KABUPATEN JENEPONTO
OLEH :
IKAWATI M
16 CP 1049
Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan belum
pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai
Jeneponto, 2020
Penulis
IKAWATI M
NIM : 16CP1049
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Ikawati M
16CP1049
Menyetujui
Komisi Penasehat
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui :
Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-
Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal skripsi
”. Laporan proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami
Takalar
2. Dr. Hj. Patmawati, S.Kp, M.Kes selaku Ketua STIKES Tanawali Persada
3. Dr. Hj. Salmah Arafah, S.Kep, Ns, M.Kes, Selaku Puket I STIKES
5. Wirda, S.Kep, Ns, M.Kep, Selaku Puket III Selaku Puket I STIKES
iv
6. Dina Oktaviana, S.Kep, Ns., M.Kep. selaku Pembimbing I dan Kamriana,
S.Kep., Ns., M.Biomed selaku pembimbing II yang selama ini telah sabar
membangung sehingga peneliti bisa ketahap ini serta informasi yang ter
update.
7. Selaku Penguji I dan selaku Penguji II yang sabar dan ihlas meluangkan
8. Kepada sahabat saya Hasnia, Wiwi Dwi Putri, Nurul Istiqamah serta
positif
Ikawati M
NIM: 16CP1049
v
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN
vi
3.2 Hipotesis ........................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
kadar glukosa dalam darah yang diakibatkan oleh kelainan dalam sekresi
insulin, aksi insulin atau keduanya. DM dibagi dalam 2 kategori yaitu DM tipe
penyakit kronis yang mempengaruhi hampir 285 juta individu diseluruh dunia
dan prevalensi penyakit ini telah meningkat sebesar 50%. Didapatkan laporan
dari 130 negara pada tahun 2015 bahwa 382 juta orang menderita diabetes dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta pada tahun 2035 (Guariguata et
al., 2017).
Indonesia bahwa pada tahun 2015, yang menderita DM mencapai 9.1 juta
Negara Cina, India, USA dan Brazil, yang sebelumnya menempati urutan ke 7
1
2
orang (2,32%), pada tahun 2019 terdapat 17.333 orang (2,74%). Hal tersebut
sakit Periode Januari-Maret 2020, dari jumlah pasien yang datang terdapat
105 orang dengan rata rata setiap bulan 35 orang yang menderita DM, Rata-
rata klien berada pada rentang usia 45-64 tahun rekam medik Puskesmas Tolo,
Association, 2018). Dalam hal ini manajemen diri menjadi sangat penting
disebut dengan self care diabetes, yang merupa-kan bagian terintegrasi dari
proses keperawatan. Self care diabetes yang dilakukan oleh klien meliputi
latihan fisik, monitor gula darah secara kontinu dan melakukan perawatan
diabetes dan mencegah komplikasi (Xu Yin et al, 2017). Self care diabetes
sangat berguna bagi klien DM tipe 2, tetapi tindakan ini belum konsisten
diketahui dua orang diantaranya bosan minum obat, satu orang pola makannya
tidak teratur, dan ketiganya tidak melakukan perawatan kaki dengan alasan
secara jelas. Hal ini menggambarkan bahwa self care diabetes belum
petugas dengan klien akan mendorong perubahan perilaku perawatan diri yang
keluarga (Xu Yin et al, 2017; Nelson et al, 2017; Bai et al, 2018). Hasil
2018).
petugas kesehatan yang efektif merupakan hal penting dan factor yang
bagi klien tentang penatalaksanaan self care diabetes yang harus dijalankan
status kesehatan dan kualitas hidup (Heisler et al, 2015 dalam Kusniawati,
2016).
dalam setiap kunjungannya yang dilakukan dengan tujuan agar klien selalu
mematuhi hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh klien dirumah agar
klien menghindari rasa bosan yang biasa dialami oleh klein diabetes
(Waspatji, 2017)
klien dalm kehidupan sehari hari agar gula darah dapat terkontrol sehingga
Jeneponto dengan alasan karena Puskesmas ini merupakan salah satu tempat
Kabupaten. Jeneponto
penderita DM.
DM pada masyarakat.
lebih mendalam.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
dapat dibagi menjadi diabetes tipe 1 yaitu adanya destruksi sel beta
diabtes tipe lain yaitu akibat defek gentik, sindrom genetic yang
2015).
8
9
insulin (John E Hall, 2016). Saat terjadi resistensi insulin, kerja insulin
beta secara progresif (Suyono, 2015). Namun, apabila sel-sel beta tidak
jumlah cairan tubuh dan elektrorit. Selain itu glukosa darah yang tinggi
yang tidak merubah pola hidupnya seperti pola makan tidak seimbang,
2.2.1 Defenisi
dan mengatasi penyakit dan kecacatan dengan atau tanpa dukungan dari
maupun dewasa. Saat self care tidak dapat terpenuhi maka akan
sosial. Perawat akan menilai apa yang membuat klien tidak dapat
DM.
12
yang baik dan menjaga kadar glukosa darah dalam batas normal tanpa
terjadi hipoglikemia.
normal atau ± 10% dari berat badan ideal, mencegah komplikasi akut
dimulai dari menilai kondisi pasien atau status gizi pasien dengan cara
menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT). Hal ini bertujuan agar pasien
06.00 selama kurang lebih setengah jam. Suasana pada pagi hari akan
stres karena udara yang masih bersih juga suasana yang belum ramai.9
secara teratur
diet, latihan fisik, dan Obat Hipoglikemia Oral (OHO) ketika tidak
seperti pada hati, usus, otot dan jaringan lemak. Sementara golongan
5. Perawatan Kaki
memilih alas kaki yang nyaman, serta mengecek bagian sepatu yang
akan digunakan.
1. Usia
dengan usia tua memiliki self care yang lebih baik dan teratur daripada
aktivitas self care DM secara adekuat. Usia lanjut berkaitan erat dengan
2. Jenis kelamin
pria memiliki aktivitas self care yang lebih baik dibandingkan penderita
3. Tingkat pendidikan
tingkat pengetahuan dengan aktivitas self care DM, yang berarti belum
4. Tingkat pendapatan
5. Lamanya menderita DM
yang lebih lama memiliki aktivitas self care DM yang lebih tinggi
6. Motivasi
self care DM, sehingga gula darah dapat terkontrol secara optimal dan
motivasi merupakan salah satu faktor utama self care pada DM.
7. Dukungan sosial
8. Aspek emosional
semakin meningkat.
self care yang diberikan akan berpengaruh terhadap tingkat self care
Komunikasi Petugas
Kesehatan Diabetes Melitus
Tipe II
Self Care
Diabetes
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Penghubung Variabel
21
22
3.2 Hipotesis
menyatakan adanya suatu hubungan antara dua atau lebih variabel . Adapun
Ho: Tidak ada Hubungan antara Komunikasi Petugas kesehatan terhadap self
METODOLOGI PENELITIAN
Sampling
Pengumpulan data
Laporan awal
Seminar hasil
23
24
4.5.1 Populasi
Januari-Maret 2020.
4.5.2 Sampel
data primer dan sekunder akan dikonfirmasikan dalam bentuk tabel distribusi
dan narasi.
26
Kepada Yth.
Jeneponto , 2020
IKAWATI M
Lampiran 2
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)
Nama (Inisial) :
Jenis Kelamin :
Hubungan antara Komunikasi Petugas kesehatan terhadap self care diabetes pada
Jeneponto, 2020
Responden
Lampiran 3
LEMBAR KUESIONER
Kabupaten Jeneponto.
2. Berilah tanda check list (√) untuk pilihan jawaban yang anda pilih.
4. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas silahkan bertanya pada peneliti.
a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah
1. Nama (inisial) :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
4. Pekerjaan :
5. Pendidikan Terakhir :
14 Melakukan joging
Mengkonsumsi makanan seperti
15
junk food
Mengkonsumsi minuman bergas
16
(fanta, cola, sprite, dll)
Monitor gula darah
Melakukan pemeriksaan
17 kesehatan rutin di pelayanan
kesehatan
18 Melakukan pemeriksaan BB
19 Konsumsi makanan yang manis
20 Kebiasaan merokok