Anda di halaman 1dari 20

Definisi Pidato

1. Menurut Wikipedia:
i. Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi
untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang
suatu hal.
ii. Pidato biasanya dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi-orasi
dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut
diperbincangkan.
iii. Pidato merupakan salah satu teori dari pelajaran bahasa indonesia.
iv. Pidato biasanya digunakan oleh seorang pemimpin untuk memimpin dan
berorasi di depan banyak anak buahnya atau khalayak ramai.
2. Pidato ialah suatu ucapan dengan memperhatikan susunan kata yang baik
untuk disampaikan kepada orang banyak.
3. Pidato berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di hadapan orang banyak
dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya.
4. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pidato didefinisikan
sebagai:
a) Pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada
orang banyak
b) Wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak.
5. Pidato ialah kegiatan berbahasa lisan dengan menggunakan bahasa lisan yang
didukung oleh aspek nonbahasa, seperti ekspresi wajah, kontak pandang, dan
intonasi suara.
6. Pidato adalah berucap didepan umum untuk tujuan tertentu.
7. Pidato biasanya dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi-orasi, dan
pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut
diperbincangkan.
8. Pidato adalah salah satu bentuk cara penyampaian/pengungkapan pikiran
secara lisan dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak.
Kegiatan berpidato disebut orasi. Adapun orang yang berpidato disebut orator.
9. Pidato adalah pengungkapan pikiran atau wacana yang disampaikan mengenai
suatu hal dalam bentuk kata sambutan , ceramah , khotbah dengan bertujuan
kepada orang banyak

Fungsi dan Tujuan Pidato


 Fungsi dan tujuan pidato adalah:
a. Instruktif: menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman kepada
pendengar
b. Rekreatif: menyenangkan pendengar atau menghibur pendengar
c. Persuasi: mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan yang
disarankan dengan suka rela
d. Memberikan perintah
e. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga
orang lain senang dan puas dengan ucapan yang disampaikan
f. Mendidik
g. Propaganda
h. Penyambung lidah seseorang
i. Mempermudah komunikasi antar atasan dan bawahan.
j. Mempermudah komunikasi antar sesama anggota organisasi.
k. Menciptakan suatu keadaan yang kondusif dimana hanya perlu 1 orang
saja yang melakukan orasi/pidato tersebut.
l. Mempermudah komunikasi

Dengan melihat beberapa fungsi pidato diatas maka seseorang dapat dengan
lebih jelas menentukan sikap pada saat akan atau ketika sedang berpidato,
bahkan dengan mengetahui manfaat tersebut seseorang yang berpidato dapat
mengukur sendiri, apakah pidato yang dibawakannya itu berhasil ataukah
gagal.

Jenis – Jenis Pidato


 Berdasarkan sifat dan Isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas:
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh
pembaca acara atau mc (master of ceremony).
2. Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu
pertemuan.
3. Pidato Sambutan adalah pidato yang disampaikan pada suatu acara
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa
orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh seseorang yang
berpengaruh ketika akan meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan adalah pidato yang isinya adalah melaporkan suatu
tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban terhadapa suat kegitan tertentu.
7. Pidato Perpisahan adalah pidato yang biasanya disampaikan dalam
acara perpisahan. Pidato ini bertujuan untuk (1) menyatakan
pernyataan resmi bahwa yang bersangkutan sejak tanggal tertentu
tidak lagi tergabung, (2) ajang meminta maaf jika selama bergabung di
organisasi/institusi yang bersangkutan sering melakukan kesalahan,
(3) menyampaikan harapan terhadap organisasi/institusi yang akan
ditinggalkan agar menjadi lebih baik.

 Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan sebelum


melakukan pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas:
1. Pidato Impromptu (serta merta) yaitu pidato yang dilakukan secara
tiba-tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumnya. Misalkan apabila
seseorang menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untuk
menyampaikan pidato maka pidato yang disampaikan itu adalah pidato
jenis impromptu.
Keuntungan :

 Lebih mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya,


karena pembicara tidak sempat lebih dalam memikirkan apa yang
akan ia sampaikan.
 Gagasan datang secara spontan, sehingga tampak segar dan
hidup.
 Memungkinkan Pembicara terus berpikir.
Kerugian :

 Dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar


pengetahuan yang tidak memadai.
 Mengakibatkan penyampaian yang tidak lancar dan tersendat-
sendat.
 Biasanya gagasan yang disampaikan bisa acak-acakan dan
ngawur.
 Pembicara kemungkinan besar biasanya demam panggung.

