Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

PENYIMPANAN DAN INVENTARISASI

Kelompok 3

 Muh. Rizky Aqsha Khalid ( 20300118044 )


 Haslinda ( 20300118078 )
 Nuraini ( 20300118079 )
 Rafika ( 20300118082 )

Manajemen Pendidikan Islam


Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan dan karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan dangan baik
dan tepat waktu. Makalah ini disusun agar pembaca dapat lebih memahami
tentang Manajemen Sarana Dan Prasarana yang berjudul PENYIMPANAN
DAN INVENTARISASI. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang dating dari diri penyusun maupun yang dating dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah
SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Penyusun juga mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat dalam pemyusunan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu, keritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan makalh ini.

Samata, 25 maret 2019


Penulis
Daftar isi

Kata pengantar..................................................................................................

Daftar isi............................................................................................................

Bab I Pendahuluan............................................................................................

Bab II Penyimpanan Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan..............

A. Konsep Penyimpanan Sarana Pendidikan.................................


B. Tempat Penyimpanan Sarana Pendidikan................................
C. Tata Cara Penyimpanan Sarana Dan Prasarana Pendidikan.....
D. Prinsip-Prinsip Penyimpana Sarana Dan Prasarana
Pendidikan................................................................................

Bab III Inventarisasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan

A. Konsep Inventarisasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan


B. Tujuan Inventarisasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan
C. Manfaat Inventarisasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan
D. Tata Cara Pelaksanaan Inventarisasi
E. Klasifikasi Barang Infentaris
F. Kodifikasi Barang Inventaris
G. Kodifikasi Pemilik Barang Inventaris
H. Klasifikasi Dan Kondisi Barang Inventarisasi Kementrian
Pendidikan Dan Kebudayaan
I. Klasifikasi dan Kodifikasi Sarana Dan Prasarana Sekolah
J. Pelaporan Inventarisasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Bab IV Penutup

Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk


melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu
dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil
guna dalam mencapai tujuanpendidikan.

Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari


kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap
digunakan. Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus untuk
mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan
dimulai daripemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam menggunakannya.
Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai
keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud.

Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk


melaksanakan proses menampung/mewadahi hasil pengadaan barang-barang milik
sekolah demi keamanannya, baik yang belum maupun yang didistribusikan.
Kegiatan penyimpanan meliputi menerima barang, menyimpan barang dan
mendistribusikan barang.Agar terkoordinir data tentang sarana dan prasarana yang
dimiliki sebuah organisasi khususnya pada hal ini sarana dan prasarana pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Konsep Penyimpanan Sarana Dan prasarana Pendidikan?
2. Bagaimana Tempat Penyimpanan Sarana Dan Prsarana Pendidikan?
3. Bagaimana Tata Cara Penyimpanan Sarana Dan Prasarana
Pendidikan?
4. Apa Prinsip-Prinsip Penyimpana Sarana Dan Prasarana Pendidikan?
5. Apa Konsep Inventarisasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan?
6. Apa Tujuan Inventarisasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan?
7. Apa Manfaat Inventarisasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan?
8. Apa itu Klasifikasi Barang Inventaris?
9. Apa Itu Kodifikasi Barang Inventaris?
10. Apa itu Kodifikasi Pemilik Barang Inventaris?
11. Apa Itu Klasifikasi Dan Kondisi Barang Inventarisasi Kementrian
Pendidikan Dan Kebudayaan?
12. Apa Itu Klasifikasi dan Kodifikasi Sarana Dan Prasarana Sekolah?
13. Apa Itu Pelaporan Inventarisasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan?
BAB II

PENYIMPANAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

A. Konsep Penyimpanan Sarana Pendidikan

Penyimpanan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menampung hasil


pengadaan barang milik negara (baik hasil pembelian, hibah, hadiah) pada
wadah/tempat yang telah disediakan. Penyimpanan sarana pendidikan adalah
kegiatan simpan menyimpan suatu barang baik berupa perabot. alat tulis kantor,
surat-surat maupun barang elektronik dalam keadaan baru, maupun rusak yang
dapat dilakukan oleh seorang atau beberapa orang yang ditunjuk atau ditugaskan
pada lembaga pendidikan.

B. Tempat Penyimpanan Sarana Pendidikan

Aspek fisik dalam penyimpanan adalah wadah yang diperlukan untuk


menampung barang milik negara berasal dari pengadaan. Aspek ini biasa disebut
gudang. Sebagai tempat penyimpanan, gudang dapat dibedakan menjadi beberapa
yaitu;

1. Gudang pusat, yaitu gudang yang diperlukan untuk menampung barang hasil
pengadaan, yang terletak pada unit biasanya gudang pusat juga digunakan
untuk menyimpan barang yang akan dijadikan Stok atau persediaan.
2. Gudang penyalur yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang
sementara sebelum disalurkan ke unit atau satuan kerja yang membutuhkan.
3. Gudang transit yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang
sementara sebelum disalurkan ke unit satuan kerja yakin membutuhkan.
4. Gudang khusus yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang-barang
yang mempunyai spesifikasi khusus seperti barang yang mudah pecah. meledak
atau terbakar.
5. Gudang pemakai yaitu gudang yang diperlukan untuk menyimpan barang-
barang yang akan dan telah digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.
6. Gudang terbuka adalah gudang yang tidak berdinding dan tidak beratap, tetapi
berlantai dan harus dikeraskan sesuai dengan berat barang-barang yang akan
disimpan.
7. Gudang tertutup adalah gudang berdinding dan beratap yang konstruksinya
disesuaikan dengan fungsi gudang itu.
C. Tata Cara Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan
1. Penerimaan:
a. Menerima pemberitahuan pengiriman barang dari pihak yang
menerima barang.
b. Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam penerimaan dan
pemeriksaan barang.
c. Memeriksa/mengecek barang yang diterima baik hasil seperti jumlah,
kualitas, tipe maupun kelengkapan administrasi seperti surat
kepemilikan.
d. Membuat berita acara penerimaan dan hasil pemeriksaan barang.

2. penyimpanan:
a. Meneliti barang-barang yang akan disimpan.
b. Menyiapkan barang tersebut berdasarkan pengelompokan tertentu
c. Mencatat barang ke dalam buku penerimaan, kartu barang dan kartu
stok.
d. Membuat denah lokasi, barang-barang yang disimpan agar dapat
dikeluarkan secara cepat saat dibutuhkan.
e. Barang-barang yang sudah ada: diterima, dicatat, digudangkan; diatur,
dirawat dan dijaga secara tertib, rapi dan aman.
f. Menyelenggarakan administrasi penyimpanan dan penggunaan atas
semua barang yang ada dalam ruang atau gudang.
g. Mengontrol dan menghitung barang secara berkala.
h. Membuat laporan tentang keadaan penyimpanan barang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
i. Mengeluarkan barang berdasarkan surat perintah pengeluaran barang
j. Dalam mengatur penyimpanan barang hendaknya memerhatikan sifat-
sifat barang agar tidak susut nilai gunanya sebelum barang itu dipakai,
yaitu:

1) Barang-barang berat
2) Barang-barang mewah
3) Makanan
4) Berupa kertas
5) Berupa pakaian
6) Barang-barang kimia
k. Beberapa penyimpanan barang di sekolah:
1) Barang-barang yang harus disimpan diruang kepala sekolah
a) Grafik kegiatan Sekolah
b) Struktur Organisasi sekolah
c) Uraian rencana kerja tahunan
d) Daftar pelajaran
e) Daftar guru dan pegawai Wakil Presiden R. I
f) Gambar Presiden dan wakil presiden
g) Sang saka merah putih
h) Papan pengelolaan SPP/DPP
i) Teks Pancasila
j) Pembukaan UUD dan lain-lain
2) Barang-barang yang harus disimpan di ruang guru:
a) Papan pengumuman
b) Papan jadwal pelajaran
c) Kalender Pendidikan
d) Struktur Organisasi Sekolah
e) Daftar pembagian tugas guru
f) Denah sekolah
g) Lambang KORPRI
h) Lambang Tut Wuri Handayani
i) 5 K
3) Barang-barang yang harus disimpan di ruang kelas:
a) Papan absen kelas
b) Daftar pembagian tugas piket
c) Daftar mata pelajaran
d) Organisasi kelas
e) Peraturan tata tertib kelas
f) Hiasan dinding
g) Peta jam dinding
h) Kipas angin/AC
i) Papan tulis

