Pada bab ini akan diuraikan hasil studi kasus tentang gambaran pelaksanaan
intervensi pursed lip breathing pada penderita asma di ruang Interna 2 RSUD dr. R.
yang melibatkan dua orang subjek dari studi kasus ini, pengambilan data dilakukan
dengan metode wawancara dan observasi dengan cara mengamati secara langsung
pelaksanaan intervensi pursed lip breathing kepada subjek yang diteliti selama 1
kepada setiap subjek yang diteliti melaksanakan pursed lip breathing dengan
respiratory rate, saturasi oksigen, dan peak expiratory flow serta perubahan respon
kesehatan. RSUD dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan ini bertempat di Jl. Dr.
paripurna dengan kelas C. Fasilitas yang dimiliki rumah sakit ini yaitu
dibagi atas beberapa ruang, yaitu ruang soka penyakit paru yang tidak
menular, ruang seruni rawat inap penyakit dalam, ruang lavender penyakit
paru menular, ruang krissan rawat inap penyakit dalam dan ruang
memiliki struktur ruangan yang terdiri atas satu orang kepala ruangan,
empat orang ketua tim, 31 perawat pelaksana, satu orang admin, dan empat
orang clining service. Pembagian shif pagi 13-14 orang perawat, siang 8
rawat inap penyakit paru yang tidak menular. Ruang soka terbagi atas soka
1 – 6. Berdasarkan wawancara dengan perawat ruangan, penatalaksanaan
meliputi posisi semi fowler, terapi latihan pernapasan pursed lip breathing
dari 1 lantai yaitu ruang tamu, 2 kamar tidur, dapur, kamar mandi,
subjek 2 tidak seluas rumah subjek 1 yang terdiri dari 1 kamar tidur,
kurang.
Studi kasus ini dipilih dua responden sebagai subjek penelitian. Subjek I
(Ny. N) dan Subjek II (Ny.I). Kedua subjek studi kasus ini diberikan
Interna II dan juga maksud tujuan penelitian. Subjek studi kasus bersedia
tentang intervensi pursed lip breathing oleh tenaga kesehatan di RSUD Dr.
serta respon psikologis yang terjadi pada subjek penelitian. Dan juga
saturasi oksigen, serta peak expiratory flow. Intervensi pursed lip breathing
menit yang terlaksana pada pagi hari dan sore hari. Pengukuran saturasi
a. Subjek 1 (Ny. N)
tinggal bersama suami yang berusia 54 tahun. Selain itu Ny. N juga
riwayat asma selama 27 tahun sejak post partum anaknya yang ketiga.
Dalam keluarga Ny. N tidak ada yang memiliki penyakit asma. Ny. N
lanjut.
Gejala yang Ny. N rasakan ketika asma mulai kambuh adalah batuk,
sesak napas, dan rasa berat di dada. Gejala tersebut sampai mengganggu
segera minum obat yang telah disediakan yaitu seretide diskus (inhaler).
b. Subjek 2 (Ny.I)
Subjek 2 (Ny I) dalam penelitian ini berusia 49 tahun, beragama
Gejala yang Ny. I rasakan ketika asma mulai kambuh adalah batuk,
cara minum obat yang telah disediakan yaitu, salbutamol dan ambroksol.
Tanggal/Jam Terapi
Subjek 1 Subjek 2
13-01-2020 Infuse Ns 20 tpm Infuse Ns + drip Aminophilin 7
09.00 WIB Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr tpm
Injeksi Omeprazole 2x1 gr Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr
O2 nasal kanul 4 lpm Injeksi Omeprazole 1x40 gr
Nebul pulmicort 0,5 mg 2x2 Injeksi Methylprenisolone
Nebul combivent 3x/hari 62,5g
Per oral NAC 200 mg O2 nasal kanul 4 lpm
Nebul pulmicort 3x/hari
Nebul combivent 3x/hari
Breathing
Pasuran.
dilaksanakan.