2. Pidato Manuskrip yaitu pidato dengan naskah. Di sini tidak berlaku


istilah ‘menyampaikan pidato’ tapi ‘membacakan pidato’. Karena
pembicara akan membacakan pidato dari awal sampai akhir. Jenis
pidato ini sangat perlu dilakukan, jika isi pidato yang akan disampaikan
tidak boleh terdapat kesalahan. Misalnya, ketika seseorang diminta
untuk melaporkan keadaan keuangan, berapa pemasukan, dari mana
saja sumbernya, dan berapa pengeluaran serta untuk apa uang
dikeluarkan, orang tersebut perlu menuliskannya dalam bentuk naskah
dan baru kemudian membacakannya. Manuskrip juga sangat
dibutuhkan oleh tokoh nasional, sebab kesalahan sedikit saja dapat
menimbulkan kekacauan nasional.
Keuntungan :

 Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat


menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gamblang,
 Pernyataan dapat dihemat, karena manuskrip dapat disusun
kembali,
 Kefasihan bicara dapat dicapai karena kata-kata sudah
disiapkan,
 Hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari,
 Manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Kerugian :

 Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak


berbicara langsung kepada mereka,
 Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik karena
ia lebih berkonsentrasi pada teks pidato, sehingga akan kehilangan
gerak dan bersifat kaku,
 Umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah,
memperpendek atau memperpanjang pesan,
 Pembuatannya lebih lama.

3. Pidato Memoriter yaitu pesan pidato yang ditulis dalam bentuk


naskah kemudian dihapalkan kata demi kata.
Keuntungan :
 Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya karena memiliki
persiapan yang baik,
 Jika mampu menghapalnya pidato akan lancar,
 Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian.
Kerugian :

 Pidato tampak datar dan monoton, sehingga pembicara tidak


akan mampu menarik perhatian hadirin,
 Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara
beralih pada usaha untuk mengingat kata-kata,
 Memerlukan banyak waktu persiapan.

4. Pidato Ekstemporan yaitu pidato yang telah dipersiapkan sebelumnya


berupa garis-garis besar (outline) dan pokok penunjang pembahasan
(supporting points), tetapi pembicara tidak berusaha mengingatnya
kata demi kata. Pidato jenis ini adalah pidato yang paling baik dan
paling sering digunakan oleh pembicara yang telah mahir dan
berpengalaman. Out-line hanya merupakan pedoman untuk mengatur
gagasan yang ada dalam pikiran pembicara.
Keuntungan :

 Komunikasi pendengar dan pembicara lebih baik karena pembicara


berbicara langsung kepada pendengar atau khalayaknya,
 Pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhan dan
penyajiannya lebih spontan.
Kerugian :

 Memerlukan latihan yang intensif bagi pembicaranya


 Kemungkinan menyimpang dari garis besar besar sangat besar,
 Kefasihan bias terhambat karena kesukaran memilih kata-kata

 Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis-jenis pidato


dibedakan atas:
1. Pidato Informatif (memberitahu/mengabarkan)adalah pidato yang
tujuan utamanya untuk menyampaikan informasi agar orang menjadi
tahu tentang sesuatu. Reaksi yang diinginkan adalah adanya
pengertian dan pemahaman pendengar atas informasi yang
disampaikan.
2. Pidato Persuasif (mendorong/mengajak) adalah pidato yang tujuan
utamanya membujuk atau mempengaruhi orang lain agar mau
menerima ajakan yang disarankan secara sukarela bukan dengan
sukar rela. Reaksi yang diinginkan adalah membangkitkan emosi agar
pendengar dapat menyutujui atau meyakini dan mungkin
membangkitkan timbulnya tindakan tertentu pada pendengar. Orang
yang berpidato dituntut memiliki keterampilan berbicara yang baik dan
harus melandaskan isi pembicaraannya pada argumentasi yang nalar,
logis, masuk akal, dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Pidato Rekreatif (menghibur) adalah pidato yang tujuan utamanya
adalah menyenangkan atau menghibur orang lain. Reaksi yang
diinginkan adalah terhiburnya pendengar sehingga muncul suatu
kegembiraan.
4. Pidato Aksi adalah pidato yang bertujuan untuk menggerakkan.
Pidato aksi memiliki persamaan dengan pidato persuasi.
Perbedaannya pada pidato persuasi hasil yang diharapkan ditujukan
pada kepentingan pribadi atau lembaga, sedangkan pidato aksi
bertujuan untuk mencapai tujuan bersama. Pada pidato jenis ini, orang
yang berpidato haruslah orang yang berwibawa, tokoh idola, atau
panutan masyarakat yang memiliki keterampilan berbicara dan pandai
membangkitkan semangat.

