Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL

KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN


DI TK SE-KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN
MUSIRAWAS

Jenjang strata 1

Indah Permata Dewi


A1I017025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk mencapai
makna dan tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggarakannya suatu proses (menurut KBBI). Menurut E.
Mulyasa (2009: 49) sarana pendidikan merupakan peralatan dan perlengkapan
yang secara langsung dipergunakan dalam menunjang proses pendidikan,
khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta
alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana
pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju
sekolah. Berdasarkan Permendikbud RI Nomor 137 Tahun 2014 pasal 31 ayat 1,
Sarana dan prasarana merupakan perlengkapan dalam penyelenggaraan dan
pengelolaan kegiatan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak usia dini.
Keberadaan sarana dan prasarana pendidikan di TK tidak semata-mata
diadakan begitu saja namun ada peraturan yang menjadi syarat keberadaan sarana
dan prasarana pendidikan di TK. Berdasarkan permendikbud nomor 137 tahun
2014 pasal 32 ayat 1 menyebutkan bahwa standar sarana dan prasarana untuk:
TK/RA/BA dan sejenisnya dengan persyaratan meliputi: (1) Memiliki luas lahan
minimal 300 m2 (untuk bangunan dan halaman), (2) Memiliki ruang kegiatan anak
yang aman dan sehat dengan rasio minimal 3 m2 per-anak dan tersedia fasilitas
cuci tangan dengan air bersih, (3) Memiliki ruang guru, (4) Memiliki ruang
kepala, (5) Memiliki ruang tempat UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dengan
kelengkapan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), (6) Memiliki jamban
dengan air bersih yang mudah dijangkau oleh anak dengan pengawasan guru, (7)
Memiliki ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan kegiatan anak, (8)
Memiliki alat permainan edukatif yang aman dan sehat bagi anak yang sesuai
dengan SNI (Standar Nasional Indonesia), (9) Memiliki fasilitas bermain di dalam
maupun di luar ruangan yang aman dan sehat, (10) Memiliki tempat sampah yang
tertutup dan tidak tercemar, dikelola setiap hari. Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 pada bab VII pasal 42 ayat 2 mencantumkan bahwa “Setiap satuan

2
pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan ruang kelas, ruang
pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidikan, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, tempat berolahraga,
tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Ketentuan ini juga tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 58 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini meliputi standar
tingkat pencapaian perkembangan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar isi, proses dan penilaian, dan standar sarana dan prasarana, pengelolaan
dan pembiayaan. Standar sarana dan prasarana Pendidikan Anak Usia Dini
meliputi lahan, bangunan gedung yang didalamnya mencangkup ruang kelas,
ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang UKS, jamban serta didukung dengan
adanya fasilitas permainan di dalam maupun luar ruangan, alat permaianan
edukatif dan peralatan pendukung keaksaraan.
Berdasarkan observasi awal TK yang ada di Kecamatan Tugumulyo
Kabupaten Musirawas sebagian besar terletak di tengah-tengah pemukiman
warga. Hal tersebut dapat mempengaruhi TK dalam memenuhi standar
penyelenggaraan TK yang ditetapkan oleh pemerintah, termasuk dalam memenuhi
standar sarana dan prasarana pendidikan. Sehingga memunculkan asumsi bahwa
TK se- Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musirawas belum seluruhnya
memenuhi standar sarana dan prasarana.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai ketersedian sarana dan prasarana
di Taman Kanak-kanak se- Kecamatan Tugumulyo perlu dilakukan penelitian.
Dengan demikian, diharapkan dapat diketahui kondisi sebenarnya mengenai
keterdesiaan sarana dan prasarana yang ada di Taman Kanak-kanak se-
Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musirawas.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat di identifikasikan
permasalahan yaitu letak TK yang berada di tengah-tengah pemukiman warga.
Hal tersebut dapat mempengaruhi TK dalam memenuhi standar penyelenggaraan

3
TK yang ditetapkan oleh pemerintah, termasuk dalam memenuhi standar sarana
dan prasarana pendidikan.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi dan terfokus
pada “Ketersedian Sarana dan Prasarana Pendidikan Di Taman Kanak-Kanak Se
Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musirawas’’.

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penyediaan sarana
dan prasarana pendidikan di Taman Kanak-Kanak se-Kecamatan Tugumulyo
Kabupaten Musirawas?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan di Taman Kanak-Kanak se-Kecamatan Tugumulyo
Kabupaten Musirawas.

F. Kegunaan Penelitian
Manfaat dari penelitian ini, yaitu :
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai tambahan wawasan keilmuan dan pengetahuan, khususnya pada
manajemen fasilitas pendidikan. Memberikan sumbangsih terhadap
perkembangan manajemen fasilitas pendidikan, terutama yang berkaitan
dengan sarana dan prasarana pendidikan di Taman Kanak-kanak.
b. Hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat menimbulkan
permasalahan baru untuk diteliti lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
Sekolah dapat mengetahui kondisi sarana dan prasana yang ada. Sehingga
dengan hasil penelitian ini, dapat menjadi acuan dalam perbaikan
peningkatan sarana dan prasarana sekolah.

