Anda di halaman 1dari 1

HUBUNGAN KENYAMANAN TERMAL TERHADAP

BANGUNAN DI DAERAH TROPIS

BAB I

A. LATAR BELAKANG
Idealnya, bangunan harus memiliki fungsi yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan
didalamnya. Untuk itu bangunan harus memenuhi persyaratan dalam berbagai aspek.
Salahsatunya adalah dapat memberikan rasa nyaman. Lalu bagaimanakah suatu bangunan dapat
memberikan kenyamanan bagi penghuninya? Hal ini berkaitan erat hubungannya dengan
kenyamanan termal suatu bangunan terhadap pengguna atau penghuninya.
Kenyamanan termal adalah suatu keadaan dimana manusia merasa puas terhadap kondisi
atau lingkungan thermalnya. Kenyaman termal dapat diperoleh tanpa menggunakan peralatan
dan tanpa memerlukan energi. Kenyamanan termal satu orang dengan orang lainnya berbeda-
beda tergantung pada kondisi tubuh serta kebiasaan dan gaya hidup seseorang. Aspek – aspek
lainnya yang memengaruhi kenyaman termal seseorang adalah suhu, kelembaban udara,
kecepatan angin dan iklim dimana orang tersebut tinggal (tropis atau sub-tropis). (Talarosha,
2005)
Di Indonesia yang merupakan Negara tropis dengan tingkat kelembaban udara yang relatif
tinggi (dengan angka rata – rata dapat mencapai 80%) dan suhu rata – rata yang dapat mencapai
35°C menyebabkan kenyamanan termal cenderung sulit untuk dicapai. Semakin tinggi tingkat
kelembaban udara maka akan semakin sulit tubuh seseorang untuk melakukan penguapan, yang
mengkibatkan suhu tubuh semakin panas dan kenyaman termal yang sulit untuk dicapai.
Sebagai contoh pada suhu tubuh normal dengan suhu ruang 25°C dan kecepatan angin 1m/s,
suhu tubuh seseorang akan turun sebanyak 1°C. Hal ini membuktikan bahwa salah satu aspek
yang berperan penting dalam mencapai kenyaman termal adalah angina, sehingga pada bangunan
tropis penghawaan dan tanggapan terhadap kondisi angina harus sangat diperhatikan. (Rilatupa,
2008)

DAFTAR PUSTAKA
Rilatupa, J. (2008). Aspek Kenyamanan Termal pada Pengkondisian Ruang Dalam. Jurnal Sains
Dan Teknologi EMAS, 18(3), 191–198.
Talarosha, B. (2005). Menciptakan Kenyamanan Thermal Dalam Bangunan. Jurnal Sistem
Teknik Industristem Teknik Industri, 6(3), 148–158.

Anda mungkin juga menyukai