Anda di halaman 1dari 29

PENUNTUN

PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
Tim Penyusun :
Erwan Kurnianto, M.Farm., Apt.
Ade Ferdinan, S.Far., Apt., M.Si.
Dina Yuspita Sari, S.Si., Apt., M.Si.

COVER

AKADEMI FARMASI YARSI


PONTIANAK
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT., karena atas rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat
menyelesaikan penyusunan dan revisi Penuntun Praktikum Kimia Organik. Penuntun ini
dipersiapkan sebagai panduan untuk pelaksanaan Praktikum Kimia Organik pada semester genap
tahun ajaran 2019/2020. Penuntun ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa untuk
melaksanakan praktikum sekaligus sebagai pandan untuk dapat mengaplikasikan ilmu teoritis
dalam bentuk praktek. Materi yang terdapat dalam penuntun ini yaitu analisis kualitatif
karbohidrat, protein, sintesis asetosal.

Sebagai penutup Penulis berharap semoga penuntun ini dapat bermanfaat dan Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata Penulis sampaikan terima
kasih.

Team Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii

TATA TERTIB PRAKTIKUM ..................................................................................................... iv

PERCOBAAN I. ANALISIS KUALITATIF METABOLIT PRIMER KARBOHIDRAT ........... 1

PERCOBAAN II. ANALISIS KUALITATIF METABOLIT PRIMER PROTEIN ...................... 4

PERCOBAAN III. ANALISIS KUALITATIF METABOLIT PRIMER LIPID ........................... 8

PERCOBAAN IV. ANALISIS KUALITATIF METABOLID SEKUNDER TANIN ................ 11

PERCOBAAN V. SINTESIS ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) ............................... 14

PERCOBAAN VI. SINTESIS ASAM OKSALAT ...................................................................... 16

PERCOBAAN VII. DESTILASI SEDERHANA ........................................................................ 18

PERCOBAAN VIII. ROTARY VACUUM EVAPORATOR ..................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 24

iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Mahasiswa harus hadir di laboratorium tepat waktu. Mahasiswa yang terlambat lebih dari
15 menit setelah praktikum dimulai tanpa ada alasan yang dapat diterima, tidak
diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum.
2. Mahasiswa meminjam alat ke laboran kemudian periksa alatnya, jika ada kerusakan
langsung laporkan ke Laboran dan minta diganti.
3. Jas praktikum harus dipakai selama berada di laboratorium.
4. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum sebelumnya sebagai syarat untuk
mengikuti kegiatan praktikum.
5. Mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan praktikum dengan alasan yang tidak dapat
diterima tidak akan diberi kesempatan untuk mengulang (inhal).
6. Mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan praktikum dengan alasan yang kuat hanya
diberi kesempatan mengukuti kegiatan inhal sebanyak 2 materi (pertemuan) praktikum.
7. Tiga puluh menit sebelum berakhirnya kegiatan praktikum, alat-alat yang sudah tidak
digunakan supaya dibersihkan dan dikembalikan ke Laboran.
8. Bila ada alat-alat yang rusak atau hilang, mahasiswa harus mengganti selambat-lambatnya
satu minggu setelah praktikum yang bersangkutan.
9. Mahasiswa dilarang makan, minum, merokok, dan bermain handphone di dalam
laboratorium.
10. Semua mahasiswa harus menjaga ketertiban, keamanan dan kebersihan selama
menjalankan kegiatan praktikum.
11. Hal-hal lain yang bersifat tambahan akan disampaikan pada saat proses praktikum
berlangsung.

Pontianak, Februari 2020

Team Penyusun

iv
PERCOBAAN I
ANALISIS KUALITATIF METABOLIT PRIMER
KARBOHIDRAT
PERCOBAAN I. ANALISIS KUALITATIF METABOLIT PRIMER
KARBOHIDRAT
A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui struktur dari senyawa karbohidrat.
2. Mahasiswa terampil dalam melakukan analisis kualitatif karbohidrat.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan setiap proses yang terjadi pada analisis kualitatif
karbohidrat.

B. Teori Singkat
Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan untuk
mengenali atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia yang terdapat dalam
sebuah sampel berdasarkan sifat kimia dan fisika Analisis kualitatif berdasarkan sifat
kimia melibatkan beberapa reaksi dimana hukum kesetimbangan massa sangat berguna
untuk menentukan ke arah mana reaksi berjalan. Contoh : Reaksi redoks, reaksi asam-
basa, kompleks, dan reaksi pengendapan.
Senyawa metabolit primer adalah senyawa yang dihasilkan oleh makhluk hidup
yang bersifat esensial pada proses metabolisme sel dan keseluruhan proses sintesis dan
perombakan zat-zat ini yang dilakukan oleh organisme untuk kelangsungan hidupnya
Senyawa metabolit primer terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak (Wahidah, et al.,
2017).
Di Indonesia bahan makanan pokok yang biasa kita makan ialah beras, jagung,
sagu dan kadang-kadang juga singkong atau ubi. Bahan makanan tersebut berasal dari
tumbuhan dan senyawa yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah karbohidrat,
yang terdapat sebagai amilum atau pati. Karbohidrat ini tidak hanya terdapat sebagai pati
saja, tetapi terdapat pula sebagai gula misalnya dalam buah-buahan, dalam madu lebah,
dan lain-lain (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).
Karbohidrat yang berasal dari makanan, dalam tubuh mengalami perubahan atau
metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain adalah glukosa yang terdapat
dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesisdalam hati dan

1
digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi (Poedjiadi dan
Supriyanti, 2006). Rumus umum karbohidrat terdiri dari komponen “karbon” dan
“hidrat” (Cn (H2O)n). Senyawa karbohidrat dibagi menjadi beberapa klasifikasi, yaitu
Monosakarida, Disakarida (dua monosakarida), Oligisakarida (3-10 monosakarida),
Polisakarida (lebih dari 10 monosakarida) (Hardjasasmita, 1993).
Amilum (pati) merupakan suatu senyawa karbohidrat yang sering kita temui.
Senyawa ini termasuk ke dalam klasifikasi Polisakarida. Molekul amilum terdiri dari 2
komponen, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa berbentuk heliks tanpa cabang dan
memiliki ikatan α (1-4)-glukosida, sedangkan amilopektin memiliki rantai lurus dengan
ikatan α (1-4) glukosidadan rantai cabang dengan ikatan α (1-6) glukosida
(Hardjasasmita, 1993).

C. Alat & Bahan


Alat Bahan
1. Tabung Reaksi + Rak 1. Pati Singkong
2. Pipet Tetes 2. Pati Beras
3. Penangas Air 3. Pati Jagung
4. Larutan Iodin
5. Larutan Fehling A
6. Larutan Glukosa 1%
7. HCl 3%
8. NaOH 6M
9. Akuades

D. Cara Kerja
Uji Iodin
1. Bahan dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi.
2. Masing-masing tabung kemudian diberi perlakuan berupa :
 aquades 2 tetes
 larutan HCl 3 % 2 tetes
 larutan NaOH 6 M 2 tetes

2
3. Masing-masing sampel ditambahkan larutan iodin 3 tetes kemudian amati perubahan
warna yang terjadi.
4. Dipanaskan dengan penangas/hot plate pada suhu 60 oC selama 5 menit.
5. Dinginkan sampel selama 10 menit kemudian amati perubahan warna yang terjadi.

Uji Fehling
1. Sebanyak 2 mL Larutan glukosa 1% dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan dengan larutan Fehling A sebayak 3 tetes.
3. Amati perubahan yang terjadi

3
PERCOBAAN II
ANALISIS KUALITATIF METABOLIT PRIMER PROTEIN
PERCOBAAN II. ANALISIS KUALITATIF METABOLIT PRIMER
PROTEIN
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang struktur protein
2. Mahasiswa mampu melakukan analisis kualitatif Protein.

