Anda di halaman 1dari 11

Nama : Sri Wahyuningsi Ali

Nim : 751440119027

Kelas : 1A Keperawatan

Tugas : Farmakologi (RESUME COVID-19)

A. Pengertian COVID-19
Tahun baru dimulai dengan ancaman baru terhadap kesehatan manusia, sindrom
pernapasan akut yang parah (SARS)-CoronaVirus (CoV)-2. Coronavirus adalah keluarga
besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada
setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Corona virus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada
hewan atau manusia .Beberapa jenis corona virus diketahui menyebabkan infeksi saluran
nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).Corona
virus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19. Virus corona adalah
zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS
ditransmisikan dari kucing luwak (civetcats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia.
Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui.
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut
seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa
inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan
gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa
kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas
di kedua paru.
B. PenyebaranCOVID-19
Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terjangkit virus ini. COVID-19
dapat menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut yang
keluar saat orang yang terjangkit COVID-19 batuk atau mengeluarkan napas.Percikan-
percikan ini kemudian jatuh kebenda-benda dan permukaan-permukaan disekitar.Orang yang
menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung atau mulutnya,
dapat terjangkit COVID-19.Penularan COVID-19 juga dapat terjadi jika orang menghirup
percikan yang keluar dari batuk atau napas orang yang terjangkit COVID-19.
Menurut penelitian sejauh ini, virus penyebab COVID-19 ini umumnya menular melalui
kontak dengan percikan dari saluran pernapasan, bukan melalui udara.
Cara utama penyebaran penyakit ini adalah melalui percikan saluran pernapasan yang
dihasilkan saat batuk.Risiko penularan COVID-19 dari orang yang tidak ada gejala sama
sekali sangatlah rendah. Namun, banyak orang yang terjangkit COVID-19 hanya mengalami
gejala-gejala ringan, terutama pada tahap-tahap awal.Karena itu, COVID-19 dapat menular
dari orang yang misalnya, hanya batuk ringan tetapi merasa sehat.

C. Desinfektan Dan Antiseptic


 Desinfektan
Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya
infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman
penyakit.Pengertian lain dari disinfektan adalah senyawa kimia yang bersifat toksik dan
memiliki kemampuan membunuh mikroorganisme yang terpapar secara langsung oleh
disinfektan.
 Antiseptic
Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk
membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup
seperti pada permukaan kulit dan membrane mukosa.
 Perbedaan Desinfektan Dan Antiseptic
Antiseptik adalah bahan pembunuh bakteri dan virus yang digunakan
ditubuh.Sementara itu disinfektan digunakan dipermukaan benda, seperti meja, gagang
pintu, dan lain-lain.
Baik antiseptic maupun disinfektan mengandung bahan yang bernama
biosida.Biosida adalah bahan aktif yang digunakan untuk membunuh bakteri serta
kuman.Namun biasanya, kandungan biosida yang ada didalam antiseptic jumlahnya lebih
sedikit dibandingkan dengan yang ada didalam disinfektan.
Biasanya, antiseptic digunakan untuk:
 Mencuci tangan
 Membersihkan permukaan kulit sebelum operasi
 Membersihkan permukaan kulit yang terluka
 Mengobati infeksi kulit
 Mengobati infeksi dirongga mulut

Sementara itu disinfektan digunakan untuk:


 Membersihkan permukaan lantai, meja, dan permukaan lain yang sering disentuh
 Membersihkan kain atau pakaian yang terpapar bakteri dan virus
 Mensterilkan peralatan medis yang bisa digunakan berulang kali

D. PencegahanPenularan COVID-19
Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) untuk mencegah penularan
covid-19 dilakukan sebagai berikut :
 Penderita dianjurkan menggunakan kamar tidur dan kamar mandi terpisah.
 Setiap orang harus selalu mencuci tangan dan melakukan etiket batuk yang benar
(gunakan siku atau tisu,buang tisu ditempat sampah).
 Penderita juga harus menghindari kontak dengan hewan peliharaan, jika memilikinya
ditempat tinggal
 Setiap orang harus selalu menjaga kebersihan tempat tinggal, terutama pada ruangan atau
benda-benda yang biasa digunakan
 Ikut serta memantau gejala penderita untuk dapat segera menindak lanjutinya
 Menggunakan masker dan sarung tangan, terutama pada penderita dan siapa pun yang
telah melakukan perjalanan kedaerah yang terjangkit virus tersebut.
 Rutin mencuci tangan menggunakan cairan anti septic dan menjaga kebersihan.
 Menjaga tubuh tubuh tetap sehat dan fit dengan mengkonsumsi makanan kayaakan
nutrisi.
Adapun Tindakan pencegahan dan mitigasi yang merupakan kunci penerapan di
pelayanan kesehatan dan masyarakat. Langkah-langkah pencegahan yang juga paling
efektif di masyarakat meliputi:
 melakukan kebersihan tangan menggunakan handsanitizer jika tangan tidak
terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor;
 menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut;
 terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan
atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah;
 pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan
kebersihan tangan setelah membuang masker;
 menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang yang mengalami gejala gangguan
pernapasan.

1. Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Berkaitan dengan Pelayanan Kesehatan


Strategi-strategi PPI untuk mencegah atau membatasi penularan di tempat layanan
kesehatan meliputi:
a. Menjalankan langkah-langkah pencegahan standar untuk semua pasien Kewaspadaan
standar harus selalu diterapkan di semua fasilitas pelayanan kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang aman bagi semua pasien dan mengurangi
risiko infeksi lebih lanjut. Kewaspadaan standar meliputi:
1) Kebersihan tangan dan pemapasan; Petugas kesehatan harus menerapkan "5
momen kebersihan tangan", yaitu: sebelum menyentuh pasien, sebelum
melakukan prosedur kebersihan atau aseptik, setelah berisiko terpajan cairan
tubuh, setelah bersentuhan dengan pasien, dan setelah bersentuhan dengan
lingkungan pasien, termasuk permukaan atau barang-barang yang tercemar.
Kebersihan tangan mencakup:
 mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan antiseptik berbasis
alcohol,
 Cuci tangan dengan sabun dan air ketika terlihat kotor,
 Kebersihan tangan juga diperlukan ketika menggunakan dan terutama ketika
melepas APD. Orang dengan gejala sakit saluran pernapasan harus disarankan
untuk menerapkan kebersihan/etika batuk. Selain itu mendorong kebersihan
pernapasan melalui galakkan kebiasaan cuci tangan untuk pasien dengan gejala
pernapasan, pemberian masker kepada pasien dengan gejala pernapasan, pasien
dijauhkan setidaknya 1 meter dari pasien lain, pertimbangkan penyediaan
masker dan tisu untuk pasien di semua area.
2) Penggunaan APD sesuai risiko Penggunaan secara rasional dan konsisten
APD, kebersihan tangan akan membantu mengurangi penyebaran infeksi.
Pada perawatan rutin pasien, penggunaan APD harus berpedoman pada
penilaian risiko/antisipasi kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan kulit
yang terluka. APD yang digunakan merujuk pada Pedoman Teknis
Pengendalian Infeksi sesuai dengan kewaspadaan kontak, droplet, dan
airborne. Jenis alat pelindung diri (APD) terkait COVID-19 berdasarkan
lokasi, petugas dan jenis aktivitas (lampiran 16). Cara pemakaian dan
pelepasan APD baik gown/gaun atau coverall (lampiran 17). COVID-19
merupakan penyakit pernapasan berbeda dengan pneyakit Virus Ebola yang
ditularkan melalui cairan tubuh. Perbedaan ini bisa menjadi pertimbangan saat
memilih penggunaan gown atau coverall, c. Pencegahan luka akibat benda
tajam dan jarum suntik d. Pengelolaan limbah yang aman Pengelolaan limbah
medis sesuai dengan prosedur rutin e. Pembersihan lingkungan, dan sterilisasi
linen dan peralatan perawatan pasien. Membersihkan permukaan-permukaan
lingkungan dengan air dan deterjen serta memakai disinfektan yang biasa
digunakan (seperti hipokiorit 0,5% atau etanol 70%) merupakan prosedur
yang efektif dan memadai.
2. Pencegahan dan Pengendalian untuk Isolasi di Rumah (Perawatan di Rumah)
Isolasi rumah atau perawatan di rumah dilakukan terhadap orang yang bergejala
ringan dan tanpa kondisi penyerta seperti (penyakit paru-paru, jantung, ginjal, dan
kondisi immunocompromised). Berikut rekomendasi prosedur pencegahan dan
pengendalian infeksi untuk isolasi di rumah:
a. Tempatkan pasien/orang dalam ruangan tersendiri yang memiliki ventilasi yang
baik,
b. Batasi pergerakan dan minimalkan berbagi ruangan yang sama,
c. Anggota keluarga yang lain sebaiknya tidur di kamar yang berbeda, dan jika tidak
memungkinkan maka jaga jarak minimal 1 meter dari pasien,
d. Batasi jumlah orang yang merawat pasien,
e. Lakukan handhygiene (cuci tangan) segera setiap ada kontak dengan pasien atau
lingkungan pasien. Lakukan cuci tangan sebelum dan setelah menyiapkan
makanan, sebelum makan, setelah dari kamar mandi, dan kapanpun tangan
kelihatan kotor. Jika tangan tidak tampak kotor dapat menggunakan handsanitizer,
dan untuk tangan yang kelihatan kotor menggunakan air dan sabun,
f. Jika mencuci tangan menggunakan air dan sabun, handuk kertas sekali pakai
direkomendasikan. Jika tidak tersedia bisa menggunakan handuk bersih dan
segera ganti jika sudah basah,
g. Untuk mencegah penularan melalui droplet, masker bedah (masker datar)
diberikan kepada pasien untuk dipakai sesering mungkin,
h. Orang yang memberikan perawatan sebaiknya menggunakan masker bedah
terutama jika berada dalam satu ruangan dengan pasien. Masker tidak boleh
dipegang selama digunakan. Jika masker kotor atau basah segera ganti dengan
yang baru. Buang masker dengan cara yang benar (jangan disentuh bagian depan,
tapi mulai dari bagian belakang). Buang segera dan segera cuci tangan,
i. Hindari kontak langsung dengan cairan tubuh terutama cairan mulut atau
pernapasan (dahak, ingus dil) dan tinja. Gunakan sarung tangan dan masker jika
harus memberikan perawatan mulut atau saluran nafas dan ketika memegang
tinja, air kencing dan kotoran lain. Cuci tangan sebelum dan sesudah membuang
sarung tangan dan masker,
j. Jangan gunakan masker atau sarung tangan yang telah terpakai,
k. Sediakan sprei dan alat makan khusus untuk pasien (cuci dengan sabun dan air
setelah dipakai dan dapat digunakan kembali),
l. Bersihkan permukaan di sekitar pasien termasuk toilet dan kamar mandi secara
teratur. Sabun atau detergen rumah tangga dapat digunakan, kemudian larutan
NaOCI 0.5% (setara dengan 1 bagian larutan pemutih dan 9 bagian air),
m. Bersihkan pakaian pasien, sprei, handuk dl menggunakan sabun cuci rumah
tangga dan air atau menggunakan mesin cuci dengan suhu air 60-90°C dengan
detergen dan keringkan. Tempatkan pada kantong khusus dan jangan digoyang-
goyang, dan hindari kontak langsung kulit dan pakaian dengan bahan-bahan yang
terkontaminasi,
n. Sarung tangan dan apron plastic sebaiknya digunakan saat membersihkan
permukaan pasien, baju, atau bahan-bahan lain yang terkena cairan tubuh pasien.
Sarung tangan (yang bukan sekali pakai) dapat digunakan kembali setelah dicuci
menggunakan sabun dan air dan didekontaminasi dengan larutan NaOCI 0.5%.
Cuci tangan sebelum dan setelah menggunakan sarung tangan,
o. Sarung tangan, masker dan bahan-bahan sisa lain selama perawatan harus dibuang
di tempat sampah di dalam ruangan pasien yang kemudian ditutup rapat sebelum
dibuang sebagai kotoran infeksius,
p. Hindari kontak dengan barang-barang terkontaminasi lainya seperti sikat gigi, alat
makan-minum, handuk, pakaian dan sprei),
q. Ketika petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan rumah, maka selalu
perhatikan APD dan ikut rekomendasi pencegahan penularan penyakit melalui
droplet.
E. PengobatanCOVID-19
Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah
yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus,
yaitu:
 Merujuk penderita COVID-19 untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit
yang ditunjuk.
 Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita.
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk istirahat yang cukup.
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar
cairan tubuh.
1. Pengobatan Umum Untuk Infeksi Virus
a. Intervensi nutrisi
 Vitamin A
 Vitamin B
 Vitamin vitamin C
 Vitamin D
 Vitamin E
 Omega 3 asam lemak tak jenuh
 Selenium
 Zinc
 Iron
b. Immunoenhancers
1) Interveron
2) Gammaglobulin intravena
3) Thymosin α-1
4) Thymopentin
5) Levamisole
6) Cyclosporine A
2. Pengobatan Khusus Coronavirus
a. Inhibitor coronavirus protease
1) Inhibitor seperti chymotrypsin
 Cinanserin
 Flavonoid
2) Inhibitor sejenis papain
 Diarylheptanoids
b. Spike (S) protein-angiotensin-converting enzyme-2
1) Human monoclonal antibody
2) Chloroquine
3) Emodin
4) Promazine
5) Nikotianamin

F. Masa inkubasi
Corona paling pendek berlangsung selama dua hingga 3 hari, sedangkan paling lama bisa
mencapai 10 hingga 12 hari.Namun melihat perilaku virus corona pada penyakit lainnya,
para ahli mengatakan bahwa masa inkubasi tersebut dapat mencapai waktu 14 hari.Ini adalah
rentang waktu yang dibutuhkan oleh virus tersebut untuk menjangkit dan menampakkan
gejala-gejala awal.Dalam masa tersebut virus corona masih bisa menular keorang lain
sehingga cukup sulit untuk mendeteksinya.

G. Gejala COVID-19 :
 Hari 1-3: Mengalami demam, terjadi batuk kering hingga lemah dan nyeri otot pada
badan.
 Hari 4-6: Gejala meningkat hingga mengalami kesulitan dalam bernapas. Utamanya yang
mengalami gejala ini adalah pasien berisiko seperti lansia atau pasien yang sudah pada
kondisi ini sebelumnya.
 Hari 7-9:Gejala muncul, pasien belum dirawat, dihari kedelapan, pasien dengan kasus
berat mengalami beberapa sindrom seperti gangguan pernapasan akut akibat
menumpuknya cairan diparu-paru. Akibatnya beberapa hal ini bisa berakibat fatal.
 Hari 10-14: Kasus yang parah terus berubah seiring berjalannya waktu dengan beberapa
pasien yang mengalami gejala yang lebih parah seperti ARDS (gangguan pernapasan
akut), pada fase ini pasien harus dirawat di ICU.
REFERENSI

Ibadurrahman, Muhammad Alief. 2020. Coronavirus. Jakarta:Muhammad AliefIbadurrahman

Medico, Bruno Del. 2020.Coronavirus Covid-19.Jakarta : Bruno Del Medico Editore

Hadi Samsul.2020. Mers Corona Virus. Jakarta: CordoviaPustaka

Komisi Kesehatan Nasional RRC. 2019. Panduan Menghadapi Penyakit Virus Corona 2019
Model RRC. Terjemahan: Forum Academia NTT. People’s Medical Publishing House, Beijing

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus


Disease (Covid-19). Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit: Jakarta Selatan

https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public

https://id.wikipedia.org/wiki/Disinfektan

https://id.wikipedia.org/wiki/Antiseptik

https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-perbedaan-antiseptik-dan-disinfektan-untuk-
mencegah-covid-19

https://tirto.id/cara-mencegah-penularan-virus-corona-covid-19-eCRo

https://jateng.idntimes.com/health/medical/bandot-arywono/berapa-hari-masa-inkubasi-covid-
19-dan-gejala-terinfeksi-virus-corona/full

Anda mungkin juga menyukai