D. Prinsip-prinsip Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Prinsip penyimpanan barang adalah 5 W dan 1 H (What, Why, Where, When, Who
dan How):
1. What (apa saia barang yang disimpan)
a. Kertas: barang yang termasuk dari kertas contohnya adalah buku tulis,
buku besar, kertas tik atau kertas printer, kertas folio dan lain-lain.
b. Kayu: barang-barang yang terbuat dari kayu antara lain bangku, meja,
papan tulis, lemari, bupet dan lain-lain.
c. Plastik: barang-barang yang terbuat dari plastik adalah alatalat
kebersihan seperti bak sampah dan serokan sampah, sapu, kemoceng,
rak sepatu dan lain-lain.
d. Besi: barang-barang yang terbuat dari besi biasanya adalah barang
elektronik seperti mesin tik, dan komputer.
e. Lain-lain, dapat dikategorikan berang-barang yang termasuk kedalam
alat tulis kantor diantaranya alat tulis seperti pensil, pulpen, spidol,
penghapus, penggaris, dan jenis alat peraga seperti globe dan tool kit
IPA dan alat peraga matematika.
2. Why (mengapa barang-barang perlu disimpan)
a. Memelihara agar barang-barang yang disimpan tidak cepat rusak.
b. Dapat digunakan dengan cepat jika diperlukan.
c. Menjaga kebersihan barang dari debu dan kotoran.
d. Menjaga keamanan barang dari kehilangan.
3. Where (mengapa barang-barang perlu disimpan)
a. Gudang terbuka.
b. Gudang tertutup
c. Dalam kelas;
d. Ruang kepala sekolah.
e. Ruang guru; dan
f. Ruang lainnya.
4. When (kapan waktunya harang-barang harus disimpan)
a. Barang-barang yang sudah dianggarkan dalam pengadaan barang
jika sudah terealisir langsung disimpan di bagian penyimpanan
barang, selanjutnya diterima dan diinventarisir dan dicatat.
b. Untuk barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi/rusak, apabila
sudah tidak dapat diperbaiki lagi, langsung dimasukkan dalam
gudang penyimpanan, dan apabila biaya perbaikan melebihi
anggaran pembelian, maka barang tersebut dimasukkan dalam
buku penghapusan.
5. Who (siapa yang bertugas menyimpan barang)
a. Untuk sekolah-sekolah besar biasanya ada seorang yang ditunjuk
sebagai petugas penyimpanan barang di gudang,
b. Untuk sekolah sedang dan kecil, dilakukan oleh penjaga sekolah
atau guru.
Kriteria petugas penyimpanan barang:
 Bertanggungjawab
 Jujur
 Kreatif dan memiliki inisiatif dalam bekerja
 Ulet dan rajin.
 Cepat tanggap.
 Bekerja dengan teliti dan cermat
6. HOW (bagaimana cara menyimpan barang yang baik dan benar)
a. Barang-barang yang sudah ada: diterima, dicatat, digudangkan,
diatur, dirawat dan dijaga secara tertib, rapi dan aman.
b. Dibuatkan daftar nama tempat barang penyimpanan agar mudah
ditemukan.
c. Barang-barang yang mudah rusak dimasukkan dalam sebuah
pelindung (lemari).
d. Barang-barang yang kecil seperti barang-barang ATK disimpan
dalam sebuah wadah yang mudah dijangkau dan ditemukan.
e. Barang-barang yang besar tidak perlu dimasukkan ke dalam lemari,
tetapi tempatnya cukup nyaman dan aman.
f. Barang-barang elektronik seperti mesin tik dan komputer sebaiknya
disimpan di ruangan yang lebih aman seperti besiteralis.
g. Barang-barang yang terbuat dari kertas usahakan jauh dari tempat
basah, lembab dan air.
h. Barang-barang yang disimpan dalam lemari sebaiknya sering dibuka
untuk menghindarkan terjadinya proses penjamuran apabila
ruangan lembab.
i. Semua alat-alat dan perlengkapan harus disimpan di tempat yang
bebas dari faktor-faktor perusak seperti: panas, lembab dan lapuk.
j. Semua penyimpanan harus diadministrasikan menurut ketentuan
bahwa persediaan lama harus lebih dulu dipergunakan.
k. Harus ada inventarisasi secara berkala.
l. Barang-barang tertentu (alat elektronik) harus selalu dikontrol dan
diservis agar tidak mudah rusak.
m. Laporan tentang keadaan penyimpanan dibuat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
BAB III
INVENTARISASI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