Praktik Pidato
 Biasanya dipraktikkan oleh pemimpin organisasi kepada anak buah
organisasinya
 Dipraktikkan oleh pemimpin atau pejabat negara guna mempermudah adanya
komunikasi sehingga terciptanya keadaan yang demokratis
 Dipraktikkan untuk menenangkan massa / khalayak ramai
 Biasanya seorang pemimpin atau orang yang berpengaruh diwajibkan untuk
menguasai teori pidato
Metode Pidato
 Impromptu (serta-merta) yaitu metode berpidato yang serta merta tanpa
adanya persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan.
Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik
serta merta.
 Memoriter (menghapal) yaitu metode berpidato dengan membuat suatu
rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata
 Naskah yaitu metode berpidato menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.berpidato
dengan membacakan teks/naskah pidato.
 Ekstemporan yaitu metode berpidato dengan terlebih dahulu menyiapkan
garis-garis besar konsep pidato yang akan disampaikan.

Kerangka Susunan Pidato


Skema susunan suatu pidato yang baik :

1. Pembukaan dengan salam pembuka,


2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana,
langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)

Langkah – Langkah Penyusunan


Pidato
Sebelum berpidato, berdakwah, atau berceramah, seseorang harus mengetahui
lebih dulu apa yang akan disampaikan dan tingkah laku apa yang diharapkan dari
khalayak; bagaimana akan mengembangkan topik bahasan. Dengan demikian,
dalam tahap persiapan pidato, ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu: (1) Memilih
Topik dan Tujuan Pidato dan (2) Mengembangkan Topik Bahasan.
1. Memilih Topik dan Tujuan Pidato
Seringkali seseorang menjadi bingung ketika harus mencari topik yang
baik, seakan-akan dunia ini kekeringan bahan pembicaraan, seakan-akan
dirinya tidak memiliki keahlian apa-apa. Jangan bingung, karena sebenarnya
setiap orang memiliki keahlian masing-masing, hanya diri seringkali tidak
menyadarinya. Mang Endang mungkin tidak dapat berbicara tentang hukum
waris dengan baik, tetapi Mang Endang dapat dengan lancar berbicara
tentang cara memperbaiki mobil yang rusak. Pak Haji Holis mungkin akan
sangat lancar berbicara tentang hukum waris, tetapi hampir pasti beliau akan
gagap jika diminta menjelaskan bagaimana caranya memperbaiki mobil yang
mogok. Inilah yang disebut keahlian spesifik. Setiap orang punya potensi
untuk ahli di bidangnya masing-masing. Hal yang akan menjadi masalah bagi
seseorang ketika harus berpidato adalah jika orang itu memaksakan diri
berbicara tentang persoalan yang tidak dikuasainya, hal yang tidak
dipahaminya (Numawi kitu, ulah maksakeun anjeun nyarios anu urang nyalira
henteu ngartos kana naon anu dicarioskeun!).

