Anda di halaman 1dari 8

PENTINGNYA MENGETAHUI BERPIKIR KRITIS DALAM ASUHAN

KEPERAWATAN

Gracella Ajani Pakpahan/181101056

gracella_ajani@yahoo.com

Abstrak

Berpikir kritis merupakan suatu proses aktivitas dimana seseorang dapat memecahkan masalah
melalui ide-ide yang telah dianalisis terlebih dahulu. Berpikir kritis perlu dilakukan oleh seorang
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan guna untuk memberikan layanan keperawatan
yang efisien. Jenis metode penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan observasi
atau pengamatan dan literasi. Dimana hasil dari observasi dan literasi tersebut menyatakan bahwa
berpikir kritis sangat penting karena dapat berpengaruh kepada asuhan keperawatan. Pada berpikir
kritis, karakteristik, proses, dan pengaplikasian harus dilaksanakan dengan semaksimal mungkin
oleh seorang perawat karena berpikir kritis merupakan komponen yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup klien.
Kata kunci : berpikir kritis, klien, asuhan keperawatan

LATAR BELAKANG

Berpikir adalah suatu proses yang menggunakan akal budi atau pikiran untuk
memutuskan sesuatu. Menurut Notoatmodjo (2007) menyebutkan bahwa berpikir memiliki
sifat yang ideal dalam melakukan aktivitas atau kegiatan.

Berpikir kritis adalah suatu proses aktivitas dimana seseorang dapat memecahkan
masalah melalui ide-ide yang telah dianalisis terlebih dahulu. Menurut Tappen (1989)
mengatakan bahwa berpikir kritis merupakan suatu keterampilan dalam pengembangan
untuk memecahkan suatu masalah.

Perawat merupakan bagian dari pemberian layanan kesehatan yang memberikan


asuhan keperawatan dengan menggunakan pengetahuan dari ilmu keperawatan, sehingga
perawat harus selalu berpikir kritis dalam keadaan apapun agar pemberian layanan dapat
dilakukan dengan efisien. Asuhan keperawatan merupakan suatu kewajiban bagi seorang
perawat kepada pasien dalam menjalankan tugasnya demi kelangsungan hidup pasien. Oleh
sebab itu, sebelum melakukan pengambilan keputusan dalam asuhan keperawatan, berpikir
kritis merupakan hal sangat penting dan esensial yang perlu dilakukan oleh seorang perawat
karena berpikir kritis dalam keperawatan merupakan keterampilan untuk menguji berbagai
permasalahan yang berdasarkan pertimbangan yang logis sebelum mengambil suatu
keputusan dalam asuhan keperawatan (Ignatavicius & Workman, 2006).

Di dalam berpikir kritis, terdapat karakteristik, proses, dan juga aplikasi. Oleh
karena itu, karakteristik dari berpikir kritis meliputi karakteristik intelektual dan
karakteristik professional. Berpikir kritis memiliki lima proses dalam keperawatan yaitu
berpikir kritis pada tahap pengkajian, tahap diagnosis keperawatan, tahap perencanaan,
tahap implementasi, dan tahap evaluasi. Sehingga dari proses tersebut, dapat diketahuinya
penerapan atau pengaplikasian berpikir kritis dalam keperawatan.

TUJUAN

1. Tujuan umum

a) Untuk mengetahui karakteristik berpikir kritis.


b) Untuk mengetahui proses berpikir kritis.
c) Untuk mengetahui aplikasi berpikir kritis dalam keperawatan.

2. Tujuan khusus

a) Untuk mengetahui apakah karakteristik, proses, dan aplikasi dari berpikir kritis
sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam memberikan asuhan
keperawatan.

METODE

Jenis metode penelitian yang akan dilakukan adalah observasi dan literasi. Yang
mana observasi merupakan pengamatan dari penulis terhadap lingkungan sekitar dan
literasi merupakan hasil bacaan penulis terhadap suatu buku.

HASIL
Hasil penelitian didasarkan pada pengamatan serta dari hasil bacaan. Adapun hasil
pengamatannya yakni dalam bepikir kritis memiliki hubungan terhadap asuhan
keperawatan karena dengan berpikir kritis, perawat dapat melakukan asuhan keperawatan
dengan baik dan benar. Jika seorang perawat tidak dapat melakukan pemikiran yang kritis,
maka dalam asuhan keperawatan tidak dapat terlaksana dengan baik. Kemampuan perawat
sebelum memutuskan sesuatu juga diperlukan karena hal tersebut dapat berdampak kepada
asuhan keperawatan sehingga proses dari berpikir kritis juga perlu diperhatikan sebelum
memutuskan suatu permasalahan pada klien.

