Laporan Kerja Praktek
Laporan Kerja Praktek
Disusun Oleh :
AHMAD NADZARUDIN N H
1110117421416
PROGRAM STUDI
TEKNIK ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK CALTEX RIAU
PEKANBARU
2014
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk
Ahmad Nadzarudin N H
(1110117421416)
Disetujui Oleh :
Retno Wulansari
NIP. 810097
2
3
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan kegiatan Kerja Praktek (KP) serta
menyusun Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Indonesia Divisi Risti, Bandung
dengan baik. Shalawat dan salam bagi Rasulullah SAW yang merupakan sosok
tauladan umat manusia di dunia.
Laporan Kerja Praktek ini disusun berdasarkan pelaksanaan Kerja Praktek
yang penulis lakukan di bagian Fiber Optik PT. Telkom Indonesia Divisi Risti,
Bandung pada tanggal 3 Maret 2014 s.d. 28 Maret 2014. Dalam Kerja Praktek ini
penulis menyusun Laporan dengan judul “Teknologi dan Implementasi FTTx
GPON PT. Telkom Indonesia” yang dilaksanakan di PT. Telkom Indonesia Divisi
Risti, Bandung. Dengan adanya Kerja Praktek ini, penulis diharapkan dapat
mengaktualisasikan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan ke dalam dunia
kerja nyata khususnya maupun kehidupan masyarakat pada umumnya.
Laporan Kerja Praktek ini merupakan sebuah laporan penelitian mengenai
pengimplementasian teknologi FTTx GPON yang digunakan oleh PT. Telkom
Indonesia. Laporan ini disusun berdasarkan analisis penulis yang dibandingkan
dengan data dan rujukan yang ada.
PT. Telkom Indonesia sebagai perusahaan swasta yang menyelenggarakan
jasa-jasa Pos dan Telekomunikasi terbaik di Indonesia menjadi pilihan penulis
untuk melaksanakan Kerja Praktek. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada PT. Telkom Indonesia yang telah bersedia menerima dan memberi
fasilitas kepada penulis untuk menambah pengalaman, pengetahuan, wawasan dan
pelajaran yang berharga.
Dalam pengerjaan kerja praktek ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Baik dari segi
materil, tenaga, pikiran, maupun motivasi. Sehingga dengan bantuan tersebut
dapat mempermudah penulis dalam penyelesaian Kerja Praktek ini. Maka dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1
1. Allah SWT
2. Nabi Muhammad SAW
3. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan berupa
materiil maupun non materiil selama penulis melaksanakan Kerja Praktek.
4. Dosen Politeknik Caltex Riau dan Ibu Siska Novita Posma selaku
Koordinator Kerja Praktek Prodi Teknik Elektronika Telekomunikasi
Politeknik Caltex Riau.
5. Bapak Dadang Syarif SS., S.Si., M.Sc selaku Direktur Politeknik Caltex
Riau.
6. Ibu Yohanna Dewi Lulu, MT selaku Asisten Direktur I Bidang Akademik
dan Kemahasiswaan Politeknik Caltex Riau
7. Ibu Siska Novita Posma, S.T., M.T. selaku Kepala Program Studi Teknik
Elektronika Telekomunikasi.
8. Ibu Wahyuni Khabzli S.S.T selaku Pembimbing Kerja Praktek penulis.
9. Ibu Retno Wulansari selaku pembimbing Kerja Praktek yang membimbing
dan mengajarkan penulis tentang segala sesuatunya yang terkait dengan
materi yang dibutuhkan selama kelangsungan Kerja Praktek.
10. Teman-teman yang berada di Bandung yaitu Rizki Andriana, Kukuh
Setiawan, Imam Al Mahdi, Firi Hamdani, Fikri Abror, dan Mudzakir salam
yang selalu mensupport penulis.
11. Keluarga penulis yang berada di Bandung yang senantiasa memberi
dukungan moral, motivasi, dan doanya kepada penulis.
12. Teristimewa kepada teman seperjuangan yang sama-sama melakukan
Kerja Praktek dengan penulis yaitu Gemilang Putra Pratama yang sama-
sama merasakan suka dan duka selama Kerja Praktek.
13. Buat semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima
kasih banyak atas bantuannya.
