Anda di halaman 1dari 9

PENGAWASAN WILAYAH UDARA SEBAGAI

KEDAULATAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penulis
alamat lengkap institusi, afiliasi, telepon/faksimile, dan kode pos, e-mail

Abstract
Each country has sovereignty intact and filled up the air space above its
territory, while the border region of the country air stretched over land and over
the territorial waters. This research aims to find out how the nature of the
regulation concerning the national sovereignty of air space as well as the
implementation of law enforcement on the border violations in the Indonesian
national airspace by foreign aircraft. The results of this paper are: That the
sovereignty of air space is political independence of any state that can not be
contested, so that all activities across borders another country must obtain
permission from the relevant country. Law enforcement against violations of
national airspace on the border of Indonesia conducted by foreign aircraft can not
be completed because of the limitations of the main tool air weapons systems.

Keywords : Air Space Law, Law Enforcement, National Airspace.

Abstrak
Setiap negara mempunyai kedaulatan yang utuh dan penuh atas ruang
udara wilayah kedaulatannya, sedangkan wilayah perbatasan udara negara
merentang di atas wilayah daratan dan di atas wilayah perairan. Penulisan ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana hakekat pengaturan mengenai kedaulatan
ruang udara nasional serta pelaksanaan penegakan hukum terhadap pelanggaran di
perbatasan wilayah udara nasional Indonesia oleh pesawat asing. Hasil penulisan
ini adalah: Bahwa kedaulatan ruang udara merupakan kemerdekaan politik setiap
negara yang tidak dapat diganggu gugat, sehingga semua kegiatan yang melintasi
batas suatu negara lain harus mendapatkan izin dari negara yang bersangkutan.
Penegakan hukum terhadap pelanggaran di perbatasan wilayah udara nasional
Indonesia yang dilakukan oleh pesawat asing belum dapat dilakukan secara utuh
karena keterbatasan alat utama sistem senjata udara (alutsistaud).

Kata Kunci : Hukum Udara, Penegakan Hukum, Wilayah Udara Nasional.

A. Pendahuluan Indonesia (NKRI) meliputi wilayah


Sebagai negara kepulauan, daratan, perairan pedalaman, perairan
wilayah Negara Kesatuan Republik kepulauan dan laut teritorial beserta
dasar laut, dan tanah di bawahnya, dapat juga dikatakan sebagai pintu
serta ruang udara di atasnya, termasuk gerbang dari pertahanan suatu negara.
seluruh sumber kekayaan yang Tentara Nasional Indonesia (TNI)
terkandung di dalam-nya1. sebagai pilar utama dalam sistem
Setiap negara berwenang untuk pertahanan negara memiliki tugas
menetapkan sendiri batas-batas pokok menegakkan kedaulatan negara,
wilayahnya, tetapi mengingat batas mempertahankan keutuhan wilayah
terluar wilayah negara berbatasan dari ancaman dan gangguan terhadap
dengan negara lain, maka penetapan keutuhan bangsa dan negara.
batas tersebut harus sesuai dengan Pengamanan wilayah perbatasan
hukum internasional. Wilayah menjadi tugas pokok Tentara Nasional
perbatasan merupakan daerah rawan Indonesia dalam melaksanakan
konflik antar negara maupun dunia operasi militer selain perang (OMSP)2.
internasional, maka pengamanan Pengamanan perbatasan wilayah udara
wilayah perbatasan negara merupakan menjadi salah satu tugas TNI
salah satu masalah strategis yang Angkatan Udara sesuai Pasal 10
kompleks bagi setiap negara, karena di Undang-Undang Nomor 34 tahun
batas itu terdapat nilai tambah yang 2004 tentang Tentara Nasional
berupa sumber daya alam (SDA) dan Indonesia, yaitu menegakkan hukum
kedaulatan. dan menjaga keamanan di wilayah
Pengamanan wilayah perbatasan udara yurisdiksi nasional sesuai
merupakan perwujudan eksistensi dengan ketentuan hukum nasional dan
suatu negara yang ditandai dengan hukum internasional yang telah
terlindunginya kedaulatan, penduduk diratifikasi.
dan wilayah dari pelbagai jenis Wilayah perbatasan udara negara
ancaman terhadap pertahanan negara. merentang diatas wilayah daratan
Sehingga wilayah perbatasan negara (land areas) dan diatas wilayah
2
1
Hasjim Djalal, M.A. (2013). Masalah Hankam. (2013). Urgensi Pengaturan
Penamaan Pulau-Pulau, Stabilitas lalu Lintas Ruang Udara Indoensia Guna
Keamanan Wilayah Udara Nasional dalam Memantabkan Stabilitas Keamanan
rangka Pulau-Pulau Memperkokoh Wilayah Udara Nasional dalam Rangka
Kedaulatan NKRI. Jurnal Kajian Memperkokoh Kedaulatan NKRI. Jurnal
Lemhannas RI, Edisi 16, November 2013. Kajian Lemhanas RI. Edisi 16 November
Hlm 25 2013. Hlm 51
perairan (water teritory), yang telah empiris. Metode pendekatan yang
ditetapkan secara hukum dan diakui digunakan dalam penelitian ini adalah
oleh masyarakat internasional. metode yuridis normatif empiris, yaitu
Dalam Pasal 1 Konvensi Chicago pendekatan yang menggunakan
1944, menyatakan bahwa Setiap konsep “legis positivis” yang
negara mempunyai kedaulatan yang menyatakan bahwa hukum adalah
utuh dan penuh (complete and identik dengan norma-norma tertulis
exclusive sovereignity) atas ruang yang dibuat dan diundangkan oleh
udara atas wilayah kedaulatannya. lembaga-lembaga atau pejabat yang
Dari pasal tersebut memberikan berwenang.
pandangan bahwa perwujudan dari Spesifikasi dari penulisan ini
kedaulatan yang penuh dan utuh atas adalah deskriptif analitis yaitu
ruang udara di atas wilayah teritorial, penelitian yang disamping
adalah: (1). Setiap negara berhak memberikan gambaran, menuliskan,
mengelola dan mengen-dalikan secara dan melaporkan suatu obyek atau
penuh dan utuh atas ruang udara suatu peristiwa juga akan mengambil
nasionalnya; (2). Tidak satupun kesimpulan umum dari masalah yang
kegiatan atau usaha di ruang udara dibahas. Kemudian hasil analisis
nasional tanpa mendapatkan izin disajikan secara deskriptif analitis
terlebih dahulu atau sebagaimana telah dalam bentuk uraian-uraian sehingga
diatur dalam suatu perjanjian udara akan mampu memberi gambaran dan
antara negara dengan negara lain baik kesimpulan yang jelas sesuai rumusan
secara bilateral maupun multilateral. masalah.
Dengan demikian wilayah perbatasan C. Pembahasan
dan ruang udara di atasnya Berdasarkan ketentuan Pasal 1
mempunyai nilai yang stategis dari Konvensi Chicago 1944, kedudukan
aspek pertahanan dan keamanan pasal ini merupakan dasar dari pada
negara. kedaulatan negara di ruang udara yang
B. Metode Penelitian merupakan refleksi prinsip kedaulatan
Penulisan ini menggunakan negara di ruang udara pada Konvensi
metode penelitian yuridis normatif Paris 1919. Kedaulatan negara di
ruang udara merupakan kemerdekaan tanpa ijin (aerial intrusion),
politik setiap negara yang tidak dapat pelanggaran terhadap kawasan udara
diganggu gugat, dengan demikian terlarang (prohibited area) dan
adanya aktivitas atau kegiatan yang terbatas (restricted area), pemetaan
melintasi batas suatu negara lain harus wilayah kedaulatan nasional dengan
