DISUSUN OLEH :
A. LATAR BELAKANG
Globalisasi memang sebuah keniscayaan waktu yang mau tidak mau dihadapi
oleh negara manapun di dunia. Ia mampu memberikan paksaan kepada tiap negara
untuk membuka diri terhadap pasar bebas. Hampir tiap negara mengalami hal serupa
dalam era globalisasi yang serba terbuka ini. Pihak yang diuntungkan dalam
perkembangan situasi ini tak lain adalah negara maju yang memiliki tingkat
kemapanan jauh di atas negara berkembang.
Ketika globalisasi tidak disikapi dengan cepat dan tepat maka hal ia akan
mengancam eksistensi kita sebagai sebuah bangsa. Globalisasi adalah tantangan
bangsa ini yang bermula dari luar, sedangkan pluralisme sebagai tantangan dari dalam
yang jika tidak disikapi secara bijak tentu berpotensi menjadi masalah yang bisa
meledak suatu saat nanti. Berhasil atau tidaknya kita menjawab tantangan
keterbukaan zaman itu tergantung dari bagaimana kita memaknai dan menempatkan
Pancasila dalam berpikir dan bertindak.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas adapun rumusan masalah yang dapat diambil adalah :
Bagaimana aktualisasi Pancasila di era globalisasi sebagai upaya pembinaan
ketahanan idiologi ?
C. TUJUAN
Tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi Tugas 1 Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Selain itu dengan ditulisnya artikel ini diharapkan agar pembaca
dapat memaknai serta mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dan undang – undang
1945 dalam bidang Politik, Ekonomi, Sosial budaya dan Hukum secara benar.
Penulisan ini diharapkan dapat mencerahkan kembali idiologi Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga Negara ini (Indonesia) dapat tetap hidup
dengan jati dirinya untuk mencapai cita-citanya.
KAJIAN PUSTAKA
Aktualisasi pengamalan pancasila dan UUD 1945 sebagai suatu paradigma, Pancasila
merupakan model atau pola berpikir yang mencoba memberikan penjelasan atas kompleksitas
realitas sebagai manusia personal dan komunal dalam bentuk bangsa. Pancasila yang
merupakan satuan dari sila-silanya harus menjadi sumber nilai, kerangka berfikir, serta asas
moralitas bagi pembangunan.
Aktualisasi pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu aktualisasi secara obyektif
dan subyektif. Aktualisasi pancasila secara obyektif yaitu aktualisasi pancasila dalam
berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan Negara, bidang politik,
bidang ekonomi dan bidang hukum. Sedangkan aktualisasi pancasila secara subyektif yaitu
aktualisasi pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek moral dalam kaitannya
dengan kehidupan bernegara dan bermasyarakat
Pancasila itu menggambarkan Indonesia, Indonesia yang penuh dengan nuansa plural,
yang secara otomatis menggambarkan bagaiamana multikulturalnya bangsa kita. Ideologi
Pancasila hendaknya menjadi satu panduan dalam berbangsa dan bernegara.
Pancasila adalah sebuah alat perekat yang sangat ampuh bagi negara Indonesia yang
spektrum kebhinekaannya teramat lebar. Namun demikian Pancasila tidak akan dapat
memberi manfaat apapun manakala keberadannya hanya bersifat sebagai konsep atau
software belaka. Untuk dapat berfungsi penuh sebagai perekat bangsa. Pancasila harus
diimplementasikan dalam segala tingkat kehidupan, mulai dari kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pancasila), dan dalam segala aspek meliputi politik,
ekonomi, budaya, hukum dan sebagainya.