1.1 Kriteria Topik yang Baik


Untuk menentukan topik yang baik, seseorang dapat menggunakan ukuran-
ukuran sebagai berikut:
Topik Harus Sesuai dengan Latar Belakang Pengetahuan Pembicara
Topik yang paling baik adalah topik yang memberikan kemungkinan Anda
lebih tahu daripada khalayak, Anda lebih ahli dibandingkan dengan
kebanyakan pendengar. Jika Anda merupakan orang yang paling tahu
tentang tata cara sholat yang baik dibandingkan dengan orang lain, maka
berpidatolah dengan tema atau topik itu; sebaliknya jika Anda tidak begitu
paham tentang tata cara sholat yang baik, jangan pernah Anda memaksakan
diri untuk berbicara tentang masalah itu.
Topik Harus Menarik Minat Pembicara
Topik yang enak dibicarakan tentu saja adalah topik yang paling Anda
senangi atau topik yang paling menyentuh emosi Anda. Anda akan dapat
berbicara lancar tentang kaitan berpuasa dengan ketentraman hati, sebab
Anda pernah merasa tidak tenang ketika pernah tidak berpuasa secara
sengaja di bulan ramadhan.
Topik Harus Menarik Minat Pendengar
Dalam berdakwah atau berpidato, seseorang berbicara untuk orang lain,
bukan untuk dirinya sendiri. Jika tidak ingin ditinggalkan pendengar atau
diacuhkan oleh hadirin, Anda harus berbicara tentang sesuatu yang diminati
mereka. Walaupun hal-hal yang menarik perhatian itu sangat tergantung pada
situasi dan latar belakang khalayak/hadirin, namun hal-hal yang bersifat baru
dan indah, hal-hal yang menyentuh rasa kemanusiaan, petualangan, konflik,
ketegangan, ketidakpastian, hal yang berkaitan dengan keluarga, humor,
rahasia, atau hal-hal yang memiliki manfaat nyata bagi hadirin adalah topik-
topik yang akan menarik perhatian.
Topik Harus Sesuai dengan Pengetahuan Pendengar
Betapapun baiknya topik, jika tidak dapat dicerna oleh khalayak, topik itu
bukan saja tidak menarik tetapi bahkan akan membingungkan mereka. Oleh
karena itu, sebelum Anda menentukan topik dakwah, ketahuilah terlebih
dahulu bagaimana rata-rata tingkat pengetahuan pendengar yang menjadi
khalayak sasaran pidato Anda. Gunakanlah bahasa, gaya bahasa, dan istilah-
istilah yang dimengerti oleh hadirin, bukan istilah-istilah yang hanya dipahami
oleh Anda (meskipun istilah itu keren sekali).
Topik Harus Jelas Ruang Lingkup dan Pembatasannya
Topik yang baik tidak boleh terlalu luas, sehingga setiap bagian hanya
memperoleh ulasan sekilas saja, atau “ngawur”. Misalnya, Anda memilih topik
Agama, tetapi orang tahu agama itu luas sekali. Agama bisa menyangkut
moralitas, sistem kepercayaan, cara beribadat, dan lain-lain. Agar topik yang
diambil jelas, maka ambilah misalnya tentang cara beribadat, lebih jelas lagi
ambilah topik tentang sholat yang khusu’, dan seterusnya.
Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi
Maksudnya, seseorang harus memilih topik pidato atau topik dakwah yang
sesuai dengan waktu yang tersedia dan situasi yang terjadi. Jika Anda
diberikan waktu untuk berbicara selama 10 menit, janganlah Anda memilih
topik yang terlalu luas yang tidak mungkin dijelaskan dalam waktu 10 menit.
Jika Anda harus berbicara di hadapan para santri yang rata-rata usianya
belum akil baligh, janganlah Anda memilih topik dakwah tentang tata cara
hubungan suami-istri, bicaralah tentang kebersihan sekolah, misalnya.
Topik harus dapat ditunjang dengan bahan yang lain
Jika Anda memilih topik tentang Hadits Shahih dan Dhoif, lengkapi bahan
pembicaraan Anda dengan sumber-sumber rujukan (bisa berupa: kitab, buku,
atau perkataan ulama) yang sesuai.
1.2. Merumuskan Judul Pidato
Hal yang erat kaitannya dengan topik adalah judul. Bila topik adalah pokok
bahasan yang akan diulas, maka judul adalah nama yang diberikan untuk
pokok bahasan itu. Seringkali judul telah dikemukakan lebih dahulu kepada
khalayak, karena itu judul perlu dirumuskan terlebih dahulu. Judul yang baik
harus memenuhi tiga syarat, yaitu: relevan, propokatif, dan singkat.
Relevan artinya ada hubungannya dengan pokok-pokok bahasan; Propokatif
artinya dapat menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme pendengar;
Singkat berarti mudah ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya, dan mudah
diingat.

1.3. Menentukan Tujuan Pidato


Ada dua macam tujuan pidato, yakni: tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum pidato biasanya dirumuskan dalam tiga hal: memberitahukan
(informatif), mempengaruhi (persuasif), dan menghibur (rekreatif). Tujuan
khusus ialah tujuan yang dapat dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan khusus
bersifat kongkret dan sebaiknya dapat diukur tingkat pencapaiannya atau
dapat dibuktikan segera.
Hubungan antara topik judul, tujuan umum, dan tujuan khusus dapat
dilihat pada contoh-contoh di bawah ini:
Topik : Faedah memiliki sifat pemaaf
Judul : Pemaaf Sumber Kebahagiaan
Tujuan Umum : Informatif (memberi tahu)
Tujuan Khusus : Pendengar mengetahui bahwa:
 Sifat dendam menimbulkan gangguan jasmani dan
rohani
 Sifat pemaaf menimbulkan ketentraman jiwa dan
kesehatan

2. Menganalisis Pendengar Dan Situasi


3. Memilih Dan Menyampaikan Topik
4. Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan (Mengumpulkan Bahan 
Membuat Kerangka  Menguraikan Pidato Secara Terperinci)
Bila topik yang baik sudah ditemukan, maka yang diperlukan adalah
keterangan untuk menunjang topik tersebut. Keterangan penunjang
(supporting points) dipergunakan untuk memperjelas uraian, memperkuat
kesan, menambah daya tarik, dan mempermudah pengertian. Ada enam
macam teknik pengembangan bahasan dalam berpidato antara lain:
Penjelasan. Penjelasan adalah memberikan keterangan terhadap istilah atau
kata-kata yang disampaikan. Memberikan penjelasan dapat dilakukan dengan
cara memberikan pengertian atau definisi. Misalnya, istilah Iman kepada
Allah Anda jelaskan dengan kalimat: “Iman adalah rasa percaya dan yakin
akan kebenaran adanya Allah di dalam hati dan dibuktikan dengan perbuatan
melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.”
Contoh. Contoh adalah upaya untuk mengkongkretkan gagasan, sehingga
lebih mudah untuk dipahami. Contoh dalam pidato dapat berupa cerita yang
rinci yang disebut ilustrasi. Untuk memberikan contoh tetantang kesabaran,
misalnya Anda menggunakan cerita tentang kesabaran Nabi Ayub dalam
menghadapi cobaan Allah melalui penyakit kulit yang dideritanya.
Analogi. Analogi adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk
menunjukkan persamaan atau perbedaannya. Ada dua macam analogi:
analogi harfiyah dan analogi kiasan. Analogi harfiyah (literal analogy) adalah
perbandingan di antara objek-objek dari kelompok yang sama, karena adanya
persamaan dalam beberapa aspek tertentu. Misalnya, membandingkan
manusia dengan monyet secara biologis. Analogi kiasan adalah
perbandingan di antara objek-objek di antara kelompok yang tidak sama.
Testimoni. Testimoni ialah pernyataan ahli yang dikutip untuk menunjang
pembicaraan pembicara. Pendapat ahli itu dapat diambil dari pidato seorang
ahli, tulisan di surat kabar, acara televisi, dan lain-lain, termasuk kutipan dari
kitab suci, hadits, dan sejenisnya.
Statistik. Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk
menunjukkan perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil untuk
menimbulkan kesan yang kuat, memperjelas, dan meyakinkan. Misalnya,
untuk melukiskan betapa bobroknya akhlak generasi muda di Indonesia,
seseorang menggunakan kalimat, “Wahai saudara-saudara, menurut hasil
penelitian, saat ini lebih dari 65 persen remaja di Indonesia telah melakukan
hubungan seks sebelum nikah…”
Perulangan. Perulangan adalah menyebutkan kembali gagasan yang sama
dengan kata-kata yang berbeda. Perulangan berfungsi untuk menegaskan
dan mengingatkan kembali.

4.1. Teknik Menyusun Pesan Pidato


H.A. Overstreet, seorang ahli ilmu jiwa untuk mempengaruhi
manusia, berkata, “let your speech march”. Suruh pidato Anda berbaris
tertib seperti barisan tentara dalam suatu pawai. Pidato yang tersusun tertib
(well-organized) akan menciptakan suasana yang favorable,
membangkitkan minat, memperlihatkan pembagian pesan yang jelas,
sehingga memudahkan pengertian, mempertegas gagasan pokok, dan
menunjukkan perkembangan pokok-pokok pikiran secara logis.
Pengorganisasian pesan dapat dilihat menurut isi pesan itu sendiri atau
dengan mengikuti proses berpikir manusia. Yang pertama disebut
organisasi pesan (messages organization) dan yang kedua disebut
pengaturan pesan (message arrangement).

4.2. Organisasi Pesan


Organisasi pesan dapat mengikuti enam macam urutan (sequence),
yaitu: deduktif, induktif, kronologis, logis, spasial, dan topikal.
Urutan deduktif dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama,
kemudian memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan,
dan bukti. Urutan induktif dikemukakan perincian-perincian dan kemudian
menarik kesimpulan. Jika seseorang menyatakan dulu mengapa perlu
menghentikan kebiasaan merokok, lalu menguraikan alasan-alasannya,
berati orang tersebut menggunakan urutan deduktif. Tetapi bila seseorang
menceritakan sekian banyak contoh dan pernyataan dokter tentang akibat
buruk merokok dan kemudian menyimpulkan bahwa rokok berbahaya bagi
kesehatan, maka orang tersebt menggunakan urutan induktif.
Urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya
peristiwa.
Urutan logis, pesan disusun berdasarkan sebab ke akibat atau dari akibat
ke sebab. Bila Anda menjelaskan proses kekufuran dari sebab-sebabnya
lalu ke gejala-gekalnya, maka Anda mengikuti urutan logis dari sebab ke
akibat..
Urutan spasial, pesan disusun berdasarkan tempat. Cara ini dipergunakan
jika pesan berhubungan dengan subjek geografis atau keadaan fisik lokasi..
Urutan topikal, pesan disusun berdasarkan topik pembicaraan:
klasifikasinya, dari yang penting ke yang kurang penting, dari yang mudah
ke yang sukar, dari yang dikenal ke yang asing.

