Anda di halaman 1dari 1

Page 1 of 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju

dewasa yang ditandai adanya perubahan fisik, psikis dan psikososial [1].

Remaja termasuk dalam kelompok umur rentan gizi, salah satu

penyebabnya yaitu remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena

adanya peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan organ yang

cepat dan agar tercapainya potensi pertumbuhan secara maksimal,

sehingga membutuhkan gizi yang tepat jumlah, jenis makanan, dan

frekuensinya. Namun kenyataannya remaja cenderung melakukan

perilaku makan yang salah yaitu asupan zat gizi tidak sesuai dengan

kebutuhan atau rekomendasi diet yang dianjurkan. Tidak terpenuhinya

kebutuhan zat gizi pada masa remaja dapat berakibat pada kematangan

seksual yang terlambat dan hambatan pada pertumbuhan linear. Pada

masa remaja pula, zat gizi penting untuk mencegah terjadinya penyakit

kronik sebagai bentuk manifestasi di masa dewasa [1,2,3]. Pengetahuan

yang kurang, menjadi salah satu penyebab masalah gizi yang diderita

remaja.

Masalah gizi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien,

khususnya anemia gizi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang maupun

gizi lebih sampai obesitas [2].

Berdasarkan data Riskesdas 2007, prevalensi penyakit anemia

Indonesia pada remaja umur 15-24 tahun sebesar 6,9% [4], sedangkan

pada Riskesdas 2013 terjadi peningkatan menjadi 18,4% [5].


Page 1 / 8

Anda mungkin juga menyukai