1. Bidang Politik
System politik Indonesia adalah Demokrasi pancasila. Dimana demokrasi
pancasila itu merupakan system pemerintahan dari rakyat dalam arti rakyat adalah
awal mula kekuasaan Negara sehingga rakyat harus ikut serta dalam pemerintahan
untuk mewujudkan suatu cita-cita. Organisasi sosial politik adalah wadah pemimpin-
pemimpin bangsa dalam bidangnya masing-masing sesuai dengan keahliannya, peran
dan tanggung jawabnya. Sehingga segala unsur-unsur dalam organisasi sosial politik
seperti para pegawai Republik Indonesia harus mengikuti pedoman pengamalan
Pancasial agar berkepribadian Pancasila karena mereka selain warga negara
Indonesia, juga sebagai abdi masyarakat, dengan begitu maka segala kendala akan
mudah dihadapi dan tujuan serta cita-cita hidup bangsa Indonesia akan terwujud.
Perbaikan moral tiap individu yang berimbas pada budaya anti-korupsi serta
melaksanakan tindakan sesuai aturan yang berlaku adalah sedikit contoh aktualisasi
Pancasila secara Subjektif. Aktualisasi secara objektif seperti perbaikan di tingkat
penyelenggara pemerintahan. Lembaga-lembaga negara mesti paham betul bagaimana
bekerja sesuai dengan tatanan Pancasila.
2. Bidang Ekonomi
Pengaktualisasian pancasila dalam bidang ekonomi yaitu dengan menerapkan
sistem ekonomi Pancasila yang menekankan pada harmoni mekanisme harga dan
social (sistem ekonomi campuran), bukan pada mekanisme pasar yang bersasaran
ekonomi kerakyatan agar rakyat bebas dari kemiskinan, keterbelakangan,
penjajahan/ketergantungan, rasa was-was, dan rasa diperlakukan tidak adil yang
memosisikan pemerintah memiliki asset produksi dalam jumlah yang signifikan
terutama dalam kegiatan ekonomi yang penting bagi negara dan yang menyangkut
hidup orang banyak. Sehingga perlu pengembangan Sistem Ekonomi Pancasila
sehingga dapat menjamin dan berpihak pada pemberdayaan koperasi serta usaha
menengah, kecil, dan mikro (UMKM).
A. SIMPULAN
Tidak ada yang dapat mengelakan arus globalisasi yang menghampiri kita
bahkan negeri ini , Globalisasi adalah tantangan bangsa ini yang bermula dari luar dan
tentunya memberikan tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi bangsa ini.
Ketika globalisasi tidak disikapi dengan cepat dan tepat maka hal ini akan
mengancam eksistensi kita sebagai sebuah bangsa.
Indonesia sesungguhnya memiliki satu pamungkas yang menyatukan sekian
potensi lokal dalam sebuah perahu untuk mengarungi arus globalisasi, yakni
Pancasila. namun dengan begitu derasnya arus globalisasi yang menerpa bangsa ini,
seakan memudarkan nilai-nilai pancasila yang seharusnya dapat diaktualisasikan oleh
seluruh masyarakat Indonesia dalam berbagai bidang.
B. SARAN
Dari paparan pembahasan di atas, Indonesia perlu menata kekuatan struktural
guna melakukan proses penguatan potensi local Selain penguatan struktural,
pembenahan mental (kultural) bangsa ini pun perlu dipikirkan. Harus jujur dan lapang
dada kita akui bahwa saat ini bangsa Indonesia memiliki kebiasaan kultural
“mentalitas orang kalah”. Kerap kali kita terlalu terbuka menerima pengaruh dari luar.
Ironisnya, pengaruh luar yang masuk ditelanbegitu saja.
Dengan berlandasan falsafat pancasila,yang berisi nilai – nilai luhur yang
bersifat universal dan landasan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai hukum dasar
nasional,yang menentukan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia ke dalam dan ke luar
negeri yang dilandasi oleh prinsip – prinsip cinta damai ,meskipun lebih cinta ke pada
kemerdekaan ,diabdikan kepada kepentingan nasional dengan tetap menghormati dan
memperhatikan kepentingan negara-negara luar ,serta membuka pintu lebar - lebar
bagi kerjasama internasional atas dasar saling hormat-menghormati dan saling
menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA