PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efek pembebanan itu adalah akibat dari proses pengukuran oleh alat ukur
Ammeter dan Voltmeter yang menyebabkan berkurangnya nilai arus yang
mengalir pada sebuah rangkaian tersebut. Karena arus yang mengalir pada
rangkaian terbagi oleh nilai tahanan pada alat ukur tersebut sehingga energi atau
arus pada tahanan digunakan untuk mengoperasikan alat ukur tersebut. Sehingga
hasil pengukuran yang dilakukan berbeda dengan cara hasil perhitungan
teoritisnya.
Jika mengukur sebuah tegangan semakin besar nilai tahanan yang dimiliki
alat ukur tesebut, semakin kecil energi yang diambil oleh alat ukur sehingga hasil
pengukuran mendekati nilai aslinya. Jika terjadi kesalahan maka dapat
melakukan kompensasi terhadap kesalahan itu, maka tingkat errornya semakin
kecil. Jika mengukur arus yang mengalir , alat ukur yang digunakan adalah
ampermeter.
Pada pengukurannya ampermeter dipasang secara seri pada rangkaian
sehingga bertambahnya nilai tahanan seri pada rangkaian tersebut. Untuk
mendapatkan hasil pengukuran ampermeter yang baik yaitu ampermeter yang
memiliki nilai tahanan yang kecil atau maksimal 0. karena arus yang mengalir
pada rangkaian resistansinya kecil atau nilai tahanannya kecil, maka pembacaaan
pada ampermeter dapat mendekati nilai aslinya.
Dalam hasil pengukuran kita perlu mengetahui berapa nilai arus, nilai
tegangan dan berapa nilai tahanannya dari suatu rangkaian tersebut. Oleh karena
itu ketika dalam pengukuran seharusnya dapat kita ketahui berapa nilai hambatan
yang ada pada alat ukur tersebut. Jadi ketika energi yang digunakan pada alat
ukur tersebut dapat diketahui dengan mengetahui besar efek pembebanan
tersebut. Hasil pengukuran mendekati nilai aslinya dan dapat melakukan
kompensasi terhadap kesalahan itu , maka error kesalahan yang dihasilkan
semakin kecil. Sehingga dapat diketahui jenis multimeter yang baik untuk
digunakan.
Efek pembebanan pada ammeter semakin kecil nilai tahanan dalam ammeter
atau maksimal nol pada suatu rangakaian yang terpasang seri . Maka persen
kesalahan yang dihasilkan akan kecil karena nilai arus yang mengalir pada nilai
tahanan kecil, maka pembacaan pada alat ukur ammeter dapat mendekati nilai
aslinya.
Untuk pengukuran voltmeter adalah jika nilai resistansinya besar teerhadap
range yang digunakan maka persentase kesalahannya yang dihasilkan akan kecil
dan semakin besar tahanan dalam voltmeter arus yang masuk ke alat ukur
semakin kecil.
B. Tujuan Praktikum
C. Manfaat Praktikum
A. Secara Teoris
Dapat mengetahui bahwa sebuah voltmeter Ketika dihubungkan antara dua
titik didalam sebuah rangkaian tahanan tinggi, dia bertindak sebagai shunt
bagi baagian rangkaian sehingga memperkecil tahanan ekivalen dalam
rangkaian tersebut.berarti voltmeter akan menghasilkan penunjukan
tegangan yang lebih rendah dari yang sebenarnya sebelum dihubungkan
B. Secara Praktis
Dapat meminimalisir kesalahan pada alat ukur yang digunakan dalam
praktikum.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Identifikasi Variabel
D. Prosedur Kerja
1. Disiapka 2 buah hambatan 100 Ω dan 100 kΩ.
2. Kedua hambatan dirangkai seri tanpa power supply
3. Tegangan keluaran pada power supply diukur dengan menggunakan
voltmeter sebesar 2 volt.
4. Voltmeter dilepas beserta kabel penghubungnya dari terminal power supply
tanpa mengubah nilai tegangan yang telah diukur sebelumnya.
5. Rangkaian seri kedua resistor dihungkan pada sumber tegangan dan diukur
tegangan jepit pada masing-masing hambatan. Hasil pengukuran dicatat
padda tabel hasil pengamatan.
6. Langkah (2) sampai (4) diulang untuk tegangan sumber 4 V, 6 V, 8 V, dan
10 V.
7. Langkah (2) sampai (5) diulang untuk 2 hambatan 100 kΩ.
8. Langkah (2) sampai (5) diulang untuk hambatan 100 Ω sebagai R 1 dan
hambatan 100 kΩ sebagai R2.