Selain itu, berpikir kritis dalam keperawatan belum sepenuhnya terlaksana dengan
baik karena masih banyak perawat yang belum berpikir secara rasional. Selanjutnya
perawat masih mengandalkan rekan kerja yang lain dalam memutuskan suatu permasalahan
karena rasa percaya diri yang kurang akibat kurangnya motivasi dalam menerapkan
berpikir kritis dan juga masih kurangnya sifat kreatif dalam menciptakan suatu ide sehingga
banyak terjadinya sifat plagiarisme. Lama bekerja juga berpengaruh kepada berpikir kritis
dalam melakukan asuhan keperawatan karena faktor kebiasaan dalam menangani klien.
Misalnya, dalam berkomunikasi perawat senior lebih berpikir kritis karena menggunakan
komunikasi terapeutik dibandingkan perawat yang masih muda yang mana komunikasi
terapeutik merupakan komunikasi yang terencana untuk pengobatan atau untuk
kesembuhan pasien.

PEMBAHASAN

 Karakeristik Berpikir Kritis

Di dalam keperawatan, ada karakteristik berpikir kritis yang perlu diketahui


yakni karakteristik intelektual dan karakteristik professional.

1. Karakteristik Intelektual
a) Rasional dan memiliki alasan yang tepat. Bepikir kritis dilakukan bukan
berdasarkan dugaan sementara, tetapi berdasarkan pemikiran yang logis.
b) Reflektif. Berpikir kritis dilakukan untuk mengumpulkan data yang jelas
sebelum mengambil keputusan.
c) Menyelidiki. Berpikir kritis dilakukan untuk mengkaji suatu permasalahan
dengan mendalam serta membuat pertanyaan menggunakan 5W + 1H.
d) Otonomi berpikir. Berpikir kritis dilakukan untuk berdasarkan analisis dan
mengambil keputusan dilakukan secara pribadi.
e) Kreatif. Berpikir kritis dilakukan dengan menggunakan ide yang berbeda
dari oranglain.
f) Terbuka. Berpikir kritis dilakukan dengan mengkaji ulang suatu alasan
dengan mengambil keputusan secara terbuka.
g) Mengevaluasi. Berpikir kritis dilakukan untuk mengevaluasi kembali
terhadap suatu pemasalahan.

2. Karakteristik Profesional. Karakteristik professional merupakan suatu


ketentuan yang berdasarkan kode etik keperawatan dan praktik asuhan
keperawatan.

 Proses Berpikir Kritis


1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah proses dimana seorang perawat melakukan
pengumpulan , pemeriksaan, dan pengomunikasian data tentang seorang
klien yang dilakukan secara sistematis dan terarah (Perry and Potter, 1997).
Tujuan dari pengkajian itu sendiri adalah untuk dapat mengumpulkan data
kesehatan atau penyakit klien sehingga perawat dapat menerapkan
pengetahuan dan pengalamannya. Tahap pengkajian tersebut mencakup
pengumpulan data, pengelompokan atau pengorganisasian data,
pemvalidasian data, dan pendokumentasian data.
2. Tahap diagnosis
Pada tahap ini merupakan suatu pernyataan dari permasalahan pasien yang
berasal dari data pengkajian yang telah dianalisis. Tahap diagnosis tersebut
mencakup analisis data, identifikasi masalah klien, membuat pernyataan
diagnosis keperawatan, memprioritaskan diagnosis keperawatan, dan
mendokumentasikan diagnosis keperawatan.
3. Tahap perencanaan
Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang alam
dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan
klien (Depkes, 1993). Tahap perencanaan tersebut mencakup meletakkan
prioritas, menentukan tujuan dan kriteria hasil, mengidentifikasi intervensi
yang interdependen, membuat rasional tindakan dan mendokumentasikan.
4. Tahap implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan
dengan tujuan kebutuhan klien terpenuhi secara optimal (Depkes, 1993).
Tahap implementasi mencakup mengkaji ulang, menentukan kebutuhan
akan asisten perawat, melaksanakan tindakan keperawatan,
mendokumentasikan tindakan keperawatan,
5. Tahap evaluasi
Ini merupakan tahap terakhir dalam proses berpikir kritis. Evaluasi adalah
proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang rencana
keperawatan (Depkes, 1993). Tujuan perawat dalam melakukan tahap
evaluasi adalah untuk menilai efektivitas asuhan keperawatan. Tahap
evaluasi mencakup mengidentifikasi kriteria hasil, mengumpulkan data
dengan kriteria hasil, membandingkan data dengan kriteria hasil, mengulang
dan memodifikasi perencanaan, serta mendokumentasikan catatan
perkembangan.
 Aplikasi Bepikir Kritis dalam Keperawatan