2
kemampuan penulis terhadap materi yang dibahas dan dianalisa. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi perbaikan
laporan penulis di masa akan datang. Semoga laporan Kerja Praktek ini
bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Ahmad Nadzarudin N H
DAFTAR ISI
3
KATA PENGANTAR...............................................................................................
i
DAFTAR ISI ............................................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1
1.2 Tujuan Kerja Praktek.....................................................................................................
2
1.3 Batasan Masalah............................................................................................................
3
1.4 Manfaat Kerja Praktek...................................................................................................
3
1.5 Metodelogi Kerja Praktek
3
1.6 Tempat dan Pelaksanaan Kerja Praktek.........................................................................
4
1.7 Sistematika Penulisan....................................................................................................
4
6
2.2 Visi ,Misi, dan Budaya Korporasi Telkom..............................................................
10
4
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan...............................................................................
11
2.4 Produk dan Layanan................................................................................................
13
5
4.2.2 Segmen B...................................................................................................
31
4.2.3 Segmen C...................................................................................................
34
4.2.4 Segmen D...................................................................................................
35
4.3 CPE Customer.........................................................................................................
38
4.3.1 ONU & ONT..............................................................................................
38
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................
40
5.2 Saran ...................................................................................................................
41
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
42
6
DAFTAR GAMBAR
7
Gambar 4.8 Ribbon Slotted SSW …………………………………………..
………………………...32
DAFTAR TABEL
8
9
BAB I
PENDAHULUAN
1
Oleh sebab itu, sebagai mahasiswa teknik mempunyai tanggung jawab yang
besar untuk menjadi bagian dalam perkembangan teknologi tersebut dengan
menguasai teori maupun praktek yang sesuai dengan bidang yang kami tekuni.
Sebagai salah satu wujud dan tanggung jawab tersebut, disamping belajar di
bangku perkuliahan penulis juga melaksanakan kerja praktek yang di laksanakan
di PT. TELKOM INDONESIA.
Kerja praktek ini merupakan salah satu syarat yang harus di tempuh sebelum
mengerjakan Tugas Akhir (TA). Tak terkecuali pula di Politeknik Caltex Riau
jurusan Teknik Elektronika Telekomunikasi.
2
1.4 Manfaat Kerja Praktek
Adapun manfaat yang diperoleh dari kerja praktek ini adalah sebagai
berikut :
1. Membantu kampus Politeknik Caltex Riau dalam memberikan soft skill
(kemampuan dasar berinteraksi dalam dunia kerja) yang baik bagi
mahasiswa
2. Terjalin kerjasama antara Politeknik Caltex Riau dengan instansi tempat
Kerja Praktek yaitu PT Telkom Indonesia
3. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan diluar lingkungan kampus
khususnya tentang telekomunikasi
4. Menambah pengalaman sebelum terjun langsung ke masyarakat ataupun
dunia kerja bagi mahasiswa Kerja Praktek (KP)
5. Membantu mahasiswa dalam menentukan judul Tugas Akhir.
2. Interview
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengadakan
konsultasi kepada pembimbing Kerja Praktek lapangan, dan pihak –
pihak yang lebih memahami bidang yang dipelajari.
3. Studi Literatur
Melakukan pencarian informasi melalui buku-buku bacaan, produk
manual dan website lainnya, serta modul yang diberikan oleh
pembimbing lapangan dan staff Telkom Indonesia.
3
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan mengenai latar belakang, ruang lingkup kajian, tujuan
penulisan, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan
laporan kerja praktek.
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
4
BAB II
PROFIL PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA
5
berdirilah Post Telefoondients atau disebut PTT Dinets. Tahun 1927 diterapkan
sebagai perusahaan Negara pemerintah Hindia Belanda.
Jawatan PTT berlangsung sampai dikeluarkannya peraturan pemerintah
pengganti undang-undang (Perpu) No.10/1960 yang menetapkan jawatan PTT
untuk tetap menjadi perusahaan negara.
6
Memasuki Repelita V pemerintah merasakan perlunya percepatan
pembangunan Telekomunikasi. Untuk itu berdasarkan peraturan Pemerintah
No.25/1991 maka bentuk Perusahaan Umum dialihkan menjadi perusahaan
persero (Persero), sebagaimana dimaksud dengan undang No.9/1969 . Sehingga
secara makro penyelenggaraan jasa Telekomunikasi yang semua di monopoli oleh
pemerintah, secara berangsur-angsur menjadi duopoli TELKOM menjadi sebuah
perusahaan perseroan.
