OLEH :
NAMA : APRIL SINAGA (4181210005)
DINDA HAWARI (4181210004)
PUTRI MANDAONI PAKPAHAN (4183510007)
ROSA NOVIE DASOPANG (4183210011)
TESYALONIKA TARIGAN (4181210006)
VERONIKA MEIYULINA S (4183210016)
WINDI ALVIONIKA (4183210010)
JURUSAN : KIMIA
PROGRAM : S1-KIMIA
KELOMPOK : IV(EMPAT)
1. Mengetahui perubahan yang terjadi pada daun papaya dan daun singkong jika
2. Mengetahui perubahan yang terjadi pada kromatografi saat eluen sudah sampai batas atas.
Dalam analisis kimia suatu bahan, maka akan sering dihadapkan pada pekerjaan-
pengukuran jumlahnya. Untuk melakukan analisi kimia tersebut maka kita harus
menggunakan siatu metode agar dapat menentukan hasil yang tepat, kromatografi salah
satunya, dan dapat pula digunakan sebagai analisa secara kuantitatif. Kromatografi adalah
suatu metode untuk separasi yang menyangkut komponen suatu contoh dimana komponen
dibagi-bagikan Antara dua tahap, salah satu yang mana adalah keperluan selagi gerak yang
lain. Didalam gas kfromatografi adalah gas mengangsur suatu cairan atau tahap keperluan
padat. Didalam cairan kromatografi adalah campuran cairan pindah gerakkan melalui cairan
yang lain, suatu padat, gerakkan melalui cairan yang lain, suatu padat, atau suatu “gel”agar.
Mekanisme separasi komponen mungkin adalah adsorpsi, dya larut diferensial, ion-exchange,
pemnyebaran/perembesan, atau mekanisme lain. Kromatografi lapis tipis dapat dipakai dengan
dua tujuan, perta,a, dipakai selayaknya sebagai metode untuk mencapai hasil kualitatif,
kuantitatif atau preparative. Kedua, dipakai untuk menjajaki system pelarut dan system
penyangga yang akan dipakai dalam kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi.
Kromatografi lapis tipis juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom,
analisi fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom, indentifikasi senyawa secara
Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang
kepolaran. Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan kimia-fisika dengan fasa gerak
(larutan pengembang yang cocok), dan fasa diam (bahan berbutir) yang diletakkan pada
penyangga berupa plat gelas atau lapisan yang cocok. Pemisahan terjadi selama perambatan
kapiler(pengembangan) lalu hasil pengembangan dideteksi. Zat yang memiliki kepolaran yang
sama dengan fase diam akan cenderung tertahan dan nilai Rf nya paling kecil. Kromatografi
lapis tipis digunakan untuk memisahkan komponen-komponen atas dasar perbedaan adsorpsi
atau partisi oleh fase diam dibawah gerajan pelarut pengembang. Pemisahan komponen suatu
senyawa yang dipisahkan dengan kromatografi lapis tipis tergantung pada jenis pelarut, zat
penyerap dengan sifat daya serap masing-masing komponen. Komponen yang terlarut akan
terbawa oleh fasa diam (penyerap) dengan membandingkannya dengan standar yang sangat
memakan waktu dan harus dilakukan terpisah pada kondisi eluen yang sama. Dalam hal ini
untuk mendapatkan resolusi yang baik, peting untuk memilih dua campuran pelarut yang
berbeda, meskipun dengan kekuatan pelarut yang sama (Gandjar, Dkk., 2008).
Pada KLT, zat penyerap merupakan lapisam tipis serbuk halus yang dilapiskan pada
lempeng kaca, plastic atau logam secara merata, umumnya digunakan lempeng kaca. Lempeng
yang umumnya dapat dianggap sebagai kolo, kromatografi terbuka dan pemisahan yang
tercapai dapat didasarkan pada adsobsi, partisi atau kombinasi kedua efek, tergantung dari
jenis zat penyangga, cara pembuatan dan jenis pelarut yang digunakan. KLT dengan lapis tipis
penukar ion dapat digunakan untuk pemisahan senyawa polar. Perkiraan indentifikasi
diperoleh dengan pengamatan bercak dengan harga Rf yang indentik dan ukuran hampir sama,
dengan menotolkan zat uji dan bahan baku pembanding pada lempeng yang sama.