mendapatkan izin dari negara yang pesawat udara tanpa ijin, dan juga
bersangkutan. kemungkinan penyalahgunaan
Batas-batas kedaulatan Negara penerbangan untuk kegiatan terorisme
RI di ruang udara dalam perundang- serta tindakan lain yang dapat
undangan nasional dapat kita temukan membahayakan keamanan nasional
diantaranya dalam Undang-Undang (national security)3.
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun Wilayah udara nasional
2008 tentang Wilayah Negara; (national airspace) suatu negara
Undang-Undang Republik Indonsia sepenuhnya tertutup bagi pesawat
Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan udara asing, baik sipil maupun militer.
Nasional; Undang-Undang Republik Karena sifatnya yang sedemikian,
Indonesia Nomor 17 Tahun 1985 maka di ruang udara nasional tidak
tentang Ratifikasi Konvensi Hukum dikenal hak lintas damai (innocent
Laut (UNCLOS 1982), Undang- passage) pihak asing seperti terdapat
Undang Republik Indonesia Nomor 5 di laut teritorial sesuatu negara. Hanya
Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi dengan izin negara kolong terlebih
Ekslusif, Undang-Undang Republik dahulu, baik melalui perjanjian
Indonesia Nomor 1 tahun 2009 multilateral ataupun perjan-jian
tentang Penerbangan. bilateral, maka ruang udara nasional
Ruang udara yang terletak di dapat dilalui pesawat udara asing.
perbatasan wilayah udara nasional Sifat tertutup yang sedemikian itu
dapat menjadi sumber kerawanan dapat dipahami, mengingat ruang
nasional dari aspek pertahanan dan 3
I.B.R. Supancana. (2013). Beberapa
Isu Strategis Di Bidang Hukum Udara
keamanan negara, dengan dimungkin- Dan Antariksa Sebagai Tantangan Dalam
kannya terjadinya tindak pidana Pelaksanaan Tupoksi TNI AU, Ceramah
Umum disampaikan pada acara Coffee
memasuki wilayah udara nasional Morning di Mabes TNI AU Jakarta, 22
Mei 2013. Hlm 15
udara sebagai media gerak sangatlah Indonesia atau pesawat udara asing
rawan ditinjau dari segi pertahanan dilarang terbang melalui kawasan
keamanan negara kolong. Karena udara terlarang5.
serangan-serangan dengan mengguna Permasalahan ruang udara
kan pesawat udara banyak memiliki nasional yang ada saat ini adalah
keuntungan dan kemudahan, seperti masih terdapatnya pelanggaran
sifatnya yang cepat (speed), jangkauan wilayah udara oleh pesawat udara sipil
(range) yang luas, pendadakan asing yang tidak dilengkapi dengan
(surprice), penyusupan (penetration) dokumen perijinan memasuki wilayah
yang dapat dilakukan dengan optimal. udara nasional Indonesia (aerial
Hal inilah yang mendorong setiap intrusion). Kasus pelanggaran
negara mengenakan standar penjagaan kedaulatan wilayah di udara terjadi di
ruang udara nasionalnya secara ketat luar negeri misalnya yang pernah
dan kaku4. dialami oleh pesawat Korean Airlines,
Dalam rangka penyelenggaraan nomor penerbangan KL007 pada
kedaulatan Negara atas wilayah udara tanggal 1 September 1983. Pesawat
Negara Kesatuan Republik Indonesia, tersebut ditembak jatuh oleh pesawat
pada Pasal 6 Undang-Undang Nomor udara penyergap militer Uni Soviet
1 Tahun 2009 ditentukan bahwa yang menelan korban 269 orang.
pemerintah melaksanakan wewenang Kasus penembakan ini
dan tanggung jawab pengaturan ruang menimbulkan gelombang kemarahan
udara untuk kepentingan penerbangan, masyarakat internasional. Organisasi
perekonomian nasional, pertahanan Penerbangan Sipil Internasional
dan keamanan negara, sosial budaya, merekomendasikan negara anggota
serta lingkungan udara. Berdasarkan Organisasi Penerbangan Sipil
Pasal 6 di atas, pada Pasal 7 ayat (1) Internasional (ICAO) untuk menahan
dan (2) ditentukan bahwa Pemerintah diri penggunaan senjata terhadap
menetap-kan kawasan udara terlarang pesawat udara sipil6.
dan terbatas dan pesawat udara
5
4
Bambang Widarto. (2014). Hukum Undang-Undang Republik Indonesia
Udara dan Hukum Ruang Angkasa. Nomor 1 tahun 2009 Tentang
STHM Press, Jakarta. Hlm 75 Penerbangan.
Setelah kejadian tersebut, ICAO intersepsi terhadap pesawat udara
kemudian menambah ketentuan Pasal sipil; setiap pesawat udara sipil wajib
3 Konvensi Chicago 1944, yaitu memenuhi semua perintah dari negara
“protocol relating to an amendment to kolong sesuai dengan ketentuan-
the convention of international civil ketentuan hukum yang berlaku di
aviation” atau yang dikenal dengan negara kolong; setiap negara wajib
Pasal 3 bis sebagai protocol tambahan mengambil langkah-langkah yang
melekat pada konvensi Chicago 1944 diperlukan untuk melarang
yang ditetapkan tanggal 10 Mei 1984. penggunaan pesawat udara sipil untuk
Ketentuan pokok yang dimaksud tujuan-tujuan yang bertentangan
Pasal 3 bis yaitu, larangan bagi negara dengan maksud dan tujuan Konvensi
kolong untuk menggunakan senjata Chicago 19447.
terhadap pesawat udara sipil yang Berdasarkan Pasal 8 ayat (1) dan
sedang dalam penerbangan, dan (2) Undang-Undang Republik
apabila melakukan intersepsi harus Indonesia Nomor 1 Tahun 2009
memperhatikan kehidupan orang- tentang Penerbangan telah ditentukan
orang yang berada didalam pesawat, bahwa pesawat udara yang melanggar
serta tidak membahayakan wilayah kedaulatan NKRI
keselamatan penerbangan; mengakui diperingatkan untuk meninggalkan
hak negara kolong untuk wilayah tersebut oleh pemandu lalu
melaksanakan kedaulatannya, lintas penerbangan. Petugas pemandu
termasuk melakukan intersepsi atas lalu lintas penerbangan wajib mengin-
penerbangan tanpa ijin sepanjang formasikan pesawat udara yang
penerbangan tersebut bertentangan melanggar wilayah kedaulatan kepada
dengan/melanggar Konvensi Chicago. aparat yang tugas dan tanggung
Di lain pihak negara kolong jawabnya di bidang pertahanan.
diminta untuk mempublikasikan 7
Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun
1996 tentang Pengesahan Agreement
aturan yang berlaku mengenai Between The Government Of The
Republic Of Indonesia And The
6
Amrizal Mansur M.St. (2015). Flight Government Of The Republic Of
Information Region (FIR): Implikasi Singapore On The Realignment Of The
Pengusanaan Air Trafic Control Oleh Boundary Between The Singapore Flight
Singapura di Kepulauan Riau, Universitas Information Region And The Jakarta
Pertahanan Indonesia. Hlm 31 Flight Information Region
Dalam ketentuan Pasal 63 Peraturan merupakan tindakan pelanggaran
Pemeritah Republik Indonesia Nomor terhadap wilayah udara nasional.
3 tahun 2001 tentang Keamanan dan Pelanggaran wilayah udara
Keselamatan Penerbangan yang selama tahun 2008 yang terjadi di
menyatakan, bahwa terhadap Kosekhanudnas 1 adalah 18 kali dan
pelanggaran wilayah udara Republik tahun 2009 sebanyak 15 kali (Data
Indonesia dan/atau kawasan udara dari Kosekhanudnas I, 2010)8.
terlarang oleh pesawat udara sipil, Sedangkan selama tahun 2010 sampai
dilaksanakan penegakan hukum yang awal tahun 2014 pelanggaran wilayah
harus menjamin keselamatan dan udara yang telah dipaksa mendarat di
keamanan awak pesawat, penumpang Pangkalan Udara TNI AU sebayak 5
dan pesawat udara yang oleh TNI AU. kali9.
Komando dan Kendali dalam D. Penutup
penegakan hukum di udara berada di 1. Kesimpulan
bawah pengawasan Kosek I dan Berdasarkan uraian di atas, maka
Kosek II yang merupakan bagian dari kesimpulan yang dapat dikemukakan
Komando Pertahanan Udara Nasional yaitu sebagai berikut :
(Kohanudnas). Kohanudnas melalui a. Hakekat kedaulatan ruang udara
satuan yang berada dibawah merupakan kemerdekaan politik
jajarannya yakni Komando Sektor I setiap negara yang tidak dapat
(Kosek I) telah sering menangkap diganggu gugat, sehingga semua
pergerakan pesawat asing, khususnya kegiatan yang melintasi batas
pesawat militer Singapura di Kepri suatu negara lain harus mendapat-
melalui Satuan Radar 213 Tanjung
Pinang dan Satuan Radar 212 Natuna 8
Naskah Kepala Staf TNI Angkatan
Udara Masukan rencana penyusunan
pergerakan pesawat tersebut tanpa
RUU tentang daerah perbatasan,
suatu flight Clearance yang disampaikan tanggal 11 juni 2013 di DPD
RI
semestinya sudah menjadi keharusan 9
I.B.R. Supancana. (2013). Beberapa Isu
Strategis Di Bidang Hukum Udara Dan
apabila pesawat asing terbang di Antariksa Sebagai Tantangan Dalam
wilayah udara Indonesia. Tindakan ini Pelaksanaan Tupoksi TNI AU, Ceramah
Umum disampaikan pada acara Coffee
dikatagorikan sebagai black flight dan Morning di Mabes TNI AU Jakarta, 22
Mei 2013.
kan izin dari negara kolong yang kewenangan tertentu lain seperti
akan dilewati. seperti pencarian dan penguasaan
b. Penegakan hukum terhadap harta karun dan riset kelautan dan
pelanggaran yang dilakukan oleh penentuan ADIZ, maka
pesawat asing di perbatasan diperlukan pengaturan secara
wilayah udara nasional Indonesia khusus, baik di tingkat nasional
belum dapat dilakukan secara dan internasional.
maksimal karena keterbatasan alat b. Perlunya menyiapkan segala
utama sistem senjata udara sarana prasana dan SDM yang
(alutsistaud). handal dalam rangka mengambil
2. Saran alih FIR Singapura.
Berdasarkan hasil analisis yang Perkembangan militerisasi ruang
dilakukan terhadap permasalahan di angkasa yang dapat menciptakan
atas, maka penulis mengajukan saran cyberspace technology juga perlu
sebagai berikut : dicermati dan diantisipasi dalam
a. Perbatasan merupakan kawasan konteks ketahanan nasional dalam
strategis dalam menjaga integritas arti luas, termasuk dalam kaitan
wilayah negara, terutama wilayah dengan pengembangan sistem
udara yurisdiksi dimana negara pertahanan udara modern.
memiliki hak-hak berdaulat dan

