Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH: TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

RMK:
“UNIFORMITY AND DISCLOSURE”

DOSEN: Dr. Drs. I Made Sukartha, M.Si., Ak.


NIP. 19560505 198303 1 004

KELOMPOK XIII

NI KADEK ALIT AGUSTINI WITARI (1981621009)


KADEK GITA SARASWATI (1981621016)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
APRIL 2020
BAB 9
KESERAGAMAN DAN PENGUNGKAPAN

A. PRINSIP KESERAGAMAN (UNIFORMITY)


Keseragaman sering disalahartikan sebagai comparability (daya banding)
dalam literatur akuntansi. Sprouse melihat comparability sebagai suatu proses
(akuntansi untuk kondisi yang sesuai dengan persamaan atau perbedaan) dan
sebuah hasil dari proses (proses perbandingan alternatif untuk membuat suatu
keputusan). Transaksi yang mirip akan diperlakukan hampir sama dan transaksi
yang berbeda harus memperoleh perlakuan yang berbeda juga. Sedangkan
keseragaman dilihat sebagai konsep yang mempengaruhi daya banding. Tingkat
daya banding yang dapat diandalkan oleh pengguna laporan keuangan tergantung
pada tingkat keseragaman dalam laporan keuangan yang dimaksud.
Hubungan antara keseragaman dan daya banding ini memiliki hubungan erat
dengan SFAC No. 2. Daya banding bukan sebuah kualitas pada angka-angka
akuntansi (dalam artian relevansi dan realibilitas), tetapi merupakan hubungan antar
angka-angka tersebut. Daya banding memiliki tujuan untuk menjelaskan persamaan
dan perbedaan. Dalam SFAC No. 2 juga disebutkan bahwa daya banding tidak
boleh dicampuradukkan dengan identitas, dan terkadang lebih dapat dipelajari dari
perbedaan daripada persamaan, apabila perbedaan tersebut dapat dijelaskan.

Sifat Dasar dan Kompleksitas Kejadian


Kejadian ekonomi atau keuangan yang dicatat dalam akun perusahaan
disebut dengan istilah Transaksi. Kejadian (event) didefinisikan dalam SFAC No. 6
sebagai konsekuensi yang terjadi pada sebuah entitas. Transaksi dapat terjadi antar
entitas, antara perusahaan dengan pekerjanya, dan antara perusahaan dengan
investor atau kreditor. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa transaksi
merupakan event eksternal. Event yang bersifat internal contohnya adalah
depresiasi dan persediaan barang setengah jadi. Menurut keadaannya
(circumstances), event dibedakan menjadi simple events dan complex events, di
mana :
1. Simple event terjadi dalam situasi yang sederhana, tidak banyak peraturan
sehingga perlakuan yang diberikan relatif sama. Contoh : pembayaran utang
jasa tanpa adanya diskon.
2. Complex events terjadi dalam kondisi derajat kompleksitas yang tinggi karena
adanya halangan (restriction), kontijensi, dan persyaratan. Contoh : keputusan
apakah pembeli atau penjual yang akan membayar biaya angkut barang.

Relevant Circumstance
Relevant circumstances merupakan keadaan signifikan yang secara
ekonomi dapat mempengaruhi secara luas event yang serupa atau mirip. Yang
disebut sebagai keadaan signifikan secara ekonomi adalah meliputi kondisi umum
atau faktor yang terkait dengan complex events yang diduga dapat memengaruhi
waktu aliran kas. Relevant circumstance terbagi dalam dua tipe umum yaitu :
1. Present magnitudes, adalah kondisi yang telah diketahui pada saat terjadinya
event.
2. Future contingencies, adalah faktor yang hanya dapat diketahui setelah tanggal
terjadinya event.

Relevant Circumstances yang langsung mempengaruhi kejadian yang akan


dibukukan dan mempengaruhi metode akuntansi dipilih mewakili kejadian. Namun
selain mengacu pada relevant circumstances, manajemen juga memiliki peran
dalam menentukan metode akuntansi yang digunakan. Weldon Posell menghormati
pengaruh manajerial sebagai pertimbangan penting dalam mengizinkan metode
yang berbeda-beda. Masalahnya adalah pemilihan metode akuntansi mungkin saja
karena motif yang berbeda dari anggapan relevant circumstances. Oleh karena itu,
Cadenhead membatasi relevant circumstances pada elemen di luar kendali
manajemen yang disebut dengan environmental conditions. Cadenhead mendesain
circumstantial variables, yaitu ketika (1) environtmental conditions berbeda antar
perusahaan dan (2) banyak menggunakan biaya pengukuran atau relatif
menghasilkan lebih sedikit perbedaan terhadap pilihan metode akuntansi.
Cadenhead mengatakan bahwa metode akuntansi yang kaku (rigid) hanya dapat
digunakan bila terdapat circumstantial variables.
Keseragaman yang Terbatas (Finite) dan Kaku (Rigid)
Finite uniformity merupakan metode akuntansi yang dibuat sama
pada relevant circumstances pada situasi yang secara umum adalah sama.
Contohnya adalah ketentuan sewa beli jangka panjang yang diatur dalam SFAS No.
13. Disebutkan dalam SFAS No. 13 bahwa leasing harus dikapitalisasi apabila
jangka waktu leasing sama dengan atau lebih dari 75% umur ekonomis aset.
Menentukan kriteria yang tepat untuk relevant circumstances dikatakan sulit dan
cenderung sewenang-wenang, sehingga hal ini memunculkan adanya jenis alternatif
uniformity yang lain, yang disebut dengan rigid uniformity.
Rigid uniformity berarti menentukan satu metode untuk semua transaksi
yang serupa meski kemungkinan terdapat relevant circumstances. Contohnya yaitu
pada SFAS No.2 yang menyatakan bahwa R&D cost tidak boleh dikapitalisasi
meskipun terdapat future benefit. Namun dalam kenyataannya, meningkatkan daya
banding dapat bersifat counterproductive. Dengan kata lain, dapat melemahkan
relevansi atau reliabilitasnya jika untuk membandingkan antara dua ukuran, salah
satunya diperoleh dengan metode yang menghasilkan informasi yang kurang
relevan atau reliable.
Bila dikaitkan dengan kriteria representational faithfulness dan
verifiability, finite uniformity semestinya dapat lebih dipercaya dibandingkan
dengan  rigid uniformity. Hal ini dikarenakan pendekatan representational
faithfulness berdasarkan finite uniformity memandang adanya derajat
representational faithfulness. Sterling secara kontras melihat representational
faithfulness dalam konteks biner: apakah ukuran karakteristik dari sebuah asset
itu representational faithfulness atau tidak. Dalam kepentingan pengambilan
keputusan, representational faithfulness merupakan karakteristik kegunaan yang
utama dan tidak boleh ditukar dengan verifiabilitas meskipun beberapa ukuran
karakteristik yang relevan mungkin “kurang tepat”.

Status Keseragaman Sekarang


Finite uniformity dan rigid uniformity merupakan kondisi yang ideal.
Percampuran sistem muncul dalam beberapa standar berusaha untuk masuk ke
dalam akun keadaaan yang relevan mengingat yang lainnya merupakan contoh dari
keseragaman kaku. Dalam kenyataannya, sistem campuran digunakan di mana
beberapa standar berusaha memperhitungkan relevant circumstances, sedangkan
yang lainnya secara jelas menggunakan rigid uniformity. Sebelum diberikan
contoh, terdapat beberapa kualifikasi yang perlu ditekankan, yaitu:
- Fakta bahwa standar adalah contoh finite uniformity bukan berarti standar tidak
dapat diperbaiki bahkan ketika faktor relevant circumstances adalah sesuai.
Contoh dari Rigid uniformity: SFAS No. 109 tentang alokasi pajak penghasilan
komprehensif
- Rigid uniformity didasari faktor sebagai berikut: (1) konservatisme, (2)
ketidakmampuan organisasi penyusun standar menentukan relevant
circumstances yang berarti, (3) usaha untuk meningkatkan verifiability
pengukuran, (4) pengakuan fakta digunakannya alokasi, (5) persepsi biaya
implementasi relevant circumstances melebihi manfaatnya. Contoh dari Finite
uniformity: SFAS No. 5 tentang kemungkinan rugi di masa depan
- Pendekatan lain mengenai masalah uniformity diberi nama flexibility. Contoh
dari Flexibility: Akuntansi depresiasi.