Perusahaan besar-besaran yang terjadi pada tahun 1995 yaitu:
a. Restrukturisasi internal
b. Kerja sama Operasi
c. Internal public offering(IPO)
Restrukturisasi internal dimaksud untuk menjadikan pengolahan perusahaan
menjadi efisien dan efektif, karena terjadi pemisahan antara bidang usaha
utama,bidang usaha terkait dan bidang usaha penunjang.Bidang usaha utama,
TELKOM adalah penyelenggara jasa telepon lokal dan jarak jauh dalam negeri.
Bidang usaha terkait adalah penyelenggaraan jasa yang masih terkait dengan jasa
Telekomunikasi seperti jasa telepon seluler(STBS), sirkit langganan, teleks,
penyewaan transponder satelit, Veri Small Averture terminal(VSAT),internet dan
jasa nilai tambahan lainnya.bidang yang berkait ini ada diselenggarakan dengan
membentuk perusahaan patungan .
7
2. Divisi Long Distance (DLD)
Merupakan divisi yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh
dalam negeri melalui pengoperasian jaringan transmisi jalur utama nasional.
Pelanggan divisi network utamanya adalah untuk kepentingan internal TELKOM,
namun bila memungkinkan dapat melayani eksternal TELKOM.
3. Divisi Multimedia
Merupakan divisi TELKOM yang mengelola jasa Multimedia dan Network
Provider untuk melayani masyarakat, langganan dan internal TELKOM, Internet
Provider, Corporate Customer. Divisi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan
bisnis masa depan yang ditandai dengan adanya konvergensi telepon, televisi
kabel (video communication), dan internet (computer communication).
4. Telkom IS Center
Merupakan unit bisnis yang menyediakan system informasi, baik untuk
kepentingan TELKOM maupun pihak lain. Produk-produk layanan yang
dihasilkan : Software, Management Information System, Customer Information
System (SISKA), Billing, Corporate Database, Interkoneksi Billing dan Proses
Telepon Selular.
5. Telkom R & D
Merupakan unit bisnis yang melaksanakan Riset dan Pengembangan
Teknologi Telekomunikasi dan Informasi untuk kepentingan internal TELKOM,
baik riset pengembangan produk baru, standarisasi perangkat, grand scenario
technology, dan uji kaji laboratorium.
8
Pengelolaan properties ini utamanya untuk kepentingan TELKOM, namun
bila memungkinkan dapat melayani pihak lainnya.
1. Visi
2. Misi
9
Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga
yang kompetitif.
3. Inisiatif Strategi
10
Sebagai bagian dari implementasi transformasi bisnis Perusahaan menjadi
penyelenggara layanan TIME, Telkom telah melakukan penataan organisasi untuk
memastikan sustainable competitive growth.
Pada “tahun 2011”, Telkom telah melakukan penyesuaian tugas dan fungsi pada
beberapa unit strategis yaitu:
a. Mengubah nama Direktorat IT, Solution & Supply menjadi Direktorat IT,
Solution & Strategic Portfolio menyusul penambahan fungsi Strategic
Investment & Corporate Planning yang merupakan implikasi dari
diintegrasikannya unit Strategic Investment & Corporate Planning ke
dalam direktorat tersebut untuk mengkondisikan penyelarasan proses
corporate planning & strategic investment. Kemudian agar lebih fokus
pada pengelolaan IT, Service serta Strategic Planning & Strategic
Portfolio, terdapat pengalihan beberapa fungsi dari direktorat ini kepada
direktorat lain, yaitu pengalihan fungsi supply management yang terdiri
dari supply planning & control serta supply center kepada Direktorat
Compliance & Risk Management. Pengalihan fungsi ini membantu
Direktorat IT, Solution & Strategic Portfolio untuk fokus pada
pelaksanaan fungsinya.
Berikut ini adalah struktur organisasi Telkom yang berlaku selama tahun 2011:
11
Fungsi dan Wewenang
Nama Direktorat
12
a. Telepon ( Fixed Line )
1. Flexi Classy
2. Flexi Trendy
3. Flexi Home
c. Produk TELKOMSEL
BAB III
13
FIBER OPTIK DAN GPON
Serat optik merupakan sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik
yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan digunakan untuk
mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya
yang digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini berdiameter kurang
lebih 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena
indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser
mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat
tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.
14
1. Bagian yang paling utama dinamakan bagian inti (core), dimana gelombang
cahaya yang dikirimkan akan merambat dan mempunyai indeks bias lebih
besar dari lapisan kedua. Terbuat dari kaca (glass) yang berdiameter antara 2
~125 mm, dalam hal ini tergantung dari jenis serat optiknya.