4
b. Bagi peneliti, sebagai pendorong peneliti lain dibidang pendidikan untuk
melakukan penelitian atau kajian tentang manajemen fasilitas dari segi
yang lain.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Taman Kanak-kanak
1. Pengertian Taman Kanak-kanak
Berawal dari ide baru Frobel yang menginginkan pendidikan anak tidak
hanya dilakukan di dalam rumah saja, melainkan dapat juga dilakukan di luar
rumah maka Frobel merancang sebuah pendidikan yang dilakukan di luar
rumah dan diberi nama dengan Kindergarten. Friederich Frobel atau lebih
dikenal dengan Frobel merupakan salah satu tokoh pemerhati anak yang
berasal dari Jerman tepatnya dari kota Oberweiszbach. Frobel adalah tokoh
pemerhati anak yang memberikan pemikiran baru (modern) dalam
pengembangan anak usia dini. Kemudian dengan pemikirannya tersebut,
Frobel mendirikan sebuah lembaga yang diberinya nama Kindergarten.
Berdasarkan hasil pemikiran dan pencanangan ruang belajar untuk anak
tersebut, Frobel sering dijuluki sebagai Bapak Taman Kanak-kanak. Taman
Kanak-kanak adalah salah satu bentuk Satuan Pendidikan Anak Usia Dini
pada jalur formal yang diselenggarakan bagi anak usia 4-6 tahun. Kemudian,
kriteria tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu anak usia 4-5 tahun
masuk kelompok A (kecil) dan usia 5-6 tahun masuk kelompok B (besar).
Pembelajaran di Taman Kanak-kanak (TK) dilaksanakan minimal lima hari
dalam seminggu dengan jam layanan minimal 2,5 jam per harinya. (Inawati,
2014).
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional mengamanatkan bahwa, “Pendidikan di Taman Kanak-kanak adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut”.
2. Prinsip Penyelenggaraan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No. 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini,

6
Prinsip-prinsip penyelenggaraan TK adalah:
a. Ketersediaan Layanan
Diarahkan untuk menampung anak-anak usia empat sampai enam
tahun
supaya semua kelompok usia tersebut memperoleh layanan.
b. Transisional
Diarahkan untuk mendukung keberhasilan masa transisi dan
mendekatkan pola pendekatan pembelajaran TK dan SD kelas
awal.
c. Kerjasama
Mengedepankan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai
instansi/lembaga terkait, masyarakat, dan perorangan, agar terjalin
sinkronisasi dan terjaminnya dukungan pembelajaran pada masa
transisi
antara TK dan SD kelas awal.
d. Kekeluargaan
Dikembangkan dengan semangat kekeluargaan dan
menumbuhsuburkan sikap saling asah, asih, dan asuh.
e. Keberlanjutan
Diselenggarakan secara berkelanjutan dengan memberdayakan
berbagai potensi dan dukungan nyata dari berbagai pihak yang
terkait.
f. Pembinaan Berjenjang
Dilakukan untuk menjamin keberadaan dan pengelolaan secara
optimal
oleh pengawas TK/SD, Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota, Dinas
Pendidikan Provinsi, dan Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini
Dirjen
Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal.
3. Pendirian Taman Kanak-Kanak (TK)
Berdasarkan Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (2015)
menyatakan bahwa :
a. Pendiri Taman Kanak-Kanak (TK) dapat didirikan oleh:
1) Pemerintah kabupaten/kota.
2) Pemerintah desa.
3) Badan hukum.
Badan hukum adalah badan hukum yang bersifat nirlaba yang
berbentuk yayasan, perkumpulan, atau badan lain sejenis yang telah
memperoleh pengesahan dari kementerian di bidang hukum.
b. Syarat Pendirian
Persyaratan pendirian TK terdiri atas persyaratan administratif dan
persyaratan teknis yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Repuplik Indonesia No. 84 tahun 2014 tentang Pendirian
Satuan Pendidikan Anak Usia Dini.

7
1) Persyaratan administratif pendirian TK terdiri atas:
a) Fotokopi identitas pendiri.
b) Surat keterangan domisili dari kepala desa/lurah.
c) Susunan pengurus dan rincian tugas.
2) Persyaratan teknis pendirian TK terdiri atas:
a) Hasil penilaian kelayakan, meliputi:
(i) Dokumen hak milik, sewa, atau pinjam pakai atas tanah
dan bangunan yang akan digunakan untuk
penyelenggaraan TK yang sah atas nama pendiri;
(ii) Fotokopi akta notaris dan surat penetapan badan hukum
dalam bentuk yayasan, perkumpulan, atau badan lain
sejenis dari kementerian bidang hukum atas nama pendiri
atau induk organisasi pendiri disertai surat keputusan yang
menunjukkan adanya hubungan dengan organisasi induk;
(iii) Data mengenai perkiraan pembiayaan untuk kelangsungan
TK paling sedikit untuk 1 (satu) tahun pembelajaran.
b) Rencana Induk Pengembangan (RIP) TK, yang memuat:
(i) visi dan misi;
(ii) kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP);
(iii) sasaran usia peserta didik;
(iv) pendidik dan tenaga kependidikan;
(v) sarana dan prasarana;
(vi) struktur organisasi;
(vii) pembiayaan;
(viii) pengelolaan;
(ix) peran serta masyarakat; dan
(x) rencana pentahapan pelaksanaan pengembangan selama 5
(lima) tahun.
c) Dokumen rencana pencapaian standar penyelenggaraan TK
paling lama 3 tahun, yang sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Repuplik Indonesia No. 137 tahun
2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