Sesungguhnya di dalam pembuatan standar akuntansi, flexibility sedapat


mungkin harus dihilangkan. Ketika relevant circumstances mungkin sulit untuk
dibedakan, dihitung, dan diimplementasikan secara cost effective, sebaiknya
digunakan finite uniformity. Sedangkan ketika tidak dapat dilaksanakan secara cost-
effective, sebaiknya digunakan rigid uniformity.

B. DISCLOSURE
Pengungkapan laporan keuangan dalam arti luas dipersepsikan dengan
informasi baik untuk laporan keuangan dan informasi kelengkapan lainnya
termasuk catatan kaki, kejadian setelah tanggal pelaporan, diskusi manajemen dan
analisis operasi untuk tahun yang akan datang, perkiraan keuangan dan operasi, dan
laporan keuangan tambahan mencakup pengungkapan segmental dan ekstensi di
luar biaya historis. Pada SFAC No. 5 mendefinisikan disclosure sebagai suatu
penyajian informasi dengan tujuan selain pengakuan dalam laporan keuangan yang
dibandingkan dengan pengakuan dalam laporan keuangan itu sendiri. Maka
diperlukan disclosure dalam laporan keuangan, karena laporan keuangan itu luas
dan bersifat kompleks.

Fungsi Pengungkapan bagi SEC


SEC menginterpretasikan dua aspek yang mempengaruhi pengakuan.
Aspek tersebut antara lain protective disclosure dan informative disclosure.
Pertama adalah protective disclosure, SEC telah memperhatikan dalam masalah
mengenai pelindungan investor dari perlakuan yang tidak adil. Dan yang kedua
adalah informative disclosure mengenai cakupan penuh informasi yang berguna
untuk tujuan analisis investasi. Jelas, ada beberapa tingkat tumpang tindih antara
fungsi pengungkapan ini
Awalnya SEC hanya menekankan pada aspek protective disclosure.
Undang-undang sekuritas tahun 1993 diperlukan untuk mengisi statemen registrasi
dengan SEC sebelum penjualan sekuritas. Termasuk didalamnya, prospektus yang
diberikan kepada pembeli merupakan informasi mengenai kegiatan bisnis, sekuritas
yang dijual, identitas yang relevan terkait dengan mereka yang mendistribusikan
sekuritas. Undang-undang sekuritas tahun 1934 memperpanjang aturan-aturan ini
untuk isu baru mengenai sekuritas.
Beberapa pembatasan diberlakukan ketika perusahaan mengajukan
pernyataan pendaftaran: 1 masa tunggu 20 hari; pengiriman prospektus kepada
pembeli; dan potensi pengenaan ganti rugi tanggung jawab perdata yang agak berat
pada penerbit, pejabat, direktur, dan penjamin emisi untuk mengisi informasi yang
tidak memadai atau menyesatkan. Diperkirakan bahwa paket pembatasan ini akan
menjadi pencegah yang kuat terhadap upaya terang-terangan untuk menipu
invenstor. SEC juga memiliki wewenang untuk membatalkan pendaftaran atau
menangguhkannya jika sudah menjadi efektif jika informasi itu tidak lengkap atau
akurat dalam hal materi.