Dalam keperawatan aplikasi pengkajian yakni seorang perawat dapat


mengumpulkan data secara sistematis, sehingga dapat mengetahui data yang kurang
atau belum terkumpul. Selain itu, perawat juga memeriksa apakah data sudah
lengkap, akurat, dan valid agar tidak terjadi kesalahan dalam pengumpulan data
klien.
Dalam keperawatan aplikasi diagnosis, keperawatan merupakan hasil yang
telah di analisis terlebih dahulu. Sehingga penerapannya dari analisis tersebut dapat
meliputi menguji, mendeteksi, dan menganalisis suatu pendapat (Potter & Perry,
2013). Pada hal ini, perawat dapat memeriksa kembali apakah diagnosis sudah
benar dan lengkap.

Dalam keperawatan aplikasi perencanaan digunakan untuk melihat apakah


tujuan perencanaan sudah realistis sehingga tujuan klien sudah tercapai atau belum
dan juga apakah perencanaan sudah jelas dan spesifik.

Dalam keperawatan aplikasi implementasi digunakan untuk melihat apakah


rencana keperawatan sudah terlaksana dengan baik dan benar karena hal tersebut
melibatkan klien dan juga keluarga klien serta anggota tim keperawatan lain.

Dalam keperawatan aplikasi evaluasi digunakan untuk melihat apakah


perawat sudah melakukan rencana keperawatan dengan benar dan melakukan
penilaian untuk menentukan hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan,

PENUTUP

Berpikir kritis adalah sebuah komponen yang sangat penting dilakukan karena
dengan berpikir kritis hal tersebut dapat berdampak kepada asuhan keperawatan yang
diberikan perawat kepada klien.
REFERENSI

Deniati, K., Anugrahwati, R., & Suminarti, T. (2018, Januari). Pengaruh Berpikir Kritis
terhadap Kemampuan Perawat Pelaksana dalam Melakukan Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit Hermina Bekasi Tahun 2016. Kesehatan Holistik (The Journal of
Holistic Healthcare), 12(1), 21-25.
Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.
DS, B. S., A, D. S., & H, R. A. (2017, April). Gambaran Kemampuan Berpikir Kritis
Perawat Primer dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Islam
Surakarta. Ilmu Keperawatan Indonesia, 10(1), 79-106.
Fathi, A., & Simamora, R. (2019, March). Investigating nurses' coping strategies in their
workplace as an indicator of quality of nurses' life in Indonesia: a preliminary study.
IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 248(1), 012031.
Fisher, A. (2018). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Maizar, A. (2017). Gambaran Berpikir Kritis dalam Problem Based Learning (PBL)
Mahasiswa Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi FKIK
UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta: Tidak Dipublikasikan.
Maryam, R. S. (2007). Buju Ajar Berpikir Kritis dalam Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
Maryam, R. S., Setiawati, S., & Ekasarai, M. F. (2008). Buku Ajar Berpikir Kritis dalam
Proses Keperawatan. Cetakan 1. Jakarta: EGC.
Patmawati, T. A., Saleh, A., & Syahrul, S. (2018). Efektifitas Metode Pembelajaran Klinik
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kepercayaan Diri Mahasiswa
Keperawatan : A Literature Review. Keperawatan Muhammadiyah, 3(2), 88-94.
Perry, P. &. (2009). Fundamental of Nursing. 7th Ed. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Pieter, H. Z., Janiwarti, B., & Saragih, M. (2011). Pengantar Psikopatologi untuk
Keperawatan. Jakarta: Kencana.
Potter, P. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik.
Jakarta: EGC.
R, S. M., Setiawati, S., & Ekasarai, M. F. (2008). Buku Ajar Berpikir Kritis dalam Proses
Keperawatan. Cetakan 1. Jakarta: EGC.
Simamora, R. H. (2019). Menjadi Perawat Yang: CIH'HUY. Surakarta: Kekata Publisher.
Sumijatun. (2009). Manajemen Keperawatan Konsep Dasar dan Aplikasi Pengambilan
Keputusan Klinis. Jakarta: TIM.
Sutriyanti, Y., & Mulyadi. (2019, Mei). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penerapan Berpikir Kritis Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit. Keperawatan Raflesia, 1(1), 21-32.

Anda mungkin juga menyukai