4.3. Pengaturan Pesan


Bila pesan sudah terorganisasi dengan baik, kemudian perlu
menyesuaikan organisasi pesan ini dengan cara berpikir khalayak
pendengar. Urutan pesan yang sejalan dengan proses berpikir manusia
disebut oleh Alan H. Monroe sebagai motivated sequence (urutan
bermotif). Menurut Monroe, ada lima tahap urutan bermotif: perhatian
(attention), kebutuhan (needs), pemuasan (satisfaction), visualisasi
(visualization), dan tindakan (action).
Dengan demikian, pidato yang baik dan efektif adalah pidato yang sejak
awal mampu membangkitkan perhatian khalayak pendengar, mampu
membuat pendengar merasakan adanya kebutuhan tertentu, memberikan
petunjuk bagaimana cara memuaskan kebutuhan tersebut, dapat
menggambarkan dalam pikirannya penerapan usul yang dianjurkan
kepadanya, dan akhirnya mampu menggerakkan khalayak untuk bertindak
sesuai anjuran yang disarankan.
Misalnya, seseorang akan mengajak yang lainnya untuk memotong
rambutnya yang gondrong. Pembicara memulai pembicaraan dengan
melontarkan perkataan: “Lihat rambutmu!!! Kutu-kutu bergelantungan
dengan bebasnya…” Anda sedang memasuki tahap perhatian. Lalu Anda
berkata lagi, “Kutu-kutu itu tentu membuat kepalamu gatal dan kamu pasti
tidak bisa tidur nyenyak…” Anda tengah berada pada tahap membangkitkan
kebutuhan. “Memotong rambut itu mudah dan murah, cukup dengan uang
Rp 3.000 atau bahkan gratis…” Anda masuk pada tahap pemuasan. “Jika
kamu tetap membiarkan rambutmu jabrig begitu dan membebaskan kutu-
kutu menyedot darahmu, kamu tampak seperti orang kurang waras dan
mustahil gadis-gadis di desa ini akan tertarik kepadamu…, tapi jika kamu
cepat memotong dan merapihkan rambutmu, kutu-kutu itu akan segera
mengucapkan selamat tinggal pada kepalamu dan gadis-gadis cantik akan
mengucapkan selamat datang arjunaku…” Anda sudah masuk pada tahap
visualisai. “Ayo, cukurlah rambutmu sekarang…!!!” Anda melakukan tahap
tindakan.

4.4. Membuat Garis-garis Besar Pidato


Garis-garia besar (out-line) pidato merupakan pelengkap yang amat
berharga bagi pembicara yang berpengalaman dan merupakan keharusan
bagi pembicara yang belum berpengalaman. Garis besar pidato ibarat peta
bumi bagi komunikator yang akan memasuki daerah kegiatan retorika. Peta
ini memberikan petunjuk dan arah yang akan dituju. Garis besar yang salah
akan mengacaukan “perjalanan” pembicaraan, dan garis besar yang teratur
akan menertibkan “jalannya” pidato.
Garis-garis besar pidato yang baik terdiri dari tiga bagian: pengantar,
isi, dan penutup. Dengan menggunakan urutan bermotif dari Alan H.
Monroe, dapat dibagi menjadi lima bagian: perhatian, kebutuhan,
pemuasan, visualisasi, dan tindakan. Perhatian ditempatkan pada
pengantar; kebutuhan, pemuasan, dan visualisasi ditempatkan pada isi; dan
tindakan ditempatkan pada penutup pidato.
5. Berlatih Dengan Suara Nyaring.

Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan
persiapan berikut ini :

1. Mengetahui wawasan pendengar pidato secara umum


2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan
dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan
dimengerti.
5. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
6. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
Hal – Hal yang Harus Diperhatikan Saat
Berpidato
Berpidato yang baik harus memperhatikan beberapa syarat, diantaranya :

1. Berbusana yang sopan dengan melihat situasi, macam latar belakang


pendengarnya, acara yang akan disuguhkan panitia.
2. Pergunakan bahasa yang sopan dan komunikatif sesuai dengan tingkat
bahasa pendengarnya. Pergunakan bahasa baku jika berpidato dalam
forum resmi, misalnya : seminar, rapat, sidang dsb.
3. Materi pidato harus sesuai dengan yang diinginkan pendengar. Jangan
menggunakan materi yang justru bertentangan dengan kemauan, adat,
norma, agama atau tatanan yang dianut oleh masyarakat pendengar.
4. Penampilan harus dengan rasa percaya diri, tidak minder rendah diri, takut,
bingung atau grogi. Jangan memfonis pendengar dengan memaksakan
pendapat atau kehendak.
Contoh Pidato
1. Contoh Teks Pidato Kelulusan Sekolah

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Yang saya hormati Bapak Kepala Sekolah SMAN 3 Depok
Yang saya hormati Bapak dan Ibu Guru SMAN 3 Depok.
Serta teman-temen kelas 12 angkatan 2013 khususnya kelas 12 IPA 3 yang
saya cintai.