8
c. Tata Cara Pendirian
Mekanisme pendirian TK sebagai berikut:
1) Pendiri TK mengajukan permohonan izin pendirian kepada kepala
dinas pendidikan kabupaten/kota atau kepala Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) perizinan melalui kepala dinas pendidikan
kabupaten/kota dengan melampirkan persyaratan pendirian TK.
2) Kepala dinas pendidikan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk
menelaah permohonan pendirian TK berdasarkan kelengkapan
persyaratan pemohon dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a) Data mengenai perimbangan antara jumlah TK/TKLB, KB,
TPA, dan/atau SPS yang telah ada dan yang akan didirikan
dengan jumlah penduduk usia sasaran yang akan dilayani di
wilayah tersebut.
b) Data mengenai perkiraan jarak TK yang akan didirikan di antara
TK/TKLB, KB, TPA, dan/atau SPS terdekat.
c) Data mengenai daya tampung dan lingkup jangkauan TK yang
akan didirikan per usia yang dilayani.
d) Ketentuan penyelenggaraan TK ditetapkan oleh pemerintah
provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota
3) Berdasarkan hasil telaah kepala dinas pendidikan kabupaten/kota:
a) Memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan izin
pendirian TK; atau
b) Memberikan rekomendasi kepada kepala SKPD perizinan atas
permohonan izin pendirian TK.
4) Kepala dinas pendidikan kabupaten/kota atau kepala SKPD
perizinan menerbitkan keputusan izin pendirian TK paling lama 60
hari sejak permohonan diterima kepala dinas pendidikan
kabupaten/kota.

B. Sarana dan Prasarana Taman Kanak-Kanak


1. Prinsip Sarana dan Prasarana Taman Kanak-Kanak

9
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No. 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini,
terdapat tiga prinsip sarana dan prasarana di Taman Kanak-kanak, yaitu :
a. aman, nyaman, terang, dan memenuhi kriteria kesehatan bagi anak;
b. sesuai dengan tingkat perkembangan anak; dan
c. memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan
sekitar, termasuk barang limbah/bekas layak pakai.

Sarana PAUD adalah seperangkat bahan dan media belajar untuk


mendukung kegiatan belajar melalui bermain, sehingga menjadi lebih efektif
dalam rangka mengoptimalkan perkembangan anak (Kemdikbud, 2013).
Prasarana pendidikan anak usia dini adalah segala macam alat, perlengkapan,
atau benda-benda yang mendukung penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan anak usia dini secara optimal (Kemdikbud,
2014).
Bersamaan dengan peraturan pemerintah tersebut, pada Pedoman
Sarana Pendidikan Anak Usia Dini yang dikeluarkan oleh Direktorat
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2013 menjelaskan tentang
prinsip sarana pendidikan anak usia dini adalah sebagai berikut :
a. Aman bagi anak, yaitu: .
1) Terbuat dari bahan yang aman dan sehat bagi anak (tidak
berjamur, tidak kasar yang menimbulkan luka, tidak berkarat,
tidak beracun, dan tidak berbau).
2) Sesuai bentuk dan ukurannya bagi anak: tidak runcing (ujung
runcing minimal 2 mm), tidak tajam (tepi tajam minimal 0,3 mm),
tidak terlalu kecil sehingga mudah tertelan anak (untuk anak usia 3
tahun kebawah diameter minimal 3,17 cm
b. Sesuai usia dan tingkat perkembangan anak sehingga dapat
mengembangkan kemampuannya.
c. Mengandung nilai pendidikan Pedoman Sarana Pendidikan Anak Usia
Dini.
d. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan
sekitar, termasuk barang bekas yang layak pakai.
e. Menarik dan mendorong anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen.
f. Awet/tidak mudah pecah dan rusak.

Berdasarkan Pedoman Prasarana Pendidikan Anak Usia Dini yang


dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Tahun
2014 menjelaskan tentang prinsip prasarana pendidikan anak usia dini.

10
Penyediaan prasarana PAUD perlu disesuaikan dengan jumlah anak, kondisi
sosial, budaya, dan jenis layanan PAUD dengan prinsip :
a. Aman
b. Nyaman
c. Memenuhi kriteria kesehatan bagi anak
d. Sesuai dengan tahap perkembangan anak
e. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan
sekitar

Bersamaan dengan peraturan menteri tersebut, pada Paduan


Pengelolaan Taman Kanak-kanak yang dikeluarkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional Tahun 2006 menjelaskan tentang prinsip sarana
pendidikan Taman Kanak-kanak adalah sebagai berikut :
a. Aman dan tidak membahayakan bagi anak.
b. Sesuai dengan tujuan dan fungsi penggunaan sarana pendidikan.
c. Memenuhi unsur keindahan dan kerapian.
d. Menarik,menyenangkan, dan tidak membosankan.
e. Dapat dgunakan secara individual, kelompok, atau klasikal.
f. Dapat menimbulkan imajinasi dan mengembangkan kreativitas anak.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa di dalam pengadaan sarana


dan prasarana di Taman Kanak-kanak harus dengan memperhatikan segala
bentuk dampak yang akan mempengaruhi perkembangan anak. Selain itu,
tingkat keamanan dan kenyamanan juga sangat perlu untuk diperhatikan agar
sarana prasarana yang digunakan tidak memberikan ancaman bagi anak.
Sehingga ketika sarana dan prasarana dapat meminimalisir rasa kekhawatiran
guru atau orang dewasa ketika sarana prasarana tersebut sedang digunakan
oleh anak.
2. Kegunaan Sarana dan Prasarana Taman Kanak-Kanak
Selain untuk memaksimalkan proses pembelajaran, menurut Panduan
Pengelolaan Taman Kanak-kanak yang dikeluarkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional pada tahun 2006, sarana prasarana di Taman Kanak-
kanak juga berfungsi bagi perkembangan anak, diantaranya :
a. Menciptakan situasi belajar sambil bermain yang menyenangkan
bagi anak untuk melakukan berbagai kegiatan.
b. Menimbulkan rasa percaya diri pada anak.
c. Membantu anak dalam pembentukan perilaku dan pengembangan
kemampuan.

11
d. Memperkecil dan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan anak yang
kurang baik.
e. Memberikan kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dan
berkomunikasi/berinteraksi dengan lingkungannya.
f. Membiasakan anak berperilaku disiplin dan bertanggungjawab.

Dengan demikian, keberadaan sarana dan prasarana tidak menjadi


sesuatu yang sia sia, tetapi dapat bermanfaat bagi anak-anak terutama untuk
membantu mengembangkan aspek-aspek perkembangan yang dimiliki oleh
anak. .
3. Jenis-Jenis Sarana dan Prasarana Taman Kanak-Kanak
Berdasarkan Pedoman Sarana PAUD yang diterbitkan oleh Direktorat
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2013.
a. Sarana PAUD dilihat dari proses pembuatannya, dapat dibedakan
menjadi:
1) Pabrikan; yaitu yang sudah tersedia/di beli di toko-toko mainan.
2) Dibuat sendiri; yaitu sarana bermain yang dibuat sendiri oleh
pendidik/orang tua, terbuat dari bahan-bahan yang tersedia di
lingkungan, termasuk dari bahan bekas yang layak pakai seperti:
kayu, karton, botol plastik, tutup botol bekas, dll. Bahan daur ulang
yang digunakan sebagai sarana bermain anak harus aman (tidak
berjamur, tidak kasar, tidak berkarat, tidak runcing, tidak beracun,
tidak berbau, gunakan plastik bekas dengan kode 1 dan 5).
3) Tersedia di alam; yaitu sarana bermain yang memanfaatkan bahan
alam yang tersedia di lingkungan sekitar. Contoh: pewarna alami
dari daun, bunga, kunyit, dll; bau-bauan dari rempah-rempah; tekstur
dari bebatuan, kayu, daun, biji-bijian, tanah, pasir, kerang, dll.
b. Sarana PAUD dilihat dari fungsinya, dapat dibedakan menjadi :
1) Bahan belajar; yaitu segala bentuk informasi yang disediakan oleh
pendidik, berupa isi / pesan dalam buku maupun non buku, yang
dapat dipelajari anak pada saat mereka bermain/belajar, baik
direncanakan maupun tidak.
2) Media belajar; Yaitu sarana fisik untuk menyampaikan bahan belajar
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan tindakan dalam

12
rangka menumbuhkan motivasi anak untuk belajar. Contoh: buku,
DVD, Alat Permainan Edukatif (APE), dan alat peraga Media Belajar
berupa:
a. Alat Permainan Edukatif (APE); yaitu semua alat yang
digunakan anak usia dini untuk bermain/belajar yang
mengandung nilai edukatif untuk mengoptimalkan
perkembangan. Alat Permainan Edukatif untuk anak usia dini
mencakup: alat main eksplorasi, alat main manipulatif, alat main
sensorimotor, alat bermain sosial, motorik kasar, musik dan
gerak, serta peralatan seni rupa. (Bronson: 1995 & Konsensus
Mainan Anak Internasional, ICTI, Spanyol: 2006). Alat main ini
dapat mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak.
(i) Alat main eksplorasi merupakan peralatan dan bahan main
yang dapat membantu anak menemukan pengalaman dan
hal baru. Alat dan bahan ini mencakup alat dan bahan
bermain pembangunan, sains, bahan alam, dsb. Contoh:
balok, playdough, pasir, potongan kertas, tanah liat, tutup
botol, karton, dll.
(ii) Alat main manipulatif merupakan peralatan dan bahan main
yang digunakan oleh anak secara bebas sesuai keinginan
anak, dalam kondisi apapun tanpa aturan bermain dan
bersifat tidak terstruktur. Contoh: alat dan bahan main
pembangunan (seperti pasir, air, spidol, playdough, tanah
liat, ubleg, tali, karet gelang), alat main yang diremas dan
dirobek, kerincingan, dll.
(iii) Alat main sensorimotor merupakan alat dan bahan yang
digunakan untuk menstimulasi panca indera dan gerakan.
Contoh: benda-benda dengan berbagai warna, tekstur,
aroma, ukuran, bentuk, bunyi dan suara; bendabenda yang
dapat ditarik, didorong, diangkat, dilempar, dipukul,
diremas, dll.