Perbandingan visual ukuran bercak yang dapat digunakan untuk meperkirakan kadar secara
Klorofil adalah pigmen yang berwarna hijau yang terdapat dalam kloroplas. Dalam
kloroplas, pigmen klorofil, karoteneoid dan xantofil terdapat pada membrane tilakoid. Klorofil
banyak peranannya dalam dunia kesehatan. Klorofil dapat mengobati penyakit kanker,
jantung, asma dan diabetes. Selain itu klorofil juga berfungsi sebagai antiperadangan dan
antioksidan. Pad tumbuhan tinggkat tinggi, klorofil a dan klorofil b merupakan pigmen utma
fotosintetik yang berperan menyerap cahaya violet, biru, merah dan memantulkan cahaya
hijau. Klorofil memiliki struktur kimia porfirin yaitu tetrapirol siklis dengan satu cincin pirol
yang sebagian tereduksi. Inti tetrapirol mengandung atom Mg (Sartika, dkk., 2017) .
Pigmen paling penting dari tanamn hijau adalah klorofil, karoten, dan xantofil,
wheatgrass berisi semua ini dan senyawa lebih lanjut dengan aktivitas biologis yang
bermanfaat. Whaetgrass adalah bahan baku untuk beberapa produk yang memberi kesehatan .
aspek penting dari control kualitas adalah pengukuran kuantitas pigmen yang disebutkan
diatas dan kemungkinan produk sampingan terdegradasi yang dihasilkan dalam langkah-
langkah pemrosesan yang berbeda selama produksi ekstrak wheatgrass. Salah satu aspek
terpenting dari analitis yang dipilih metode ini menghindari degradasi senyawa target selama
analisi sampel. Teknik kromatografi, khususnya kromatografi lapis tipis (KLT), tersebar luas
dibidang ini. Namun, kesulitan muncul dalam menerapkan metode kromatografi, seperti
efisiensi pemisahan, dan stabilitas senyawa target. Aplikasi gel silica sebagai fase stasioner
1. ALAT
Dihasilkan Kromatografi Lapisan Tipis kering menggunakan oven pada suhu 110 0C
Daun papaya :
A. TABEL PENGAMATAN
suhu 110°C
2. Daun singkong dan daun Daun ubi :
papaya masing-masing1 gram -Panjang spot = 3cm
menit
Lalu dipanaskan
mengering
Dimasukkan kromatogram
ditutup.
B. REAKSI-REAKSI
C. PERHITUNGAN
Rf daun ubi
3 cm
Rf =
4.3 cm
Rf = 0.69
Rf daun papaya
3.2 cm
Rf =
4.5 cm
Rf = 0.71
D. SECARA TEORI
Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan metode analisa yang cukup sederhana karena
dapat menetukan jumlah komponen yang ada pada suatu bahan, bahkan dapat pula
komponen-komponen yang akan dipisahkan antara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak.
Fase diam akan menahan komponen campuran sedangakan fase gerak akan melarutkan zat
komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal.
Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat.