E. Teknik Analisis
A. Hasil pengamatan
Tegangan
Tegangan R1 Tegangan R2
R1 (Ω) R2 (Ω) Sumber
(V) (V)
(V)
|2,00 ±
|1,00 ± 0,01| |1,00 ± 0,01|
0,01|
|4,00 ±
|1,94 ± 0,01| |1,94 ± 0,01|
0,01|
|100 ± |100 ± |6,00 ±
|2,99 ± 0,01| |2,99 ± 0,01|
5| 5| 0,01|
|8,00 ±
|3,98 ± 0,01| |3,98 ± 0,01|
0,01|
|10,00 ±
|4,98 ± 0,01| |4,98 ± 0,01|
0,01|
Tegangan
R1 R2 Tegangan R1 Tegangan R2
Sumber
(kΩ) (kΩ) (V) (V)
(V)
|2,00 ±
|0,98 ± 0,01| |0,98 ± 0,01|
0,01|
|4,00 ±
|1,96 ± 0,01| |2,00 ± 0,01|
0,01|
|100 ± |100 ± |6,00 ±
|2,94 ± 0,01| |3,02 ± 0,01|
5| 5| 0,01|
|8,00 ±
|3,92 ± 0,01| |3,88 ± 0,01|
0,01|
|10,00 ±
|4,90 ± 0,01| |4,98 ± 0,01|
0,01|
Tabel 2.3 Besar Tegangan Jepit R1 dan R2 pada
Multimeter Digital
Tegangan
R2 Tegangan R1 Tegangan R2
R1 (Ω) Sumber
(kΩ) (mV) (V)
(V)
|2,00 ±
|2,0 ± 0,1| 10-3 |2,00 ± 0,01|
0,01|
|4,00 ±
|4,1 ± 0,1| 10-3 |4,00 ± 0,01|
0,01|
|100 ± |100 ± |6,00 ±
|6,2 ± 0,1| 10-3 |6,00 ± 0,01|
5| 5| 0,01|
|8,00 ±
|8,3 ± 0,1| 10-3 |8,00 ± 0,01|
0,01|
|10,00 ± |10,5 ± 0,1 |
|10,01 ± 0,01|
0,01| 10-3
B. Analisis Data
I. Tegangan Ideal
Kegiatan 1. Pengukuran untuk R1= |100 ± 5| Ω, R2= |100 ± 5| Ω dan
Vs= |2,00 ± 0,01| V.
1) Tegangan Ideal (Vth)
R1
V TH 1=V s ( R 1+ R 2 )
V TH 1=2 Volt ( 100100 Ω
Ω+100Ω )
V TH 1=1 Vol t
2) Ketidakpastian (∆ V TH )
d V TH 1 Vs .(R1 + R2 )−1 R1 (R
V TH 1
=
|
Vs . R1 ( R1 + R2)−1 | −2 −1
d R 1+|Vs . R1 ( R1 + R2 ) ¿ ¿ ¿ Vs . R1 ( R 1+ R 2) |d ( R1 + R2 )1+
|Vs . R 1(
d V TH 1 d R1 d (R 1+ R 2) dV S
V TH 1
=
R1| ||
+
R1 + R2
+
Vs || |
∆ R 1 ∆ ( R1 + R2) ∆ V S
∆ V TH 1 =
{| | |
R1
+
R 1+ R 2
+
VS| | |}
V TH 1
( 5Ω+ 5Ω)
∆ V TH 1 = |{ 1005 ΩΩ|+|100Ω+ 100Ω |+|
0,01 Volt
2 Volt |}
1Volt
∆ V TH 1 ={|0,05|+|0,05|+|0,005|} 1Volt
∆ V TH 1 =¿0,105 Volt
3) Kesalahan Relatif (KR)
∆ V TH 1
KR= X 100 %
V TH 1
0,105Volt
KR¿ X 100 %
1Volt
KR=10,50% (2AB)
Pengukuran
Kegiat
R2 R2 Vth Vth ∆Vth KR PF Vth
an (V) AB
(Ω) (Ω) (V) (V) (%) (V)
|2,00 ± 0,01|
1 0,105 10,50 2 |1,0 ± 0,1|
|4,00 ± 0,01|
2 0,205 10,25 2 |2,0 ± 0,2|
|6,00 ± 0,01|
3 0,305 10,16 2 |3,0 ± 0,3|
|8,00 ± 0,01|
1 |100 ± 5| |100 ± 5| 4 0,405 10,12 2 |4,0 ± 0,4|
|10,00 ±
5 0,505 10,10 2 |5,0 ± 0,5|
0,01|
|2,00 ± 0,01|
1 0,105 10,50 2 |1,0 ± 0,1|
|4,00 ± 0,01|
2 0,205 10,25 2 |2,0 ± 0,2|
|6,00 ± 0,01|
3 0,305 10,16 2 |3,0 ± 0,3|
|100 ± 5|103 |100 ± 5| |8,00 ± 0,01|
2 4 0,405 10,12 2 |4,0 ± 0,4|
103 |10,00 ±
5 0,505 10,10 2 |5,0 ± 0,5|
0,01|
1,998.10- 0,1998.10-
3 3
|2,0 ± 0,2|
- -
10-3
|2,00 ± 0,01| 3,996.10 0,3996.10
