Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain saling berpengaruh dalam
dipengaruhi oleh dua variabel utama, yaitu pajak (tax) dan pengeluaran pemerintah
(goverment expenditure). Sedangkan variabel utama dalam kebijakan moneter, yaitu GDP,
inflasi, kurs, dan suku bunga. Berbicara tentang kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
berkaitan erat dengan kegiatan perekonomian empat sektor, dimana sektor – sektor tersebut
diantaranya sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor dunia
internasional/luar negeri. Ke-empat sektor ini memiliki hubungan interaksi masing – masing
dalam menciptakan pendapatan dan pengeluaran. Dalam pelaksanaannya kebijakan fiskal dan
Dari pemaparan yang secara singkat di atas mengenai kebijakan fiskal dan moneter, maka
penulis tertarik untuk membuat makalah berjudul “Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal
Terhadap Permintaan Agregat”. Penulis berusaha menyusun makalah ini semenarik mungkin
Adapun rumusan masalah yang kami temui dalam pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah pengantar ekonomi makro.
2. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan moneter terhadap permintaan agregat.
Jumlah Uang yang Beredar Bagian pertama dari teori preferensi likuiditas adalah jumlah
uang yang beredar. Jumlah uang yang beredar dikendalikan oleh bank sentral. Bank sentral
biasanya mengubah jumlah uang yang beredar terutama dengan mengubah jumlah cadangan
dalam sistem perbankan melalui pembelian penjualan obligasi pemerintah dalam operasi
pasar terbuka. Apabila bank sentral membeli obligasi pemerintah, uang yang dibayarkan
untuk obligasi tersebut biasanya disimpan bank-bank dan ditambahkan ke dalam cadangan
bank. Apabila bank sentral menjual obligasi pemerintah, uang yang diterima dari obligasi
tersebut ditarik dari sistem perbankan dan cadangan bank berkurang. Perubahan cadangan
bank ini lantas menimbulkan perubahan kemampuan bank untuk memberikan pinjaman dan
menciptakan uang. Selain operasi pasar terbuka ini, bank sentral dapat mengubah jumlah
uang yang beredar dengan mengubah persyaratan cadangan (jumlah cadangan yang harus
dimiliki oleh bank-bank terhadap simpanan) atau tingkat diskonto (suku bunga yang
ditanggung oleh bank-bank pada saat meninjam bank sentral).
___________________________________________________________________________
________
FIGUR 1
GAMBAR
_____________________________________________________________________
Karena ditetapkan oleh kebijakan bank sentral, jumlah uang yang beredar tidak bergantung
pada variabel-variabel ekonomi lainnya. Secara khusus jumlah uang yang beredar tidak
bergantung pada suku bunga. Setelah bank sentral memutuskun kebijakannya, jumlah uang
yang beredar tidak berubah, tanpa memandang suku bunga yang berlaku. Penggambaran
jumlah uang yang beredar tetap dengan kurva penawaran vertikal, seperti terlihat pada Figur
1.
Permintaan Uang Bagian kedua teori preferensi likuiditas adalah permintaan uang.
Likuiditas segala aset adalah kemudahan aset tersebut diubah menjadi alat pertukaran dalam
perekonomian Uang merupakan alat pertukaran dalam perekonomian sehingga sesuai dengan
defnisinya merupakan aset paling likuid yang tersedia. Likuiditas uang menjelaskan
permintaan uang Orang lebih memilih untuk memiliki uang daripada aset lain yang
memberikan tingkat hasil lebih tinggi karena uang dapat digunakan untuk membeli barang
dan jasa.
Meskipun ada banyak faktor yang menentukan jumlah permintaan uang, faktor yang
digarisbawahi oleh teori likuiditas adalah suku bunga. Alasannya adalah suku bunga
merupakan biaya kesempatan untuk memiliki uang, Artinya, apabila kita memiliki kekayaan
berupa uang tunai di dompet, bukan berupa obligasi berbunga, kita kehilangan bunga yang
seharusnya kita peroleh. Kenaikan suku bunga menaikkan biaya kepernilikan uang sehingga
mengurangi jumlah permintaan uang. Penurunan suku bunga mengurangi biaya kepemilikan
uang dan menaikkan jumlah permintaan. Oleh karena itu, seperti terlihat pada Figur 1, kurva
permintaan uang miring ke bawah.
