Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MK. APRESIASI PUISI

PRODI S1 SI-FBS
APRESIASI PUISI
Puisi Himne

Disusun oleh :

Kelompok 8

Dosen Pengampu : Muhammad Anggie J. Daulay, S.S., M.Hum

Lao Septi Sika Waty 2192510004

Novita Aurora Gurusinga 2193510003

Resnanda Putri Kamania Manik 2193210016

PROGRAM STUDI S1 SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
APRIL 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan
kekuatan, baik fisik maupun mental serta ketabahan kepada Penyusun, sehingga Penyusun
dapat menyelesaikan tugas tentang makalah presentasi tepat pada waktunya, untuk
memenuhi salah satu Mata Kuliah Apresiasi Puisi di Universitas Negeri Medan, Jurusan
Sastra Indonesia, Kelas B (2019).

Penyusun mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang


terhormat Bapak Muhammad Anggie J. Daulay, S.S., M.Hum selaku dosen pengampu mata
kuliah Apresiasi Puisi yang merupakan matakuliah wajib yang diselenggarakan di seluruh
Program Studi Sastra Indonesia. Didalamnya membahas tentang Puisi Himne. Untuk itu,
makalah ini dipresentasikan mengenai “Apresiasi Puisi” yang nantinya akan dijadikan bekal
mahasiswa/i untuk mengkaji di kehidupan sosial pada pembahasan matakuliah selanjutnya.

Penyusun menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna baik dari segi isi maupun segi
penyajiannya. Penyusun berharap semoga tugas ini dapat mencapai sasaran dan tujuan serta
berguna dalam rangka pengabdian dan motivasi belajar sebagai bekal untuk melaksanakan
tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepada penyusun.

Karena sifatnya membantu, maka seyogyanya mahasiswa/i yang lain dapat melengkapi
makalah ini dengan mempresentasikan dan mengulas kembali untuk mahasiswa sehingga
akan membantu dan memahami materi yang sebelumnya telah disajikan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penyusun nantikan. Semoga pembuatan makalah
selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Medan, April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB l PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan

BAB ll PEMBAHASAN

A. Pengertian Puisi Himne


B. Ciri-ciri Puisi Himne
C. Langkah-langkah Apresiasi Puisi
D. Apresiasi Puisi Padamu Jua Karya Amir Hamzah

BAB lll PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB l
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puisi adalah peristiwa kebahasaan yang tersaring dengan semurni-murninya untuk
mengekspresikan kepribadian dalam suatu bentuk yang tepat dan selaras dengan
watak yang diungkapkannya. Pada awal perkembangannya menunjukkan ciri khusus,
seperti bahasanya terikat oleh irama, matra, dan rima, serta susunannya terikat oleh
larik dan bait. Perkembangan selanjutnya ada puisi bebas tidak terikat oleh pola larik,
bait, irama, matra, dan rima, seperti puisi naratif dan puisi dramatik. Puisi adalah
ungkapan hati, pikiran, dan perasaan penyair atas berbagai hal dalam kehidupan yang
dituangkan melalui kata-kata atau bahasa puitis. Puisi lama, seperti syair,pantun, dan
gurindam memiliki berbagai formula yang baku dan harus ditaati. Puisi modern,
seperti balada, ode, dan himne relatif lebih longgar aturannya, bahkan ada puisi bebas
yang tidak terikat berbagai aturan.
Apresiasi puisi adalah kegiatan menggauli cipta puisi dengan sungguh-sungguh
hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan
perasaan yang baik terhadap cipta puisi (S. Effendi, 1982:7).
Apresiasi Puisi adalah kesadaran terhadap nilai seni dan budaya; penilaian
(penghargaan) terhadap sesuatu; dan kenaikan nilai barang karena harga pasarnya
naik atau permintaan akan barang itu bertambah. (KBBI, 2001:62).
Kegiatan membaca puisi ini dilakukan secara sungguh-sungguh untuk memperoleh
sesuatu yang ada dalam puisi yang dibacanya. Sesuatu itu berupa nilai-nilai yang
dapat diambil manfaatnya bagi kehidupan. Nilai-nilai yang bermanfaat bagi
kehidupan itu memberikan arahan tentang perilaku, pandangan hidup, dan cara
menyikapi sesuatu dalam menghadapi kehidupan di dunia dan di akhirat nantinya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Puisi Himne?
2. Apa saja ciri-ciri dari Puisi Himne?
3. Bagaimana Langkah-langkah Mengapresiasikan Puisi?
4. Bagaiamana mengapresikan puisi dengan pendekatan Strukturalisme dalam
puisi Padamu Jua?

C. TUJUAN PENULISAN
Dengan dibuatnya makalah ini maka tujuannya, yakni :
1. Untuk mengetahui maksud dari Puisi Himne
2. Untuk memahami ciri-ciri Puisi Himne, langkah-langkah Apresiasi Puisi ;
3. Untuk mengetahui dan memahami Apresiasi Puisi Padamu Jua karya Amir
Hamzah.