Pergeseran Disclosure ke Arah Informative Disclosure


SEC mengharuskan bahwa pengungkapan harus disusun dengan memadai
walaupun aspek protektif dan informatif dari pengungkapan mengalami tumpang
tindih. Sejak awal tahun 1970, SEC menekankan pada informative disclosure.
Sebagai contoh, komisi selalu menghindari inflasi di dalam pengungkapan
informasi karena data tersebut tidak dapat diverifikasi dan investor tidak mengerti
mengenai angka-angka tersebut. Namun, setelah rancangan FASB mengenai
ketentuan tingkat harga, SEC pada ASR 190 diperlukan untuk sebagian besar
perusahaan dalam pengungkapan informasi tambahan untuk biaya depresiasi,
penilaian aset tetap, biaya penjualan, dan persediaan. Hal ini membuat pergeseran
ke arah informative disclosure sebagai akibat dari hipotesis pasar efisien dan
kesimpulannya investor tidak diuntungkan dalam pasar.
Pergeseran SEC ke arah informative disclosure dilanjutkan oleh Advisory
Committee on Corporate Disclosure. Komite tersebut memberikan laporan
produktif pada tahun 1977 yang berisikan ringkasan pernyataan pengungkapan
yang telah ada dan rekomendasi lebih lanjut tentang hal tersebut.
Usulan informative disclosure dari komite menyarankan untuk
menghasilkan perkiraan dengan ketentuan bahwa akan melindungi manajemen dari
kewajiban pinalti dalam peraturan sekuritas federal, dan proyeksi yang dibuat harus
rasional dan dibuat dengan tepat. Selain itu komite juga merekomendasikan data
informatif lainnya untuk masa depan meliputi pengeluaran modal dan perencanaan
pendanaan, perencanaan tujuan manajemen, kebijakan deviden dan kebijakan yang
berkaitan dengan struktur modal entitas.

Ketidaksempurnaan Proses Disclosure


Sistem pengungkapan yang berlaku saat ini adalah “differential
disclosure”. Annual 10-K dan Quarterly 10-Q merupakan laporan yang dibuat
manajemen bersama SEC yang akan digunakan atau ditujukan kepada analis
keuangan. Analis keuangan berperan sebagai penengah yang menafsirkan maksud
SEC kepada investor. Ada beberapa ketidaksempurnaan dari disclosure seperti
kelebihan informasi, asimetri informasi (selective disclosure) dengan banyaknya
informasi, signaling theory (informasi dapat memberikan sinyal kepada pihak lain),
dan biaya pengungkapan bagi perusahaan besar dan kecil (tidak semua perusahaan
melakukan disclosure).
Proses disclosure memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan pertama
terkait dengan pro kontra antara differential disclosure dan selective disclosure.
Sistem pengungkapan yang dipakai sekarang yang memiliki pengaruh luas saat ini
yaitu differential disclosure. Sedangkan selective disclosure adalah pengungkapan
yang memungkinkan adanya informasi yang dikeluarkan dan tidak dikeluarkan ke
publik. Differential disclosure bertindak sebagai interpreter atas aturan-aturan pasar
modal, sehingga publik tertarik untuk berinvestasi. Beaver percaya bahwa
disclosure yang jumlahnya lebih banyak dalam laporan tahunan akan menurunkan
tingkat pentingnya pendekatan differential disclosure. Informative disclosure secara
umum memang dapat digunakan untuk meningkatkan evaluasi atas resiko dan
return suatu entitas, dan terdapat beberapa kualifikasi penting yang perlu dipikirkan
yaitu komunikasi pengungkapan di antara entitas bisnis dengan analisis keuangan
maupun konsultan investasi.
Kekurangan kedua dalam proses disclosure mengenai keberagaman
investor yang dapat mengurangi kebutuhan akan informasi pada level spesifik
perusahaan. Investor hanya peduli terhadap informasi spesifik perusahaan yang
akan mempengaruhi portofolio mereka. Namun, masalahnya adalah
mengelompokkan informasi spesifik perusahaan adalah hal yang mustahil. Tidak
semua investor mendiversifikasi investasi mereka, sehingga sulit memisahkan mana
informasi yang berguna bagi diversified investor dan mana yang berguna bagi
undiversified investor.