jenis alat bantu nafas beserta flow, nilai peak expiratory rate, dan
Breathing
13-01- Respiration 28 28 26 26
2020 Rate
14-01- 26 24 26 24
2020
15-01- 24 22 22 20
2020
16-01- 22 20 20 19
2020
17-01- 20 18 20 18
2020
18-01- 22 18 18 18
2020
19-01- 20 18 19 18
2020
13-01- Saturasi 93% 93% 94% 94%
2020 Oksigen
14-01- 94% 94% 93% 94%
2020
15-01- 94% 95% 96% 96%
2020
16-01- 96% 97% 96% 96%
2020
17-01- 97% 98% 96% 98%
2020
18-01- 96% 98% 97% 97%
2020
19-01- 96% 98% 98% 99%
2020
13-01- Peak 60 ml 60 ml 60 ml 60 ml
2020 Expiratory
Flow
14-01- 60 ml 70 ml 60 ml 60 ml
2020
15-01- 70 ml 100 ml 80 ml 100 ml
2020
16-01- 100 ml 120ml 110ml 130ml
2020
17-01- 120ml 150ml 140ml 170ml
2020
18-01- 160ml 180ml 180ml 190ml
2020
19-01- 180ml 220ml 190ml 230ml
2020
Pertemuan
30
28
26 26
25
24 24
22
Respiratory rate subjek 1
20 20 20 20
19 19 sebelum melaksanakan
18 18 18 intervensi pursed lip breathing
Respiratory rate subjek 1 sesudah
15 melaksanakan intervensi pursed
lip breathing
10
0
1 2 3 4 5 6 7
Grafik 4.1 Respiratory rate pada Subjek I sebelum dan sesudah melaksanakan
intervensi pursed lip breathing selama satu minggu
penelitian meliputi dari keluhan, skala sesak nafas yang dirasakan, ada tidaknya
batuk, respiratory rate, irama nafas, pola nafas, suara nafas, ada tidaknya
pengukuran nilai respiratory rate, saturasi oksigen dan peak expiratory flow.
Observasi hari pertama, subjek 1 dengan keluhan masih sesak napas, dada
terasa nyeri saat bernapas, gelisah, batuk dengan dahak sulit keluar, respiration
rate sebesar 28x/menit, irama nafas tidak teratur, pola nafas dypsnea, suara
nafas wheezing, tidak ada penggunaan otot bantu nafas, tidak ada pernapasan
cuping hidung, menggunakan alat bantu nafas berupa O 2 nasal kanul sebesar
flow sebesar 4 lpm, nilai peak expiratory rate 60 ml, dan nilai saturasi oksigen
didapatkan hasil observasi nilai respiration rate sebesar 28x/menit, nilai peak
Observasi hari kedua, subjek 1 dengan keluhan masih sesak napas, dada
terasa nyeri saat bernapas, gelisah, batuk dengan dahak sulit keluar, respiration
rate sebesar x/menit, irama nafas, pola nafas, suara nafas, ada tidaknya
mengggunakan alat bantu nafas berupa O2 nasal kanul sebesar flow sebesar 4
lpm, nilai peak expiratory rate ml, dan nilai saturasi oksigen %. Sebelum
pelaksanaan intervensinya peneliti melakukan pengukuran nilai respiratory
didapatkan hasil observasi nilai respiration rate sebesar 28x/menit, nilai peak
Observasi hari ketiga, subjek 1 dengan keluhan masih sesak napas, dada
terasa nyeri saat bernapas, gelisah, batuk dengan dahak sulit keluar, respiration
rate sebesar 28x/menit, irama nafas, pola nafas, suara nafas, ada tidaknya
mengggunakan alat bantu nafas berupa O2 nasal kanul sebesar flow sebesar 4
lpm, nilai peak expiratory rate 60 ml, dan nilai saturasi oksigen %. Sebelum
didapatkan hasil observasi nilai respiration rate sebesar 28x/menit, nilai peak
13-01- Respiration 28 28 26 25
2020 Rate
14-01- 26 24 26 24
2020
15-01- 24 22 22 20
2020
16-01- 22 20 20 19
2020
17-01- 20 18 20 18
2020
18-01- 20 19 18 18
2020
19-01- 20 18 18 18
2020
13-01- Saturasi 91% 92% 92% 92%
2020 Oksigen