Walaupun cahaya merambat sepanjang inti serat tanpa lapisan material kulit,
namun kulit memiliki beberapa fungsi :
15
merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh ITU-T via G.984 dan
hingga kini bersaing dengan GEPON (Gigabit Ethernet PON), yaitu PON versi
IEEE yang berbasiskan teknologi ethernet. GPON mempunyai dominansi market
yang lebih tinggi dan roll out lebih cepat dibanding penetrasi GEPON. Standar
G.984 mendukung bit rate yang lebih tinggi, perbaikan keamanan, dan pilihan
protokol layer 2 (ATM, GEM, atau Ethernet). Baik GPON ataupun GEPON,
menggunakan serat optik sebagai medium transmisi. Satu perangkat akan
diletakkan pada sentral, kemudian akan mendistribusikan traffic Triple Play
(Suara/VoIP, Multi Media/Digital Pay TV dan Data/Internet) hanya melalui media
1 core kabel optik disisi subscriber atau pelanggan. Yang menjadi ciri khas dari
teknologi ini dibanding teknologi optik lainnya semacam SDH adalah teknik
distribusi traffic nya dilakukan secara pasif. Dari sentral hingga ke arah subscriber
akan didistribusikan menggunakan pasif splitter (1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32, 1:64).
GPON menggunakan TDMA sebagai teknik multiple access upstream dengan data
rate sebesar 1.2 Gbps dan menggunakan broadcast kearah downstream dengan
data rate sebesar 2.5 Gbps. Model paketisasi data menggunakan GEM (GPON
Encapsulation Methode) atau ATM cell untuk membawa layanan TDM dan packet
based. GPON jadi memiliki efisiensi bandwidth yang lebih baik dari BPON (70
%), yaitu 93 %.
Prinsip kerja dari GPON itu sendiri ketika data atau sinyal dikirimkan dari
OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk
memungkinkan fiber optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONU, untuk ONU
sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang diinginkan user. Pada
prinsinya, PON adalah sistem point to multipoint, dari fiber ke arsitektur premise
network dimana unpowered optical splitter (spitter fiber) fiber optik tunggal.
16
mentransmisikan pada kisaran daya output yang normal. Pada mode 2 dan 3 ONT
akan mentransmisikan 3-6 dB lebih rendah daripada mode 1 yang mengizinkan
OLT untuk memerintahkan ONT menurunkan daya apabila OLT mendeteksi
sinyal dari ONT terlalu kuat atau sebaliknya, OLT akan member perintah ONT
untuk menaikkan daya jika terdeteksi sinyal dari ONT terlalu rendah.
17
TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet maupun
manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga
hingga beberapa kilometer.
TKO terletak di rumah pelanggan. Dari gambar dibawah ini keberadaan kabel
tembaga dapat dihilangkan sama sekali, sehingga keterbatasan kemampuan dalam
menyediakan bandwidth yang lebar dan interferensi tidak akan terjadi.
18
3.3.2 Access Network
Access Network adalah bagian dari suatu jaringan telekomunikasi yang
menghubungkan pelanggan penyedia layanan langsung mereka. Hal ini kontras
dengan jaringan inti, (Misalnya Jaringan Switching Subsystem dalam GSM) yang
menghubungkan penyedia lokal satu sama lain. Jaringan akses dibagi lagi antara
feeder plant atau distribution network dan drop plant atau edge network. Pada
Jaringan optik yang akan dibahas adalah distribution network yang terbagi
menjadi 2, yaitu AON dan PON.
19
Konstruksi trunk cable yaitu koneksi serat dari central office (CO) sampai
ke tiang atau optical splitter, telah mengcover dari jaringan saat ini. Sisanya untuk
menggelar serat optik dari splitter (coupler) terakhir ke pelanggan rumahan ketika
service diminta, membuat koneksi langsung FTTH antara Central Office dan
pelanggan rumahan menggunakan optical fiber. Serat optik digelar dari tiang atau
optical spliter ke pelanggan rumahan disebut drop cable atau drop optical fiber
dan panjangnya dapat mencapai 1.6 km. Di perumahan metropolitan, drop cable
biasanya kurang dari 500 m panjangnya. Instalasi dari drop cable pertama
membutuhkan konfirmasi dari optical level pada pelanggan rumahan diikuti oleh
pengukuran throughput pada ONU.