B. Teori Singkat
Kata protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama dan
utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau
manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang
terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan
pertumbuhan tubuh (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).
Sifat-sifat umum protein :
1. Bila dibakar berbau rambut terbakar
2. Diendapkan oleh garam-garan logam berat misalnya air raksa, timah putih dan
timah hitam.
3. Asam-asam tertentu dapat mengendapkan protein oleh karena protein
mengandung gugus –NH2
4. Protein, yang mengandung gugus asam amino yang dikandungnya menghasilkan
beberapa reaksi warna diantaranya:
a. Reaksi Santoprotein : reaksi ini didasarkan rekasi nitrasi inti benzen asam
amino aromatik seperti fenilalanin,tirosin, trptofan
b. Reaksi Millon : reaksi ini berdasarkan inti fenol bereaksi dengan reagensia
millon seperti asam amino tirosin, meberikan warna merah
c. Reaksi Sakaguchi : reaksi ini berdasarkan adanya gugus guanidin dengan
reagensia Sakaguchi seperti asam amino arginin, memberikan warna merah
d. Reaksi Biuret : Reaksi ini berdasarkan adanya dua atau lebih ikatan peptida
dengan reagensia biuret memberikan warna lembayung

4
e. Reaksi Ninhidrin : Prinsipnya asam amino akan bereaksi dengan ninhidrin
membentuk aldehid dengan satu atom C lebih rendah serta melepaskan
molekul NH3 dan CO. Hasil positif akan ditandai dengan terbentuknya
kompleks berwarna biru/keunguan (Sato, 2012).

C. Alat & Bahan


Alat Bahan
1. Pipet tetes 1. Protein Hewani
2. Tabung pereaksi 2. Protein Nabati
3. Rak Tabung 3. Pereaksi Kimia
4. Botol semprot
5. Penjepit tabung
6. Beaker glass

D. Diagram Uji dan Tabel pengamatan


1. Uji Biuret
a. Ambil 3 mL sampel, tambahkan 1 mL NaOH 10%, kocok.
b. Tambahkan 5 tetes CuSO4 0,1%
c. Amati warna yang terbentuk

5
2. Uji Ninhidrin
a. Campurkan 2 mL larutan sampel dengan 1 mL larutan Ninhidrin
b. Masukkan tabung reaksi tsb kedalam air mendidih selama 15-20 detik dan amati
warna yang terjadi.

6
Tabel Pengamatan Percobaan

Sampel
No Uji Kesimpulan
Protein Hewani Protein Nabati
1 Biuret

2 Ninhidrin

7
PERCOBAAN III
ANALISIS KUALITATIF METABOLIT PRIMER LIPID

PERCOBAAN III. ANALISIS KUALITATIF METABOLIT PRIMER LIPID


A. Tujuan
1. Mahasiswa terampil dalam melakukan analisis kualitatif Lipid.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan setiap proses yang terjadi pada analisis kualitatif
Lipid.

B. Teori Singkat
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat di dalam tumbuhan , hewan
atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Untuk
memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk
lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi
biologisnya juga berbeda-beda. Walaupun demikian para ahli bersepakat bahwa lemak
dan senyawa organik yang bersifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam suatu
kelompok yang disebut lipid (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).
Senyawa lipid dibagi menjadi beberapa golongan. Bloor membagi lipid menjadi
tiga golongan besar yakni : (1) lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai
alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes); (2) lipid gabungan yaitu ester
asam lemak yang mempunyai gugus tambahan; contohnya fosfolipid, serebrosida; (3)
derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam
lemak, gliserol, dan sterol (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).
Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun
penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh. Asam lemak tidak jenuh
mengandung ikatan rangkap dan dapat diiindentifikasi dengan reaksi adisi sedangkan
asam lemak jenuh tidak mempunyai ikatan rangkap.

8
C. Alat & Bahan
Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Asam-asam lemak (oleat dan
2. Penjepit stearat)
3. Beaker glass 2. Lemak bulu Domba (Adepslanae)
4. pipet tetes 3. Minyak Ikan
4. Pelarut organik

D. Cara Kerja dengan diagram dan tabel pengamatan


D1. Uji Kelarutan
a. Masing-masing pelarut dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditandai
b. Tambahkan sampel pada masing-masing tabung yang berisi pelarut dan amati.