Prinsip kerja KLT memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel
dengan pelarut yang digunakan.Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dalam bentuk
plat silica dan fase geraknya disesuaikan dengan janis sampel yang ingin dipisahkan.Larutan
atau campuaran larutan yang digunakan dinamakan eluen.Semakin dekat kepolaran antara
sampel dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase geraknya tersebut
( Sohibul,2010). Dalam praktikum ini terdapat 2 jenis percobaan yaitu proses pemisahan
pewarna makanan hijau dan merah serta pemisahan pigmen tumbuhan pada berbagai jenis
E. SECARA PRAKTIKUM
Pertama-tama menumbuk sampel daun dengan lumpang dan alu, lalu mengekstraksinya
dengan menggunakan pelarut metil eter dan etanol. Penumbukan ini bertujuan menghaluskan
daun sehingga senyawa yang terkandung di dalamnya mudah larut dalam pelarut metil eter
dan etanol, sebab semakin halus daun maka semakin luas permukaan untuk terjadi kontak
dengan pelarut maka semakin banyak zat yang dapat terekstrak. Etanol efektif untuk
mengekstrak pigmen tumbuhan karena sebagian besar pigmen tumbuhan seperti klorofil,
karoten dan xantofil memiliki sifat diantara polar dan non polar sehingga dapat larut dalam
etanol yang merupakan pelarut semipolar. Namun proses ekstrasi ini harus dilakukan dengan
cepat karena enzim klorofilasi yang terkandung dalam daun segar akan mengkatalisis reaksi
antara klorofil dengan etanol sehingga jumlah klorofil dalam daun akan berkurang. Dan
dikocok di corong pisah lalu didiamkan selama 10 menit. Setelah terpisah antara fasa air dan
adalah membuat adonan Al2O3 dengan pelarut etanol sehingga terbentuk bubur alumina.
Penggunaan etanol ini dikarenakan alumina mengandung titik aktif Al-OH sehingga etanol
yang juga mengandung gugus OH akan dapat terikat kuat dengan alumina jadi bubur alumina
yang merupakan fase diam akan lebih homogen. Bubur alumina dimasukkan ke dalam kolom
sambil mengetuk-ngetuk kolomnya agar tidak terbentuk gelembung udara, kolom harus bebas
dari gelembung gas karena bila ada gelembung udara maka proses pemisahan yang terjadi
tidak akan sempurna sehingga akan terjadi penyebaran noda ketika hasil kromatografi kolom
di uji KLT.
Dalam hal ini alumina Al2O3 yang digunakan sebagai adsorben atau fase diamnya, karena
Al2O3 lazim digunakan untuk senyawa organik stabil. Selain itu, sebelum dimasukkan
alumina, bagian bawah kolom ditutupi dengan glass woll, hal ini bertujuan untuk menahan
fase diam (adsorben) alumina agar tidak turun dari kolom karena glass woll merupakan gelas
yang masih berpori sehingga dapat menahan alumina, tetapi ekstrak daun masih bisa mengalir.
Setelah itu ekstrak daun ubi dan daun pepaya ditetesi diatas silika gel dan dimasukkan
kedalam bak yang telah berisi eluen. Didiamkan hingga panjang pelarut terlihat. Pada
praktikum ini didapat panjang spot dan panjang pelarut pada daun ubi ialah 3cm dan 4.2cm
sehingga nilai Rf nya 0.69 dan pada daun pepaya panjang spot dan panjang pelarut ialah
VII. KESIMPULAN
1. Perubahan yang terjadi pada daun papaya dan daun singkong jika ditambahkan
campuran petroleum eter dan etanol adalah larut dan berwarna hijau.
2. Perubahan yang terjadi pada kromatografi saat eluen sudah sampi batas atas ialah
terdapat panjang pelarut pada daun ubi 4.2cm dan daun papaya 4.5cm
3. Nilai Rf dan hasil proses pemisahan menggunakan KLT adalah daun ubi 0.69 dan daun
papaya 0.71
Gandjar, Gholib, I dan Rahman, A., (2008), Kimia Farmasi Analisi, Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Szabo, A., Takacs, K., Kalinak, C dan Erdelyi,B., (2012), Thin-Layer Chromatographic
Method for Separation of Wheatgrass Pigments on Sucrose Impregnated Silica Gel plates,
Journal Of Planar Chromatography, 25, Doi : 10. 1556/ JPC. 25. 2012. 4. 00.