20
1. Natural Disaster
Fiber dibentangkan pada tiang, persoalannya adalah stress yang berulang dari
angin topan, hujan yang deras dan lain-lain, sama seperti perubahan karena umur,
yang menyebabkan rusak dan loss.
2. Animal Damage
Diserang oleh binatang, seperti bajing/tupai, tikus, burung gagak dan lain-lain,
menyebabkan kerusakan dan fiber putus. Di sebelah barat Jepang, telah banyak
laporan kerusakan disebabkan oleh jangkrik bertelur di kabel.
21
BAB IV
FTTX GPON
22
Gambar 4.1 OLT
23
4. Segmen D : Catuan kabel Rumah/ Gedung
24
1. Desain konstruksi FTB atau dapat juga disebut Panel berbentuk modular
dan atau tersusun dari beberapa sub panel yang berisi susunan konektor
adaptor SC/UPC. Sub panel tersebut harus terpasang secara Swing atau
Slidding pada modul FTB yang di-mounting pada struktur rak 19”.
2. FTB/Panel harus dirancang sedemikian rupa sehingga pemasangan,
penggantian dan pemeliharaan fiber dapat dilakukan dengan mudah dan
tidak mengganggu fiber (live fiber) yang lain.
3. Setiap Panel FTB atau Sub- Panel harus dilengkapi dengan pigtail dan
cassette tempat penyimpanan slack pigtail dan protection sleeve.
4. Masing-masing Panel/Sub Panel harus dilengkapi dengan
kabel/pathcord guide.dengan sempurna.
b. Splice Room
Splice room harus dilengkapi splice tray yang berfungsi untuk
mengamankan dan melindungi sambungan fiber/protection sleeve. Splice
room dapat ditempatkan di Cassette pada Panel atau sub modul/sub panel
FTB.
c. Splitter
Dalam hal ODF FTM dilengkapi dengan splitter, maka persyaratan splitter
harus sesuai dengan Spesifikasi Telekomunikasi Splitter ( STEL L- 050
-2008 Versi 1); dan splitter harus diterminasi di ruang khusus berupa panel
19” setara dengan FTB/Panel (FTB Splitter). Dalam hal ODF FTM tidak
dilengkapi dengan splitter, maka harus terdapat Splitter room yang setara
dengan FTB/Panel dan di- mounting pada rak 19”.
25
Gambar 4.5 Splitter
d. Pentanahan
ODF FTM harus memiliki terminal pentanahan yang berfungsi untuk
terminasi pentanahan. Setiap bagian ODF FTM yang terbuat dari logam
harus diterminasikan secara terintegrasi. Terminasi pentanahan harus
sedemikian rupa sehingga kabel pentanahan dapat terpasang dengan
sempurna.
2. Feeder FO
26
Dengan sistem Micro Duct (MD) dimana cara instalasinya dengan
dorongan tekanan udara ( Air Blown System ). Di indonesia belum
digunakan sebagai Feeder FO baru untuk Ring Inner City
c. Kabel serat optik udara ( aerial ), Jenis ini juga ada 2 macam
27
c. End cap Digunakan untuk mengencangkan ujung tube utama untuk
menghindari air dan debu yang masuk ke dalam saluran juga digunakan
dalam kombinasi dengan katup connector akhir selama instalasi microduct
ke saluran kabel yang ada.
e. Tube Cutter Merupakan pemotong serat optik apabila serat optik kotor,
serat tersebut dibersihkan dengan alkohol, kemudian serat di potong
dengan tube cutter lalu serat di masukkan ke alat fusion. Diameter
pemotongan maksimum adalah 12,7 mm.
28
Keperluan kabel untuk diinstalasi dilapangan beraneka ragam,
sedangkan panjang kabel yang ada dalam 1 haspel terbatas berkisar antara
3 Km ( kap ≤ 96 core) dan 2 Km ( kap 144 & 264 core ), jika diperlukan
instalasi kabel yang diperlukan lebih dari 3 Km maka diperlukan
perangkat untuk menyambung dan pelindung dari sambungan tersebut, hal
tersebut dimaksudkan untuk menjaga kualitas dari pada kabel, alat
sambung yang digunakan bisanya universal closure spesifikasi merefer
STEL L-037-2001 Ver.2, seperti pada gambar dibawah ini:
Ukuran sarana sambung kabel tipe closure yang ada di pabrikan sbb :
ODC adalah suatu perangkat pasif yang diinstalasi diluar STO bisa di
lapangan ( Outdoor ) dan juga bisa didalam ruangan / di MDF Gedung HRB (
Indoor ), yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
Sebagai titik terminasi ujung kabel feeder dan pangkal kabel distribusi
Sebagai titik distribusi kabel dari kapasitas besar ( feeder ) menjadi
beberapa kabel yang kapasitasnya lebih kecil lagi ( distribusi ) untuk
flesibilitas.