Bentuk dan Metode Disclosure


1. Diskusi dan Analisis Manajemen
Sejak tahun 1968, SEC meminta perusahaan untuk memasukkan diskusi
dan analisis manajemen dalam laporan tahunan yang bertujuan untuk
memberikan gambaran kepada pengguna mengenai kegiatan operasi dan arus
kas di masa mendatang. Informasi spesifik yang diminta yaitu berisikan:
a) Hasil operasi termasuk informasi perubahan harga penjualan, perubahan
biaya, dan volume penjualan
b) Perkiraan likuiditas di masa mendatang
c) Modal dan rencana pengeluaran modal
d) Prediksi tren, ketidakpastian, dan kejadian di masa depan yang memberi
dampak material.
2. Signaling dan Perkiraan Manajemen Laba
Signaling theory juga berlaku dalam hal penyajian disclosure. Teori ini
menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki berita baik akan berusaha
membedakan dirinya dari perusahaan yang tidak memiliki berita baik dengan
mengungkapkannya ke pasar. Setiap berita yang diungkapkan oleh perusahaan
akan direspon oleh pasar. Berita baik yang disampaikan ke pasar akan direspon
poisitif melalui peningkatan harga saham, begitu juga sebaliknya berita buruk
akan direspon negatif dengan penurunan harga saham perusahaan. Dengan
demikian, perusahaan yang tidak menyajikan disclosure akan dianggap
menyembunyikan kabar buruk sehingga dapat menurunkan harga saham.
Signaling theory umumnya konsisten dengan hipotesis efisiensi pasar setengah
kuat.
3. Segment Disclosure dan Laporan Komite Jenkins
Rekomendasi disclosure yang dipaparkan dalam laporan komite Jerkins
adalah:

a. Meningkatkan kegunaan dari segmen pelaporan dengan mengadopsi


segmentasi yang sempit sesuai dengan pandangan manajemen. Data penting
pada segmen termasuk marjin kotor, kegiatan utama, arus kas, dan
persyaratan modal kerja. Informasi geografis serta segmen industri utama
harus disediakan.
b. Laporan aktivitas inti dan aktivitas tidak inti secara terpisah. Aktivitas inti
adalah aktivitas yang biasa atau berulang - ulang, sedangkan aktivitas tidak
inti adalah aktivitas yang tidak biasa dan tidak berulang, seperti pendapatan
bunga dan biaya bunga.
c. Edisi keempat laporan keuangan interim kuartal dan rekening terpisah untuk
segmen secara triwulanan.
d. Rekomendasi lainnya, yaitu:
1) Meningkatkan pengungkapan untuk aset dan kewajiban dengan
mengidentifikasi bagaimana pengukuran diperoleh serta informasi
tentang asumsi-asumsi dasar dan peristiwa-peristiwa masa depan yang
dianggap dalam pengukuran.
2) Mengungkapkan lebih banyak informasi tentang informasi keuangan
yang inovatif dan kesepakatan pembiayaan.
3) Pengguna tidak perlu ramalan laporan keuangan, tetapi mereka
membutuhkan informasi yang akan memungkinkan mereka untuk
membuat perkiraan mereka sendiri.
4) Pengungkapan di lakukan untuk kebijakan akuntansi yang dipilih saja
tidak menjelaskan secara keseluruhan.
5) Penilaian aktiva yang tidak berwujud secara ineternal adalah sesuatu
yang rumit seperti contoh goodwill. Pengungkapan yang sekiranya
tidak mempengaruhi tingkat keterujiannya terhadap pengaruh kepada
arus kas di masa yang akan datang tidak akan mebantu pengguna
laporan dalam mengambil keputusan.
6) Walaupun laporan membutuhkan pengungkapan yang luas namun
pengungkapan juga diharapkan dapat mengurangi hal-hal yang kurang
relevan.
4. SFAS No. 131
FASB mengimplementasikan bagian utama dari laporan komite spesial
dalam SFAS No. 131. SFAS No. 131 meminta pelaporan segmen dengan
pendekatan manajemen mengenai cara manajemen mengatur segmen dalam
sebuah perusahaan untuk mengambil keputusan dan menaksir kinerja.
Pertanyaan muncul mengenai pengukuran laba rugi segmen. Dalam SFAS No.
131 ini asset segmen harus dilaporkan. Kewajiban segmen bersifat optional,
sedangkan laporan arus kas segmen tidak diharuskan. Fitur baru dari SFAS No.
131 adalah bahwa informasi segmental dalam periode tertentu harus mencakup
pendapatan segmen, laba rugi segmen, dan asset yang dimiliki oleh segmen.
SFAS No. 131 ini terbukti sukses, ini dapat dilihat dari meningkatnya
jumlah perusahaan yang menyajikan pengungkapan setelah mengadopsi SFAS
ini. Ini akan menciptakan iklim yang baik bagi investor karena mengurangi
risiko, tetapi di sisi lain, para pengusaha khawatir, dengan adanya laporan
segmen ini dapat membocorkan rahasia vital perusahaan kepada para
pesaingnya. Maka pertanyaan yang kemudian muncul terhadap SFAS ini yaitu
mengenai masalah relevansi dan daya banding.
5. Informasi Triwulanan
SEC meminta agar sebagian besar perusahaan publik mengungkapkan
data keuangannya setiap empat bulan sekali. Pertanyaan teoritis mengenai data
per kuarter ini adalah apakah ia harus dipandang secara terpisah satu sama lain
(discrete view) atau secara satu kesatuan (integral view). APB Opinion No. 28
lebih memilih integral view yang lebih memiliki validitas karena banyak
kejadian satu tahun yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, misalnya tarif
pajak yang dihitung per tahun.