Tabel Pengamatan
No Sampel Pelarut Hasil

D2. Uji Ketidakjenuhan : Mekanisme uji ketidakjenuhan lemak dimulai dengan penambahan
iodium pada sampel dimana iodium tersebut akan mengadisi ikatan rangkap yang ada pada
lemak. apabila I2 hulang maka sampel tersebut mengandung lemak tidak jenuh sedangkan
apabila I2 tersebut tidak hilang maka sampel mengandung lemak jenuh.

9
Prosedur Uji

Tabel Pengamatan
Sampel Pereaksi Hasil Keterangan

10
PERCOBAAN IV
ANALISIS KUALITATIF METABOLIT SEKUNDER TANIN
PERCOBAAN IV. ANALISIS KUALITATIF METABOLID SEKUNDER
TANIN
A. Tujuan
1. Mahasiswa terampil dalam melakukan analisis kualitatif metabolit sekunder tanin
2. Mahasiswa mampu menjelaskan setiap proses yang terjadi pada analisis kualitatif
metabolit sekunder tanin

B. Teori Singkat

Tanin adalah senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada beberapa tanaman.
Tanin mampu mengikat protein, sehingga protein pada tanaman dapat resisten terhadap
degradasi oleh enzim protease di dalam silo ataupun rumen (Kondo et al., 2004). Tanin
selain mengikat protein juga bersifat melindungi protein dari degradasi enzim mikroba
maupun enzim protease pada tanaman (Oliveira et al., 2009), sehingga tanin sangat
bermanfaat dalam menjaga kualitas silase. Tanin merupakan senyawa kimia yang
tergolong dalam senyawa polifenol (Deaville et al., 2010).

Tanin mempunyai kemampuan mengendapkan protein, karena tanin


mengandung sejumlah kelompok ikatan fungsional yang kuat dengan molekul protein
yang selanjutnya akan menghasilkan ikatan silang yang besar dan komplek yaitu protein
tanin. Tanin mempunyai berat molekul 0,5-3 KD. Tanin alami larut dalam air dan
memberikan warna pada air, warna larutan tanin bervariasi dari warna terang sampai
warna merah gelap atau coklat, karena setiap tanin memiliki warna yang khas tergantung
sumbernya (Ahadi, 2003).

Metode penentuan kualititaif tanin dapat dilakukan dengan mengidentifikasi


jenis tanin dengan cara uji FeCl3, test for cathechin, uji HCl, uji Asam asetat ditambah Pb
asetat., uji KBr, dan uji penambahan perekasi stiasny (L formaldehid 3%-asam Klorida
(2:1)) (Poucher, 1978).

11
C. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Sampel Tanin
2. Penjepit 2. FeCl3
3. Beaker glass 3. Ammonia
4. pipet tetes 4. Kalium Besi (III) Sianida
5. Batang Pengaduk 5. Asam Klorida
6. Asam Asetat
7. Pb Asetat 10%
8. KBr
9. Larutan Gelatin 1%
10. Na Asetat
11. Stiassny Formaldehid

D. Cara Kerja
1. Uji dengan FeCl3
Gallotanin dan ellagotanin akan memberikan endapan biru-hitam dan condensed
tanin memberikan endapan hitam kehijauan (Trease dan Evan, 1996).
2. Gelatin Test
Ekstrak ditambah larutan gelatin 1% yang mengandung NaCl, jika timbul endapan
berarti mengandung tanin (Trease dan Evan, 1996).
3. Penambahan Kalium ferisianida dan ammonia
Ekstrak yang mengandung tanin akan bereaksi positif, memberikan warna coklat tua.
(Tyler, et al, 1976).
4. Test For Chlorogenic Acid
Ekstrak kulit buah rambutan ditambahkan larutan ammonia kemudian dipijar dengan
udara, jika timbul warna hijau berarti mengandung tanin (Trease dan Evan, 1996).

12
Uji dan Tabel Pengamatan
No Pereaksi Sampel Hasil Hasil Teori
Berwarna biru
1 FeCl3 hitam atau hijau
hitam
2 Gelatin Test Adanya endapan
Kalium ferrisianida + Berwarna coklat tua
3
ammonia

4 Test Chlorogenic Acid Berwarna hijau


saat dipijar

13
PERCOBAAN V
SINTESIS ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL)

PERCOBAAN V. SINTESIS ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL)


A. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan sintesis asam asetil salisilat dan memurnikannya.

