Tambahan
Tambahan
Di masa depan, SDM harus mempunyai hubungan fungsional yang dekat
dengan para pemimpin bisnis. Dalam hal ini karyawan dapat berkesempatan
berhubungan dengan para pelanggan, investor, para pemimpin masyarakat bisnis di
luar. Keberhasilan SDM yang baik tidak diukur dari kegiatannya tetapi dari
kapabilitas keorganisasiannya. Untuk itu para penulis menawarkan pedoman
spesifik untuk mentransformasi departemen atau fungsi SDM, praktek SDM, dan
professional SDM. Fokus pedoman ini merancang kembali, merekayasa, dan
meningkatkan profesi SDM. Selain itu diungkapkan tentang peran spesifik untuk
para manajer, professional SDM, karyawan, dan para ahli dalam mentransformasi
peran SDM. Telaahan di buku ini semakin menarik karena dilengkapi dengan
contoh-contoh studi kasus.
Sementara MSDM stratejik tidak saja berpikir ke dalam tetapi juga keluar
perusahaan. Seperti halnya buku ini, faktor-faktor seperti tekanan ekonomi, sosial,
politik, budaya, dan pasar kerja juga dipertimbangkan ketika menyusun program
MSDM. Namun demikian tidak sampai secara terinci merumuskan tentang remedi
SDM seperti yang ditulis dalam buku ini. Buku ini secara panjang lebar menawarkan
tentang konteks SDM dan bisnis (mengapa), outcome dari transformasi SDM (apa),
perancangan kembali SDM (how), dan akuntabilitas SDM (who). Sehubungan
dengan transformasi SDM pula maka diharapkan karyawan tidak semata-mata
sebagai operator atau staf tetapi juga sebagai mitra dalam menerapkan strategi
perusahaan, ahli administrasi, karyawan unggul, dan sebagai agen perubahan.
Contoh Poin-poin transformasi SDM pada Shell. yang diluncurkan saat itu
menyangkut empat hal. Pertama membangun orang HR dari generalis menjadi
spesialis. Kedua mengubah organisasi dari desentralisasi menjadi sentralisasi.
Ketiga, mengubah kebijakan dan proses yang tidak konsisten menjadi platform
seragam. Keempat urusan administrasi yang dilakukan secara self-services.