A. Pengetian
Cluster Sampling adalah metode memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok
unit yang kecil. Sesuai dengan namanya, penarikan sampel ini didasarkan pada kelompok
atau Cluster. Metode Cluster Sampling digunakan jika catatan lengkap tentang semua
anggota populasi tidak diperoleh serta keterbatasan biaya dan populasi geografis elemen-
elemen populasi berjauhan (Sundari, 2017).
William G. Cochran memberikan pengertian tentang Sampling Klaster sebagai
berikut:
“Suppose that each unit in the population can be devided into a number of smaller units,
or sub- units. The first is to select a sample of units, often called the primary units, and the
second is to select a sample of second- stage units or sub-units from each chosen primary
unit.” (Populasi dibagi ke dalam sub-sub unit yang berukuran lebih kecil. Sampel tahap
pertama, diperoleh dari pemilihan sebagian atas unit-unit atau lebih dikenal dengan nama
unit primer, dan sampel tahap kedua, diperoleh dan pemilihan unit didalam unit primer
terpilih).
Dalam Sampling Klaster dikenal istilah stage (artinya tahap), seperti One stage (satu
tahap), Metode One-Stage Cluster Sampling membagi populasi menjadi kelompok atau
cluster. Beberapa cluster kemudian dipilih secara acak sebagai wakil dari populasi,
kemudian seluruh elemen dalam cluster terpilih dijadikan sebagai sampel penelitian. Two
stage (dua tahap), metode Two-Stage Cluster Sampling merupakan pengembangan dari
metode Cluster Sampling dimana pengambilan sampel dilakukan secara dua tahap, yaitu
tahap pertama, memilih beberapa Cluster dalam populasi secara acak sebagai sampel
dan tahap kedua memilih elemen dari tiap Cluster terpilih secara acak dan Multistage
(lebih dari dua atau tiga tahap dan seterusnya) (Purnomo,2017).
Perbedaan pokok dari cluster sampling dengan sampling bertingkat adalah dalam
cluster sampling hanya sampel dari sub populasi (cluster) yang dipilih, sedangkan pada
sampling bertingkat semua sub populasi (strata) dipilih untuk sampling/pengambilan
sampel lebih lanjut. Tujuan utama dari cluster sampling adalah untuk meningkatkan
ketepatan (Amirulah 2015).
Cara pengambilan sampel pada Cluster Sampling adalah (Sundari,2017) :
1. Populasi dibagi menjadi X cluster
2. Dari X Cluster selanjutnya dipilih secara acak sebanyak x cluster
3. Seluruh elemen dari x cluster terpilih diambil.
Bila salah satu elemen di atas tidak terpenuhi, maka cluster sampling tidak dapat
dilaksanakan. Sebab, bila dipaksakan, hasil dari penelitian menjadi tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
D. Jenis-Jenis dan Teknik Pengambilan Sampel Kluster
Teknik sampling gugus sendiri terbagi menjadi dua jenis berbeda yang bergantung
pada tahapan pengaplikasiannya, yaitu :
1. One Stage Cluster Sampling
Klasifikasi pertama dari cluster sampling adalah one stage cluster sampling atau
pengambilan sampel kluster satu tahap. Dalam jenis sampling kluster yang satu ini,
populasi yang dipilih kemudian langsung dibagi dalam kelompok-kelompok. Peneliti
kemudian memilih grup-grup secara acak untuk menjadi perwakilan. Selanjutnya, proses
sampling pun langsung dimulai.
2. Two Stage Cluster Sampling
Secara prosedural, one stage dan two stage tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
Hanya saja, untuk two stage cluster sampling, setelah grup perwakilan terpilih, tidak
semua anggota dimasukkan sebagai sampel sebagaimana one stage cluster sampling.
Melainkan, dilakukan kembali seleksi secara acak untuk mendapatkan responden terbaik
sebagai sampel penelitian.
Teknik ini disebut juga cluster random sampling
teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari
individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau
Populasi
homogen
Populasi dibagi ke dalam satuan-satuan sampling yang besar,
disebut Cluster. Pemilihan dilakukan beberapa tingkat: (1) Memilih
kluster dengan cara simple random sampling. (2) Memilih satuan
sampling dalam kluster. Jika pemilihan dilakukan lebih dari 2 kali
disebut Multi-stage Cluster Sampling.