B. Teori Singkat
Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu,
aspirin juga merupakan zat anti-inflammatori, untuk mengurangi sakit pada cedera ringan
seperti bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang
berfungsi untuk mengurangi demam. Tiap tahunnya, lebih dari 40 juta pound aspirin
diproduksi di Amerika Serikat, sehingga rata-rata penggunaan aspirin mencapai 300
tablet untuk setiap pria, wanita serta anak-anak setiap tahunnya. Penggunaan aspirin
secara berulang-ulang dapat mengakibatkan pendarahan pada lambung dan pada dosis
yang cukup besar dapat mengakibatkan reaksi seperti mual atau kembung, diare, pusing
dan bahkan berhalusinasi. Dosis rata-rata adalah 0.3-1 gram, dosis yang mencapai 10-30
gram dapat mengakibatkan kematian (Austin, 1984).

Aspirin dibuat dengan cara mereaksikan asam salisilat dengan asetat anhidrat
menggunakan katalis asam sulfat (H2SO4) pekat sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat
adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH. Karenanya
asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Anhidrida asam
karboksilat dibentuk lewat kondensasi dua molekul asam karboksilat.

14
C. Alat & Bahan
Alat Bahan
1. Labu Erlenmeyer 1. Asam Salisilat
2. Gelas Beaker 2. Asam Asetat Glasial
3. Pipet Tetes 3. Asam Sulfat Pekat
4. Corong Buchner 4. Kloroform
5. Batang Pengaduk 5. Kertas Saring
6. Desikator
7. Penangas Air

D. Cara Kerja
1. Masukkan 2 gram asam salisilat ke dalam labu erlenmeyer.
2. Tambahkan 5 mL asam asetat glasial dan 5 tetes asam sulfat pekat sambil dikocok
sampai semua asam salisilat larut.
3. Panaskan campuran zat tersebut dengan penangas air selama 5-10 menit.
4. Kemudian tambahkan 20 mL air dingin.
5. Saring endapan yang terbentuk.
6. Lakukan rekristalisasi dengan menggunakan kloroform.
7. Keringkan dengan menggunakan desikator.

15
PERCOBAAN VI
SINTESIS ASAM OKSALAT

PERCOBAAN VI. SINTESIS ASAM OKSALAT


A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan sintesis asam oksalat melalui reaksi oksidasi sukrosa.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemurnian asam oksalat yang dihasilkan.

B. Teori Singkat
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H₂C₂O₄ dengan nama
sistematis asam etanadioat. Asam oksalat merupakan jenis asam organik yang relatif
kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Banyak ion logam yang membentuk
endapan tak larut dengan asam oksalat, contoh terbaik adalah kalsium oksalat (CaOOC-
COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal yang sering ditemukan. Asam oksalat tersedia
dalam bentuk kristal. Senyawa asam oksalat dapat digunakan sebagai bahan peledak,
pembuatan zat warna, rayon, untuk keperluan analisa laboratorium (Afriandi, et al.,
2015).
Secara umum, ada empat macam proses pembuatan asam oksalat dengan bahan
dasar yang berbeda, yaitu sintesis dari natrium formiat, fermentasi glukosa, peleburan
alkali, dan oksidasi karbohidrat dengan HNO₃ (Afriandi, et al., 2015).

C. Alat & Bahan


Alat Bahan
1. Labu Erlenmeyer 1. Gula Pasir
2. Gelas Beaker 2. Asam Nitrat Pekat
3. Corong Buchner 3. Kertas Saring
4. Batang Pengaduk 4. Es Batu
5. Desikator
6. Penangas Air

16
D. Cara Kerja
1. Masukkan 5 gram gula pasir ke dalam labu erlenmeyer, tambahkan dengan 25 mL
asam nitrat pekat.
2. Panaskan di atas penangas air perlahan-lahan sampai terbentuk uap coklat NO2
3. Angkat labu erlenmeyer, dan diamkan selama 15 menit di lemari asam.
4. Tuangkan hasil reaksi ke dalam gelas beaker (lakukan pembilasan labu erlenmeyer
dengan air dingin), tambahkan 5 mL asam nitrat pekat.
5. Uapkan diatas penangas air sampai volume cairan tinggal 5 mL.
6. Dinginkan larutan dengan air es hingga terbentuk kristal dan saring dengan
menggunakan corong buchner.
7. Lakukan rekristalisasi dengan melarutkan kristal ke dalam air panasdan kemudian
didinginkan.
8. Saring kristal yang didapat dan keringkan dengan menggunakan desikator.