A. Konsep Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan pencatatan


atau pendaftaran barang-barang milik lembaga (sekolah) ke dalam suatu daftar
inventaris barang secara tertib dan teratur menurut ketentuan dan tata cara yang
berlaku. Barang inventaris sekolah adalah semua barang milik negara (yang dikuasai
sekolah) baik yang diadakan/dibeli melalui dana dari pemerintah, komite sekolah
dan masyarakat, maupun yang diperoleh sebagai pertukaran, hadiah atau hibah
serta hasil usaha pembuatan sendiri sekolah guna menunjang kelancaran proses
belajar mengajar.

B. Tujuan Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan


1. Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh suatu sekolah.
2. Untuk menghemat keuangan sekolah baik dalam pengadaan maupun untuk
pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana sekolah.
3. Sebagai pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah dalam bentuk
materil yang dapat dinilai dengan uang.
4. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh suatu sekolah.

C. Manfaat Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan


1. Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan kebutuhan dan
menyusun rencana kebutuhan barang.
2. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam
pengarahan pengadaan barang.
3. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam
penyaluran barang.
4. Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang (tua,
rusak, lebih) sebagai dasar untuk menetapkan penghapusannya.
5. Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan
dan pengendalian barang.
D. Tala Cara Pelaksanaan Inventarisasi
Tata cara pelaksanaan inventarisasi adalah kegiatan mencatat sarana dan
prasarana ke dalam buku daftar inventaris dan membuat laporannya kepada pihak-
pihak yang terkait. Ada sejumlah buku dan kartu daftar barang inventaris yang
digunakan yaitu buku induk barang inventaris, buku golongan barang inventaris,
buku catatan barang non inventaris, daftar laporan mutasi barang inventaris, dan
kartu inventaris barang. Buku-buku dan kartu inventaris barang tersebut, contoh
formatnya seperti berikut.

Jadwal dan kegiatan penyusunan laporan tahunan inventarisasi sarana


prasarana adalah sebagai berikut:

Setiap tanggal 1 April pada setiap tahunnya, unit kerja terendah (satuan V)
membuat laporan instansi sendiri dan menyampaikan laporan tersebut ke unit kerja
di atasnya yang relevan (satuan IV). Setiap tanggal 15 April unit kerja satuan IV
membuat laporan instansi sendiri dan membuat rekap instansi asuhannya (satuan
V) serta menyampaikan hasilnya ke instansi selanjutnya. Setiap tanggal 15 Mei unit
kerja satuan III membuat laporan instansi sendiri dan membuat rekap instansi
asuhannya (satuan IV) serta menyampaikan hasilnya ke instansi selanjutnya. Setiap
tanggal 15 Juni unit kerja satuan II membuat laporan instansi sendiri dan membuat
rekap instansi asuhannya (satuan III) serta menyampaikan hasilnya ke instansi
selanjutnya (Kementerian Keuangan, BPK) pada tanggal 1 Agustus.

Selanjutnya masa kegiatan penyusunan laporan triwulan mutasi barang


iventaris adalah sebagai berikut: Unit kerja terendah (satuan V) membuat laporan
instansi sendiri dan menyampaikan laporan tersebut ke unit kerja di atasnya yang
relevan paling lama 7 (tujuh) hari. Unit kerja satuan IV membuat laporan instansi
sendiri dan membuat rekap instansi asuhannya (satuan V) serta menyampaikan
hasilnya ke instansi selanjutnya paling lama 15 hari. Unit kerja satuan III membuat
laporan instansi sendiri dan membuat rekap instansi asuhannya (satuan IV) serta
menyampaikan hasilnya ke instansi selanjutnya paling lama 30 hari. Unit kerja
satuan II membuat laporan instansi sendiri dan membuat rekap instansi asuhannya
(satuan III) serta menyampaikan hasilnya ke instansi selanjutnya (Kementerian
Keuangan, BPK) selama 60 hari. Paling lama 60 hari Kementerian Keuangan sudah
menerima laporan triwulan mutasi barang inventaris dari unit terendah (satuan V)
sampai satuan II.

