Anda di halaman 1dari 8

TEORI UPAH DAN DINAMIKA PASAR TENAGA KERJA

A. Pengertian Upah
Tenaga kerja sebagai salah satu pemilik faktor produksi yang menawarkan jasa
mempunyai peranan yang sangat penting dalam keberlangsungan proses produksi.
Untuk itu, atas pengorbanannya tenaga kerja berhak mendapatkan balas jasa dari
perusahaannya berupa penghasilan dalam bentuk upah. Upah merupakan salah satu
indikator penting untuk menilai hidup dari buruh/karyawan/tenaga kerja.
Upah atau gaji yang diberikan kepada seorang tenaga kerja merupakan
penghargaan atas pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan untuk kepentingan suatu
organisasi atau perusahaan. Penghargaan ini tidak selamanya berbentuk uang, tetapi juga
dalam bentuk penghargaan lainnya.
Pengupahan sendiri merupakan salah satu faktor yang paling sensitif karena upah
merupakan salah satu faktor pendorong untuk bekerja, dan berpengaruh terhadap moral
dan disiplin tenaga kerja. Oleh karena itu, setiap perusahaan atau organisasi manapun
seharusnya dapat memberikan upah yang seimbang dengan beban kerja yang dipikul
tenaga kerja. Dengan demikian, tujuan pembinaan tenaga kerja adalah untuk
menciptakan tenaga kerja yang berdaya guna dan berhasil guna dapat terwujud.
Pentingnya pemberian upah kepada tenaga kerja yang sesuai dengan hasil
pekerjaannya serta besarnya kebutuhan merupakan suatu hal yang harus diperhatikan
oleh seorang pengusaha. Upah yang sesuai tersebut bisa diberikan baik itu sesuai dengan
jam kerja ataupun banyaknya unit barang yang dihasilkan oleh tenaga kerja tersebut.
Dalam UU No. 13 Tahun 2003 memberikan pengertian tentang upah yaitu hak
pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan
sesuai perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang- undangan, termasuk
tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas pekerjaan dan atau jasa yang telah
atau akan dilakukan.
Upah merupakan imbalan jasa yang diterima seseorang di dalam hubungan kerja
yang berupa uang atau barang, melalui perjanjian kerja, imbalan jasa diperuntukkan
untuk memenuhi kebutuhan bagi diri dan keluarganya. Dalam pengertian teori ekonomi,
upah yaitu pembayaran yang diperoleh berbagai bentuk jasa yang disediakan dan
diberikan oleh tenaga kerja kepada pengusaha (Sadono Sukirno, 2002 : 353).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, upah merupakan balas jasa atau
pendapatan yang diterima oleh pekerja dari pihak lain atau majikan. Pengertian upah

1
berbeda dengan pendapatan, dimana upah yaitu imbalan yang diterima pekerja dan
belum termasuk tunjangan-tunjangan, maka yang dimaksud upah disini adalah imbalan
yang diterima seseorang dalam kaitannya langsung dengan kerja atau berdasarkan
prestasi kerja. Hal ini belum termasuk tunjangan seperti kesehatan, keluarga, hari tua,
dan tunjangan lain-lain.

B. Teori Upah
Sistem pengupahan di suatu negara didasarkan kepada falsafah atau sistem
perekonomian negara tersebut. Teori yang mendasari sistem pengupahan pada dasarnya
dapat dibedakan menurut dua ekstrim, yaitu (1) berdasarkan ajaran Karl Marx mengenai
teori nilai dan pertentangan kelas, (2) berdasarkan pada teori pertambahan produk
marginal berlandaskan asumsi perekonomian bebas (Sony Sumarsono, 2003:137).
Sistem pengupahan dari ekstrim pertama pada umunya dilaksanakan di negara penganut
paham komunis, sedangkan system pengupahan ekstrim kedua pada umumnya
dipergunakan di negara-negara kapitalis.

a. Teori Upah Menurut Nilai dan Pertentangan Kelas


Ajaran Karl Marx menyatakan bahwa hanya buruh yang merupakan sumber nilai
ekonomi. Nilai suatu barang tergantung nilai dari jasa buruh atau jumlah waktu kerja
yang dipergunakan untuk memproduksi barang tersebut. Implikasi dari pandangan ini
adalah :
1. Harga barang berbeda menurut jumlah jasa buruh yang dialokasikan untuk seluruh
proses produksi barang tersebut.
2. Jumlah jasa kerja yang dikorbankan untuk memproduksi suatu jenis barang adalah
kira-kira sama. Oleh karena itu, harganya pun dibeberapa tempat menjadi kira-kira
sama.
3. Seluruh pendapatan nasional diciptakan oleh buruh. Jadi dengan demikian hanya
buruh atau pekerja yang berhak memperoleh seluruh pendapatan nasional tersebut.

Sedangkan sistem pengupahan dan pelaksanaannya berdasarkan pandangan Karl Marx


adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan konsumsi tiap-tiap orang, macam dan jumlahnya hampir sama.
2. Nilai (harga) setiap barang hampir sama, maka upah tiap orang kira-kira sama.
3. Sistem pengupahan tidak memberikan intensif yang sangat perlu menjamin
peningkatan produktivitas kerja dan pendapatan nasional.

2
4. Sistem kontrol yang sangat ketat diperlukan untuk menjamin setiap orang betul-
betul mau kerja menurut kemampuannya.
Sistem pengupahan menurut teori Karl Marx didasarkan pada teori nilai dan asas
pertentangan kelas. Pada dasarnya pandangan Karl Marx bahwa hanya buruh yang
merupakan sumber nilai dari jasa buruh atau dari jumlah waktu kerja yang digunakan
untuk memproduksi suatu barang. Sedangkan dari pendapat lainnya dari teori Karl Marx
adalah pertentangan kelas yang artinya bahwa kapitalis selalu berusaha menciptakan
barang-barang modal untuk mengurangi penggunaan buruh. Akibatnya adanya
pengangguran besar-besaran sehingga menurunkan upah.

b. Teori Upah Menurut Pertambahan Produk Marginal


Teori Neo Klasik mengemukakan bahwa dalam rangka memaksimumkan
keuntungan tiap-tiap pengusaha menggunakan faktor-faktor produksi sedemikian rupa
sehingga tiap faktor produksi yang dipergunakan menerima atau diberi imbalan sebesar
nilai pertambahan hasil marginal dari faktor produksi tersebut. pengusaha
mempekerjakan sejumlah karyawan sedemikian rupa sehingga nilai pertambahan hasil
marginal seseorang sama dengan upah yang diterima orang tersebut.
Dalam teori klasik menyatakan bahwa karyawan memperoleh upah senilai dengan
pertambahan hasil marginalnya. Upah berfungsi sebagai imbalan atas usaha kerja yang
diberikan seseorang tersebut pada pengusaha. Upah dibayar oleh pengusaha sesuai
dengan atau sama dengan usaha kerja (produktivitas) yang diberikan kepada pengusaha.
Teori Neo Klasik didasarkan pada asas nilai pertambahan hasil marginal faktor
produksi, dimana upah merupakan imbalan atas pertambahan nilai produksi yang
diterima pengusaha dari karyawan.
Disamping berdasarkan dua falsafah di atas, dalam teori penentuan upah di pasar
tenaga kerja, upah dibagi ke dalam dua jenis yaitu :
a. Upah Nominal
Upah Nominal yaitu jumlah uang yang diterima para pekerja dari para pengusaha
sebagai pembayaran ke atas tenaga mental atau fisik para pekerja yang digunakan dalam
proses produksi (Sadono Sukirno, 2005:351).
b. Upah Riil
Upah Riil yaitu tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut
membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para
pekerja (Sadono Sukirno, 2005:351).

3
C. Upah Minimum
Menurut Sonny Sumarsono (2003:141) “Upah Minimum merupakan upah yang
ditetapkan secara minimum regional, sektor regional maupun sub sektoral.“ Dalam hal
ini upah minimum adalah upah pokok dan tunjangan. Sedangkan Upah Pokok Minimum
adalah upah pokok yang diatur secara minimal baik regional.

Dinamika Pasar Tenaga Kerja

A. Metode Pembayaran Upah Tenaga Kerja


Sistem pengupahan adalah sistem pembayaran upah terhadap karyawan atau tenaga
kerja yang umum diterapkan dalam suatu perusahaan. Sistem pengupahan ini
memberikan kepuasan bagi pekerja, laba untuk perusahaan serta barang atau jasa yang
berkualitas dan harga yang pantas.
Sistem pengupahan ini harus dilihat dari beberapa aspek seperti aspek kehidupan
(desire to live), aspek keinginan untuk memiliki sesuatu (desire for possession), aspek
keinginan atas kekuasaan (desire for power), aspek keinginan untuk pengakuan (desire
for recoqnition). Oleh sebab itu, dalam memenuhi kebutuhan pekerja, maka pengusaha
dalam menentapkan upah harus memperhatikan kebutuhan fisik dan keamanan,
kebutuhan sosial, kebutuhan egoistis pekerja.
Dalam menentukan pemberian imbal jasa, perlu diperhatikan asas adil yang artinya
pembayaran dilakukan sesuai dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, resiko pekerjaa,
tanggung jawab, jabatan pekerjaan dan memenuhi persyaratan internal organisasi. Asas
layak dapat memenuhi kebutuhan pekerja dalam tingkat normatif yang ideal.
Menurut Buchari Alma (2004:206) metode pembayaran upah dikenal juga sebagai
sistem pembayaran upah, yaitu sebagai berikut :
a. Sistem Upah Menurut Waktu
Sistem upah menurut waktu adalah upah tetap yang dikaitkan dengan waktu. Ini
berarti upah yang tetap jumlahnya per periode yang besarnya tidak dikaitkan dengan
prestasi yang diberikan oleh buruh. Oleh sebab itu, pembayaran berdasarkan jam,
minggu atau bulan. Sedangkan menururt Moekijat (2007:115) “Sebagian upah
berdasarkan waktu digunakan karena kebiasaan, karena sulitnya menentukan standar-
standar pelaksaan pekerjaan, dan karena sikap dan praktek manajemen yang ceroboh.“
Pembayaran upah dapat dilakukan di muka atau di belakang (bekerja dulu baru upah
kemudian). Adapun kelemahan sistem upah ini adalah
1. tidak mendorong karyawan untuk memaksimalkan penggunaan tenaganya.

4
2. upah sama rata bagi buruh yang rajin dan yang malas.
3. Upah berdasarkan waktu lebih menyulitkan dalam merencanakan dan mengendalikan
biaya tenaga kerja.

b. Sistem Upah Prestasi


Sistem ini didasarkan atas prestasi dari pekerja, atau pedagang per unit produksi
yang diselesaikan. Sistem ini mempunyai kebaikan seperti :
1. Ada dorongan untuk bekerja lebih giat
2. Buruh yang rajin menerima gaji yang lebih tinggi
3. Perhitungan harga pokok akan lebih baik
Adapun kelemahan-kelamahannya adalah sebagai berikut :
1. Bila buruh tidak memberikan prestasi berarti tidak mendapat upah
2. Buruh mungkin kurang cermat untuk mengejar prestasi sebanyak-banyaknya.
Sehingga peralatan produksi cepat rusak, terjadi penghamburan bahan karena buruh
tidak berhati-hati.
c. Upah Borongan
Upah borongan merupakan sistem kombinasi upah dari upah waktu dan upah
potongan. Sistem ini menetapkan pengupahan berdasarkan besarnya jas yang diberikan
berdasarkan volume pekerjaan dan lamanya pekerjaan. Pekerjaan tertentu harus
diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Jika selesai tepat waktunya
ditetapkan upah dalam rupiah.

d. Sistem Upah Premi


Premi adalah hadiah atau bonus yang diberikan kepada karyawan karena berkat
pekerjaan yang ia lakukan telah memberikan suatu keuntungan kepada perusahaan.
Sistem upah premi ini diberlakukan karena pimpinan ingin mengadakan perbaikan
secara perlahan-lahan dengan cara persiapan pekerja. Bagi buruh agar bekerja lebih
baik, standarisasi dari kualitas material, perbaikan metode kerja, serta pendidikan dan
pelatihan para pekerja.
Upah tenaga kerja ialah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja atau buruh
yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan
perundangan-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja atau buruh dan keluarganya atas
suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Pasal 1 angka 30 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

5
Dasar hukum upah bagi tenaga kerja
1. Pasal 27 Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang-undang No. 13 tahun 2003
3. Kepmenakertrans Nomor : KEP.49/MEN/2004 Tentang Ketentuan Struktur dan Skala
Upah.
4. Kepmenakertrans No. KEP.102/MEN/VI/2004 : Tentang Waktu Kerja Lembur dan
Upah Kerja Lembur.

e. Komponen Upah Tenaga Kerja


1. Upah pokok
Suatu imbalan dasar yang telah dibayarkan kepada buruh menurut tingkat atau jenis
pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan perjanjian.
2. Fasilitas
Kenikmatan dalam bentuk nyata / natur karena hal yang bersifat khusus atau untuk
meningkatkan kesejahteraan buruh. Contoh : fasilitas antar jemput, pemberian makan
secara Cuma-Cuma, sarana kantin.
3. Bonus
Pembayaran yang diterima buruh dari hasil keuntungan perusahaan atau karena prestasi.

Macam-Macam Teori Upah Tenaga Kerja


Teori upah yang akan dibahas berikut ini menjelaskan tentang dasar-dasar pemberian upah
kepada pekerja, ada beberapa macam teori upah simak berikut ini.
a. Teori Upah Alami
Teori upah alami ( natural wage ) disebut juga dengan teori upah normal. Teori ini dikemukan
oleh seorang yang bernama David Ricardo, yang membagi upah menjadi dua macam yaitu
upah alami dan upah pasar.
1. Upah Alami
Upah yang besarnya bergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran tenaga kerja
dipasar, upah alami ini merupakan upah yang dipakai sebagai acuan agar pekerja hidup
layak.
2. Upah Pasar
Bila upah besar lebih tinggi dari upah alami maka kemakmuran akan meningkat,sehingga
angka perkawinan ikut juga meningkat. Angka perkawinan meningkat disebabkan oleh
mudahnya tenaga kerja mendapatkan biaya untuk menikah, selanjutnya angka kelahiran
pun akan meningkat.

6
Adapun untuk angka kematian justru manurun, karena meningkatnya kesehatan dan
kesejahteraan keluarga, peningkatan kelahiran menyebabkan jumlah tenaga menjadi
bertambah sehingga penawaran tenaga kerja pun akan bertambah. Peningkatan atau
penambahan penawaran tenaga kerja tersebut mengakibatkan tingkat upah pasar menjadi turun
mendekati atau bahkan dibawah upah alami.
Hal ini terjadi karena penawaran tenaga kerja lebih banyak dibanding permintaan tenaga
kerja, karena upah menurun, angka perkawinan pun berkurang dan angka kelahiran juga
menjadi berkurang. Dan sebaliknya angka kematian justru meningkat, selanjutnya penawaran
tenaga kerja menjadi berkurang sehingga berdampak pada meningkatnya upah pasar.

b. Teori Upah Besi


Teori ini telah dikemukakan oleh seorang yang bernama Ferdinand Lasalle, menurutnya
upah yang diterima pekerja merupakan upah yang minimal sehingga pengusaha dapat meraih
laba yang sebesar-besarnya. Karena pekerja berada dalam posisi yang lemah maka tidak dapat
berbuat apa-apa dan terpaksa menerima upah tersebut. Oleh karena itu upah disebut upah besi,
selanjutnya untuk memperbaiki kehidupan para pekerja disarnkan agar mendirikan koperasi-
koperasi produksi supaya terlepas dari cengkeraman upah besi.

c. Teori Upah Produktivitas Batas Kerja


Teori ini disebut juga “ Marginal Productivity Theory ”. terori yang dikemukakan oleh
seorang yang bernama Clark ini menyatakan bahwa tingkat upah memiliki kecenderungan
sama dengan tingkat produktivitas tenaga kerja terakhir yang dibayar yang disebut pekerja
batas ( marginal worker ). Itu berarti upah yang diberikan kepada pekerja tidak dapat melebihi
tingkat produktivitas batas kerja dari pekerja.

d. Teori Upah Etika


Menurut teori ini, upah yang diberikan kepada pekerja seharusnya sepadan atau seimbang
dengan beban pekerjaan yang telah dilakukan pekerja dan mampu membiayai pekerja
sehingga hidup dengan layak.

e. Teori Upah Diskriminasi


Teori ini menyatakan bahwa upah yang telah diberikan kepada pada pekerja tidaklah
sama, tapi sengaja dibedakan ( diskriminasi ) bagi setiap pekerja, perbedaan upah dipengaruhi
oleh beberapa faktor di antaranya seperti : Jenis kelamin, Ras (warna kulit), Tingkat
Pendidikan, Tingkat Ketrampilan dan Jenis Pekerjaan.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_044638_chapter(1).pdf
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-komponen-dan-macam-teori-upah-tenaga-kerja-
menurut-para-ahli/

40

Anda mungkin juga menyukai