Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran matematika di SD merupakan salah satu kajian yang
menarik untuk dikemukakan karena adanya perbedaan karakteristik
khususnya antara hakikat anak dan hakikat matematika. Untuk itu diperlukan
adanya jembatan yang dapat menetralisir perbedaan atau pertentangan
tersebut. Karena kebanyakan di sekolah-sekolah hanya dengan menggunakan
metode ceramah dan tidak menggunakan media yang cocok untuk pelajaran
maka nilai yang diharapan di bawah batas ketentuan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
Masalah terbesar yang sering terlihat dari siswa adalah kebanyakan siswa
menganggap pelajaran matematika itu pelajaran yang sangat sulit dan
menjadikan pelajaran yang menakutkan bagi siswa. Sehingga tak banyak
siswa yang menyukai mata pelajaran matematika. Berdasarkan pengalaman
penulis sebagai guru di SDN Benteng I Kec. Benteng Kab. Kepulauan
selayar kelas V. Dalam menyelesaikan tugas, baik tugas sekolah maupun
tugas rumah banyak diantara siswa yang tidak mampu menyelesaikan tugas,
bahkan tak sedikit dari mereka lebih memilih untuk menyontek pekerjaan
teman. Sehingga ditemukan kenyataan bahwa 27 % dari siswa kurang mampu
menguasai materi. Maka dari itu penulis mempunyai ide untuk
mengupayakan peningkatan hasil belajar siswa-siswi tersebut.
1. Identifikasi Maslah
Berdasarkan refleksi yang dikemukakan di atas yang menjadi penyebab
dari refleksi masalah, diperoleh kemungkinan penyebabnya sebagai
berikut :
a. Nilai hasil belajar siswa masih berada di bawah rata-rata kelas yang
diinginkan yaitu 65
b. Siwa mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran yang di
berikan oleh guru.

1
c. Banyak siswa yang tidak mempehatikan pembelajaran.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, dilakukan analisis
masalah. Diperoleh kemungkinan penyebab permasalahan di atas muncul
karena sebagai berikut:
“Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak sesuai dengan
materi yang diajarkan sehingga banyak siswa yang kurang
memperhatikan pembelajaran”.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil analisis masalah tersebut di atas, maka digunakan
alternatif pemecahan masalah atau tindakan perbaikan yang akan
dilakukan adalah:
“ Dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas V SDN Benteng 1 pada topik simetri putar dan simetri
lipat pada pembelajaran Matematika”.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan usulan alternatif pemecahan masalah tersebut,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas V SDN Benteng 1 pada topik simetri putar dan
simetri lipat pada pembelajaran Matematika”.
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk miningkatkan hasil belajar siswa kelas V terhadap mata pelajaran
Matematika pada topik Simetri lipat dan simetri putar melalui penerapan
metode demonstrasi.
2. Untuk mendeskripsikan dampak penerapan media demonstrasi terhadap
peningkatan pemahaman siswa kelas V SDN Benteng 1 tentang materi
Simetri.

2
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu
sebagai berikut:
1. Manfaat bagi siswa
Dengan penerapan metode demonstrasi ini dapat menciptakan
pembelajaran matematika yang lebih menyenangkan, merangsang siswa
untuk belajar lebih aktif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
2. Manfaat bagi guru
Meningkatkan kreativitas guru dalam merencanakan dan melakukan
pembelajaran sehingga dapat memberikan dorongan untuk menggunakan
metode pembelajaran dengan tepat dan maksimal sesuai materi yang
diajarkan
3. Manfaat bagi sekolah
Melalui penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan
sumbangan yang berharga dalam rangka perbaikan pengajaran, sehingga
dapat menunjang tercapainya target kurikulum dan hasil pendidikan lebih
berkualitas

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pembelajaran Matematika


Pendidikan Matematika di berbagai Negara, terutama Negara-negara
maju, telah berkembang dengan cepat, disesuaikan dengan kebutuhan dan
tantangan yang bernuangsa kemajuan sains dan teknologi. Dalam proses
pembelajaran Matematika. “Bruner (1982) menyatakan pentingnya tekanan
pada kemampuan peserta didik dalam berfikir intuitif dan analitik akan
mencerdaskan peserta didik membuat prediksi dan terampil dalam dalam
menemukan pola (pattern) dan hubungan/keterkaitan (relations)”.
Pembelajaran matematika adalah proses interaksi antara guru dan siswa
yang melibatkan pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pasa suatu
lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan berbagai
metode agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara
optimal dan sisa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien.
Selain interaksi yang baik antara guru dan siswa tersebut, factor lain yang
menentukan keberhasilan pembelajaran matematika adalah metode yang
diunakan dalam proses pembelajaran tersebut.
Matematika di artikan oleh “Johnson dan Rising (Erman Suherman,
2003:19) sebagai pola berfikir, pola mengorganisasi, pembuktian yang logic,
bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas,
dan akurat representasinya dengan simbol yang padat”.
Simetri lipat adalah jumlah lipatan yang dapat di bentuk oleh suatau
bidang datar menjadi dua bagian yang sama besar. untuk mencari simetri lipat
dari suatu bangun datar maka dapat dilakukan dengan membuat percobaan
dengan membuat potongan kertas yang ukurannya mirip dengan yang akan di
uji coba. Lipat kertas tersebut untuk menjadi dua bagian sama besar. jika
suatu bangun dilipat menjadi dua, sehingga lipatan yang satu dapat menutup
bagian yang lain dengan tepat, maka dikatakan bangun tersebut memiliki
simetri lipat.