E. Daftar Pustaka Indoensia Guna Memantabkan


Stabilitas Keamanan Wilayah
Amrizal Mansur M.St. (2015). Flight Udara Nasional dalam Rangka
Information Region (FIR): Memperkokoh Kedaulatan NKRI.
Implikasi Pengusanaan Air Trafic Jurnal Kajian Lemhanas RI.
Control Oleh Singapura di Edisi 16 November 2013
Kepulauan Riau, Universitas
Pertahanan Indonesia. Hasjim Djalal, M.A. (2013). Masalah
Penamaan Pulau-Pulau, Stabilitas
Bambang Widarto. (2014). Hukum Keamanan Wilayah Udara
Udara dan Hukum Ruang Nasional dalam rangka Pulau-
Angkasa. STHM Press, Jakarta. Pulau Memperkokoh Kedaulatan
NKRI. Jurnal Kajian Lemhannas
Hankam. (2013). Urgensi Pengaturan RI, Edisi 16, November 2013.
lalu Lintas Ruang Udara
I.B.R. Supancana. (2013). Beberapa Naskah Kepala Staf TNI Angkatan
Isu Strategis Di Bidang Hukum Udara Masukan rencana
Udara Dan Antariksa Sebagai penyusunan RUU tentang daerah
Tantangan Dalam Pelaksanaan perbatasan, disampaikan tanggal
Tupoksi TNI AU, Ceramah Umum 11 juni 2013 di DPD RI.
disampaikan pada acara Coffee
Morning di Mabes TNI AU Peraturan Pemerintah Republik
Jakarta, 22 Mei 2013. Indonesia Nomor 3 Tahun 2001
tentang Keamanan dan
Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun Keselamatan Penerbangan
1996 tentang Pengesahan Terluar.
Agreement Between The
Government Of The Republic Of Undang-Undang Republik Indonesia
Indonesia And The Government Nomor 1 tahun 2009 Tentang
Of The Republic Of Singapore On Penerbangan.
The Realignment Of The
Undang-Undang Republik Indonesia
Boundary Between The Singapore
Nomor 34 tahun 2004 tentang
Flight Information Region And
Tentara Nasional Indonesia.
The Jakarta Flight Information
Region. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 43 tahun 2008 tentang
Wilayah Negara.

Anda mungkin juga menyukai