PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat
melahirkan bayi yang sehat. Namun tidak jarang proses persalinan mengalami
hambatan dan harus dilakukan dengan proses pembedahan atau operasi.
Proses pembedahan itu disebut dengan Sectio Caesarea (SC). SC merupakan
suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen
dan uterus (Oxorn & Forte, 2010).
SC Merupakan proses persalinan dengan melalui pembedahan di mana
irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerektomi) untuk
mengeluarkan bayi. SC umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal
melalui vagina tidak memungkinkan karena beresiko kepada komplikasi
medis lainya (Purwoastuti, Dkk, 2015).
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO)
mencatat sekitar 830 wanita diseluruh dunia meninggal setiap harinya akibat
komplikasi yang terkait dengan kehamilan maupun persalinan dan sebanyak
99% diantaranya terdapat pada negara berkembang. Di negara berkembang,
pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu mencapai 239 per 100.000 kelahiran
hidup, dibandingkan dengan negara maju yang hanya mencapai 12 per
100.000 kelahiran hidup (WHO, 2018).
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah sebagian besar
disebabkan oleh perdarahan 40% sampai 60% dan infeksi 20% sampai 30 %
(Depkes RI, 2013). Angka kematian ibu bersalin secara sectio caesarea yaitu
40 sampai 80 tiap 100.000 kelahiran hidup, angka ini menunjukkan risiko 25
kali lebih besar dan risiko infeksi 80 kali lebih tinggi dibandingkan persalinan
pervaginan (Suhartatik, 2014).
Berdasarkan Data hasil RISKESDAS tahun 2018 di Kalimantan Barat
terdapat Perempuan usia 10 sampai 54 Tahun yang sudah mengalami proses
1
2
Tabel 1. Data 6 Diagnosa Medis di Ruang Nifas RSUD dr. Abdul Aziz
Singkawang Kalimantan Barat Tahun 2017-2019
Diagnosa Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
(Januari- (Januari- (Januari
Desember) Desember) -Oktober)
Jumlah Jumlah Jumalah
Sectio Caesarea 157 146 75
Ketuban Pecah 111 119 23
Dini
Cephalopelvic 109 108 96
Disproportion
(CPD)
Pre Eklamsi 50 73 32
Letak Sungsang 50 52 19
Hiperemesis 35 50 25
Gravidarum
(HEG)
TOTAL 582 710 380
selama menyusui akibat adanya nyeri. Rasa nyeri tersebut akan menyebabkan
pasien menunda pemberian ASI sejak awal pada bayinya. Penanganan yang
sering digunakan untuk menurunkan nyeri post sectio caesarea
biasanya menggunakan analgesik. Namun demikian pemberian farmakologi
tidak bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien sendiri untuk
mengontrol nyerinya. Sehingga dibutuhkan kombinasi farmakologi untuk
mengontrol nyeri dengan non farmakologi agar sensasi nyeri dapat berkurang.
Mobilisasi dini merupakan faktor yang mendukung dan mempercepat
pemulihan pasca bedah dan dapat mencegah komplikasi pasca bedah, dengan
mobilisasi dini vaskularisasi menjadi lebih baik sehingga mempengaruhi
penyembuhan luka post operasi karena luka membutuhkan peredaran darah
yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel (Sumarah, 2013). Beberapa
rencana keperawatan yang dapat diberikan dalam melakukan manajemen
nyeri yaitu dengan mengajarkan teknik non farmakologi, seperti relaksasi,
distraksi, pijatan, dan pemberian kompres hangat atau dingin (Wilkinson,
2011). Relaksasi nafas dalam adalah tehnik untuk mengurangi ketegangan
nyeri dengan merelaksasikan otot. Beberapa penelitian menyatakan bahwa
teknik relaksasi efektif dalam menurunkan skala nyeri pasca operasi (Tamsuri,
2012).
Konsep perawatan dasar pada masa nifas atau masa pascasalin pasien
pasca sectio caesarea yaitu mobilisasi dini yang diberikan setelah tindakan
sectio caesarea. Mobilisasi dini post partum adalah suatu pergerakan, posisi
atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan
dengan persalinan sectio caesarea dengan tujuan untuk mencegah komplikasi
post operasi sectio caesarea dan supaya ibu merasa lebih sehat juga
membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan, namun
mobilisasi harus tetap dilakukan secara hati hati (Viane,Milka, 2013).
Mobilisasi dini dapat mempercepat pengembalian peristaltic usus karena
mobilisasi dini akan memperlancar aliran darah dan pernafasan kembali
normal sehingga seluruh organ tubuh akan teroksigenasi dengan baik dan
5
B. Rumusan Masalah
6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran Asuhan Keperawatan Maternitas pada Ibu
dengan Post Operasi sectio caesarea di Ruang Nifas
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengkajian keperawatan pada Ibu dengan Post Operasi
sectio caesarea
b. Mengetahui diagnosa keperawatan yang sering muncul pada ibu
dengan Post Operasi sectio caesarea
c. Mengetahui intervensi keperawatan yang efektif pada ibu dengan Post
Operasi sectio caesarea
d. Mengetahui implementasi keperawatan yang efektif pada ibu dengan
Post Operasi sectio caesarea
e. Mengetahui evaluasi asuhan keperawatan yang efektif pada ibu
dengan Post Operasi sectio caesarea
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak terkait,
diantaranya :
1. Untuk Peneliti
7