14-01- 92% 93% 93% 93%
2020
15-01- 94% 94% 94% 96%
2020
16-01- 95% 97% 96% 97%
2020
17-01- 96% 98% 96% 97%
2020
18-01- 96% 97% 97% 98%
2020
19-01- 97% 98% 98% 98%
2020
13-01- Peak 60ml 60 ml 60 ml 70 ml
2020 Expiratory
Flow
14-01- 80ml 100 ml 90 ml 120 ml
2020
15-01- 150 ml 170 ml 180 ml 210 ml
2020
16-01- 180 ml 180 ml 190 ml 200 ml
2020
17-01- 190ml 210ml 190ml 220ml
2020
18-01- 180ml 220ml 190ml 230ml
2020
19-01- 200ml 230ml 210ml 250ml
2020
Grafik 4.1 Respiratory rate pada Subjek I sebelum dan sesudah melaksanakan
intervensi pursed lip breathing selama satu minggu
penelitian meliputi dari keluhan, skala sesak nafas yang dirasakan, ada tidaknya
batuk, respiratory rate, irama nafas, pola nafas, suara nafas, ada tidaknya
pemakaian jenis alat bantu nafas beserta nilai flow, nilai peak expiratory rate,
pengukuran nilai respiratory rate, saturasi oksigen dan peak expiratory flow.
Observasi hari pertama, subjek 2 dengan keluhan masih sesak napas, dada
terasa nyeri saat bernapas, gelisah, batuk dengan dahak sulit keluar, respiration
rate sebesar 28x/menit, irama nafas, pola nafas, suara nafas, ada tidaknya
mengggunakan alat bantu nafas berupa O2 nasal kanul sebesar flow sebesar 4
lpm, nilai peak expiratory rate 60 ml, dan nilai saturasi oksigen %. Sebelum
didapatkan hasil observasi nilai respiration rate sebesar 28x/menit, nilai peak
Observasi hari pertama, subjek 2 dengan keluhan masih sesak napas, dada
terasa nyeri saat bernapas, gelisah, batuk dengan dahak sulit keluar, respiration
rate sebesar 28x/menit, irama nafas, pola nafas, suara nafas, ada tidaknya
mengggunakan alat bantu nafas berupa O2 nasal kanul sebesar flow sebesar 4
lpm, nilai peak expiratory rate 60 ml, dan nilai saturasi oksigen %. Sebelum
didapatkan hasil observasi nilai respiration rate sebesar 28x/menit, nilai peak
Observasi hari pertama, subjek 2 dengan keluhan masih sesak napas, dada
terasa nyeri saat bernapas, gelisah, batuk dengan dahak sulit keluar, respiration
rate sebesar 28x/menit, irama nafas, pola nafas, suara nafas, ada tidaknya
mengggunakan alat bantu nafas berupa O2 nasal kanul sebesar flow sebesar 4
lpm, nilai peak expiratory rate 60 ml, dan nilai saturasi oksigen %. Sebelum
didapatkan hasil observasi nilai respiration rate sebesar 28x/menit, nilai peak
lip breathing pada penderita asma yang dilakukan mulai tanggal januari 13
Januari 2020 – 19 Januari 2020 di Ruang Interna 2 RSUD dr. R. Soedarsono Kota
Pasuruan.
Penurunan nilai arus puncak ekspirasi dapat terjadi ketika pasien kesulitan
menutupnya saluran napas meningkat dengan tekanan positif dalam dada selama
ekspirasi, dan sebaliknya tekanan negatif pleura pada saat inspirasi mendorong
paru dengan mudah tetapi kemudian menjadi terperangkap di dalam paru (air
(2019))
Latihan pernafasan dengan metode pursed lip breathing pada responden yang
tepat dan teratur dapat meningkatkan tahanan udara dan kepatenan jalan nafas.
peluang masuknya oksigen kedalam ruang alveolus, sehingga proses difusi dan
proses pernafasan dapat berjalan dengan baik, dengan proses pernafasan yang
mempengaruhi respiratory rate, saturasi oksigen, dan peak exiratory flow atas