D. MANFAAT PENULISAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan para
mahasiswa tentang konsep menulis. Selain itu, terdapat manfaat lainnya seperti :
1. Menjadi bahan ajaran untuk mahasiswa dalam memahami Apresiasi Puisi.
2. Sebagai sumber referensi dalam mengidentifikasi Puisi Himne.
3. Sebagai sumber ilmu pengetahuan.
4. Melatih kekompakan kelompok dalam bekerjasama.
BAB ll

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PUISI HIMNE

Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
Namun, pada saat ini pemahaman tentang nyanyian rohani berkembang, yang ditafsirkan
sebagai puisi yang dinyanyikan yang berisi pujian untuk sesuatu yang dihormati atau
terhubung dengan Tuhan.
B. CIRI-CIRI PUISI HIMNE

1. Biasanya berupa lagu pujian


2. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan
3. Berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati dan bernafaskan ketuhanan

C. LANGKAH-LANGKAH APRESIASI PUISI

Dalam bukunya yang berjudul Apresiasi Kesusastraan, Soemardjo dan Saini K.M. (1988, hlm.
131) mengatakan, ada empat langkah atau tahapan dalam apresiasi, yakni
(1) keterlibatan jiwa,
tahap dimana apresiator mencoba memahami puisi dengan cara membayangkan, turut
memikirkan, serta merasakan apa yang dibayangkan, dipikirkan, dan dirasakan oleh si
penyair ketika menulis puisi tersebut.
(2) penguasaan penyair terhadap bahasa,
tahap dimana memahami puisi melalui pemahaman penggunaan bahasa yang dilakukan
oleh penyair. Apakah apresiator memahami penggunaan bahasa yang dilakukan oleh
penyair? Apakah apresiator dapat membayangkan apa yang disampaikan penyair
dengan penggunaan bahasa tersebut? Apakah apresiator dapat larut dalam puisi yang
menggunakan bahasa gaya si penyair tersebut?
(3) hubungan dengan pengalaman kehidupan,
langkah dimana apresiator mulai mengevaluasi diri setelah membaca secara personal
sebuah puisi. Apakah puisi itu berpengaruh terhadap pikiran dan diri si apresiator,
apakah puisi tersebut memiliki kesamaan dengan pengalaman hidup apresiator, apakah
puisi tersebut memiliki kebermanfaatan dalam kehidupan sehari-hari apresiator, dan
semacamnya
(4) apresiasi melalui ungkapan lisan.
langkah puncak dimana apresiator membacakan sebuah puisi di depan umum dengan
gayanya sendiri, setelah melalui beberapa tahap pemahaman dan apresiasi yang
sebelumnya telah jelas dan dijalankan oleh apresiator.

D. APRESIASI PUISI PADAMU JUA KARYA AMIR HAMZAH

PADAMU JUA

Karya : Amir Hamzah

Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu

Kaulah kandil kemerlap


Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia, selalu

Satu kasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa

Di mana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati

Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas

Nanar aku, gila sasar


Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa darah dibalik tirai

Kasihku sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu—bukan giliranku
Mati hari—bukan kawanku

APRESIASI MELALUI PENDEKATAN STRUKTURALISME

Pendekatan strukturalisme adalah pendekatan yang menganalisis karya sastra secara


keseluruhan (Rachmat Djoko Pradopo, 2007: 119). Dalam hal ini, strukturalisme
menganalisis unsur-unsur yang membetuk karya sastra yang saling berkaitan satu sama
lainnya. Unsur-unsur dalam karya sastra sendiri adalah diksi, majas, tipografi, amanat, dan
tema.
1. Diksi
Dalam puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah, diksi yang dipakai adalah diksi yang
mengungkapkan kekecewaan akan cintanya kepada seseorang yang sirna tidak berbekas.
Diksi-diksi dapat dilihat pada bait pertama larik ke-1 dan ke-2:
Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Kata habis yang diikuti dengan kata kikis mengungkapkan penyair benar-benar sudah
‘hancur’ atau sudah tidak ada harapan lagi. Kemudian, larik tersebut dilanjutkan dengan
larik yang menjelaskan apa yang sudah tidak harapan lagi itu, yaitu cintaku. Setelah
kata cintaku ditambahkan lagi dengan frase hilang terbang. Frase hilang terbang adalah
kata yang dipilih penyair untuk menyatakan bahwa cintanya itu sudah tidak ada harapan
sama sekali, sehingga penyair, dalam hal ini benar-benar kecewa dengan cintanya itu.