Pertama-tama marilah kita panjatkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT
Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia Nya, sehingga pada
hari yang cerah ini kita dapat berkumpul ditempat ini untuk merayakan
“Kelulusan dan Perpisahan Siswa/Siswi SMAN 3 Depok Angkatan 2013.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada panitia Kelulusan dan Perpisahan
Siswa/Siswi SMAN 3 Depok Angkatan 2013 yang telah mengizinkan saya
berdiri di sini untuk menyampaikan kata sambutan mewakili teman-teman
yang akan meninggalkan sekolah kita tercinta ini dan memberikan salam
perpisahan di depan para hadirin sekalian.

Saya ingin mengucapkan selamat kepada teman-teman semua atas


keberhasilan kita mengikuti ujian yang sangat menegangkan hingga kita
berhasil lulus. Itu semua tak luput dari do'a orangtua kita, usaha yang keras
dari Bapak dan Ibu Guru yang telah mendidik kita selama 3 tahun di sekolah
yang sangat kita cintai ini.

Oleh karena itu tiada kata yang paling pantas untuk kita ucapkan kepada
Bapak dan Ibu Guru, orangtua dan semua yang telah membantu dan
mendo'akan kita selain ucapan terima kasih yang tak terhingga. Semoga
Allah SWT membalas budi baik dan jasa kalian semua.

Sesaat lagi kita bukan anak SMA lagi, bagi yang melanjutkan kuliah ke
perguruan tinggi kalian akan dipanggil mahasiswa atau mahasiswi.
Perjuangan belumlah berakhir, tantangan masih terbentang luas dihadapan
kita, masih dituntut keseriusan dan kesungguhan kita untuk belajar di jenjang
yang lebih tinggi yaitu bangku kuliah.

Suka duka yang kita alami selama kita mengikuti pelajaran di sekolah ini tidak
akan pernah kita lupakan, bahagaia, sedih, ceria, serius semua menjadi
kenangan yang sangat berharga yang akan selalu terpatri dalam ingatan kita,
dan suatu saat nanti entah 1 tahun, 10 tahun bahkan 50 tahun yang akan
datang akan menjadi sejarah perjalanan hidup kita. Kita akan bercerita
tentang kebersamaan kita selama ini.

Kepada Bapak dan Ibu Guru, Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu TU pada
kesempatan ini saya mewakili teman-teman menyampaikan maaf yang
sebesar-besarnya kalau selama kami belajar disini banyak melakaukan
kesalahan dan kealfaan. Kadang kami tidak bisa membedakan mana saat-
saat serius dan mana saat bercanda. Semoga jerih payah Bapak dan Ibu
Guru serta semua yang bertugas di sekolah ini tidak sia-sia, dan akan dicatat
oleh Allah sebagai amal ibadan. Aamiin.

Di akhir kata saya ingin menyampaikan sebuah pantun, bila ada sumur
diladang boleh kami menumpang mandi, bila ada umur panjang suatu saat
kita akan berjumpa lagi menjadi seorang yang berarti bagi negeri yang kita
cintai.

Demikian sambutan saya atas nama teman-teman yang telah lulus Angkatan
2013, atas segala kekurangannya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Akhirul kalam, Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

Demikianlah info mengenai Contoh Teks Pidato dan Kata Sambutan Terbaik
semoga bermanfaat.

2. Pidato pembukaan kantin sekolah singkat

Assalam mualaikum wr.wb


Bapak dan Ibu guru yang saya hormati ,dan
Anak-anakku yang saya sayangi

Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT , karena dengan
rahmat dan hidayahnya
kita bisa berkumpul ditempat dan waktu yang baik ini untuk melaksanakan
peresmian kantin diSMP Negri 5
Samarinda.

Anak-anakku yang bapak sayangi,


kini sekolahan kita ada kantin yang baru , jadi dengan adanya kantin ini kalian
tidak usah membeli makanan
dari luar sekolah pada saat jam istirahat berlangsung. Bapak berharap
kepada kalian agar menjaga kebersihan
kantin ini agar kantin ini bersih dan tidak ada kotoran dimana-mana, semoga
kantin ini menjadi katin yang bersih dari kotoran sehingga makanan yang
kalian makan tidak ada kuman yang menempel. Bissmillah hirrahman
nirrahim, Pada hari ini
bapak selaku kepala sekolah meresmikan pembukaan kantin ini untuk kalian
semua.