Usulan Disclosure Diferensial


Ada tiga aspek dalam usulan disclosure diferensial ini yaitu: perusahaan
besar versus perusahaan kecil, ringkasan laporan tahunan, dan usaha SEC untuk
mengefektifkan laporan tahunan.
1. Perusahaan Besar Versus Perusahaan Kecil\
Bagi perusahaan kecil biaya untuk menyajikan disclosure cukup besar
sehingga hal ini memberatkan bagi perusahaan kecil. Oleh karena itu FASB
membentuk Small Business Advisory Committee of the Financial Accounting
Standards Advisory Council untuk memfasilitasi penyampaian laporan
keuangan perusahaan kecil dan kantor akuntan publik kecil. Pengungkapan
informasi dari perusahaan kecil lebih komprehensif dibandingkan perusahaan
besar. Hal ini terjadi karena informasi publik mengenai perusahaan kecil lebih
sedikit bila dibandingkan dengan perusahaan besar. Disclosure perusahaan
kecil merupakan salah satu sumber informasi yang diandalkan sehingga harus
disajikan secara lengkap dan komprehensif. Dilihat dari cost dan benefit, bagi
perusahaan kecil pengaplikasian akuntansi memang sulit, namun
pengungkapannya mengandung informasi yang lebih banyak.
2. Ringkasan Laporan Tahunan
Ringkasan laporan tahunan (Summary Annual Reports – SAR) merupakan
ringkasan dari laporan keuangan dengan meringkas penjelasan – penjelasan
yang terkandung dalam laporan keuangan auditan. Informasi properti, tanaman,
dan peralatan serta biaya kerusakan dikumpulkan di SAR dan informasi catatan
kaki dihilangkan, meskipun mungkin muncul dalam analisa dan diskusi
manajemen. Dalam SAR, analisa dan diskusi manajemen umumnya lebih luas
daripada laporan keuangan auditan. SAR bertujuan untuk menggantikan
laporan tahunan perusahaan tradisional sehingga dapat lebih dimengerti
pengguna.
3. Usaha SEC untuk mengefektifkan laporan tahunan
SEC juga tertarik untuk mempersingkat laporan tahunan. Pada tahun
1995, SEC mengusulkan bahwa laporan keuangan dalam laporan tahunan
menjadi efisien dengan mengurangi jumlah catatan kaki. Usulan tersebut
dihentikan sekitar tiga bulan setelah diperkenalkan karena banyak investor
berpikir mereka kekurangan informasi penting.
DAFTAR PUSTAKA

Wolk, Harry I., Tearney, Michael G., and Dodd, James L., Accounting Theory, Fifth
Edition, South-Western College Publishing (Thomson Learning)

Anda mungkin juga menyukai