13
(iv) Alat main sosial merupakan alat dan bahan main yang
diharapkan dapat membantu anak untuk mengembangkan
kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Alat dan bahan
main ini merangsang anak untuk berimajinasi tentang
dirinya, bermain peran dengan orang lain, kejadian di
sekitar anak, mengenal profesi, dsb.
(v) Alat main motorik kasar merupakan alat dan bahan main
yang menunjang pengembangan keterampilan motorik
kasar. Alat main motorik kasar ini dapat berupa peralatan
untuk bermain tarik dan dorong, peralatan main luar
ruangan (outdoor) seperti alat mainan yang dikendarai anak
(sepeda, mobil-mobilan, dan sejenisnya), peralatan olah
raga (seluncuran, papan titian, ayunan, panjatan, dan
terowongan).
(vi) Alat main musik dan gerak merupakan benda-benda yang
dapat menghasilkan suara dan bunyi, dapat berupa alat
musik yang ditiup (misal: harmonika), dipukul (misal:
gendang), dipetik (misal: gitar), dan benda apapun yang
dapat menghasilkan bunyi (misal: kaleng yang dipukul,
botol yang diisi dengan biji-bijian kemudian dikocok),
tepuk tangan.
(vii) Peralatan seni rupa merupakan alat yang membangun
kemampuan anak dalam mengungkapkan ekspresi seni dan
membangun kepekaan terhadap keindahan, seperti: kuas,
cat, ubleg, playdough, kertas warna, krayon, spidol,
pewarna alami, bahan alam, dll. Semua alat dan bahan main
tersebut harus sesuai dengan standar keamanan. Alat
Permainan Edukatif dapat juga meggunakan alat-alat yang
ada disekitar meskipun fungsi utamanya bukan sebagai alat
main. Dengan kemampuan dan kreativitas pendidik, alat-
alat yang ada di sekitar dapat dijadikan sebagai alat
bantu/pendukung dalam kegiatan bermain anak, misalnya:

14
meja dan kursi dapat digunakan untuk bermain peran mobil-
mobilan sesuai imajinasi anak, dengan pendampingan orang
dewasa.
b. Alat Peraga Edukatif; Yaitu alat yang digunakan pendidik untuk
membantu menyampaikan bahan belajar supaya lebih
dimengerti oleh anak.
c. Literature; yaitu sumber bahan belajar baik berupa media cetak
atau media elektronik.
Sedangkan Prasarana Berdasarkan Pedoman Prasarana PAUD yang
diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Tahun
2013.
a. Prasarana Utama
Prasarana utama layanan PAUD merupakan prasarana pokok yang harus
dimiliki oleh setiap jenis layanan PAUD, yaitu :
1) Memiliki area kegiatan/bermain baik di dalam maupun di luar
ruangan yang dapat mengembangkan berbagai konsep pengetahuan.
2) Ruang pendidik Berfungsi sebagai tempat berkumpulnya para
pendidik untuk bertukar pikiran dalam rangka menyusun dan
mengevaluasi program pembelajaran, serta meningkatkan mutu
internal pendidik bersama teman sejawat.
3) Ruang Adiminstrasi/Ruang Pimpinan/Kepala Sekolah/Pengelola
Berfungsi sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pengelolaan
administrasi kelembagaan serta sebagai ruang pertemuan yang
dilakukan dengan berbagai unsur misalnya tamu dari dinas terkait,
komite sekolah, pendidik dan lainnya
4) Ruang Pemeriksaan Kesehatan (UKS) Berfungsi sebagai tempat
penanganan dini bagi anak atau tenaga pendidik/kependidikan yang
mengalami permasalahan kesehatan.
5) Kamar mandi anak dan dewasa Berfungsi untuk membersihkan diri
(mencuci tangan/kaki, BAK, BAB). Pintu kamar mandi sebaiknya
tidak mudah terkunci.

15
6) Meubel Berfungsi sebagai perlengkapan di dalam dan di luar ruang
belajar seperti; meja, kursi, lemari, loker, tempat hasil karya, dan
lain-lain untuk mempermudah keberlangsungan aktivitas
pembelajaran. Jumlah meubel yang disediakan disesuaikan dengan
kebutuhan lembaga.
b. Prasarana Pendukung Prasarana pendukung merupakan prasarana yang
disarankan dimiliki oleh setiap jenis layanan PAUD, yaitu :
1) Dapur Berfungsi sebagai tempat untuk mengolah makanan dan
menyimpan alat-alat masak, bahan makanan, lemari pendingin atau
alat pendingin ASI. Semua peralatan ditata dan dikelompokan
berdasarkan fungsi/kegunaannya.
2) Area ibadah Berfungsi sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan
ibadah sesuai dengan agama masing-masing anak dalam rangka
menstimulasi semua aspek perkembangan, khususnya aspek nilai-
nilai moral dan agama.
3) Ruang perpustakaan Berfungsi sebagai tempat untuk meningkatkan
pengetahuan berbagai bidang ilmu dan sebagai wadah untuk tukar
menukar informasi antara anak-anak, guru-anak, terutama dalam
mendorong anak untuk senang membaca.
4) Ruang konsultasi Berfungsi sebagai tempat untuk berdiskusi dan
konsultasi dalam menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan
anak, orang tua, pendidik.
5) Area parkir Berfungsi sebagai tempat menyimpan kendaraan milik
semua orang yang berkepentingan dengan lembaga, (di tempat yang
aman, berada dalam pengawasan, dan tidak mengganggu lalu lintas
pembelajaran ).
6) Ruang Serbaguna Berfungsi sebagai tempat serbaguna untuk
melakukan kegiatan maupun pertemuan yang dilakukan lembaga.
7) Area cuci Berfungsi sebagai tempat untuk membersihkan segala
perangkat yang terkait dengan anak dan kebutuhan lembaga dalam
kegiatan pembelajaran.

16
8) Gudang Berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan
pembelajaran di luar kegiatan, tempat menyimpan sementara
peralatan yang tidak/belum berfungsi dan tempat menyimpan arsip
yang telah berusia lebih dari 5 tahun.
9) Jaringan Telekomunikasi & IT Berfungsi untuk memudahkan
komunikasi dengan orang tua murid dan pemangku kepentingan/
stakeholder melalui jaringan telepon maupun internet.
10) Transportasi Invetaris alat transportasi yang berfungsi untuk
menunjang rutinitas lembaga sehari-hari.
4. Standar Sarana dan Prasarana di Taman Kanak-kanak
Peraturan tentang sarana dan prasarana tersebut adalah Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 58 Tahun 2009 Tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Berikut merupakan persyaratan sarana
dan prasarana untuk Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur formal menurut
Permendiknas No. 58 Tahun 2009 :
a. Luas lahan Minimal 300 m².
b. Memiliki ruang anak dengan rasio minimal 3 m² per peserta didik, ruang
guru, ruang kepala sekolah, ruang UKS, jamban dengan air bersih, dan
ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan kegiatan anak,
c. Memiliki alat permainan edukatif, baik buatan guru, anak, maupun
pabrik.
d. Memiliki fasilitas permainan baik di dalam maupun di luar ruangan yang
dapat mengembangkan berbagai konsep.
e. Memiliki peralatan pendukung keaksaraan.

Dijelaskan pula persyaratan sarana dan prasarana untuk Taman Kanak-


kanak berdasarkan buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia
Dini Terpadu yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak
Usia Dini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2012, bahwa
persyaratan sarana dan prasarana terdiri dari :
c. Tempat Belajar
1) Gedung
Tempat penyelenggaran program PAUD Terpadu hendaknya
didirikan dengan bangunan/gedung permanen dan mudah dijangkau
oleh orangtua calon peserta didik, cukup aman dan tenang.
Memiliki surat-surat yang sah dan izin dari instansi yang
berwenang.
2) Ruang Pembelajaran

17
Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah peserta didik dengan
rasio 1 anak : 2 meter, agar anak dapat leluasa. Ruangan harus
dilengkapi dengan penerangan dan ventilasi yang cukup. Memiliki
ruang belajar sesuai dengan kebutuhan anak, ruang untuk
kantor/administrasi, ruang untuk kantor/administrasi, dapur, kamar
mandi/WC untuk anak didik, kamar mandi/WC untuk orang
dewasa (Pengelola Pendidik, dan Pengasuh), ruang baca untuk
anak, dan tempat menyimpan barang.
d. Sarana Pembelajaran
Untuk menunjang proses pembelajaran di lembaga PAUD Terpadu
hendaknya disediakan sarana belajar minimal berupa :
1) Buku-buku cerita
2) Alat-alat peraga pendidikan untuk pengetahuan alam (science),
matematika, memasak dll.
3) Alat elektronik (Tape Recorder dan atau VCD Player beserta kaset
dan atau VCD cerita/lagu), dan sarana pembelajaran yang
menunjang kegiatan proses pembelajaran.
4) Papan tulis (white atau black board) serta alat tulis
5) Papan Flanel dan perlengkapannya
e. Alat Permainan
Jenis Alat Permainan antara lain :
1) Alat permainan di luar ruangan seperti bak air, bak pasir, papan
luncur, papan titian, ayunan, panjatan, kuda-kudaan dll.
2) Papan geometris, puzzle, balok, mote untuk dironce.
3) Alat untuk bermain peran makro dan mikro.
4) Alat permainan edukatif sederhana.
5) Alat permainan untuk mendukung mengenal budaya lokal dan
atau tradisional/daerah.

C. Hasil Penelitian yang Relevan


1. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani yang berjudul Ketersediaan Sarana
Dan Prasarana Pendidikan Di Taman Kanak-Kanak (Tk) Se-Kecamatan
Banguntapan Yang Berakreditasi “A”. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan Standar Saran dan
Prasarana PAUD mendapat skor 88.6% dengan kategori (sangat
lengkap) yang artinya ketersediaan sarana danprasarana pendidikan yang ada
sudah memenuhi syarat yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Sarana dan prasarana pendidikan dilihat dari segi edukatif mendapat skor
87.1%dengan kategori (sangat lengkap) yang artinya sarana dan
prasarana pendidikan sangat mencukupi kebutuhan pembelajaran, sesuai
dengan kemampuan anak, dapat mendorong aktivitas dan
kreatifitas anak, letaknya mudah dijangkau oleh guru maupun anak. Sarana