3 3
10 2 |4,0 ± 0,4|
|4,00 ± 0,01|
- -
10 2 10-3
|6,00 ± 0,01| 5,994.10 0,5994.10
3 3
10 2 |6,0 ± 0,6|
|100 ± 5| |100 ± 5| |8,00 ± 0,01|
3 10 2 10-3
103 |10,00 ± 7,992.10- 0,7992.10-
3 3
10 2 |8,0 ± 0,8|
0,01|
- -
10-3
9,999.10 0,9999.10
3 3
|10 ± 1|10-3
b) Ketidakpastian (∆ V meas )
∆ V TH
∆ V meas 1=
{| |}
V TH
V meas1
Tabel 2.5 Besar Tegangan akibat pembebanan pada R1 dan R2 pada Multimeter
Digital
Pengukuran
Kegiat Vth
R2 R2 Vmeas ∆Vmeas KR A PF Vmeas
an (V)
(Ω) (Ω) (V) (V) (%) B (V)
0,1999.1
|2,0 ± 0,2|
-3
0-3
10
0,3998.1
|4,0 ± 0,4| 1,999.10-3 -3
10 2 |2,0 ± 0,2|10-3
0
10-3 3,998.10-3 10 2 |4,0 ± 0,4|10-3
0,5997.1
|6,0 ± 0,6| 5,997.10-3 -3
10 2 |6,0 ± 0,6|10-3
|100 ± 5| |100 ± 5| 0
3 3
10-3 7,996.10-3 10 2 |8,0 ± 0,8|10-3
10 0,7996.1
|8,0 ± 0,8| 9,995.10-3 10 2 |10 ± 1|10-3
0-3
10-3
0,9995.1
|10 ± 1|10-3
0-3
V ideal−V
% Error = | V ideal
meas
| X 100%
( 1−0,99995 ) Volt
% Error = | 1
X 100% |
% Error = |0,00005
1 |
X 100%
% Error = 0%
Dengan cara yang sama untuk pengukuran selanjutnya diperoleh dalam bentuk tabel
2.6 berikut ini:
Tabel 2.6 Besar Persentase Kesalahan antara tegangan ideal dan Tegangan akibat
pembebanan pada R1 dan R2
Pengukuran
Kegiatan R2 R2 %error
Vth(V) Vmeas (V)
(Ω) (Ω) (%)
V meas−V
% Diff = | |
X 100%
ideal
V average
% Diff = |0.99995−1
0.99998 |
X 100%
0.0005
% Diff = |0.99998 | X 100%
% Diff = 0 %
Dengan cara yang sama untuk pengukuran selanjutnya diperoleh dalam bentuk tabel
berikut ini:
Tabel 2.7 Besar Persentase Perbedaan antara tegangan ideal dan Tegangan akibat
pembebanan pada R1 dan R2
Pengukuran
Vmeas %di VR2 %diff
R2 R2 VR1 ff
(V) (V) (V) (%)
(Ω) (Ω) (%)
-3
|2,00 ± 0,01|10-3
|2,0 ± 0,2|10 0 |2,00 ± 0,01| 49,90
|4,10± 0,01|10-3
|4,0 ± 0,4|10-3 0,62 |4,00 ± 0,01| 49,90
|6,20 ± 0,01|10-3
|6,0 ± 0,6|10-3 0,82 |6,00 ± 0,01| 49,90
|100 ± 5| |100 ± 5| |8,30 ± 0,01|10-3
3
|8,0 ± 0,8|10-3 0,92 |8,00 ± 0,01| 49,90
10 |10,50 ± 0,01|10-3
|10 ± 1|10-3 1,22 |10,01 ± 0,01| 49,90
C. Pembahasan
Voltmeter merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda
potensial tegangan antara 2 titik pada suatu beban listrik atau dalam rangkaian
elektronika. Konsep yang digunakan dalam sebuah voltmeter hamper sama
dengan konsep pada amperemeter. Sebuah voltmeter arus searah mengukur
beda potensial antara dua titik dalam sebuah rangkaian arus searah dengan
demikian dihubungkan parallel dengan sebuah sumber tegangan atau
komponen rangkaian.
A. Kesimpulan
Digital