Anda di halaman 1dari 5

PRINSIP ISLAM TENTANG KONSUMSI

(Makalah ini Diselesaikan untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah


Ekonomi Mikro Islam II)

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

Ahmad Fikri Ihsan Nst (0501181011)

Tanzila Arifah Putri (0501183281)

Ghina Rosadina Sadli (0501183288)

Ramla Sari (0501181045)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum pemenuhan terhadap kebutuhan akan memberikan dampak


atau manfaat fisik, spiritual, intelektual ataupun material, sedang pemenuhan
terhadap keinginan akan menambah kepuasan atau manfaat psikis di samping
manfaat lainnya. Jika suatu kebutuhan diinginkan oleh seorang, maka
pemenuhan kebutuhan tersebut akan melahirkan maslahah sekaligus kepuasan,
namun jika pemenuhan kebutuhan tidak dilandasi keinginan, maka hanya akan
memberikan manfaat saja. Ada beberapa mekanisme konsumsi dalam Islam.
Modus konsumsi yang baik, menurut Nabi, adalah sepertiga untuk
disedekahkan, sepertiga untuk dikonsumsi sendiri, dan sepertiga lagi untuk
investasi. Konsumsi yang mendatangkan Maslahah tidak dilarang untuk
memenuhi kebutuhan ataupun keinginannya selama dengan pemenuhan
tersebut martabat manusia dan kemanusiaannya bisa meningkat. Memang
semua yang ada di bumi ini diperuntukkan untuk manusia, namun manusia
diperintahkan untuk mengonsumsi barang/jasa yang halal dan baik secara
wajar dan tidak berlebihan.

Pemenuhan kebutuhan ataupun keinginan tetap dibolehkan selama hal itu


menambah maslahah atau tidak mendatangkan mudharat. Konsumen yang
rasional adalah konsumen yang secara cerdas menentukan komoditas untuk
kemaslahatan diri (maslahat al-ifrad) dan kemaslahatan umum (maslaha al-
ammah). Indikator konsumen rasional dapat dilihat diantaranya dari perilaku
konsumsinya yang tidak tarf atau tidak hidup bermewah-mewahan, israf,
tabdzir dan safih. (Said Sa’ad Marthon) mengatakan pemberdayaan dapat
terwujud harus melalui konsumsi dapat terwujud dengan beberapa aturan yang
dapat dijadikan sebagai pegangan untuk mewujudkan rasionalitas dalam
konsumsi : Tidak boleh hidup bermewah-mewahan, Pelelangan Israf, Tabdzir
dan Safih, Keseimbangan dalam berkonsumsi, dan Larangan berkonsumsi atas
barang dan jasa yang membahayakan. Penjelasan tersebut menggarisbawahi
peran konsumsi sangat penting karena bagian dari agregat demand dan
pendapatan nasional. Hal ini tidak berarti kita menginginkan masyarakat
konsumtif. Pemberdayaan menekankan adanya otonomi komunitas dalam
pengambilan keputusan, kemandirian dan keswadayaan lokal, demokrasi dan
belajar dari pengalaman sejarah. Esensinya ada pada partisipasi masyarakat
dalam setiap tahapan perubahan masyarakatnya.

Peneliian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian, penulis mengadakan kajian terhadap


penelitian yang terdahulu. Bertujuan sebagai penguat dalam skripsi ini, agar
dapat menghubungkan berbagai sumber kajian yang relevan dengan penelitian
dan juga agar member arahan agar tidak terjadinya plagiat dan kesamaan
dalam penelitian. Penelitian yang sudah ada antara lain:
Penelitian yang pertama yang berjudul “pengaruh pendapatan masyarakat
terhadap perilaku konsumsi motor pasca tsunami dalam perspektif ekonomi
Islam( studidi desa lambaro skep aceh) oleh Raudhah. Dengan rumusan
masalah bagaimana perilaku konsumsi masayrakat desa lambaro skip aceh?
Adapun hasil dari penelitian ini yakni menunjukan pengaruh suatu
pendapataan berkenaan dengan perilaku konsumsi motor di desa lambaro skip
pasca tsunami.