18
dan prasarana pendidikan dilihat dari segi teknik mendapat skor
87.1% dengan kategori (sangat lengkap) yang artinya sarana dan prasarana
pendidikan sesuai dengan tujuan dan berfungsi dengan baik untuk
mendukung pembelajaran, ukurannya sesuai dengan konsep pembelajaran,
menggunakan bahan yang tahan lama dan konstruksinya kuat, bentuk dan
warnanya tidak mudah berubah, mudah digunakan oleh anak maupun guru,
aman dan tidak membahayakan anak maupun guru, dan
terlihat luwes. Sarana dan prasarana pendidikan dilihat dari segi estetika
mendapat skor 85.8% dengan kategori (sangat lengkap) yang artinya sarana
dan prasarana pendidikan indah dan dapat menarik perhatian anak, ukurannya
sesuai dengan umur anak dan guru, di cat menggunakan warnawarna yang
cerah, bisa digunakan untuk kepentingan individu, kelompok dan klasikal.
Kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang ada di TK se-Kecamatan
Banguntapan menunjukan rata-rata 85.47% (sangat baik) yang artinya kondisi
sarana dan prasarana pendidikan yang ada sebagian besar masih layak
digunakan untuk mendukung pembelajaran.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dahlia Patiung, Nurul Mujahidah, Nurafia,
Nur Hayati, Suci Amalia, Nur Ardianti. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa sarana dan prasarana di Bright Star Makassar School memiliki sarana
dan prasarana yang lengkap dan cukup memadai serta telah sesuai dengan
standar sarana dan prasarana yang telah disebutkan dalam
PERMENDIKBUD No 137 TAHUN 2014. Namun karena gedung sekolah
sedang dalam proses renovasi maka ruang kelas dan
alat-alat permainannya belum difungsikan secara maksimal. Adapun sarana
dan prasarana yang ada di Bright Star Makassar School diantaranya alat
permainan indoor (alat masak-masak, bongkar pasang, mobil-mobilan,dll),
alat permainan outdoor (sepeda, seluncuran, kolam pasir, dll). Selain sarana
dan prasarana indoor dan outdoor juga terdapat kolam renang khusus untuk
peserta didik. Gedung sekolah terdiri dari tiga lantai dimana lantai satu adalah
ruangan khusus untuk preschool dan kindergarten (KB dan TK). Dilantai dua
untuk primary school (SD) dan lantai tiga adalah gedung serbaguna. Setiap
ruangan dilengkapi dengan AC dan kamera CCTV disetiap sudut ruangan.

19
Selain itu Di Bright Star Makassar School juga memiliki Satpam dan
Cleaning Service, serta melakukan renovasi setiap tahunnya pada saat peserta
didik sedang libur.

D. Kerangka Berfikir
Peran dari sarana dan prasarana dalam pendidikan sangat mempengaruhi
ketercapaian mutu dan tujuan diselenggarakannya pendidikan tersebut. Pengadaan
sarana dan prasarana sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan setiap jenjang
pendidikan. Termasuk juga di dalamnya sarana dan prasarana pendidikan yang
memang diperuntukkan bagi proses pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan
anak.
Sebagian besar pendidikan anak khususnya pada Taman Kanak-kanak, pasti
menggunakan sarana dan prasarana untuk membantu menjalankan sistem
pendidikan terutama dalam proses pembelajaran. Keadaan ini juga dialami oleh
Taman Kanak-kanak yang berada di kecamatan Tugumulyo. Untuk memastikan
sarana dan prasarana yang diadakan telah memenuhi kebutuhan anak, maka
pemerintah mengeluarkan peraturan tentang sarana dan prasarana yang kemudian
menjadi standar bagi setiap lembaga khususnya Taman Kanak-kanak mengenai
sarana dan prasarana.
Peraturan tersebut memang akan jauh lebih baik apabila seluruh TK
memenuhi dan berlaku untuk Taman Kanak-kanak se-kecamatan Tugumulyo.
Untuk memperoleh gambaran secara riil, dilakukan sebuah penelitian tentang
ketersediaan sarana dan prasarana di Taman Kanak-kanak se-ecamatan
Tugumulyo kabupaten Musirawas. Dari data yang telah didapatkan, akan dipilih
data yang memang dibutuhkan dan penting. Setelah penyaringan data tersebut,
lalu disajikan dalam bentuk narasi atau deskripstif yang kemudian akan diambil
kesimpulan dari hasil data yang telah diperoleh.

20
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan
metode kuantitatif. Menurut Sukmadinata (2010:72) penelitian deskriptif
merupakan jenis penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena-fenomena baik bersifat alamiah maupun
rekayasa manusia. Sedangkan Menurut Sugiyono (2008: 14) penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai:
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian
analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Filsafat positivisme
memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan,
relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat
sebab akibat.

Jadi penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang


dimaksudkan untuk menggali informasi dan memberi gambaran tentang
Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Taman Kanak-Kanak
(Tk) Se-Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musirawas.

2. Tempat Dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian ini di Taman Kanak-kanak Se-Kecamatan
Tugumulyo Kabupaten Musirawas. Waktu pelaksanaan penelitian ini
pada bulan maret sampai april 2020.

3. Subyek Penelitian
Untuk memperoleh data sesuai dengan apa yang diharapkan maka
diperlukan sumber data atau informan yang tepat dan dapat memberikan
informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Selain itu data atau
informan yang didapatkan haruslah dapat dipertanggungjawabkan oleh

21
informan artinya sumber data memang tahu dan paham tentang informasi
yang diutuhkan.
Subyek penelitian yang dimaksud adalah Kepala Sekolah dan guru
yang ada di Taman Kanak-kanak Se-Kecamatan Tugumulyo Kabupaten
Musirawas.
B. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2011:80) “ populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya ”. Populasi dalam penelitian ini adalah Taman Kanak-Kanak
se-Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musirawas. Sedangkan “ sampel
adalah bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut ”. Jadi dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah sarana dan
prasarana pendidikan yang ada di Taman Kanak-Kanak se-Kecamatan
Tugumulyo Kabupaten Musirawas.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan metode wawancara dan angket.
1. Angket (Kuesioner)
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya, dapat diberikan secara langsung atau melalui pos atau
internet. Jenis angket ada dua, yaitu tertutup dan terbuka. Kuesioner yang
digunakan dalam hal ini adalah kuesioner tertutup yakni kuesioner yang
sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih dan
menjawab secara langsung (Sugiyono, 2008: 142).
Kuesioner ini ditujukan kepada kepala sekolah atau guru di Taman
Kanak-Kanak se-kecamatan Tugumulyo kabupaten Musirawas.

D. Teknik Analisis Data

22
Analisis data menurut Sugiyono (2008: 335) adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data kuantitatif.

E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:102) Instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Adapun fenomena yang diamati dari penelitian ini adalah ketersediaan saran
dan prasarana pendidikan di Taman Kanak-Kanak.

Table 1. Kisi-kisi Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


No. Sarana dan Prasarana Nama Barang Skor
1. Jenis ruangan dan Barang yang sifatnya primer*)
halaman 1. Ruangan belajar
2. Halaman tempat bermain diluar
ruangan
3. Ruang kerja pendidik
4. Ruang kerja pengelola
5. Kamar mandi dan wc
Barang yang bersifat sekunder*)
6. Ruang perpustakaan
7. Ruang istirahat/kesehatan
8. Ruang audiovisual
9. Ruang audiovisual
10. Ruang bimbingan
11. Dapur dan perlengkapannya.
Jumlah

23
2. Kelengkapan sarana Barang yang sifatnya primer*)
kerja dan pendukung 1. Papan tulis, kapur, penghapus
pembelajaran 2. Meja, kursi atau tikar alas duduk
anak didik.
3. Meja dan kursi tenaga pendidikan
dan pengelola
4. Almari dan rak penyimpanan arsip
5. Rak/tempat tas anak didik
Barang yang bersifat sekunder*)
6. Rak Buku
7. Rak Sepatu
8. Timbangan Badan
9. Thermometer
Jumlah
3. Kelengkapan saran Barang yang bersifat primer*)
administrasi 1. Menu Pembelajaran
kependidikan 2. Skh Dan Skm
3. Buku Kemajuan Belajar
4. Daftar Anak Didik
5. Daftar Hadir Pendidik
6. Buku Induk Anak Didik
7. Daftar Nilai
8. Buku Administrasi Keuangan
9. Buku Inventaris Barang
10. Buku Persuratan
Barang yang bersifat sekunder*)
11. Buku Tamu
12. Buku Kegiatan
13. Buku Mutasi Anak Didik
14. Buku Induk Pendidik
15. Buku Catatan Kasus
Jumlah
4. Ketersediaan alat 1. Bak Pasir
permainan edukatif 2. Balok Jungkitan

24
luar ruangan (outdoor) 3. Papan Pelunduran
4. Ayunan
5. Bola Dunia
6. Tangga Majemuk
7. Terowongan
Jumlah
5. Ketersediaan alat 1. Puzzle
permainan edukatif 2. Balok Unit
dalam ruangan (indoor) 3. Mandi Bola
4. Kartu bergambar
5. Mozaik
6. Pohon Angka
7. Boneka Mobil-Mobilan
8. Miniatur Binatang
9. Tiruan Alat Musik
10. APE tradisional
jumlah
6. Kelengkapan 1. Perlengkapan Mandi
kehidupan sehari-hari 2. Perlengkapan Makan
3. Perlengkapan Minum
4. Perlengkapan Ibadah
Jumlah
7. Media Audiovisual 1. Komputer
2. Tipe Recorder
3. Radio
4. Televisi
5. VCD dll
Jumlah
8. Bahan Pustaka 1. Buku Cerita
2. Majalah Anak
3. Buletin
4. Koran
Jumlah
9. portofolio 1. Tempat menempel hasil

25
menggamba anak
2. Tempat meletakkan benda-benda
hasil kerja anak didik
3. Tempat meletakkan foto-foto
aktivitas anak
Jumlah

Keterangan :
Skor 3 = sarana dan prasaran tersedia kondisi baik dan tercukupi.
Skor 2 = sarana dan prasaran tersedia kondisi baik tetapi tidak tercukupi.
Skor 1 = sarana dan prasaran tersedia kondisi rusak dan tidak tercukupi.
Skor 0 = sarana dan prasaran tidak tersedia.

Tugumulyo,…………………

Observer,

……………………………..

26
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2006). Panduan Pengelolaan Taman Kanak-kanak. Jakarta:


Direktorat Jendral Pendidikan Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah
Dasar.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. (2012). Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Terpadu.
(2013). Pedoman
Sarana Pendidikan Anak Usia Dini.
(2014). Pedoman
Prasarana Pendidikan Anak Usia Dini.
(2015). Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak.
E. Mulyasa. (2009). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137
Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Prastyawan. (2016). Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Prastyawan
1. Al-Hikmah, 6(1), 35.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Yudi, A. A. (2012). Pengembangan Mutu Pendidikan Ditinjau Dari Segi Sarana
Dan Prasarana (Sarana Dan Prasarana PPLP). Jurnal Cerdas Sifa,
1(1), 3.

27

Anda mungkin juga menyukai