4
Simetri putar adalah jumlah putaran yang dapat dilakukan terhadap
suatu bangun datar di mana hasil putarannya akan membentuk pola yang
sama sebelum diputar, namun bukan kembali ke posisi awal. Suatu
bangunmempunyai simetri putar jika ada satu titik pusat dan bangun tersebut
dapat diputar kuran dari satu putaran penuh sehingga bayangannya tepat pada
bangun semula. Percobaan dapat dilakukan mirip dengan percobaan pada
simetri lipat namun caranya adalah dengan memutar kertas yang telah
dibentuk. Jika suatu bangun datar diputar melalui pusatnya dan dapat tepat
menempati tempat semula maka bangun tersebut memiliki simetri putar.
Banyaknya bangun tersebut menempati tempat semula dalam sekali putaran
menunjukkan jumlah simetri putar. Arah putaran tersebut mengikuti putaran
arah jarum jam.
B. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia
melakukan perubahan belajar, baik disekolah maupun di luar sekolah.
Menurut “ H. Abu Ahmadi menjelaskan prestasi belajar yaitu secara teori bila
sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada
kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat
secara estrinsik (nilai, penguatan, penghargaan) dan dapat secara estrinsik
(kegairahan untuk menyelidiki atau mengartikan situasi)”.
Di samping itu siswa memerlukan dan harus menerima umpan balik
secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas seperti nilai raport/nilai tes.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar adalah hasil usaha
bekerja atau belajar yang menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam
bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-
nilai sebagai ukuran kecakapan yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar
di tunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai tugas di kelas dicapai
dalam bentuk nilai dan beberapa cara untuk meningkatkan prestasi belajar
dsalah satunya adalah dengan memperhatikan dan mencermati gaya belajar
dan cara belajar yang baik.

5
C. Faktor – Factor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slemanto (2003) factor-faktor yang memperuhi prestasi
belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu factor intern yang
bersumber pada diri siswa.faktor intern terdiri dari kecerdasan atau
intelegensi, perhatian, bakat minat, motivasi, kematangan, kesiapan,dan
kelelahan. Sedangkan factor ekstern terdiri dari lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Mudzakir dan Sutrisno (1997) mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar secara lebih rinci, yaitu :
a. Faktor internal (faktor dari dalam diri manusia)
- Faktor psikologi yang bersifat fisik yang meliputi :
o Sakit
o Kurang sehat
o Cacat tubuh
- Faktor psikologi yang bersifat rohani yang meliputi :
o Intelegensi
Setiap orang memiliki tinggat IQ yang berbeda-beda seseorang
yang memiliki IQ 110-140 dapat digolongkan cerdas, dan memiliki
IQ 140 ke atas tergolong jenius.
o Bakat
Bakat adala potensi atau kecakapan dasar yang di bawa sejak lahir.
o Minat
Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan
bakatnya, tidak seuai dengan kebutuhannya, tidak sesuai
kecakapannya dan akan menimbulkan problema pada diri anak.
o Motivasi
Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan,
sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar
kesuksesan belajarnya.
o Kesehatan mental

6
Hubungan kesehatan mental dengan belajar adalah timbale balik.
Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil
belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses akan
membawa harga diri seseorang.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri manusia)
- Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama, yang
meliputi : Perhatian orang tua, Keadaan ekonomi orang tua, dan
Hubungan antara anggota keluarga
- Lingkungan sekolah
Yang di maksud yaitu : guru, faktor alat, dan kondisi gedung,
- Lingkungan sosial
Teman bergaul sangat berpengaruh sangat besar bagi anak-anak.
D. Metode Pembelajaran
“Metode” menurut “KBBI adalah cara teratu yang digunakan untuk
melaksanakan sesuatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”.
Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara
atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode
menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan. Metode juga berfungsi sebagai alat untuk
mencapai tujuan atau bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu.
Secara umum atau luas  metode atau metodik berarti ilmu tentang jalan
yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan
belajar dan mengajar. Prof. Dr.Winarno Surachmad (1961), mengatakan
bahwa metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan dari pada murid-murid
di sekolah. Pasaribu dan simanjutak (1982), mengatakan bahwa metode
adalah cara sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai
tujuan tertentu. Kemudian ada satu istilah lain yang erat kaitannya dengan

7
dua istilah ini, yakni tekhnik yaitu cara yang spesifik dalam memecahkan
masalah tertentu yang ditemukan dalam melaksanakan prosedur.
E. Metode Demonstrasi
1. Pengertian metode demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab
membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan
fakta atau data yang benar. Metode demonstarsi merupakan metode
penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada
siswa tentang suatu proses , situasi atau proses tertentu, baik sebenarnya
atau sekedar tiruan.
Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan
secara lisan oleh guru. Walau dalam proses demonstrasi peran siswa hanya
sekedar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan
pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran demonstrasi dapat di
gunakan untuk mendukung keberhasilan strategi.
2. Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi
Sebagai metode pembelajaran, metode demonstrasi memiliki
kelebihan dan kelemahan diantaranya sebagai berikut :
a. Kelebihan metode demonstrasi :
1) Melalui metode demontrasi terjadi verbalisasi akan dapat dihindari,
sebab siswa disuruh langsung untuk memperhatikan bahan
pelajaran yang dijelaskan;
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik sebab siswa tak hanya
mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi; dan
3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki
kesempatanuntuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
Dengan begitu siswa akan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran.
b. Kelemahan metode eksperimen :
1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang,
sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal

8
sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan
sering terjadi untuk menghasilkan prtunjukan suatu proses tertentu,
guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga
dapat memakan waktu yang banyak;
2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang
memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan
pembiayaan yang lebih mahal di bandingkan dengan ceramah; dan
3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional. Di
samping itu demontrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi
guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

9
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak Yang Membantu


1. Subjek
Kelas yang dijadikan subjek penelitian adalah kelas V dengan
jumlah siswa 29 orang terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 14
orang siswa perempuan dan mata pelajaran yang diteliti adalah mata
pelajaran Matematika.
Tabel 3.1. Daftar Nama Siswa Yang Menjadi Subjek Penelitian

No NAMA SISWA JENIS KELAMIN

1 MUH. RIZWAR Y L
2 MUH. RAIHAN GHIFARI L
3 ADITHYA RESKI PRATAMA L
4 MUH. YUSRI FEBRIAN L
5 MUHAMMAD AKRAM L
6 REISALDI L
7 M. ALIF FAUSAN L
8 MUH. IBNU ARHAM P. L
9 MUH. IKBAL L
10 SYAHWAL NUR L
11 FATHUR RAHMAN L
12 NAWAL SHAFWAH L
13 AHMAD WAHYUDI J. L
14 MUH. BASYIR L
15 MUH. DANIAL L
16 NUR AFLA P
17 SUCI ARNI FERAYANTI P
18 NUR AMALIYA RAHMI A. P
19 FEBRIANI P
20 YULIARTI P

10
21 REZKI RAYANA P
22 DIAN RAMADHANI P
23 NADIA PRISTIKAYANTI P
24 NUR MAULIDINA S P
25 GIAN HARTIKA P
26 SEYRLY WULANDARI P
27 ANITA RULFIANA P
28 MU’LIZA NURUL PRATIWI P
29 DITA ISNA TSABITAH P

2. Tempat
Tempat penelitian dan perbaikan pelaksanaan penelitian
tindakan kelas dilaksanakan di SDN Benteng 1 yang berlokasi di Jln.
Sam Ratulangi No. 19, Kecamatan Benteng, kabupaten kepulauan
selayar.
3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dan perbaikan pembelajaran di
SDN Benteng 1 Jln. Sam Ratulangi No. 19, Kecamatan Benteng,
kabupaten kepulauan selayar kelas V dengan mata pelajaran
Matematika yang dimulai pada tanggal 9 Mei s/d 18 Mei 2016 dengan
jadwal pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
a. Tanggal 9 Mei 2016 untuk prasiklus.
b. Tanggal 18 Mei 2016 untuk siklus pertama.
4. Pihak yang membantu
Pihak yang membantu dalam pelaksanaan penelitian dan
perbaikan pembelajaran adalah RABIATI, S.Pd. SD selaku
supervisor 2.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


1. Rencana pembelajaran

11
a. Prasiklus
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 dengan
mengindentifikasi masalah, alternatif dan prioritas pemecahan
masalah, rumusan masalah serta menganalisis kurikulum yaitu
menetapkan standar kompotensi dan kompotensi dasar. Angka
berikutnya adalah menyusun rencana pembelajaran, yaitu
menentukan materi pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan
keterampilan proses, mempersiapkan sumber, bahan dan media
pembelajaran yang diperlukan serta format evaluasi. Menunjuk
supervisor 2 untuk berdiskusi dan bertugas sebagai pengamat
dalam mengembangkan format observasi pembelajaran.
Pada tahap perencanaan ini meliputi beberapa kegiatan, yaitu:
1. Membuat rencana pembelajaran sesuai indikator yang ada
pada kurikulum.
2. Memepersiapkan sumber, metode, bahan, dan media
pembelajaran yang diperlukan.
3. Membuat format evaluasi sesuai dengan materi.
4. Meminta kesediaan supervisor 2 untuk diskusi bersama
sekaligus bertugas sebagai pengamat.
5. Melakukan kegiatan refleksi tentang kelebihan dan
kekurangan guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
6. Membuat tabel nilai yang diperoleh siswa setelah melakukan
pembelajaran.
7. Membuat grafik nilai prestasi yang diperoleh siswa.
8. Melakukan refleksi untuk perbaikan pembelajaran pada
prasiklus
b. Prasiklus
Untuk prasiklus dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016. Dari
hasil observasi yang dilakukan dilapangan baik oleh peneliti
maupun oleh supervisor 2, diperoleh data bahwa hanya dengan
menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas dalam

12
pembelajaran Matematika maka hasil belajar siswa tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan. Berikut tabel hasil belajar yang
diperoleh siswa pada pembelajaran Prasiklus :
Tabel 3.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Prasiklus :

JENIS PRASIKLUS
No NAMA SISWA
KELAMIN SKOR NILAI
1 MUH. RIZWAR Y L 50 5
2 MUH. RAIHAN GHIFARI L 70 7
ADITHYA RESKI
3 L 60 6
PRATAMA
MUH. YUSRI
4 L 75 8
FEBRIAN
5 MUHAMMAD AKRAM L 50 5
6 REISALDI L 85 9
7 M. ALIF FAUSAN L 95 10
8 MUH. IBNU ARHAM P. L 75 8
9 MUH. IKBAL L 50 5
10 SYAHWAL NUR L 85 9
11 FATHUR RAHMAN L 85 9
12 NAWAL SHAFWAH L 75 8
13 AHMAD WAHYUDI J. L 60 6
14 MUH. BASYIR L 50 5
15 MUH. DANIAL L 85 9
16 NUR AFLA P 95 10
SUCI ARNI
17 P 50 5
FERAYANTI
NUR AMALIYA
18 P 60 6
RAHMI A.
19 FEBRIANI P 75 8
20 YULIARTI P 85 9
21 REZKI RAYANA P 95 10
22 DIAN RAMADHANI P 95 10
23 NADIA P 95 10

13
PRISTIKAYANTI
24 NUR MAULIDINA S P 85 9
25 GIAN HARTIKA P 85 9
26 SEYRLY WULANDARI P 85 9
27 ANITA RULFIANA P 75 8
MU’LIZA NURUL
28 P 75 8
PRATIWI
29 DITA ISNA TSABITAH P 75 8

Dari nilai hasil belajar yang diperoleh siswa pada prasiklus di


atas, maka setelah melalui diskusi dan refleksi diri dari pelaksanaan
prasiklus dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kurang tepat. Hal ini
dapat dilihat dan dibuktikan dari:
a. Nilai hasil belajar siswa masih berada di bawah rata-rata kelas
yang diinginkan yaitu 65
b. Siwa mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran yang di
berikan oleh guru.
c. Banyak siswa yang tidak mempehatikan pembelajaran.
Dalam pelaksnaan pembelajaran yang dilakukan dengan
melibatkan Supervisor 2 dalam mengamati/mengobeservasi dan
memberi masukan dalam pembelajaran dibantu dengan Kepala
Sekolah, menyebabkan penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
Prosedur tentang pembelajaran yang dilaksanakan di SDN Benteng
1 adalah sebagai berikut :
1. Membuat Rencana Pembelajaran
2. Mempersiapkan sumber, metode, bahan dan media, serta alat
peraga yang sesuai dengan materi pembelajaran
3. Menyusun format evaluasi siswa yang sesuai dengan materi
pembelajaran
4. Melaksanakan pembelajaran, yang diamati/diobeservasi oleh
supervisor dua dengan menyiapkan lembar observasi untuk

14
diisi supervisor 2 yakni lembar pengamatan APKG I dan
APKG II
5. Melakukan kegiatan refleksi tentang kelebihan dan kekurangan
guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
6. Mengadakan refleksi bila hasil pembelajaran masih belum
memuaskan .
Dari Prosedur kegiatan pembelajaran di atas
kekurangan – kekurangan yang ada dalam pembelajaran
telah dapat diatasi dengan menggunakan metode demonstrasi pada
topik simetri lipat dan simetri putar.
2. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Siklus I
Untuk Siklus I dilaksanakan pada Tanggal 18 Mei 2016.
Langkah – langkah yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran
Matematika adalah sebagai berikut :
1) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan
menggunakan metode tanya jawab dan metode demostrasi
dalam proses belajar mengajar.
2) Membahas materi pelajaran dengan tanya jawab dan
pemberian contoh yang nyata yang berhubungan dengan
kehidupan sehari - hari siswa.
3) Melakukan demonstrasi dalam proses belajar mengajar.
4) Banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika
ada hal-hal yang kurang dipahami.
5) Memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa
6) Merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran
Dari kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus I, maka
berikut tabel nilai haasil belajara siswa:
Gambar 3.2 Tabel Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

No NAMA SISWA JENIS SIKLUS I

15
KELAMIN SKOR NILAI
1 MUH. RIZWAR Y L 85 8
2 MUH. RAIHAN GHIFARI L 95 9
ADITHYA RESKI
3 L 85 8
PRATAMA
MUH. YUSRI
4 L 95 9
FEBRIAN
5 MUHAMMAD AKRAM L 75 7
6 REISALDI L 100 10
7 M. ALIF FAUSAN L 100 10
8 MUH. IBNU ARHAM P. L 95 9
9 MUH. IKBAL L 85 8
10 SYAHWAL NUR L 100 10
11 FATHUR RAHMAN L 100 10
12 NAWAL SHAFWAH L 95 9
13 AHMAD WAHYUDI J. L 85 8
14 MUH. BASYIR L 85 8
15 MUH. DANIAL L 100 10
16 NUR AFLA P 100 10
SUCI ARNI
17 P 75 7
FERAYANTI
NUR AMALIYA
18 P 95 9
RAHMI A.
19 FEBRIANI P 95 9
20 YULIARTI P 100 10
21 REZKI RAYANA P 100 10
22 DIAN RAMADHANI P 100 10
NADIA
23 P 85 8
PRISTIKAYANTI
24 NUR MAULIDINA S P 95 9
25 GIAN HARTIKA P 95 9
26 SEYRLY WULANDARI P 100 10
27 ANITA RULFIANA P 85 8
28 MU’LIZA NURUL P 100 10

16
PRATIWI
29 DITA ISNA TSABITAH P 95 9

Sesuai dengan masalah yang dihadapi yaitu nilai hasil belajar


siswa masih berada di bawah KKM yang telah di tentukan yaitu 65
dan banyak siswa yang kurang memperhatikan pembelajaran yang
menjadi perhatian dalam perbaikan pembelajaran ini utamanya
penggunaan metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan
materi pelajaran Matematika.
3. Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrumen
a. Prasiklus
Pengumpulan data hasil tes evaluasi untuk prasiklus
dilakukan peneliti pada tanggal 9 Mei 2016 dibantu oleh supervisor
2. Data yang dikumpulkan berupa nilai hasil belajar siswa.
Setelah mempelajari data-data yang terkumpul, pengamat
atau supervisor 2 memberikan masukan-masukan pada peneliti
yang menjadi kekurangan dan keberhasilan pada proses kegiatan
belajar mengajar. Masukan tersebut sebagai pedoman untuk
melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus berikutnya.

b. Siklus I.
Dari hasil pelaksanaan prasiklus peneliti kumpulkan pada
tanggal 18 Mei 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan bantuan
supervisor 2, dengan instrumen sebagai berikut :
1. Observasi
2. Tanya Jawab
3. Pemberian Tugas
Setelah diadakan pengumpulan data dan refleksi dengan
instrumen yang digunakan adalah observasi, tanya jawab,

17
pemberian tugas, peneliti menunjukkan beberapa soal yang
dikerjakan dengan menggunakan metode Demonstrasi pada
pembelajaran dan mengaitkan materi dengan menggunakan alat
peraga yang sesuai dengan keterkaitan materi pembelajaran
dengan aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam kehidupan sehari
– hari. Ternyata hasilnya sangat memuaskan dibandingkan dengan
soal latihan yang tidak menggunakan metode yang tepat pada
pembelajaran.
4. Refleksi
a. Prasiklus
Refleksi prasiklus peneliti laksanakan pada tanggal 9 Mei
2016 dengan dibantu oleh supervisor 2. Setelah diadakan
pengumpulan data dan refleksi dengan instrument yang digunakan
adalah observasi, tanya jawab, pemberian tugas. Peneliti
mengevaluasi langkah – langkah yang telah ditempuh dan
mengevaluasi data – data yang terkumpul. Dari hasil evaluasi
tersebut data dipergunakan untuk menyusun Rencana Perbaikan
Pembelajaran I (RPP I).
b. Siklus I
Refleksi siklus petama dilaksanakan pada tanggal 18 Mei
2016. Berdasarkan dari refleksi prasiklus di atas maka dapat
disimpulkan bahwa kelemahan-kelemahan suatu tindakan
perbaikan pembelajaran adalah penggunaan metode yang kurang
tepat pada saat proses belajar mengajar berlangsung, selain itu guru
kurang memberikan latihan-latihan dan kesempatan bertanya
kepada siswa.
Kekuatan dalam merancang dan melakukan satu tindakan
perbaikan adalah perlunya seorang guru menggunakan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari siswa, disamping itu dalam melakukan
pembelajaran perlunya seorang guru lebih banyak memberikan

18
latihan-latihan kepada siswa dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang dipahami oleh
siswa. Hasil refleksi ini dapat dijadikan acuan untuk menentukan
berhasil tidaknya pembelajaran yang telah dilaksanakan.
C. Tekhnik Pengumpulan dan Analisis Data
Untuk mengumpulkan data-data selama perbaikan penelitian, peneliti
menggunakan instrumen sebagai berikut :
1. Lembar Observasi
Secara sederhana, observasi berarti pengamatan dengan tujuan
tertentu, yaitu untuk mengumpulkan data-data hasil perbaikan.
Observasi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan terhadap guru
sebagai peneliti oleh supervisor 2, dan pengamatan (observasi)
terhadap siswa sebagai subjek penelitian. Lembar observasi terhadap
guru sebagai peneliti adalah jurnal yang telah disediakan oleh UT.
Berupa APKG 1 dan APKG 2. Sedangkan lembar observasi untuk
siswa sebagai subjek penelitian perbaikan adalah observasi siswa
selama proses pembelajaran.
2. Lembar tes/soal-soal tes
Untuk mengetahui hasil perbaikan pembelajaran, data-data
dikumpulkan melalui hasil tes pembelajaran. Tes pembelajaran berupa
soal-soal tes yang disusun dalam RPP (Rencana Perbaikan
Pembelajaran) setiap siklus. Hasil tes pembelajaran dimasukkan ke
dalam suatu tabel, kemudian dideskripsikan sehingga diketahui
peningkatan perbaikan pembelajaran setiap siklusnya.
Berdasarkan lembar observasi kekuatan perbaikan pembelajaran
yang dilaksanakan pada siklus kedua meliputi :
1. Metode yang digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan serta
menarik perhatian siswa.
2. Penjelasan guru menjadi jelas dan mudah dipahami seluruh
siswa.
D. Indikator Keberhasilan

19
Indikator keberhasilan dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini
adalah apabila skor rata-rata hasil belajar siswa mencapai 80 % atau telah
mencapai nilai KKM yakni 65 pada mata pelajaran Matematika melalui
pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini dilaksanakan dalam 2 (dua)
siklus. Dari 2 siklus tersebut menunjukkan adanya kenaikan hasil belajar
yang dicapai oleh siswa.

20
Dari hasil perbaikan pembelajaran terhadap siswa kelas V pada mata
pelajaran Matematika, secara rinci dapat disajikan dalam tabel berikut :
1. Prasiklus
Tabel 4.1. Nilai Hasil Belajar Siswa Prasiklus

JENIS PRASIKLUS
No NAMA SISWA
KELAMIN SKOR NILAI
1 MUH. RIZWAR Y L 50 5
2 MUH. RAIHAN GHIFARI L 70 7
ADITHYA RESKI
3 L 60 6
PRATAMA
MUH. YUSRI
4 L 75 8
FEBRIAN
5 MUHAMMAD AKRAM L 50 5
6 REISALDI L 85 9
7 M. ALIF FAUSAN L 95 10
8 MUH. IBNU ARHAM P. L 75 8
9 MUH. IKBAL L 50 5
10 SYAHWAL NUR L 85 9
11 FATHUR RAHMAN L 85 9
12 NAWAL SHAFWAH L 75 8
13 AHMAD WAHYUDI J. L 60 6
14 MUH. BASYIR L 50 5
15 MUH. DANIAL L 85 9
16 NUR AFLA P 95 10
SUCI ARNI
17 P 50 5
FERAYANTI
NUR AMALIYA
18 P 60 6
RAHMI A.
19 FEBRIANI P 75 8
20 YULIARTI P 85 9
21 REZKI RAYANA P 95 10
22 DIAN RAMADHANI P 95 10
23 NADIA P 95 10

21
PRISTIKAYANTI
24 NUR MAULIDINA S P 85 9
25 GIAN HARTIKA P 85 9
26 SEYRLY WULANDARI P 85 9
27 ANITA RULFIANA P 75 8
MU’LIZA NURUL
28 P 75 8
PRATIWI
29 DITA ISNA TSABITAH P 75 8

Tabel 4.2. Distribusi dan Analisis Data Nilai Belajar Prasiklus


NO NILAI FREKUENSI % NXF
1. 10 5 17% 50
2. 9 8 28% 72
3. 8 7 24% 56
4. 7 1 4% 7
5. 6 3 10% 18
6. 5 5 17% 25
JUMLAH 29 100% 228
Ket :
Rata-rata = ∑ (n x f ) / ∑ f = 228/29 = 7,9
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Nilai Hasil Belajar Siswa Prasiklus

Berdasarkan dari hasil analisis data di atas nilai siswa pada


Prasiklus dapat dijelaskan bahwa :
- Ada 5 siswa yang memperoleh nilai 10 atau capaian 17 %

22
- Ada 8 siswa yang memperoleh nilai 9 atau capaian 28 %
- Ada 7 siswa yang memperoleh nilai 8 atau capaian 24 %
- Ada 1 siswa yang memperoleh nilai 7 atau capaian 4 %
- Ada 3 orang siswa yang memperoleh nilai 6 atau capaian 10 %
- Ada 5 orang siswa yang memperoleh nilai 5 atau capaian 17 %
Jika data di atas di masukkan pada tabel 4.3. kategori maka
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Analisis kualitatif dan Persentase
Nilai Belajar Prasiklus
Skor Kategori Frekuensi Persentase
0 - 3,4 Sangat Rendah 0 0%
3,5 - 5,4 Rendah 5 17 %
5,5 - 6,4 Sedang 3 10 %
6,5 - 8,4 Tinggi 8 28 %
8,5 - 10,0 Sangat Tinggi 13 45 %
Jumlah 29 100 %
Berdasarkan tabel analisis kualitatif data pada prasiklus di atas
dapat dijelaskan bahwa :
- Tidak ada siswa yang memperoleh kategori sangat rendah atau
capaian 0%
- Ada 5 siswa yang memperoleh kategori rendah atau capaian 17 %
- Ada 3 siswa yang memperoleh kategori sedang atau capaian 10 %
- Ada 8 siswa yang memperoleh kategori tinggi atau capaian 28 %
- Ada 13 siswa yang memperoleh kategori sangat tinggi atau
capaian 45%
2. Siklus I
Tabel 4.4. Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

JENIS SIKLUS I
No NAMA SISWA
KELAMIN SKOR NILAI
1 MUH. RIZWAR Y L 85 8
2 MUH. RAIHAN GHIFARI L 95 9
ADITHYA RESKI
3 L 85 8
PRATAMA

23
MUH. YUSRI
4 L 95 9
FEBRIAN
5 MUHAMMAD AKRAM L 75 7
6 REISALDI L 100 10
7 M. ALIF FAUSAN L 100 10
8 MUH. IBNU ARHAM P. L 95 9
9 MUH. IKBAL L 85 8
10 SYAHWAL NUR L 100 10
11 FATHUR RAHMAN L 100 10
12 NAWAL SHAFWAH L 95 9
13 AHMAD WAHYUDI J. L 85 8
14 MUH. BASYIR L 85 8
15 MUH. DANIAL L 100 10
16 NUR AFLA P 100 10
SUCI ARNI
17 P 75 7
FERAYANTI
NUR AMALIYA
18 P 95 9
RAHMI A.
19 FEBRIANI P 95 9
20 YULIARTI P 100 10
21 REZKI RAYANA P 100 10
22 DIAN RAMADHANI P 100 10
NADIA
23 P 85 8
PRISTIKAYANTI
24 NUR MAULIDINA S P 95 9
25 GIAN HARTIKA P 95 9
26 SEYRLY WULANDARI P 100 10
27 ANITA RULFIANA P 85 8
MU’LIZA NURUL
28 P 100 10
PRATIWI
29 DITA ISNA TSABITAH P 95 9

Tabel 4.5. Distribusi dan Analisis Data Nilai Belajar Siklus I


NO NILAI FREKUENSI % NXF

24
1. 10 11 28 % 110
2. 9 9 31 % 81
3. 8 7 24 % 56
4. 7 2 7% 14
JUMLAH 29 100 261
Ket :
Rata-rata = ∑ (n x f ) / ∑ f = 261/29 = 9

Gambar 4.2. Diagram Lingkaran Nilai Hasil Belajar Siklus I

Berdasarkan hasil analisis data dan grafik nilai siswa pada siklus
I di atas dapat dijelaskan bahwa :
- Ada 11 siswa yang memperoleh nilai 10 atau capaian 38 %
- Ada 9 siswa yang memperoleh nilai 9 atau capaian 31 %
- Ada 7 siswa yang memperoleh nilai 8 atau capaian 24 %
- Ada 2 siswa yang memperoleh nilai 7 atau capaian 7 %
Jika data di atas di masukkan pada tabel 4.6. kategori maka
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Analisis kualitatif dan Persentase
Nilai Belajar Siklus I
Skor Kategori Frekuensi Persentase
0 - 3,4 Sangat Rendah 0 0%
3,5 - 5,4 Rendah 0 0%
5,5 - 6,4 Sedang 0 0%