Demikian Bapak berpidato peresmian kantin ini, jika ada salah kata yang
kurang baik dan kurang berkenenan
Bapak mohon maaf .Terima kasih. wabillah hitaufiq wallhidayah wassalam
mualaikum warah matullahi wabarakatuh.
Pidato Aktifitas Internet
Pidato “Pengaruh Internet”
Assalamualaikum wr.wb.
Yang terhormat, Bapak Imam Prasaja, M.Si selaku kepala sekolah SMA Negeri 38 Jakarta
Yang saya hormati Ibu Risma Elvi Sinaga, S.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
di SMA Negeri 38 Jakarta
Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru SMA Negeri 38 Jakarta, Staf Tata Usaha, Karyawan, dan
para tamu undangan yang telah hadir
Serta teman – teman sekalian yang saya cintai

Marilah bersama – sama kita mengucap syukur pada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karunia-Nya kita dapat berkumpul bersama disini tanpa hambatan. Pada kesempatan ini,
saya akan menyampaikan pidato saya tentang “Pengaruh Internet”.

Hadirin sekalian, kata ‘Internet’ pasti sudah tak asing bagi para hadirin. Internet adalah
sistem global yang menghubungkan seluruh jaringan komputer. Pada era ini, kebanyakan
orang – orang tak bisa lepas dari internet karena internet sangat membantu kehidupan
manusia. Contoh – contoh bahwa internet membantu manusia yaitu internet dapat
memberi informasi sehingga wawasan kita bertambah, kita dapat berkomunikasi dengan
orang yang jauh dari kita, menjadi sumber hiburan, tempat kita para kaum remaja untuk
mengembangkan bakat, menyalurkan informasi dan masih banyak pengaruh positif dari
internet.

Teman – temanku sekalian, jujur saja saya sebagai pelajar sangat terbantu dengan adanya
internet. Beberapa keuntungan dari internet yang saya biasa gunakan yaitu mencari
penjelasan dari pekerjaan rumah yang diberikan para guru, mencari referensi informasi yang
berkaitan dengan materi yang diajarkan guru, menerima file – file tugas dari teman teman
saya, dan masih banyak lagi kegunaan internet yang bisa saya manfaatkan.

Hadirin sekalian, ternyata internet juga memiliki sisi negatif. Seringkali ada remaja – remaja
menggunakan internet untuk hal – hal yang tidak bemanfaat. Misalnya untuk membuka
situs – situs porno, kekerasan, dan situs – situs yang seharusnya tidak mereka buka. Konten
– konten ini biasanya dapat berupa permainan, gambar, video, dan artikel. Beberapa remaja
yang kecanduan akan situs – situs ini lama – kelamaan akan masuk dalam kehidupan nyata
mereka.

Selain itu remaja yang memiliki akun media sosial akan menjadi kecanduan sehingga terjadi
istilah ‘internet mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat”. Artinya saat
menggunakan internet, kita bisa berkomunikasi dengan orang yang jaraknya jauh dari kita,
namun menyebabkan kita enggan berkomunikasi dengan orang disekitar kita. Dan masih
banyak lagi dampak negatif dari penggunaan internet, misalnya aktivitas jual-beli hewan
langka, organ tubuh, manusia, dll.

Saudara sekalian, baik buruknya internet sebenarnya bergantung kepada orang yang
memanfaatkannya. Dan yang saya harapkan disini, kita dapat memanfaatkan teknologi itu
sesuai dengan manfaat dan tujuan teknologi itu sendiri dibuat. Supaya tidak terjadi
penyalahgunaan yang dapat merugikan kita sendiri dan orang lain. Ingatlah, kita adalah
penerus bangsa ini. Jadilah orang yang bisa memanfaatkan internet dengan bijaksana.

Demikian pidato ini saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Mohon
maaf bila ada salah kata. Atas perhatiannya Bapak dan Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Wabillahitaufiq walhidayah. Wassalamualaikum wr wb.

Struktur:
1. Pembuka
a. Salam: Assalamualaikm wr wb.
b. Mengutarakan rasa hormat kepada Kepala Sekolah, Guru Bahasa Indonesia,
Bapak/Ibu Guru, Staf Tata Usaha, Karyawan SMAN 38 Jakarta, serta kepada
hadirin yang telah datang
c. Mengutarakan rasa cinta kepada teman – teman
d. Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
e. Mengutarakan tujuan: Berpidato tentang “Pengaruh Internet”
2. Isi
a. Pengertian internet
b. Sisi positif internet
c. Sisi negatif internet
3. Penutup
a. Kesimpulan pidato
b. Himbauan kepada pendengar
c. Permintaan maaf atas kesalahan dalam berpidato

Anda mungkin juga menyukai