Tempat Spliter.
Tempat penyambungan.
29
Gambar 4.7 ODC
5. Splitter
Splitter adalah suatu perangkat pasif yang berfungsi untuk membagi informasi
sinyal optik ( gelombang cahaya ), kapasitas distribusi dari spliter bermacam –
macam yaitu 1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32, dan 1:64, spesifikasi teknis merefer ( STEL-
L -047- 2008 Ver1). dan ada juga yang inputnya 2 seperti 2:16 dan 2:32
Direkomendasikan digunakan di Telkom sampai 1:32 secara total ( System )
Aplikasinya :
4.2.2 SEGMEN B
1. Distribusi FO
Kabel serat optik distribusi ini sama hal seperti kabel serat optik feeder yang
mempunyai fungsi untuk meneruskan informasi yang berupa sinyal optik dari
mulai ODC sampai dengan ODP, tetap menggunakan kabel fiber optic Single
Mode tipe G652D dan jenis instalasinya sama dengan feeder, apakah Tanam
Langsung, Dalam Polongan Duct, HDPE, Micro Duct dan Aerial. Kapasitasnya
30
kabel serat optik untuk distribusi hanya lebih kecil berkisar 6 core sampai 48 core
tergantung jenis kabel yang digunakan seperti :
ODP juga merupakan suatu perangkat pasif yang diinstalasi diluar STO bisa
di lapangan ( Outdoor ) dan juga bisa didalam ruangan ( Indoor ) didalam gedung
HRB, yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
31
a. Sebagai titik terminasi ujung kabel distribusi dan titik tambat awal
/pangkal kabel drop/ penanggal.
b. Sebagai titik distribusi kabel distribusi menjadi beberapa saluran
penanggal ( kabel drop).
c. Tempat Spliter
d. Tempat penyambungan
Sehingga ODP ini harus dilengkapi dengan space untuk splicing, space untuk
spliter dan sistem pentanahan. Kapasitas ODP bermacam – macam sesuai dengan
kebutuhan, yang ada dipabrikan secara standar yaitu :
a. Kapasitas 8 port.
b. Kapasitas 12 port.
c. Kapasitas 16 port.
d. Kapasitas 24 port.
e. Kapasitas 48 port.
Ditinjau dari lokasi atau tempat pemasangannya ODP dapat di bagi menjadi 3
jenis, yaitu:
1. ODP tipe Wall/ On Pole, ODP jenis ini dipasang di dinding atau juga
bisa dipasang diatas tiang yang tentunya pada instalasi kabel drop atas
tanah ( aerial ).
2. ODP tipe Pedestal, jenis ODP ini diinstalasi diatas permukaan tanah,
dan ODP ini digunakan untuk instalasi kabel drop bawah tanah
dengan pelindung pipa.
32
3. ODP tipe Closure, jenis ODP ini sangat fleksibel bisa dipasang
dibawah tanah, diatas tiang bahkan bisa juga dipasang diantara dua
tiang ( pada kabel distribusi aerial ).
3. Splitter
Seperti halnya pada segmen feeder diatas, namun pada segmen distribusi
biasanya splitter yang dipasang adalah : 1.Spliter 1:8 2.Spliter 1:16.
4. Micro Duct
Seperti halnya pada segmen feeder diatas, namun pada segmen distribusi
ini besar polongannya lebih kecil lagi dan untuk ukuran 5/3.5 mm sampai 24
Way.