25
6,5 - 8,4 Tinggi 9 31 %
8,5 - 10,0 Sangat Tinggi 20 69 %
Jumlah 29 100 %

Berdasarkan pemahaman belajar siswa pada Prasiklus dan


Siklus I yang ditampilkan pada tabel 4.5. diperoleh gambaran bahwa
pada Prasiklus jika ditinjau dari segi ketuntasan belajar minimal
dengan standar 65, maka dari 29 siswa hanya 21 siswa atau 73 %
siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan belajar tersebut. Sisanya
sebanyak 8 siswa atau 27 % siswa belum memenuhi kriteria
ketuntasan belajar atau mereka belum tuntas belajar. Rata-rata hasil
belajar siswa pada Prasiklus ini sebesar 7,9. Hal ini berarti secara
klasikal nilai siswa telah memenuhi KKM, tetapi karena siswa yang
memenuhi KKM belum mencapai 75% maka pelaksanaan tindakan
perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Pada siklus I pemahaman belajar siswa mengalami peningkatan.
Secara keseluruhan siswa kelas V SDN Benteng 1 yang berjumlah 29
siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar minimal. Rata-rata
hasil belajar siswa sebesar 9 Ini berarti secara klasikal nilai siswa telah
memenuhi KKM. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode Demonstrasi
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dari data tersebut di atas telah menggambarkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran pada Prasiklus kurang berhasil, sehingga penulis menyadari
bahwa untuk memperoleh hasil yang lebih baik, maka penulis harus
melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode
Demonstrsi dan didukung oleh alat peraga dan media yang sesuai materi
yang diajarkan. Setelah melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran dan
proses belajar mengajar menggunakan metode Demonstrsi pada siklus I,
ternyata penulis menemukan nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami
peningkatan yakni 9 dan keseluruhan siswa mencapai hasil belajar 80 % .

26
Ini berarti secara klasikal nilai siswa telah memenuhi KKM. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa pembelajaran Matematika dengan
menggunakan metode Demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dan peneliti menyatakan bahwa penelitian ini hanya sampai pada
siklus I siswa dapat dinyatakan 100 % tuntas.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN SERTA TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan perbaikan pembelajaran
mata pelajaran Matematika dengan menggunakan metode pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Matematika.
2. Menyampaikan materi pelajaran melalui metode pembelajaran yang
tepat dengan materi pelajaran yang akan di ajarkan oleh guru dapat
menjadikan siswa lebih aktif dan termotivasi untuk mengikuti proses
pembelajaran.
3. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam
menyampaikan pelajaran, akan mempermudah siswa dalam menguasai
dan memahami konsep – konsep materi pembelajaran.
4. Dengan memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai
dengan media yang digunakan dapat mempermudah guru dalam
menyampaikan materi pelajaran dan memudahkan siswa dalam
memahami materi tersebut.
B. Saran/Tindak lanjut
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang perlu
disampaikan, yaitu:
1. Guru hendaknya menggunakan bantuan metode serta media/alat peraga
dalam menyampaikan materi ajar pada saat proses pembelajaran.

27
2. Penggunaan metode serta media pembelajaran sebaiknya disesuaikan
dengan materi yang akan disampaikan agar pembelajaran mejadi lebih
bermakna.
3. Metode pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan materi yang akan
disampaikan dengan memperhatikan karakteristik perkembangan siswa.
4. Perlu adanya koordinasi yang baik dengan rekan sejawat untuk
menerencanakan tindakan kelas, walaupun keputusan akhir ada pada guru
sendiri.

28
DAFTAR PUSTAKA

Karso, dkk. (2011). Pendidikan Matematika 1, Jakarta : Universitas Terbuka.


Gatot muhsetyo, dkk. (2014). Pembelajaran Matematika SD. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.
Jalurilmu.blogspot.com/2011/10. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi
Belajar.
Belajarpsikologi.com. jurnal psikologi. Psikologi. Pengertian Prestasi Belajar
Haryanto. S.Pd. 15 July 2010. Pengertian Prestasi Belajar .
M. Toha Anggoro, dkk. (2011). Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka.
Renika Cipta . IGAK.Wardhana , 2007, Penelitian Tindakan Kelas , Jakarta:
Usman, Moh. Uzer. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Wardani,IG.A.K. (2013). Pemantapan Kemampuan Profesional.Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka

29

Anda mungkin juga menyukai