17
PERCOBAAN VII
DESTILASI SEDERHANA
PERCOBAAN VII. DESTILASI SEDERHANA

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan pemurnian dan pemisahan pelarut dengan cara
destilasi.
2. Mahasiswa mampu melakukan instalasi alat destilasi sederhana.

B. Teori Singkat
Destilasi sederhana adalah teknik pemisahan untuk memisahkan dua atau lebih
komponen zat cair yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Selain perbedaan titik
didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah zat untuk menjadi gas.
Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer yang normal. Aplikasi distilasi sederhana
digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol (Wahyudi, et al., 2017).

Tabel I. Titik Didih Beberapa Pelarut Organik (Vogel, 1974)


Nama Rumus Kimia Titik Didih (OC)
Aseton C3H6O 56,05
Benzena C6H6 80,1
1-Butanol C4H10O 117,7
Karbon Tetraklorida CCl4 76,8
Kloroform CHCl3 61,2
Dietil Eter C4H10O 34,5
Dimetil Formamida (DMF) C3H7NO 153
Etanol C2H6O 78,5
Etil Asetat C4H8O2 77
Heksana C6H14 69
Metanol CH4O 64,6
Petroleum Eter - 30-60
Toluena C7H8 110,6
Air H2O 100

18
Keterangan :
1. Sumber Panas 9. Tempat Penghisapan Vakum
2. Labu Destilasi 10. Connector
3. Connector 11. Pengatur Panas
4. Termometer 12. Pengatur Kecepatan Aduk
5. Kondensor 13. Pemanas
6. Tempat Pendingin Air Masuk 14. Penangas Air Atau Oli
7. Tempat Pendingin Air Keluar 15. Batu Didih
8. Penampung Hasil Destilasi 16. Pendingin Destilat
(Destilat)

C. Alat & Bahan


Alat Bahan
1. Alat Destilasi Sederhana 1. Alkohol

19
D. Cara Kerja

1. Rangkai alat destilasi (jangan lupa memberikan vaselin disetiap sambungan)

2. Masukkan alkohol ke dalam labu alas bulat dan tambahkan batu didih

3. Alirkan air pendingin

4. Hidupkan pemanas dan panaskan dengan hati-hati (catat suhunya pada saat cairan
mendidih dan saat terjadi tetesan pertama destilat)

5. Tampunglah destilat dengan gelas ukur

6. Hentikan pemanasan saat destilat yang didapat sudah mencapai 50 mL

20
PERCOBAAN VIII
ROTARY VACUUM EVAPORATOR
PERCOBAAN VIII. ROTARY VACUUM EVAPORATOR

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan pemisahan pelarut menggunakan alat Rotary Vacuum
Evaporator.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses yang terjadi pada saat pemisahan pelarut
dengan alat Rotary Vacuum Evaporator.

B. Teori Singkat
Rotary Vacuum Evaporator adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan suatu
larutan dari pelarutnya sehingga dihasilkan ekstrak dengan kandungan kimia tertentu
sesuai yang diinginkan. Cairan yang ingin diuapkan biasanya ditempatkan dalam suatu
labu yang kemudian dipanaskan dengan bantuan penangas, dan diputar. Uap cairan
yang dihasilkan didinginkan oleh suatu pendingin (kondensor) dan ditampung pada
suatu tempat (receiver flask). Kecepatan alat ini dalam melakukan evaporasi sangat
cepat, terutama bila dibantu oleh vakum. Terjadinya bumping dan pembentukan busa
juga dapat dihindari. Kelebihan lainnya dari alat ini adalah diperolehnya kembali pelarut
yang diuapkan. Prinsip kerja alat ini didasarkan pada titik didih pelarut dan adanya
tekanan yang menyebabkan uap dari pelarut terkumpul di atas, serta adanya kondensor
(suhu dingin) yang menyebabkan uap ini mengembun dan akhirnya jatuh ke tabung
penerima (receiver flask). Setelah pelarutnya diuapkan, akan dihasilkan ekstrak yang
dapat berbentuk padatan (solid) atau cairan (liquid) (Nugroho, et al. 1999). Biasanya
ekstrak yang dihasilkan dari ekstraksi awal ini (ekstraksi dari bahan tumbuhan) disebut
sebagai ekstrak kasar (crude extract).