4.2.3 SEGMEN C
Kabel drop berfungsi meneruskan sinyal optic dari ODP ke rumah – rumah
pelanggan, tipe kabel drop yang digunakan adalah tipe G 657 hal ini dimaksudkan
untuk menanggulangi lokasi instalasinya yang banyak belokan – belokan sehingga
harus menggunakan optik yang bending insensitive, kapasitas kabel ini drop pada
umumnya 1, 2, dan 4 core. Untuk letak lokasi instalasinya kabel drop ada 3
macam yaitu:
1. Kabel drop untuk instalasi dengan pelindung pipa HH/ Pit ( sesuai
STEL K- 034-2010 Versi : 1.0)
2. Kabel Drop ABF ( Air Blown Fiber ) dengan Micro Duct.
3. Kabel drop dengan penggantung ( aerial ) sesuai STEL K-033-
2009 Versi : 1.0
33
OTP juga merupakan perangkat pasif yang dipasang dirumah pelanggan,
yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
Untuk poin a dan b biasanya untuk rumah atau gedung yang sudah
jadi, sedangkan yang poin c untuk rumah atau gedung yang masih tahap
pembangunan serta poin d dan e bisa untuk yang sudah jadi maupun yang
masih dalam tahap pembangunan rumah/ gedung.
34
2). Optical Indoor Outlet ( Roset )
Accessories Lainnya
35
Gambar 4.12 Patch-cord
Konektor : Konektor SC/ UPC atau SC/ APC yang dipasang di ujung dari
core optik, baik pada kabel feeder, distribusi, drop maupun indoor.
Spesifikasi teknis merefer pada STEL L-043-2002 Versi 1. Dalam kategori
ini dikenal ada 4 jenis yaitu PC (Phsical Contact), UPC (Ultra Physical
Contact), APC (Angled Physical Contact). Namun dari jenis PC ini ada
turunannya yaitu SPC (Super Physical Contact) dan secara detail
digambarkan sebagai berikut: Dari ke 4 jenis konektor tersebut dan yang
paling banyak digunakan dalam jaringan FTTH disini adalah Konektor
jenis UPC dan APC, dibawah ini:
36
Gambar 4.13 Konektor UPC/APC
Optical Network Unit ( ONU ) dan Optical Network Terminal adalah suatu
perangkat aktif ( Opto-Elektik ) yang dipasang disisi pelanggan, dimana
ONU / ONT tersebut mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.Mengubah sinyal Optik menjadi Sinyal Elektrik.
2.Sebagai alat demultiplex
37
Keluaran dari ONU/ ONT adalah layanan yang disebut Triple Play
Services, yaitu :
1.Telephoni ( Voice )
2.Data dan Internet.
3.CATV/ IPTV
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Optical Line Terminal (OLT) adalah perangkat yang berfungsi sebagai titik
akhir penyedia layanan jaringan optik, dan merupakan perangkat aktif
38
( Opto-Elektik ) yang berfungsi untuk mengubah sinyal elektrik menjadi
sinyal optic dan sebagai alat multiplex.
2. FTM (Fiber Termination management) adalah suatu perangkat yang
digunakan untuk terminasi, interkoneksi dan cross connect fisik kabel
optik baik dari outside plant (OSP).
3. ODP (Optical distribution Point) merupakan suatu perangkat pasif yang
berfungsi sebagai tempat distribusi dan memiliki kapasitas yang berbeda-
beda sesuai kebutuhan.
4. Micro Duct adalah suatu cara instalasi FO dengan dorongan tekanan udara
( Air Blown System ), yang mana di Indonesia belum digunakan sebagai
Feeder FO
5. ONU/ONT adalah suatu perangkat aktif ( Opto-Elektik ) yang dipasang
disisi pelanggan dan berfungsi sebagai penyedia layanan Triple Play
Services.
6. FTTx adalah teknologi yang praktis, banyak bandwith yang tersedia
sehingga bisa dengan mudah mengakses berbagai layanan komunikasi.
5.2 Saran
39
DAFTAR PUSTAKA
[1]http://id.wikipedia.org/wiki/Telkom_Indonesia
[2]http://www.telkom.co.id/infomedia/tentang-infomedia/sejarah/
[3]http://www.scribd.com/doc/86846048/10/Struktur-Organisasi-PT-TELKOM-
INDONESIA-Tbk
[4]http//:wikipedia.org/wiki/Fiber_to_the_Home#Pencerai_optik_pasif
[5]http://www.exfiber.com/product/Fiber-Optic-Splicing-Component/Optical-
Distribution-
[6]http://lenteraagung.com/item/sieges-odcoptic-distribution-cabinet.html
[7]http://en.wikipedia.org/wiki/Fiber-optic_communication
[8]http://en.wikipedia.org/wiki/Metro_Ethernet
40
[9] Wildan, Muhammad. J.2008. Teknologi dan Implementasi FTTx.
41