Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TENTANG FUNGSI DAN KEDUDUKN BAHASA

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata
Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Anggia

Disusun oleh:
Tia Sintia (C1914201113)
Filza Fahrian (C1914201126)
Intan Ajeng Kartini (C1914201127)
Agung Nugraha Taswin (C1914201132)
Siti Sumyati (C1914201138)
Lu’lu Nur Fairus Syifa (C1914201145)
Gun Gun Gunawan (C1914201170)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang kami beri judul "Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia".
Adapun makalah tentang "Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia" ini
telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari
banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh
sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang "Fungsi
dan Kedudukan Bahasa Indonesia" ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat
memberikan inspirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda,
kami tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.

                                                                                     Tasikmalaya, 15 Oktober


2019

Tim Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara
terlisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan
dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari, yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status. Bahasa tidak dapat
ditinggalkan, ia selalu mengikuti kehidupan manusia sehari-hari, baik sebagai
manusia anggota suku maupun anggota bangsa. Karena kondisi dan pentingnya
bahasa itulah, maka ia diberi ‘label’ secara eksplisit oleh pemakainya yang berupa
kedudukan dan fungsi tertentu.
Semuanya itu dituangkan dalam bentuk kebijaksanaan pemerintah yang
bersangkutan. Di negara kita itu disebut Politik Bahasa Nasional, yaitu
kebijaksanaan nasional yang berisi perencanaan, pengarahan, dan ketentuan-
ketentuan yang dapat dipakai sebagai dasar bagi pemecahan keseluruhan masalah
bahasa.

B. Perumusan Masalah
a. Bagaimana Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional?
b. Apakah Fungsi Bahasa Indonesia Secara Umum dan Secara Khusus?
c. Bagaimana Eksistensi Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi?
d. Bagaimana Tantangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi?

C. Maksud dan Tujuan


a. Mengetahui Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional.
b. Mengetahui Fungsi Bahasa Indonesia Secara Umum dan Secara Khusus.
c. Mengetahui Tantangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi.

3
d. Mengetahui Eksistensi Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi Dan Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional

Janganlah sekali-kali disangka bahwa berhasilnya bangsa Indonesia


mempunyai bahasa Indonesia ini bagaikan anak kecil yang menemukan kelereng
di tengah jalan. Kehadiran bahasa Indonesia mengikuti perjalanan sejarah yang
panjang. (Untuk meyakinkan pernyataan ini, silahkan dipahami sekali lagi
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia). Perjalanan itu dimulai sebelum
kolonial masuk ke bumi Nusantara, dengan bukti-bukti prasasti yang ada,
misalnya yang didapatkan di Bukit Talang Tuwo dan Karang Brahi serta batu
nisan di Aceh, sampai dengan tercetusnya inspirasi persatuan pemuda-pemuda
Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 yang konsep aslinya berbunyi:

Kami poetera dan poeteri Indonesia


mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia.

Dari ketiga butir di atas yang paling menjadi perhatian pengamat (baca:
sosiolog) adalah butir ketiga. Butir ketiga itulah yang dianggap sesuatu yang luar
biasa. Sebab di negara lain, khususnya negara tetangga kita, mencoba untuk
membuat hal yang sama selalu mengalami kegagalan yang dibarengi dengan
bentrokan sana-sini. Oleh pemuda kita, kejadian itu dilakukan tanpa hambatan

4
sedikit pun, sebab semuanya telah mempunyai kebulatan tekad yang sama. Kita
patut bersyukur dan angkat topi kepada mereka.
Kita tahu bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa
Melayu dipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan tanah air kita. Hal itu
terjadi sudah berabad-abad sebelumnya. Dengan adanya kondisi yang semacam
itu, masyarakat kita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa daerahnya disaingi.
Di balik itu, mereka telah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin
dapat dipakai sebagai alat perhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi
juga mempunyai bahasa daerah tersendiri. Adanya bahasa Melayu yang dipakai
sebagai lingua franca ini pun tidak akan mengurangi fungsi bahasa daerah.
Bahasa daerah tetap dipakai dalam situasi kedaerahan dan tetap berkembang.
Kesadaran masyarakat yang semacam itulah, khusunya pemuda-pemudanya yang
mendukung lancarnya inspirasi sakti di atas.
Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober 1928 dan
bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928? Perbedaan wujud, baik struktur,
sistem, maupun kosakata jelas tidak ada. Jadi, kerangkanya sama. Yang berbeda
adalah semangat dan jiwa barunya. Sebelum Sumpah Pemuda, semangat dan jiwa
bahasa Melayu masih bersifat kedaerahan atau jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah
Sumpah Pemuda semangat dan jiwa bahasa Melayu sudah bersifat nasional atau
jiwa Indonesia. Pada saat itulah, bahasa Melayu yang berjiwa semangat baru
diganti dengan nama bahasa Indonesia.

B. Fungsi Bahasa Indonesia


Fungsi bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa
secara umum dan secara khusus.
a. Fungsi bahasa secara umum.
Fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan
diri.
Mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan.
Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang

5
tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita
untuk mengekspresikan diri, yaitu:

a) Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.


b) Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
2. Sebagai alat komunikasi.
Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan
dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi
merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan
bahasa sebagai komunikasi, berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau
pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang
dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang
memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua
cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara
verbal dilakukan menggunakan alat atau media bahasa (lisan dan tulis),
sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media
berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas atau
sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa
yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang
akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan
teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan
orang tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa
memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan
bangsa.
4. Sebagai alat kontrol sosial.
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang.
Kontrolsosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya
buku-buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta
iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa
sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai

6
alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat
efektif untuk meredakan rasa marah kita.

b. Fungsi bahasa secara khusus:


Fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai berikut:
1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi
dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat
menggunakan bahasa formal dan non formal.
2. Mewujudkan seni (sastra).
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media
seni, seperti syair, puisi, prosa dan lain-lain. Terkadang bahasa yang
digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam
hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna
yang ingin disampaikan.
3. Mempelajari bahasa-bahasa kuno.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau
kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau
dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar
memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal.
Misalnya untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri
melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
4. Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan
pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan
selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu
didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya
dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.

C. Kedudukan Bahasa Indonesia

7
Kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. “Hasil Perumusan
Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal
25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai
bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:

a. Lambang kebanggaan nasional.


Sebagai lambang kebanggaan nasional bahasa Indonesia memancarkan
nilai- nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai
yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga, menjunjung dan
mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan terhadap
bahasa Indonesia, harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan
acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan memelihara dan
mengembangkannya.
b. Lambang identitas nasional.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang
bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia dapat mengetahui identitas
seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia.
Kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin
di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran
bangsa Indonesia yang sebenarnya.
c. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar
belakang sosial budaya dan bahasanya.
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar
belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan
bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan
bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya,
karena mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh
masyarakat suku lain. Karena dengan adanya kenyataan bahwa dengan
menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya
daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan
dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun.

8
Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah
bahasa Indonesia.
d. Alat penghubung antar budaya antar daerah.
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala
aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang
berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan,
dan kemanan mudah diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi
antarmanusia meningkat berarti akan mempercepat peningkatan
pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan seseorang meningkat berarti
tujuan pembangunan akan cepat tercapai.

D. Eksistensi Bahasa Indonesia


Eksistensi Bahasa Indonesia pada era globalisasi sekarang ini, jati diri
bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara
Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh
pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa
Indonesia. Pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan
mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia.
Ini semua menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional,pemakai bahasa
Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh terhadap
semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi
dan kondisinya.
Disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk
mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.
Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus
dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seirama dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah
perlu terus dilakukan.

E. Tantangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi

9
Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat
menuntut para pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk
lebih menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan
dengan masalah pembinaan bahasa. Sebagaimana dikemukakan oleh Featherston
(dalam Lee, 1996), globalisasi menembus batas-batas budaya melalui jangkauan
luas perjalanan udara, semaki luasnya komunikasi, dan meningkatnya turis
(wisatawan) ke berbagai negara.
Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang cukup
pesat, perkembangan di luar negeripun sangat menggembirakan. Data terakhir
menunjukkan setidaknya 52 negara asing telah membuka program bahasa
Indonesia (Indonesian Language Studies). Bahkan, perkembangan ini akan
semakin meingkat setelah terbentuk Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia
Penutur Asing di Bandung tahun 1999. Walaupun perkembangan bahasa
Indonesia semakin pesat di satu sisi, di sisi lain peluang dan tantangan terhadap
bahasa Indonesia semakin besar pula. Berbagai peluang bahasa Indonesia dalam
era globalisasi ini antara lain adanya dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk
peran media massa. Sementara itu, tantangannya dapat dikategorikan atas dua,
yaitu tantangan internal dan tantang eksternal. Tantangan internal berupa
pengaruh negatif bahasa daerah berupa kosakata, pembentukan kata, dan struktur
kalimat. Tantangan eksternal datang dari pengaruh negatif bahasa asing
(terutama bahasa Inggris) berupa masuknya kosakata tanpa proses pembentukan
istilah dan penggunaan struktur kalimat bahasa Inggris.
Mencermati berbagai peluang dan tantang tersebut, memunculkan
serangkaian pertanyaan berikut.
1) Mampukah bahasa Indonesia mempertahankan jati dirinya di tengah arus
tarik-menarik dari dua tantangan tersebut?
2) Apakah peluang-peluang yang mendukung pembinaan bahasa Indonesia
dalam mempertahankan jati diri bahasa Indonesia?
3) Apa saja tantangan-tantangan masa depan terhadap perkembangan bahasa
Indonesia dalam arus tarik-menarik tersebut?
4) Bagaimana upaya penanggulangan terhadap tantangan-tantangan tersebut?

10
Berbagai fenomena dan kenyataan itu akan semakin mendukung ke arah
terjadinya suatu pertentangan (paradoks) dan arus tarik-menarik antara globalisasi
dan lokalisasi. Persoalan berikutnya adalah mampukah bahasa Indonesia
mempertahankan jati dirinya di tengah-tengah arus tarik-menarik itu? Untuk
menjawab persoalan ini, marilah kita menengok ke belakang bagaimana bahasa
Indonesia yang ketika itu masih disebut bahasa Melayu mampu bertahan dari
berbagai pengaruh bahasa lain baik bahasa asing maupun bahasa daerah lainnya di
nusantara. Sejauh ini tanpa terasa banyak kosakata yang sebenarnya hasil serapan
dari bahasa lain tetapi sudah kita anggap sebagai kosakata bahasa Melayu atau
Indonesia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai kedudukan dan fungsi
yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Dimana kedudukannya sebagai
lambang kebanggan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu berbagai
masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan
alat penghubung antarbudaya antar daerah.
Setelah mengetahui kedudukan dan fungsinya, pertanyaan kita selanjutnya
mampukah bahasa Indonesia mempertahankan jati dirinya di tengah-tengah arus
arus Globalisasi? Untuk menjawab persoalan ini, marilah kita menengok ke
belakang bagaimana bahasa Indonesia yang ketika itu masih disebut bahasa
Melayu mampu bertahan dari berbagai pengaruh bahasa lain, baik bahasa asing
maupun bahasa daerah lainnya di Nusantara. Sejauh ini tanpa terasa banyak
kosakata yang sebenarnya hasil serapan dari bahasa lain tetapi sudah kita anggap
sebagai kosakata bahasa Melayu atau Indonesia.

B. Saran
1. Sebaiknya kita harus memahami fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia
sesuai dengan pemakaiannya.

11
2. Mengetahui penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan fungsi dan
kedudukannya menjadi lebih efektif dalam berkomunikasi.
3. Dan kita juga harus bisa berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. 

DAFTAR PUSTAKA

Moulina Bella. Makalah Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai


Bahasa Nasional.
http://gogreenbella.wordpress.com/2012/04/30/tantangan-berbahasa-indonesia-
di-masa-kini/
Zulfadli Mauludi. Makalah Fungsi dan Kedudukan Bahasa.
http://misterpanjoel.blogspot.com/2012/11/makalah-fungsi-dan-kedudukan-
bahasa.html
Anonim. Bahasa Indonesia: Tantangan dan Peluang pada Era Globalisasi.
http://simpleon7.wordpress.com/2011/06/11/bahasa-indonesia-tantangan-dan-
peluang-pada-era-globalisasi/
Anonim. Artikel Peranan Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi.
http://all-be-on.blogspot.com/2012/11/artikel-peranan-bahasa-indonesia-
dalam.html
Muslich, Mansur. (2007).
http://muslich-m.blogspot.com/2007/04/kedudukan-dan-fungsi-bahasa-
indonesia.html
Putri, Rahma E. (2010).
http://rahmaekaputri.blogspot.com/2010/09/fungsi-dan-kedudukan-bahasa-
indonesia.html

12
13

Anda mungkin juga menyukai