Adapun yang paling mempengaruhi tingkat konsumsi motor di desa


lambaro skip adalah kestabilan harga barang, pendapatan/ penghasilan,
kebutuhan, nelayan, dan perdagangan. Selain itu faktor yang mempengaruhi
masyarakat dalam membeli sepeda motor adalah kerena angkutan umum jauh
dari rumahdigunakan untuk ketempat kerja danmemiliki pendapatan yang
lebih. Dan perilaku masyarakat di desa lambaro skep dalam perilaku konsumsi
mereka sudah mengamalkan seperti dalam syariat Islam. Mengenai halal
haram , riba suatu barang.1

Sri Mulyani (2007) yang berjudul Analisa Perilaku Konsumsi Terhadap


Produk Tabungan Perbankan Syariah. Penelitian ini bertujuan untuk

1Raudhah, pengaruh pendapatan masyarakat terhadap perilaku konsumsi motor pasca tsunami
1

dalam perspektif ekonomi Islam( studidi desa lambaro skep aceh, skripsi, Aceh,2009,
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18153/1/RAUDHAHFSH.pdf( diunduh
kamis 5juni 2014 pukul 23:56wib)
mengetahui hubungan perbedaan jenis kelamin, profesi, dan tingkat
pendidikan akhir terhadap karakteristik produk tabungan yang dipakai dan
karakteristik produk mana yang mempunyai hubungan dominan terhadap
karakteristik menabung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
keterkaitan karakteristik konsumen yang terdiri dari jenis kelamin, profesi,
dan pendidikan dengan karakteristik produk jasa perbankan Syariah dan
sistem bagi hasil merupakan karakteristik produk perbankan syariah yang
berpengaruh dominan terhadap keterkaitan konsumen untuk menabung di
bank syariah.2

Ansori (2009) Analisis Perilaku Konsumsi Terhadap Pembelian Produk


Telkomsel Prabayar di Branch Office Bumilindo Prakarsa Probolinggo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelompok acuan, keadaan ekonomi,
dan motivasi berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian di Branch
Office (BO) Bumilindo prakarsa Probolinggo.3Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kelompok acuan, keadaan ekonomi, dan motivasi berpengaruh secara
simultan dan yang paling dominan adalah motivasi.

B. Gap (Kesenjangan) dari Realitas dan Teori

Pemenuhan kebutuhan umumnya memberikan dampak atau manfaat


secara fisik dan sebagainya. Jika sesuatu kebutuhan dicari, maka pemenuhan
kebutuhan ini akan memberikan kepuasan publik sekali, tetapi jika kebutuhan
tidak didasarkan pada keinginan, itu hanya akan menguntungkan. Ada
beberapa mekanisme dalam konsumsi Muslim. Konsumsi dan kepuasan
publik dalam Islam tidak melarang umat Islam untuk memenuhi kebutuhan
atau keinginan untuk pemenuhan martabat manusia. Sesungguhnya segala
sesuatu ini diperuntukkan bagi manusia, tetapi manusia diperintahkan untuk
mengkonsumsi barang/jasa yang baik halal dan wajar dan tidak berlebihan.
Pemenuhan keinginan atau kebutuhan tetap diperbolehkan selama itu
2
Sri Mulyani, “Analisa Perilaku Konsumen Terhadap Produk Tabungan Perbankan Syariah”,
Skripsi, (Surakarta: Jurusan Ekonomi Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negri (STAIN)
Surakarta, 2007).
3
Ansori, “Analisa Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Produk Telkomsel Prabayar di Branch
Office Bumilindo Prakarsa Probolinggo”, Skripsi, (Malang: Fakultas Ekonomi, Universitas Islam
Negri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2009).
menambahkan maslahah atau tidak membawa celaka. Konsumen rasional
adalah komoditas konsumen yang cerdas untuk menentukan manfaat dari diri
mereka sendiri dan kepentingan publik. Indikator konsumen yang rasional
dapat dilihat antara lain dari perilaku konsumsi mereka. Penjelasannya
mayoriti peran konsumsi sangat penting sebagai bagian dari pendapatan
nasional.

Anda mungkin juga menyukai