Keseimbangan dalam Pasar Uang Menurut teori preferensi likuiditas, suku bunga berubah-
ubah untuk menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dan permintaan uang. Ada jenis suku
bunga yang disebut dengan suku bunga keseimbangan yang menyebabkan jumlah permintaan
uang tepat seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Apabila suku bunga berada di tingkat
lain, orang akan berusaha menyesuaikan portofolio aset mereka sehingga mendorong suku
bunga ke titik keseimbanganaya.
Sebagai contoh, misalkan bahwa suku bunga berada di atas titik keseimbangan, misalnya
pada Figur 1. Di sini, jumlah uang yang ingin dipegang oleh masyarakat, M d1, lebih kecil
daripada jumlah yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka yang memiliki surplus uang akan
berusaha untuk menghabiskannya dengan membeli obligasi berbunga atau dengan
menyimpannya untuk memperoleh bunga. Karena pihak penerbit surat berharga dan bank-
bank lebih suka untuk membayar suku bunga yang lebih rendah, mereka merespons surplus
uang ini dengan menurunkan suku bunga yang mereka tawarkan. Pada saat suku bunga turun,
biasanya masyarakat menjadi lebih bersedia untuk memegang uang sampai ketika suku bunga
keseimbangan, mereka puas karena memiliki jumlah tepat uang yang dibuat oleh bank
sentral.
Sebaliknya, pada saat suku bunga di bawah titik keseimbangan, seperti r 2, pada Figur 1,
jumlah uang yang ingin dipegang oleh masyarakat, Md2, lebih besar daripada jumlah
penawaran oleh bank sentral. Akibatnya, masyarakat berusaha untuk memperbanyak
kepemilikan uang mereka dengan mengurangi kepemilikan surat berharga dan aset berbunga
lainnya. Karena masyarakat mengurangi kepemilikan surat berharga mereka, para penerbit
surat berharga harus menawarkan suku bunga yang lebih tinggi untuk menarik pembeli.
Dengan demikian, suku bunga naik dan mendekati titik keseimbangan.
Ada tiga variabel ekonomi makro yang sangat penting, yaitu output barang dan jasa dari
perekonomian, suku bunga, dan tingkat harga. Menurut teori ekonomi makro klasik, ketiga
variabel ini ditentukan sebagai berikut.
Output ditentukan oleh penawaran modal dan tenaga kerja serta teknologi produksi yang
tersedia untuk mengubah modal dan tenaga kerja menjadi produk. (Kita menyebutnya sebagai
tingkat alami output.)
Pada setiap tingkat output, suku bunga berubah-ubah untuk menyeimbangkan penawaran dan
permintaan dana yang dapat dipinjamkan,
Tingkat harga berubah-ubah untuk menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dan
permintaan uang. Perubahan jumlah uang yang beredar menimbulkan perubahan-perubahan
yang sebanding dengan tingkat harga.
Namun, ketiga proposisi tersebut tidak berlaku untuk jangka pendek. Banyak harga yang
kaku atau lambat dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan jumlah uang yang beredar; ini
tercermin dalam kurva penawaran agregatif jangka pendek yang berbentuk miring ke atas
alih-alih vertikal. Konsekuensinya tingkat harga secara keseluruhan sendiri tidak dapat
menyeimbangkan penawaran dan permintaan uang jangka pendek. Kekakuan harga ini
memaksa suku bunga bergerak untuk membawa pasar uang ke dalam keseimbangan.
Sebaliknya, perubahan suku bunga ini memengaruhi permintaan agregat barang dan jasa.
Dengan berfluktuasinya permintaan, produk barang dan jasa dari perekonomian bergerak
menjauhi tingkat yang ditentukan oleh ketersediaan faktor-faktor produksi (Modal, tenaga
kerja, dan teknologi yang ada).
Oleh karena itu, untuk memahami perilaku perekonomian jangka pendek, ada beberapa
hal penting yang harus kita ingat.
Tingkat harga biasanya tetap pada nilai tertentu (berdasarkan ekspetasi yang terbentuk
sebelumnya) dan, dalam jangka pendek, relatif tidak tanggap terhadap perubahan kondisi-
kondisi perekonomian.