2. Majas
Majas yang dipakai dalam puisi “Padamu Jua” adalah persamaan atau simile. Ini tampak
pada, baik keenam, larik ke-4:
Serupa dara di balik tirai
Terdapat kata serupa yang merujuk ke perbandingan, dimana kata “Engkau”, jika
dikaitkan dengan larik sebelumnya, seperti dara (semacam burung merpati—
perlambangan cinta) di balik tirai. Dalam hal ini, penyair ingin mempersamakan tokoh
yang ditujunya itu seperti dara.

Selain itu terdapat majas metafora. Ini tampak pada bait kedua, larik ke-2:
Pelita jendela di malam gelap.
Kata “kau” pada larik sebelumnya, dianalogikan seperti pelita jendela. Penyair ingin
membandingkan “kau” dalam larik sebelumnya dengan pelita (cahaya) jendela di malam
yang gelap.

Selanjutnya, majas yang lain adalah personifikasi. Ini tampak pada bait pertama, larik ke-
2:
Segala cintaku hilang terbang,
Di dalam larik tersebut ada gambaran benda mati, dalam hal ini cinta (benda mati), dapat
melakukan sifat-sifat kemanusiaan seperti terbang. Padahal, pada hakekatnya, cinta hanya
berupa perasaan dan kata-kata, dan tidak dapat terbang.

3. Tipografi
Dalam puisi “Padamu Jua” terdapat 7 bait yang masing-masing baitnya terdiri dari 4 larik.
Setiap larik dalam puisi “Padamu Jua” memiliki jumlah kata-kata yang berbeda. Namun
rata-rata, setiap larik terdapat dua kata.

Jika dilihat pada tataran larik-lariknya, semua awalan lariknya menggunakan huruf
kapital. Hal ini menunjukkan bahwa penyair mematuhi tatakebahasaan yang berlaku, atau
mungkin penyair ingin memperindah puisinya dengan mengkapitalnya awalan lariknya.

Dalam puisi “Padamu Jua”, terdapat jeda berupa “,” (koma), yaitu pada bait kedua, larik
ke-4:

Sabar, setia selalu

Dan bait keenam, larik ke-1:

Nanar aku, gila sasar


Selain itu, tedapat tanda baca “—“ pada bait ketujuh, larik ke-3 dan ke-4:

Lalu waktu – bukan giliranku


Matahari – bukan kawanku
Tanda ini, dalam EYD digunakan untuk menjelaskan kata sebelumnya. Dalam puisi ini,
tanda baca ini digunakan untuk menjelaskan bahwa “waktu” adalah bukan gilirannya, dan
“matahari” adalah bukan kawannya.

4. Amanat
Amanat dari puisi “Padamu Jua” adalah perasaan kecewa seseorang akan seseorang
dunia. Orang itu kemudian kembali ke seseorang yang dahulu dia cintai. Orang yang
kecewa itu sangat mencintainya pada waktu dahulu, dan sangat ingin bertemunya.

5. Tema
Tema dalam puisi “Padamu Jua” ada dua yaitu kekecewaan dan kerinduan. Penyair ingin
menyampaikan kekecewaannya dalam kata-kata yang puitis melalui puisinya. Tema ini
diperkuat dengan terdapatnya diksi-diksi yang menggambarkan perasaan penyair dalam
puisi ini. Tema lain, selain kekecewaan adalah kerinduan yang sudah dijelaskan lewat
diksi-diksi yang digunakan penyair dalam mengekspresikan perasaannya.

BAB lll

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Karya sastra merupakan satu dari banyak wahana untuk mengungkapkan perasaan seorang
pengarang. Salah satu karya sastra yang unik adalah puisi. Puisi adalah karya sastra yang
mempunyai bahasa dan kata-kata yang khas, berbeda dengan drama dan prosa, meskipun ada
beberapa prosa dan drama yang memakai bahasa puisi dalam aplikasinya. Bahasa dalam puisi
merupakan perwakilan perasaan penulis sehingga banyak puisi cenderung bersifat ekspresif
atau beraliran ekspresionisme. Menurut kami, salah satu puisi yang beraliran ekspresionisme
adalah “Padamu Jua” karya Amir Hamzah.

B. SARAN
Setelah mempelajari Apresiasi Himne dalam mengapresiasi puisi, alangkah baiknya
pembaca menerapkannya dalam perkuliahan. Sehingga pembaca semakin cerdas
dalam perkuliahan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, Eka. 2015. Puisi, Apresiasi Puisi dan Teknik Penerjemahan Simbol ke dalam
Ornamen Teatrikal. Bandung : Repository
Jatikusuma, Adhi. 2017. Teknik Mengapresiasikan Puisi. Bandung : Blogspot
Resa. 2014. Puisi Baru dan Ciri-cirinya. Riau : Blogspot
Santosa, Puji. 2015. Apresiasi dan Ekpresi Puisi. Karimun : Research Gate
Sopyan, Asep. 2018. Amir Hamzah : Padamu Jua (Puisi). Tangerang Selatan : Blogspot

Anda mungkin juga menyukai