E. Klasifikasi Barang Inventaris

Klasifikasi barang inventaris dimaksudkan sebagai kegiatan menggolong-


golongkan atau mengelompok-ngelompokkan barang inventaris ke dalam suatu
kelompok tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu Surat Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 225/ Kep/V/4/71. Tujuannya adalah untuk memudahkan
pencatatan dan penemuan kembali barang inventaris tersebut ketika dibutuhkan
baik secara fisik maupun melalui catatan. Barang inventaris dikelompokkan dalam 4
golongan besar yaitu:

1. Barang tidak bergerak, yaitu: tanah, bangunan bukan tempat tinggal,


bangunan tempat tinggal, dan monumen;
2. Barang bergerak, yaitu: alat-alat besar, peralatan (laboratorium, bengkel,
studio, percetakan, pabrik dan instalasi pembangkit tenaga listrik),
peralatan kantor, buku perpustakaan dan benda bercorak kebudayaan, alat
pengangkutan, dan peralatan rumah sakit/poliklinik/ kesegaran jasmani;
3. Hewan;
4. Barang persediaan.

F. Kodilikasi Barang Inventaris

Kodifikasi barang inventaris dimaksudkan sebagai kegiatan pemberian kode


atau tanda tertentu pada barang inventaris. Pemberian kode/tanda tersebut dapat
bewujud pemberian angka. huru£ gambar, simbol dan sebagainya. Pada buku ini
yang dijelaskan lebih jauh adalah pemberian kode dengan menggunakan angka
(numerik) yang dipandang lebih fleksibel dan bisa mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tujuan melakukan kodifikasi terhadap barang
inventaris adalah untuk memudahkan mengenali jenis barang tertentu dengan
melakukan penyeragaman penyusunan urutan barang pada daftar laporan barang
inventaris. Caranya adalah nomor kode barang inventaris ditentukan 7 buah angka
yang tersusun menjadi 3 angka dan 4 angka yang dipisahkan oleh sebuah titik,
seperti contoh berikut ini. xxx . xxxx dimana angka pertama dari susunan tiga angka
yang ada di depan adalah menyatakan kelompok besarnya atau formulir yang
digunakan, dua angka berikutnya merupakan kode untuk kelompok barang. Dua
angka sesudah titik

menunjukkan kode untuk sub kelompok barang dan dua angka di belakangnya
adalah kode untuk jenis barang. Misalnya: 200.0000 = barang bergerak (kelompok
besar) 250.0000 = alat pengangkutan (kelompok barang) 250.0300 = alat angkutan
darat bermotor (sub kelompok barang) 250.0301 = sepeda motor (jenis barang).
Pemberian kode untuk kelompok besar barang inventaris adalah sebagai berikut:
100.0000 = barang tidak bergerak; 200.0000 = barang bergerak 300.0000 = hewan
400.0000 = barang persediaan.
Pemberian kode untuk barang persediaan ialah dengan cara mengganti angka
pertama dari sandi barang dengan angka 4 (barang persediaan) . Misalnya: kode
sepeda motor adalah 250.0301, jika sepeda motor tersebut adalah merupakan
barang persediaan, maka kodenya diubah menjadi 450.0301.