Pada setiap tingkatan harga, suku bunga bergerak untuk menyeimbangkan jumlah uang yang
beredar dan permintaan uang.
Tingkat output merespons permintaan agregat barang dan jasa yang sebagiannya ditentukan
oleh suku bunga yang menyeimbangkan pasar uang.
Perlu dingat bahwa ini sepenuhnya merupakan kebalikan dari urutan analisis yang
digunakan dalam mempelajari perekomomian jangka panjang.
Dengan demikian, teori-teori suku bunga yang beragam berguna untuk tujuan yang
berbeda. Ketika mempelajari faktor-faktor penentu jangka parjang terhadap suku bunga, teori
yang cocok untuk dipakai adalah teori dana pinjaman. Teori ini menekankan pentingnya
kecenderungan tabungan dan peluang investasi dalam perekonomian. Sebaliknya, ketika
mempelajari faktor-faktor penentu jangka pendek terhadap suku bunga, teori preferensi
likuiditas paling tepat digunakan. Teori ini menekankan pentingnya kebijakan moneter.
Kenaikan suku bunga ini tidak hanya memengaruhi pasar uang, tetapi juga jumlah
permintaan barang dan jasa. seperti terlihat pada panel (b), Pada suku bunga yang lebih
tinggi, biaya peminjaman dan pengembalian tabungan lebih tinggi. Rumah tangga yang
memilih untuk meminjam uang guna membeli rumah baru semakin berkurang, sedangkan
mereka yang meminjam membeli rumah yang lebih kecil, sehingga permintaan investasi
tempat tinggal mengalami penuruman. Lebih lanjut, perusahaan yang meminjam dana untuk
membangun pabrik baru dan membeli peralatan berkurang sehingga investasi bisis
mengalami penurunan. Oleh karena itu, ketika tingkat harga naik dari P1, menjadi P2 yang
FIGUR 2
GAMBAR
___________________________________________________________________________
________
Menyebabkan permintaan uang naik MD1 menjadi MD2 dan menaikkan suku bunga dari r1
menjadi r2, jumlah permintaan barang dan jasa turun dari Y1 menjadi Y2.
Dengan demikian, analisis pengaruh suku bunga ini dapat dirangkum menjadi tiga
langkah. Pertama, Tingkat harga yang lebih tinggi menaikkan permintaan uang. Kedua,
permintaan uang yang lebih tinggi menyebabkan suku bunga menjadi lebih tinggi. Ketiga,
suku bunga yang lebih tinggi mengurangi jumlah permintaan barang dan jasa. Tentu saja
logika yang sama berlaku untuk kondisi sebaliknya. Tingkat harga yang lebih rendah
menurunkan permintaan uang yang menyebabkan suku bunga menjadi lebih rendah, dan
kemudiam meningkatkan jumlah permintaan barang dan jasa. Hasil akhir analisis ini adalah
hubungan negatif antara tingkat harga dan jumlah permintaan barang dan jasa yang
diilustrasikan oleh kurva permintaan agregat yang miring ke bawah,
Suntikan Moneter
Pada panel (a), kenaikan jumlah uang yang beredar dari MS 1 menjadi MS2 menurunkan suku
bunga keseimbangan dari t1 menjadi t2. Karena suku bunga merupakan biaya pinjaman,
penuruna suku bunga menaikkan jumlah permintaan barang dan jasa paa tingkat harga
tertentu dari Y1 menjadi Y2. Oleh karena itu, pada panel (b), kurva permintaan agregat
bergeser ke kanan dari AD1 ke AD2.
GAMBAR
___________________________________________________________________________
________
harga tertentu. Hal ini akan memberitahukan kepada apa pengaruh suntikan tersebut terhadap
posisi kurva permintaan agregat.
Seperti diperlihatkan pada panel (a) Figur 3, kenaikan jumlah uang yang beredar
menggeser kurva jumlah uang yang beredar ke kanan dari MS 1, menjadi MS2, Karena kurva
permintaan uang belum berubah, suku bunga turun dari r 1 menjadi r2 untuk menyeimbangkan
penawaran dan permintaan uang. Artinya, suku bunga harus turun agar orang memiliki uang
tambahan yang dibuat aleh bank sentral.
Sekali lagi, suku bunga memengaruhi jumlah permintaan barang dan jasa, seperti terlihat
pada panel (b) Figur 3. Suku bunga yang lebih rendah menurunkan biaya pinjaman dan
tingkat pengembalian dari tabungan. Rumah tangga membeli rumah lebih banyak dan besar
yang mendorong permintaan investasi perumahan. Perusahaan-perusahaan mengeluarkan
biaya lebih banyak untuk membangun pabrik dan peralatan baru yang mendorong investasi
bisnis, Akibatnya, jumlah permintaan barang dan jasa pada tingkat harga tertentu, P, naik dari
Y1 menjadi Y2. Tentu saja tidak ada yang istimewa dengan P. Suntikan moneter
meningkatakn jumlah permintaan barang dan jasa pada semua tingkat harga. Oleh Karena itu,
kurva permintaan agregat secara keseluruhan bergeser ke kanan.
Sebagai rangkuman: Apabila bank sentral menaikkan jumlah uang yang beredar, suku
bunga turun dan jumlah permintaan barang dan jasa untuk tingkat harga tertentu naik yang
menyebabkan kurva permintaan agregat bergeser ke kanan. Sebaliknya, Apabila bank sentral
menurunkan jumlah uang yang beredar, suku bunga naik dan jumlah permintaan barang dan
jasa untuk tingkat harga tertentu turun, yang menyebabkan kurva permintaan agregat bergeser
ke kiri.
Pelajaran dari penjelasan tersebut cukup sederhana: Perubahan kebijakan moneter yang
bertujuan untuk memperluas pernintaan agregat dapat dijabarkan, baik sebagai kenaikan
jumlah uang yang beredar atau sebagai penurunan suku bunga. Perubahan kebijakan moneter
yang bertujuan untuk menerunkan permintaan agregat dapat dijabarkan, baik sebagai
penurunan jumlah uang yang beredar maupun sebagai kenaikan suku bunga.
Pemerintah dapat memengaruhi perilaku ekonomi tidak hanya melalui kebijakan moneter
tetapi melalui kebijakan fiscal.Dalam jangka pendek,pengaruh utama kebijakan fiscal adalah
terhadap permintaan agregat barang dan jasa.
Ketika mengubah jumlah uang yang beredar atau tingkat pajak,pemerintah mengubah
kurva perJumintaan agregat dengan memengaruhi keputusan belanja perusahaan atau
rumah tangga.Sebaliknya,ketika mengubah belanja barang dan jasanya sendiri pemerintah
mengubah kurva permintaan agregat sevara langsung.
2. Efek Pengandaan
Efek penggandaan yang muncul akibat respons belanja konsumen ini dapat diperkuat
melalui respons investasi terhadap tingkat permintaan yang lebih tinggi.
Sedikit aljabar memungkinkan untuk menurunkan rumus besar efek penggandaan yang
muncul dari belanja konsumen.Angka penting dalam rumus ini adalah kecenderungan
konsumsi marginal (marginal propensity to consum-MPO),bagian pendapatan tambahan
yang dikonsumsi oleh rumah tangga dan ditabungkan oleh rumah tangga.
Unuk mengetahui dampak total terhadap permintaan barangdan jasa,maka akan
menambahkan seluruh efek ini :
“ “
“ “
Pengganda = 1÷ (1 – MPC)
Rumus penggandaan ini memberikan kesimpulan penting : Besar pengganda bergantung pada
kecenderungan mengonsumsi marginal.
Akibat efek penggandaan ,satu dolar belanja pemerintah dapatmenghasilkan lebih dari
satu dolar permintaan agregat.Namun,dasar pemikiran dari efek penggandaan ini tidak
terbataspada perubahan balanja pemerintah.Sebaliknya,logika tersebut berlaku terhadap
segala peristiwa yang mengubah semua komponen PDB konsumsi,investasi,belanja
pemerintah,atau ekspor neto.
Apabila Negara menaikkan belanjanya sebesar $20 miliar, permintaan agregat barang dan
jasa dapat naik sebesar lebih atau kurang dari $20 miliar,tergantung apakah efek
penggandaan atau efek pembatasan paksa lebih besar.
6. Perubahan-Perubahan dalam Perpajakan