21
5

6
4
3 1
8
2
7

9 1
10 11

Gambar 1. Alat Rotary Evaporator

Berikut beberapa bagian alat rotary evaporator beserta fungsinya :

1. Hot plate : berfungsi untuk mengatur suhu pada waterbath dengan temperatur yang
diinginkan (tergantung titik didih dari pelarut).
2. Waterbath : sebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk labu alas yang
berisi sampel.
3. Ujung rotor sampel : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat sampel bergantung.
4. Lubang kondensor : berfungsi pintu masuk bagi air kedalam kondensor yang airnya
disedot oleh pompa vakum.
5. Kondensor : serfungsi sebagai pendingin yang mempercepat proses perubahan fasa,
dari fasa gas ke fasa cair.
6. Lubang kondensor : berfungsi pintu keluar bagi air dari dalam kondensor.
7. Labu alas bulat penampung : berfungsi sebagai wadah bagi penampung pelarut.
8. Ujung rotor penampung : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat penampung
bergantung.
9. Kontrol kecepatan putaran: berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran labu alas
bulat sampel.
10. Pendingin: berfungsi untuk mendinginkan air yang mengalir pada kondensor.
11. Pompa vakum: berfungsi untuk membuat suasana/keadaan evaporator menjadi vakum.
12. Labu alas bulat penampung: berfungsi sebagai tempat penampung sampel.

22
C. Alat & Bahan
Alat Bahan
1. Alat Rotary Vacuum Evaporator 1. Ekstrak Cair

D. Cara Kerja
1. Hidupkan alat pendingin dan atur suhunya hingga 12 OC.
2. Hidupkan waterbath dengan suhu 50 OC.
3. Masukkan ekstrak cair yang ingin diuapkan ke dalam labu alas bulat.
4. Putar rotor dengan kecepatan 40 rpm.
5. Hidupkan vacuum dan tunggu hingga terbentuk ekstrak kental.
6. Tuang ekstrak kental ke dalam cawan penguap.
7. Matikan alat Rotary Vacuum Evaporator.

23
DAFTAR PUSTAKA

Afriandi, Akbar, F. & Amri, I., 2015, Studi Kajian Pembuatan Asam Oksalat dengan Variasi
Kecepatan Pengadukan dan Lama Waktu Pengadukan dari Bahan Dasar Ampas
Tebu, Jom FTEKNIK, V (I), 1-2.

Austin, G. T., 1984, Shereve’s Chemical Process Industries, Singapore: McGra- Hill Book Co.

Hardjasasmita, P., 1993, Ikhtisar Biokimia Dasar, Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Poedjiadi, A. & Supriyanti, T., 2006, Dasar-dasar Biokoimia, Jakarta: UI-Press.

Vogel, A. I., 1974, A Text-Book Of Practical Organic Chemistry Including Qualitatif Organic
Analysis, Third Edition, London: Longman Group.

Wahidah, N., Ratman & Ningsih, P., 2017, ANALISIS SENYAWA METABOLIT PRIMER
PADA JAMUR MERANG (Volvariela volvaceae) DI DAERAH PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT LALUNDU, J. Akad. Kim, 6 (1), 43-47.

Wahyudi, N. T., Ilham, F. F., Kurniawan, I. & Sanjaya, A. S., 2017, RANCANGAN ALAT
DISTILASI UNTUK MENGHASILKAN KONDENSAT DENGAN METODE
DISTILASI SATU TINGKAT, Jurnal Chemurgy, 1 (2), 30-33.

24

Anda mungkin juga menyukai