin menarik diri
h. Data Spiritual
Bagaimana persepsi klien terhadap penyakit dan hubungan dengan agama yang dianut
i. Pemeriksaan Fisik
Secara umum
Ø Kesadaran pasien
Secara khusus :
Dilakukan secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi yamh meliputi dari chepalo kearah kauda
terhadap semua organ tubuh antara lain
Ø Rambut
Ø Mata telinga
Ø Hidung mulut
Ø Tenggorokan
Ø Telinga
Ø Leher sangat penting untuk dikaji secara mendetail karena LNH berawal pada serangan di kelenjar
lymfe di leher mel;iputi diameter (besar), konsistensi dan adanya nyeri tekan atau terjadi
pembesaran
Ø Dada Abdomen
Ø Genetalia
Ø Muskuloskeletal
Ø Dan integumen
j. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium. EKG, Rontgen thoraks serta therapy yang diperoleh klien dari dokter
B. Analisa Data
Data yang dikumpulkan dikelompokkan meliputi : data subyektif dan data obyektif kemudian dari
data yang teridentifikasi masalah dan kemungkinan penyebab dapat ditentukan yang menjadi acuan
untuk menentukan diagnosa keperawatan.
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah tahap dari perumusan masalah yang menentukan masalah prioritas
dari klien yang dirawat yang sekaligus menunjukkan tindakan prioritas sebagai perawat dalam
mengahadapi kasus LNH.
2. Perencanaan
Membuat rencana keperawatan dan menentukan pendekatan yang dugunakan untuk memecahkan
masalah klien. Ada 3 tahap dalam fase perancanaan yaitu menetukan prioritas, menulis tujuan dan
perencanan tindakan keperawatan.
3. Pelaksanaan.
Pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana keperawatan yang merupakan bentuk riil yang
dinamakan implementasi, dalam implementasi ini haruslah dicatat semua tindakan keperawatan
yang dilakukan terhadap klien dan setiap melakukan tindakan harus didokumentasikan sebagai data
yang menentukan saat evaluasi.
4. Evaluasi
Evaluasi adalaha merupakan tahapa akhir dari pelaksaan proses keperawatan dan asuhan
keperawatan evaluasi ini dicatatat dalam kolom evaluasi dengana membandingkan data aterakhir
dengan dengan data awal yang juga kita harus mencatat perkembangan pasien dalam kolom catatan
perkembangan.
BAB II
STUDY KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN TN “R” DENGAN
LYMFOMA NON HODGKIN
Ruang : Interne II
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Umur : 19 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : IRT
c. Keluhan Utama
Nyeri telan
d. Riwayat
Pasien mengatakan sejak kurang lebih 4 bulan yang lalu sebelum masuk Rumah sakit pertama kali
disadarai di leher kiri berukuran sebesar telur ayam, padat kenyal dan makin lama makin membesar,
mula – mula benjolan tidak nyeri tekan, tetapi sejak 2 bulan yang lalu pada benjolan timbul luka –
luka kemerahan bila ditekan terasa nyeri, nyeri dirasakan saat benjolan ditekan dan tidak menyebar,
nyeri tidak timbul bila tidak di tekan dan waktu menelan terasa nyeri dileher
Kemudian timbul juga benjolan di leher kanan sebesar kelereng, p[adat dan nyeri tekan, juga muncul
benjolan yang sama di bawah rahang kanan.
Kurang lebih 2 bulan yang lalu pasien sering merasa sesak di tenggorokan,. Banyak berkeringat di
malam hari dan sulit menelan
Satu minggu sebelum MRS pasien mengatakan bernafas agak susah, nyeri telan tambah hevat di
bawa ke dokter tapi tidak sembuh dan kemudian di bawa ke RSUD Dr Soetomo Surabaya MRS di
Ruang Interne II
Pasien mengatakan nyeri saat menelan, nyeri tekan pada daerah benjolan, terasa mau muntah jika
makan terlalu banyak.
Ø Pasien amengatakan tidak pernah mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi, kencing manis,
atau penyakit menular seperti TBC atau penyakit lain yang menyebabkan harus Masuk rumah sakit.
Ø Penyakit yang p[ernah diderita hanya batuk pilek dan panas biasa dan dengan berobat atau membeli
obat kemudian sembuh.
Ø Pasien mengatakan dari pihak keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan dirinya
Ø Menurut klien dan keluarga dari pihak keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit hypertensi,
penyakit DM ataupun penyakit menular lain seperti TBC yang menyebabkan harus MRS di Rumah
Sakit.
Ø Penyakit yang pernah diderita hanyalah batuk, pilek dan panas biasa dan berobat ke dokter atau
membeli obat kemudian sembuh.
1 Pola Nutrisi Makan 3 kali sehari, porsi Makan 3 kali sehari Pasien
satu piring habis sakali porsi 4 – 5 sendok mendapatkan
makan habis, komposisi makan, sedikit sayur diet TKTP lunak
makan terdiri dari nasi, dan lauk, nyeri teln
Porsi yang
lauk seperti tahu, tempe, tiap kali makan dan
disediakan RS
ikan, telur dan daging, kadang mau
dimakan 3 – 4
memakai sayur seperti mmuntah jika terlalu
bayam dan sawi, kadang banyak, komposisi sendok, nyeri
snack, pasien tidak makanan lunak/bubur saat menelan
berpantang terhadap dan memakai sayur makanan dan
jenis makanan tertentu, kadang mau
Minum 5 – 6
muntah jika
Minum 6 – 7 gelas /hari gelas/hari air putih
makan terlalu
air putih kadang – kadang the pasien
banyak
kadang teh. mengatakan nyeri
saat menelan air Minum 4 – 5
gelas/ hari air
putih nyeri telan
saat menengguk
air
2 Pola Eliminasi Bab 1 – 2 kali/hari, Bab di BAB sejak 2 hari yng Bab 2 hari sekali,
WC, warna kuning lalu baru 1 kali, di WC
trengguli bau khas konsistensi agak konsistense lunak
faeces, konsistensi lunak padat, warna kuning agak padat,
dan tidak ada ahambatan trengguli ,di WC warna kuning
dalam pengeluaran jumlah faeces tak trengguli bau
faeces terobservasi. khas faeces, tidak
ada kesulitan
BAB 3 – 4 kali sehari BAK 3 – 4
BAB. BAK 2 – 3
warna kuning jernih, bau kali/hari warna
x/sehari warna
khas urine, jumlah tak kuning jernih dan tak
kuning jernih, bau
terobservasi tidak ada terobservasi tidak ada
khas urine, tidak
hambatan dalam proses hambatan dalam
nyeri daerah
BAK tak nyeri. proses pengeluaran
kelamin, jumlah
urine
urine tak
terobservasi,
tidak ada
gangguan dalam
proses mictie.
4 Pola Personal Mandi 2 kali sehari Klien mandi 2 kali di Mandi 2 kali
Hygie dikamar mandi, memakai kamar mandi sehari di kamar
sabun mandi dan selesai memakai sabun dan mandi Rumah
ne
memakai handuk. selesai menggunakan sakit memakai
handuk sabun dan selesai
Gosok gigi 2 kali sehari,
memakai handuk
bersamaan dengan Gosok gigi 2 kali
mandi sehari bersamaan Gosok gigi
dengan mandi bersamaan
Keramas 1 kali seminggu
memakai pasta dengan mandi
atau bila pasien merasa
memakai psata
kotor keramas memakai Kertamas 1 kali
gigi
shmphoo dan ganti baju seminggu atau bil;a
sehari sekali, kuku merasa kotor Pasien selama si
panjang bila dipotong RS keramas 1 kali
Ganti pakaian 1 kali
ganti baju 1 kali
sehari atau bila
er hari atau bila
merasa kotor.
merasa kotor.
5. Pola Aktifitas Pasien tidak mempunyai Pasien tidak bekerja Pasien lebih
pekerjaan tetap biasa hanya beraktifitas di banyak di tempat
bekerja di proyek atau rumah dan tidur dan kadang
membangun membantu pekerjaan ke KM atau
rumah/mengecat rumah rumah seperti kadang ke WC dn
orang atau pekerjaan menyapu dan lain jika tidak ada
yang lain sebagainya. kegiatan atau
acara
Bekerja mulai jam 07.00 Waktu yang lain untuk
pemeriksaaan
WIB sampai sore hari nonton
pasien kadang
kurang lebih 17.00 dn TV/mendengarkan
jalan – jalan
istirahat pada siang hari radio atau ngobrol
disekitar ruangan
kurang lebih 1 jam mulai dengan anggota
dengan ditemani
jam 13.00 sampai dengan keluarga
istrinya.
jam 14.00 WIB
waktu senggang
diguanakan untuk
nonton TV atau ngobrol
bersama keluarga
Klien jarang rekreasi
f. Data Psikology
Ø Status emosi
Stabil, pasien tampak bisa mengendalikan emosinya, pasien mengatakan “ saya sedih dengan adanya
benjolan di leher saya sehingga saya mengalami kesulitan dalam menelan makanan.” Pasien
mengatakan “Apakah penyakit saya ini bisa cepat disembuhkan dan bagaimana pengobatannya.”
pasien mengatakan merasa malu dengan keadaannya sekarang pasien tampak sedih bila diajak
bicara tentang penyakitnya.
Ø Konsep Diri
1. Body Image
Pasien mengatakan merasa bergaul karena sakit yangh dialaminya dan pasioen menyadari karena
sekarang sedang sakit dan butuh perawatan dan pengobatan dari pihak RS
2. Self Ideal
Klien merasa tidak terganggu dengan aturan yang diterapkan oleh pihak RS karena menurut klien
hal ini adalah untuk kesembuhannya.
3. Self esteem
Klien mengatakan diperlakukan dengan baik, ramah, sopan dan sabar baik oleh petugas maupun
keluarga dan mendapat bantuan dalam menghadapi sakitnya
4. Role
Klien bersikap kooperatif saat dilakukan tindakan tinpra, penjelasan dari perawat/dokter. Klien
mematuhi ketentuan tentang hal yang harus dilakukan maupun yang dilarang klien lebih banyak
diam.
Di rumah pasien bekerja tidak tetap kadang di proyek atau membangun rumah orang dan atau
pekerjaan yang lainnya
Sedangkan di Rumah Sakit pasien menyadari dirinya sebagai pasien yang butuh perwatan dan
pengobatan
Pasien mengatakan karena sakit ini tidak bisa menjalankan aktifitas seperti biasanya
5. Identitas
Klien menyadari saat ini sedang sakit dan lemah bukan individu yang sehat dan mandiri seperti
dahulu. Membutuhkan bantuan dan dukungan penuh dari keluarga untuk memenuhi segala
kebutuhannya.
g. Data Sosial
3. Pola komunikasi : Klien berkomunikasi dengan bahasa jawa dan Indonesia dengan nada suara
lemah, volume suara datar.
Klien sering menanyakan tentang penyakit dan keadaannya sekarang apakah ia bisa cepat sembuh
dari sakitnya dan bagaimana tentang prosedur pengobatannya, pasien jarang bicara dengan pasien
lain karena merasa malu dengan benjolan yang ada di lehernya
4. Pola Interaksi
Pasien mengatakan hubungan dengan semua anggota keluarga berjalan dengan baik (harmonis)
dibuktikan dengan banyak keluarga yang datang menjenguk dan menungguinya.
Pasien jarang berkomunikasi dengan pasien lain karena merasa malu dengan adanya benjolan di
lehernya
5. Perilaku
J Waktu yang lain pasien biasa beraktifitas seperti makan, mandi dan kekamar mandi
J Pasien tampak menutupi lehernya dngan sleyer ketika keluar dari kamar untuk jalan – jalan di sekitar
ruangan
h. Data Spiritual
Ø Di Rumah sakit pasien rajin melaksanakan sholat di kamarnya dan berdoa mengaharap
kesembuhannya.
Ø Klien mengatakan menerima sakitnya sebagai cobaan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan
pasien mengatakan akan pasrah dan berusaha untuk kesembuhannya
i. Pemeriksaan Fisik
Secara Umum
1. Keadaan Umum : baik, pasien tampak sakit ringan pasien bisa melaksanakan aktivitas sehari – hari
dengan baik tanpa bantuan dari orang lain hanya kebutuhan tertentu yang mmbutuhkan bantuan
minimal dari perawat seperti minum obat.
2. Kesadaran : Composmentis GCS : E4 V5 M6
a. Ekspresi wajah tampak sedikit gelisah, bentuk oval tampak bersih tidak ditemukan adanya bekas
luka ekspresi wajah tampak sedikit gelisah/cemas, kadang menyeringai saat menelan, pasien tampak
menyeringai saat leher ditekan.
b. Rambut : Pendek, warna hitam, bersih, rambut tidak mudah dicabut bentuk kepala oval dan tidak
ada nyeri tekan. Rambut hitam dan tidak rontok, agak kotor dan tidak ada ketombe, tidak ditemukan
adanya kutu
c. Kulit kepala : bersih, tidak didapatkan adanya bekas luka, ataupun benjolan abnormal
d. Mata
Simetris, konjungtiva tarsal warna merah muda, sclera tidak ikterus, pupil isokor, fungsi penglihatan
baik, tidak ada bercak reflek cahaya (+), kornea jernih
e. Hidung : Mucosa hidung warna merah muda, simetris, septum nasi tegak berada di tengah, tidak
terdapat adanya polip, bersih dan fungsi penciuman baik
f. Telinga : Simetris, auricula tidak ada infeksi, liang telinga warna merah muda, bersih tidak didapatkan
adanya cerumen yang mengeras ataua menggumpal, fungsi pendengaran baik ditandai dengan
pasien bisa menjawab pertanyaan dengan spontan
g. Mulut : Mucosa merah muda, bibir merah muda, tidak kering, lidah bersih, gigi bersih tidak ada
caries, tidak ada radang pada tonsil,tidak terdapat stomatitis, fungsi mengunyah, pengecapan baik.
2. Leher
v Asimetris
v Terdapat pembesaran kelenjar lymfe pada leher kiri multiple dengan diameter kurang l;ebih 20 cm,
terdapat benjolan dibawah rahang kanan diameter 4 – 5 cm terdapat benjolan pada leher kanan
dengan diameter kurang lebih 5 cm, terdapat radang pada leher kiri, konsistensi benjolan padat,
kenyal dan nyeri tekan.
3. Pemeriksaan Thorak
a. Pulmonum
Ø Inspeksi : bentuk thorak simetris, bersih, tak tampak adanya tarikan intercostae yang
berlebihan, pernafasan dan iramareguler teratur,terdapat pembesaran kelenjar lymfe axila kanan
dan kiri, nafas spontan.
Ø Palpasi : Tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, gerak nafasreguler, tidak ada pernafasan
tertinggal, tidak ada krepitasio
Ø Auskiulatsi : suara nafas vesikuler, Tidak ada suara ronkhi ataupun wheezing pada paru kanan dan kiri.
b. Cor
Ø Inspeksi : Tidak terlihat adanya ictus cordis, pulsasi jantung tidak tampak
Ø Palpasi : Teraba Ictus Cordis pada ICS IV – V sinestra MCL, pulsasi jantung teraba pada apek, Thrill tidak
ada
4. Abdoment
Ø Inspeksi : Simetris, bersih, tidak didapatkan adanya benjolan atau bekas luka, supel, perut datar dan
tidak membuncit.
v Jenis kelamin laki – lak, bersih, tidak didapatkan adanya jamur dan infeksi
6. Ekstremitas
Ø Atas
Lengkap, jari tangan lengkap, akral hangat, tidak ada cacat, simetris gerakan maksimal,
kekuatan otot baik, agak anemis pada jari kaki, turgor kulit baik, skala kekuatan otot 5 5
Ø Bawah
Bersih tidak ada bekas luka, simetris, movement maksimal, tidak ad luka, tidak ada nyeri, kekuatan
otot baik
5 5
7. Integument
Ø Tidak ada alergi atau iritasi kulit, tidak ada kelainan postur tubuh, pergerakan maksimal
j. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Diagnostik
RBC 4, 48 MILL/CU MM
HCT 39,3 %
MCHC 34,4 %
RDW 15,1 %
PCT 0, 169
MPV 7, 2 Cu Microns
% Lymph 22,5
% Mono 11,4
% Gran 66,1
Eosinofil
Basofil
Kesimpulan : Non Hodgkin lymfoma maligna, difuse large cell, high grade, stadium III B
par : besar normal, intensitas ocheparencim bormal homogen, system vena porta/vena hepatica normal, tak
tampak nodule, kiste, abcess
creas : besar normal;, intensitas echoparencim baik, tak tampak nodule kiste abcess, kalsifikasi
n : membesar intensitas echoparencim baik, systema calyseal tak tampak estasis, tak tampak nodule, kiste
abcess batu
Kesimpulan : splenomegali
Tak tampak proses metastasis pada hepar dan kelenjar pada aorta
2. Therapy medik
Ø Multivit 3 dd 1 tab
Ø Prednison 3 dd 4 tab
ANALISA DATA
TGL DATA Kemungkinan MASALAH
PENYEBAB
Obyektif
Keadaan umum baik
T 110/70 mmHg
N 90 x/menit
S 36 5 o C
R 20 x/menit
TB : 168 cm
BB : 56 Kg
Data Obyektif
Data obyektif
T 110/70 mmHg
N 90 x/menit
R 20 x /menit
S 36 5 o C
Data Obyektif
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kesulitan bernafas
2. Gangguan psikologis ( cemas ringan ) berhubungan dengan knowledge deficit tentang penyakit dan
prosedur pengobatan
3. Perubahan konsep diri (body Image) berhubungan dengan perubahan bentuk anatomi tubuh
(adanya limfoma)
4. Gangguan rasa nyaman (nyeri tekan) berhubungan dengan penekana saraf di leher akibat adanya
limfoma
mbah jito OK la..yaw di 08.13
Berbagi
ORANG YANG PALING BAIK ADALAH, YANG MEMBERI MANFAAT BAGI ORANG LAIN
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.