G. Koditikasi Pemilikan Barang Inventaris


Yang dimaksud dengan kodifikasi pemilikan barang inventaris ialah pemberian kode
tertentu pada barang inventaris. Tujuannya untuk memudahkan pengenalan pemilik
dan keberadaan barang inventaris tersebut. Kode pemilikan barang inventaris di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terdiri dari angka (numerik).
Kode untuk menyatakan bahwa barang inventaris tersebut merupakan kepunyaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ditetapkan angka 13 yang dicantumkan
paling depan, selanjutnya diikuti kode barang dan kode pemilik barang. Diantara
kode Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kode barang dan antara
kode barang dengan kode pemilik barang dibubuhi tanda penghubung (-). Misalnya:
Sepeda motor milik Biro Perlengkapan Sekretariat Jenderal Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.
H. Klasifikasi dan Kodifikasi Barang Inventaris Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
I. Klasifikasi dan Kodifikasi Sarana dan Prasarana Sekolah
Tujuan mengadakan klasifikasi dan pengkodean barang inventaris sekolah
ialah agar terdapat cara yang cukup mudah dan efisien untuk mencatat sekaligus
mencari dan menemukan kembali barang tertentu milik sekolah, baik secara fisik
maupun melalui daftar catatan ataupun di dalam ingatan orang. Sesuai dengan
tujuan tersebut maka bentuk lambang, sandi atau kode yang digunakan sebagai
pengganti nama atau uraian bagi tiap golongan, kelompok dan atau jenis barang
harus bersifat membantu/ memudahkan penglihatan dan ingatan orang dalam
mendapatkan kembali barang yang diinginkan. Sandi atau kode yang digunakan
melambangkan nama atau uraian jenis barang berbentuk angka bilangan yang
tersusun menurut pola tertentu. Di samping itu, penyusunan angka nomor kode ini
memungkinkan dilakukan pengembangan, terutama oleh mereka yang secara
langsung menangani pencatatan barang. Pada umumnya nomor kode barang terdiri
dari 7 angka yang tersusun menjadi tiga dan empat angka yang dipisahkan oleh
sebuah tanda titik. Tiga angka pertama menyatakan jenis formulir yang digunakan,
dan empat angka berikutnya merupakan sandi pokok untuk kelompok barang
tersebut dalam masing-masing formulir.
J. Pelaporan Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan
Beberapa ketentuan tentang pelaporan inventarisasi sarana dan prasarana
pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Tiap sekolah dan unit pelaksana teknis wajib membuat daftar laporan
triwulan mutasi barang inventaris rangkap 2 (dua), untuk disampaikan 1
(satu) set (asli) kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat
dan 1 set untuk arsip sendiri. Laporan tersebut harus sudah disampaikan
paling lambat 7 hari setelah berakhirnya triwulan tahun anggaran berjalan.
2. Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota membuat rekapitulasi laporan
triwulan yang berasal dari sekolah/UPT/Dinas Pendidikan Kecamatan.
Selanjutnya Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sendiri
menyampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi setempat u.p Kepala
Bagian Perlengkapan.
3. Tiap sekolah wajib mengisi Daftar Isian Inventaris dan Rekapitulasi Barang
Inventaris rangkap 2 (dua). Laporan Tahunan Inventaris (yang membuat
Daftar Isian Inventaris dan Rekapitulasi Barang Inventaris) disampaikan 1 set
(asli) kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota setempat.
4. Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota wajib mengisi Daftar Isian
Inventaris dan Dafta Rekapitulasi Laporan Tahunan Inventaris yang berasal
dari sekolah/UPT di lingkungannya. Laporan Tahunan Inventaris tersebut
disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi u.p Kepala Bagian
Perlengkapan.
Bab IV

Penutup

A. Kesimpulan

Pemeliharaan adalah kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan


suatu barang. Jadi, dalam sarana dan prasana membutuhkan kegiatan pemeliharaan
sehingga sarana dan prasarana tersebut kondisinya selalu dalam keadaan baik dan
siap digunakan. Selain pemeliharaan, sarana dan prasarana juga membutuhkan
kegiatan penyimpanan sehingga terjaga keamanannya.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari banyak kekurangan,
karena keterbatasan waktu. Dalam makalah ini penulis berharap agar pembaca bisa
menambahkan isi dari kekurangan makalah ini agar makalah ini menjadi sempurna
dan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran.
C. Kesan

Dalam mengerjakan tugas pembuatan makalah ini kami sangat senang


karena kami dapat menambah wawasan lebih luas, serta dapat meningkatkan
kerjasama dengan kelompok dalam hal pembuatan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai