Anda di halaman 1dari 29

i

PEMANFAATAN TANAMAN INDONESIA SEBAGAI BAHAN


BAKU PEMBUATAN INDIKATOR pH UNIVERSAL

NIARA SARI SEVANIA SIMARMATA

RODIAH ROBIAH AL’ADAWIYAH

SISKA AFRIANI

SMP NEGERI 1 SUNGAI LALA INDRA GIRI HULU


RIAU
2014
ii

Judul Penelitian : Pemanfaatan Tanaman Indonesia Sebagai Bahan Baku


Pembuatan Indikator pH Universal
Nama : Niara Sari Sevania Simarmata
Rodiah Robiah Al’adawiyah
Siska Afriani

Diketahui oleh Disetujui oleh


Kepala SMPN 1 Sungai Lala Guru Pembimbing

Sudarmono, M.Pd Rukana, S.Pd.ind


NIP. 19720405 199903 1 002 NIP.19640605 198512 2001

Tanggal Pengesahan : 14 Agustus 2014

KATA PENGANTAR
iii

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-NYA
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul Pemanfaatan
Tanaman Indonesia Sebagai Bahan Baku Pembuatan Indikator pH Univesal
Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2014 di SMP N 1 Sungai Lala, Indragiri
Hulu, Riau.

Karya ilmiah yang berisi tentang pemanfaatan tumbuh-tumbuhan yang ada di


lingkungan sekitar kita untuk pembuatan indikator pH universal ini dalam
prosesnya memadukan studi literatur dan hasil penelitian di laboratorium untuk
mendukung validitas data serta memenuhi kriteria keilmiahan. Studi literatur
dilakukan sebelum penelitian hingga saat pengerjaan karya ilmiah, sedangkan
penelitian di laboratorium dilakukan pada bulan Juli.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rukana, S.Pd. Ind sebagai guru
pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan pihak sekolah yang
telah memberikan bantuan moril maupun materil untuk kelancaran penelitian.
Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah.

Meskipun karya tulis ini telah selesai digarap, penulis yakin masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu penulis mohon kritikan dan saran dari semua pihak.

Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat.

Sei Lala, 14 Agustus 2014


Niara Sari Sevania Simarmata
Rodiah Robiah Al’adawiyah
Siska Afriani

DAFTAR ISI
iv

DAFTAR GAMBAR iv
v

DAFTAR LAMPIRAN iv
ABSTRAK v
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
TELAAH PUSTAKA 2
Asam dan Basa 2
Indikator pH universal 3
Indikator Alami 3
BAHAN DAN METODE 7
Bahan dan Alat 7
Lingkup Penelitian 8
Persiapan (preparasi) sampel dan ekstraksi 8
Preparasi larutan pH 9
Penempelan warna (dying) 9
Uji pendahuluan 9
Pembuatan kertas indikator pH universal 9
Pengujian kinerja dan pembuatan peta warna 10
HASIL DAN PEMBAHASAN 11
Uji Pendahuluan 11
Kinerja kertas indikator pH universal Berbasis tanaman 12
Kajian Kertas Indikator pH Universal Berbasis Tanaman
Indonesia dari Aspek Ekonomi 14
SIMPULAN DAN SARAN 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 18
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 20

DAFTAR GAMBAR

1 Indikator Universal 3
2 Struktur kimia dua bentuk antosianin yang berubah warna pada setiap
vi

perubahan pH (Marwati 2014) 4


3 Bunga Kertas (Bougainvillea glabra Chols.) 5
4 Bunga Tapak Dara (Catharanthus roseus) 5
5 Rimpang Kunyit (Curcuma domestica vaL.) 6
6 Bunga Lily hujan (Zepyranthes) 7
7 Bagan alir penelitian 8
8 Rancangan kertas indikator pH universal yang akan dibuat 10
9 Indikator pH universal berbahan baku tanaman 12
1 Perubahan warna indikator pada pH 2-14 12
0
1 Hasil pengukuran dengan indikator pH universal dengan perekat lem
1 putih (a) dan double tip (b) 13
1 Hasil uji ketahanan kertas indikator pH universal terhadap larutan pH
2 2-14 14

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jadwal Kegiatan Penelitian 18


2 Foto Kegiatan Penelitian 18
3 Data Hasil Uji Pendahuluan 19

ABSTRAK

NIARA SARI SEVANIA SIMARMATA, RODIAH ROBIAH AL’ADAWIYAH


dan SISKA AFRIANI. Pemanfaatan Tanaman Indonesia Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Indikator Universal. Dibimbing oleh RUKANA.

Kebutuhan indikator universal di Indonesia sangat tinggi karena indikator


universal digunakan secara luas dalam bidang industri, kesehatan, pertanian dan
vii

pendidikan. Saat ini indikator universal diperoleh dengan cara mengimpor


dengan harga yang relatif mahal dan ketersediaannya cukup langka khususnya di
daerah pedesaan. Penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkan tanaman Indonesia
sebagai bahan baku pembuatan kertas indikator universal untuk mengurangi
ketergantungan terhadap impor. Indikator universal telah berhasil dibuat dari
ekstrak etanol (70%) bunga kertas (Bougainvillea glabra) ungu dan merah,
Tapak Dara (Catharanthus roseus), bunga Lily hujan (zephyranthes) dan ekstrak
Kunyit (Curcuma domestica Val) yang di aplikasikan pada kertas Whatman.
Indikator memberikan kinerja yang baik pada pH 2 hingga 14 dengan
memberikan perubahan warna yang berbeda pada tiap satuan pH. Uji pengaruh
perekat menunjukkan bahwa perekat lem putih maupun double tip tidak
memengaruhi hasil pengukuran pH. Uji ketahanan kertas menunjukkan bahwa
kertas indikator memiliki ketahanan yang baik pada pH 2-11.

Kata Kunci: indikator pH universal, tanaman, antosianin


1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kertas indikator pH universal merupakan campuran dari bermacam-macam


indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya.
Penggunaannya sangat sederhana dan praktis, sehelai indikator dicelupkan ke
dalam larutan yang akan diukur pH-nya kemudian dibandingkan dengan peta
warna yang tersedia.

Kertas indikator pH universal merupakan bahan yang sering digunakan untuk


praktikum atau penelitian di laboratorium. Selain itu, kertas indikator pH
universal digunakan secara luas di bidang industri, pertanian, kesehatan dan
pendidikan. Kertas indikator pH universal dibutuhkan untuk menganalisis kualitas
air, mengetahui tingkat keasaman tanah, menentukan tingkat keasaman minuman
dan makanan, mengetahui pH darah, urin dan sebagainya.

Kertas indikator pH universal saat ini masih diperoleh dengan cara impor. Kertas
indikator pH universal impor harganya relatif mahal dan ketersediaannya di
pasaran cukup langka, terutama di daerah pedesaan. Oleh karena itu, diperlukan
indikator pH universal alternatif yang murah dan mudah diperoleh.

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi yaitu lebih dari
38.000 spesies tumbuhan yang diprediksi setara dengan 60% dari jumlah spesies
tumbuhan di dunia (Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Nasional 2014). Selain
itu Indonesia juga diklaim merupakan negara dengan kekayaan hayati terbesar
nomor dua di dunia setelah Brazil (Lee et al. 2001). Dengan potensi
megabiodiversitas yang di miliki, sebenarnya Indonesia mempunyai peluang yang
sangat besar untuk pengembangan indikator universal secara mandiri. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak pigmen tumbuh-tumbuhan dapat berubah
warna pada kondisi asam maupun basa sehingga dapat dijadikan sebagai indikator
alami (Marwati 2010; Syelvia et al. 2011; Siregar 2014).

Penelitian-penelitian sebelumnya telah berhasil membuat kertas indikator alami


yang dapat membedakan asam dan basa secara kualitatif, tetapi belum dapat
mengukur tingkat keasaman secara kuantitatif. Oleh karena itu, pada penelitian ini
dibuat indikator pH universal yang dapat mengukur tingkat keasaman secara
2

kuantitatif dengan memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar sebagai bahan baku
indikator. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
alternatif pemanfaatan tanaman lokal yang banyak di sekitar kita dalam
pembuatan kertas indikator pH universal dan mengurangi ketergantungan
terhadap produk impor.

Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan membuat kertas indikator pH universal dengan


memanfaatkan tanaman lokal Indonesia.

TELAAH PUSTAKA

Asam dan Basa

Kata asam berasal dari bahasa latin, yaitu acidus yang berarti masam. Secara
kimia, asam diartikan senyawa yang menghasilkan ion hidrogen (H+) ketika larut
dalam pelarut (biasanya air). Senyawa asam sering kita temukan sehari-hari,
misalnya dalam buah-buahan, produk makanan atau minuman, bahkan di dalam
lambung kita yaitu asam lambung (HCl). Secara umum asam memiliki sifat
sebagai berikut : (1) mempunyai rasa masam (2) reaktif terhadap logam (3) dapat
menghantarkan listrik dan (4) memerahkan kertas lakmus (Mulyono 2006).

Kata basa berasal dari bahasa Arab yaitu Alkali yang berarti abu. Dalam kimia,
basa didefinisikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-)
ketika larut dalam pelarut air. Basa banyak digunakan dalam bahan pembersih,
misalnya detergen, sabun mandi, dan pasta gigi. Basa memiliki sifat : (1)
mempunyai rasa pahit (2) licin jika dipegang (3) dapat melukai kulit karena
bersifat kaustik (4) membirukan kertas lakmus (5) dapat menghantarkan listrik.

Asam dan basa dapat dibedakan menjadi lemah dan kuat berdasarkan tingkat
ionisasinya dalam larutan. Asam kuat dan basa kuat akan terionisasi sempurna
dalam larutan sedangkan asam lemah dan basa lemah hanya akan terionisasi
sebagian dalam larutannya. Asam yang terionisasi menghasilkan ion hidrogen
[H+] sedangkan basa yang terionisasi menghasilkan  ion hidroksida [OH-]. Jika
konsentrasi [H+] lebih besar daripada [OH-], maka zat tersebut bersifat asam,
3

yaitu nilai pH (potential hydrogen) kurang dari 7. Apabila konsentrasi [OH -] lebih
besar daripada [H+], maka material tersebut bersifat basa, yaitu dengan nilai pH
lebih dari 7. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu zat dikatakan bersifat asam jika
pH<7 dan dikatakan basa jika pH >7 (Mulyono 2006)

Indikator pH Universal

Indikator asam basa adalah alat yang digunakan untuk mengetahui sifat asam dan
basa dari suatu larutan ( Mulyono 2006). Ada beberapa jenis indikator yang dapat
digunakan untuk membedakan sifat asam basa, antara lain kertas lakmus, pH
meter, indikator alami, dan indikator universal.

Indikator universal hampir sama dengan kertas lakmus. Kelebihan indikator


universal adalah mampu mengukur pH suatu larutan. Penggunaannya dengan
mencelupkan indikator universal ke dalam larutan yang akan diukur. Setelah itu
warna dengan tabel warna yang telah disediakan. Gambar kertas indikator
universal dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Indikator universal

Indikator Alami

Indikator alami merupakan indikator yang berasal dari ekstrak pigmen tumbuhan.
Pigmen tersebut adalah antosianin. Antosianin berasal dari gabungan kata
Yunani:anthos = "bunga", dan cyanos = "biru" adalah pigmen larut air yang
secara alami terdapat pada berbagai jenis tumbuhan. Sesuai namanya, pigmen ini
memberikan warna pada bunga, buah, dan daun tumbuhan hijau. Warna diberikan
oleh antosianin berkat susunan ikatan rangkap terkonjugasinya yang panjang,
sehingga mampu menyerap cahaya pada rentang cahaya tampak (Harborne 1996).
Warna yang ditimbulkan oleh antosianin tergantung dari tingkat keasaman (pH)
lingkungan sekitar sehingga pigmen ini dapat dijadikan sebagai indikator pH.
4

Warna yang ditimbulkan adalah merah (pH 1), biru kemerahan (pH 4), ungu (pH
6), biru (pH 8), hijau (pH 12), dan kuning (pH 13). Mekanisme perubahan
senyawa antosianin pada setiap perubahan pH dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Struktur kimia dua bentuk antosianin yang berubah warna pada setiap
perubahan pH (Marwati 2014)

Gambar 2 menunjukkan bahwa untuk reaksi pada pH yang semakin tinggi maka
antosianin berada dalam kondisi terion sedangkan pada pH yang semakin kecil
maka antosianin berada dalam kondisi netral. Gugus R dan R’ menunjukkan
terjadinya pembentukan turunan dari antosianin (Harborne 1996). Beberapa
tanaman berbunga dapat dijadikan sebagai indikator alami. Berikut ini ialah
tanaman yang digunakan sebagai indikator pada percobaan.

1. Bunga Kertas (Bougainvillea glabra Chols.) (Anonim 2014)


Kembang kertas (Bougainvillea glabra Chols.) atau bogenvil (Gambar 3)
tumbuh baik sampai ketinggian 1.400 m dpl. Tanaman ini menyukai tempat-
tempat terbuka yang terkena cahaya matahari, biasa ditanam secara
bergerombol di taman-taman atau di pekarangan sebagai tanaman hias atau
bunganya digunakan sebagai bunga potong. Terna menahun yang tumbuh
tegak dan berambut kasar ini tingginya sekitar 30-50 cm, daunnya berwarna
hijau, letaknya berhadapan. Helaian daun bentuknya memanjang, ujung
runcing, pangkal memeluk batang, tepi rata, tulang daun melengkung. Bentuk
bunganya seperti bunga Aster, dengan warna yang beraneka ragam seperti
merah tua, merah muda, kuning atau biru keunguan yang keluar dari ujung
batang. Klasifikasi bunga kertas ialah sebagai berikut:
5

 Divisi: Spermatophyta
 Subdivisi: Angiospermae
 Kelas: Dicotyledoneae
 Bangsa: Garyophy Hales
 Suku: Nyctaginaceae
 Jenis: Bougainvillea glabra Chols.

Gambar 3 Bunga Kertas (Bougainvillea glabra Chols.)

2. Bunga Tapak Dara (Catharanthus roseus) (Anonim 2014)


Tapak Dara (Catharanthus roseus) (Gambar 4) dapat dapat dikenal dengan
bunganya muncul dari ketiak daun. Warna bunga ada yang putih, ada pula
yang merah muda. Kelopak bunga kecil, berbentuk paku. Mahkota bunga
berbentuk terompet, dan ujungnya melebar. Tepi bunga datar, terdiri dari taju
bunga berbentuk bulat telur, dan ujungnya runcing menutup ke kiri. Tapak
Dara memiliki rumah biji yang berbentuk silindris menggantung pada batang.
Buahnya berbentuk silindris, ujung lancip, berbulu, panjang sekitar 1,5 – 2,5
cm, dan memiliki banyak biji. Berikut klasifikasi bunga Tapak dara :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Divisi   : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas  : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo  : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Catharanthus
Spesies : Catharanthus roseus

Gambar 4 Bunga Tapak Dara (Catharanthus roseus)


3. Kunyit (Curcuma domestica Val)
6

Kunyit (Curcuma domestica Val) tumbuh dengan baik di tanah yang tata
pengairannya baik, curah hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan di
tempat yang sedikit terlindung. Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val)
berwarna kuning sampai kuning jingga (Gambar 5). Tanaman Kunyit
(Curcuma domestica Val) ( Curcuma domestica Val.) adalah sejenis tanaman
yang termasuk familia Zingiberaceae, tempat tumbuhnya terutama di pulau
Jawa (Kartasapoetra 1996). Termasuk salah satu  tanaman rempah dan obat,
habitat asli tanaman ini meliputi wilayah asia khususnya asia tenggara.
Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-
Malaysia,Indonesia,Australia bahkan Afrika. Klasifikasi Kunyit (Curcuma
domestica Val) ialah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil
 Ordo : Zingiberales
 Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica vaL.

Gambar 5 Rimpang Kunyit (Curcuma domestica vaL.)

4. Bunga Lily Hujan (zephyranthes) (anonim 2014)


Zephyranthes adalah genus dari sekitar 70 spesies tumbuhan bawang-
bawangan. Tumbuhan ini juga dikenal sebagai bunga lili peri, bunga hujan,
bunga zephyr atau lili hujan. Tanaman ini berasal dari bagian tropis Amerika
selatan dan Amerika utara. Bunganya berbentuk terompet, mempunyai
biasanya enam lembar daun bunga dan menyerupai bunga krokus (Gambar
6). Bunganya muncul biasanya setelah musim hujan datang atau hujan deras,
ini sebabnya bunga ini mendapat julukan lili hujan. Warna bunga yang sering
7

ditemukan adalah merah jambu, kuning dan putih. Walau dengan adanya
hibridisasi bisa ditemukan warna-warna dan corak yang baru. Beberapa jenis
juga memiliki bau harum yang manis dan lembut. Bunga tanaman ini
biasanya hanya bertahan sehari sebelum digantikan bunga yang lain. Daun
tanaman ini bentuknya panjang seperti pita, berwarna hijau tua dan
mengkilap. Klasifikasi bunga Lily hujan (zephyranthes) adalah sebagai
berikut :
Kingdom : plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Amaryllidaceae
Genus : Zepyranthes Herb

Gambar 6 Bunga Lily hujan (Zepyranthes)

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang diperlukan pada percobaan ini ialah bunga kertas


(Bougainvillea glabra Chols.) merah dan ungu, bunga Tapak Dara (Catharanthus
roseus) merah muda, Kunyit (Curcuma domestica Val), bunga Zinnia (zinnia
elegans), bunga Kenikir (Cosmos caudatus), Ubi ungu, etanol 70%, air, asam
asetat (CH3COOH), natrium hidroksida (NaOH), indikator pH universal, double
tip dan kertas Whatman.
Peralatan yang digunakan pada percobaan ini ialah alat-alat gelas, mortar, pisau,
gunting, dan neraca empat lengan.
Lingkup Penelitian
8

Penelitian ini terdiri atas 6 tahap utama yaitu (1) preparasi sampel dan ekstraksi,
(2) preparasi larutan pH, (3) proses penempelan warna, (4) uji pendahuluan, (5)
pembuatan kertas indikator pH universal, dan (6) pengujian kinerja dan
pembuatan peta warna. Parameter pengujian kinerja kertas indikator pH universal
yang dibuat meliputi uji perubahan warna pada berbagai pH, uji ketahanan kertas
terhadap larutan asam dan basa, dan uji pengaruh perekat terhadap larutan pH.
Bagan alir penelitian diperlihatkan pada Gambar 7. Jadwal penelitian dapat dilihat
pada Lampiran 1, Foto kegiatan penelitian terdapat pada Lampiran 2.

Preparasi sampel dan ekstraksi

Preparasi larutan pH

Penempelan warna

Uji pendahuluan

Pembuatan kertas indikator pH universal

Pengujian kinerja dan pembuatan peta warna

Uji Perubahan warna indikatorUji ketahanan kertas Uji pengaruh perekat

Gambar 7 Bagan alir penelitian

Persiapan (preparasi) sampel dan ekstraksi ( Siregar 2014)


9

Bunga-bunga segar, ubi ungu dan Kunyit dicuci hingga bersih. Mahkota bunga
dipisahkan dan dihaluskan dengan mortar. Kunyit dan ubi ungu dikupas,
kemudian dagingnya diiris dan dihaluskan dengan mortar. Sampel yang sudah
halus ditransfer ke Erlenmeyer atau gelas piala dan dicampurkan dengan etanol
70% dengan perbandingan 1:1. Mulut gelas ditutup dengan plastik yang
dikecangkan dengan karet agar etanol tidak menguap. Campuran tersebut dikocok
selama 10 menit dan direndam selama 20 menit. Filtrat dipisahkan dari ampas
menggunakan kertas saring.

Preparasi (persiapan) larutan pH

Larutan pH 14 dibuat dengan NaOH 1M. Ditimbang 4 gram kristal NaOH dan
dilarutkan ke dalam air hingga volumenya 100 mL, untuk memastikan bahwa pH
yang terbentuk adalah 14 digunakan indikator pH universal. Pembuatan larutan
pH 14 hingga pH 8 dilakukan dengan cara pengenceran serial, yaitu dengan
pengenceran 10 mL larutan yang lebih pekat menjadi 100 mL. Larutan yang
terbentuk dicek kembali dengan indikator pH universal. Larutan pH 2 dibuat dari
perasan jeruk nipis. Larutan pH 3 dibuat dari asam cuka biang yang ada di
pasaran. Larutan pH 4-6 dibuat dengan pengenceran larutan induk kemudian
pHnya ditepatkan dengan cara pengecekan menggunakan indikator pH universal.
Air mineral digunakan sebagai larutan pH 7.

Penempelan warna (dying) (Siregar 2014)

Kertas Whatman direndam ke dalam ekstrak selama 24 jam. Setelah itu kertas
diangkat dan di angin-anginkan hingga kering. Kertas yang sudah berwarna
dihindarkan dari sinar matahari langsung.

Uji pendahuluan

Uji pendahuluan dilakukan untuk menyeleksi ekstrak yang baik digunakan


sebagai bahan baku pembuatan indikator universal. Ekstrak tanaman di teteskan
diatas plat tetes, kemudian ditambahkan 2 tetes larutan pH 2-14 dan diamati
perubahan warna yang terjadi. Ekstrak yang menghasilkan perubahan warna yang
cukup nyata dipilih sebagai bahan baku indikator pH universal.

Pembuatan kertas indikator pH universal


10

Kertas yang telah terwarnai dengan ekstrak tanaman yang terpilih pada uji
pendahuluan digunting membentuk persegi panjang. Selanjutnya ditempelkan
menggunakan lem putih (Fox) dan double tip pada kertas Whatman. Setelah
semua kertas dari ekstrak selesai ditempel, kertas digunting secara vertical seperti
model pada Gambar 8.

Gambar 8 Rancangan kertas indikator pH universal yang akan dibuat

Pengujian kinerja dan pembuatan peta warna

Indikator pH universal yang telah dibuat dicelupkan pada larutan pH 2-14. Setelah
itu perubahan warna indikator digunakan untuk pembuatan peta warna.

Pengujian efek perekat terhadap kinerja indikator dilakukan dengan pengamatan


terhadap perubahan warna indikator antara 2 jenis perekat. Selain itu juga diamati
apakah perekat tetap dapat bekerja dengan baik pada berbagai pH.

Pengujian ketahanan kertas indikator dilakukan dengan mengamati ada atau


tidaknya pelunturan warna atau kerusakan kertas setelah dicelupkan pada berbagai
larutan pH.

HASIL DAN PEMBAHASAN


11

Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan dilakukan untuk menyeleksi ekstrak tanaman yang layak


dijadikan sebagai bahan baku indikator universal. Ekstrak tanaman yang
memenuhi kriteria untuk dijadikan indikator ialah ekstrak yang memberikan
perubahan warna yang cukup nyata pada tiap satuan pH. Hal ini memberikan
keuntungan pada saat pengukuran; yaitu menghindari terjadinya kesalahan dan
keragu-raguan pada saat pengukuran pH. Hasil uji pendahuluan sembilan ekstrak
tanaman secara ringkas diperlihatkan pada Tabel 1, dan hasil secara rinci
diperlihatkan pada Lampiran 3.

Tabel 1 Perubahan warna sembilan ekstrak tanaman pada pH 2-14

No Ekstrak tanaman Perubahan warna Keterangan


1 Bunga Kertas (Bougainvillea glabra) ungu muda Cukup nyata dipilih
2 Tapak Dara (Catharanthus roseus) Cukup nyata dipilih
3 Bugenvil (Bougainvillea glabra) orange Tidak teramati Tidak dipilih
4 Kunyit (Curcuma domestica Val) Cukup nyata dipilih
5 Ubi jalar (Ipomoea batatas L) ungu Tidak teramati Tidak dipilih

6 Bunga Bunga kenikir (Cosmos caudatus) Tidak teramati Tidak dipilih


7 Bunga Lily hujan (zephyranthes) ungu Sangat nyata dipilih
8 Bunga Zinnia (zinnia elegans) merah Tidak teramati Tidak dipilih

9 Bunga Kertas (Bougainvillea glabra) merah Cukup nyata dipilih

Berdasarkan Tabel 1, terdapat 5 ekstrak yang memberikan perubahan warna yang


cukup nyata, yaitu bunga Kertas (Bougainvillea glabra) ungu muda, Tapak Dara
(Catharanthus roseus), Kunyit (Curcuma domestica Val), Bunga Lily hujan
(zephyranthes) ungu, dan Bunga Kertas (Bougainvillea glabra) merah. Dengan
demikian kelima ekstrak tersebut dipilih sebagai bahan baku pembuatan indikator
pH universal.

Perubahan warna yang sangat nyata diperlihatkan oleh ekstrak bunga Lily hujan
(zephyranthes) ungu yang memperlihatkan warna yang berbeda-beda pada tiap
satuan pH (Lampiran 1). Sedangkan Ekstrak bunga Kertas (Bougainvillea glabra)
orange, bunga Kenikir (Cosmos caudatus), bunga Zinnia (zinnia elegans) merah
dan ekstrak Ubi ungu tidak memberikan perubahan warna yang nyata. Hal ini
12

dikarenakan kandungan antosianin yang berbeda pada tiap-tiap tanaman


mempunyai ketahanan yang berbeda pula terhadap asam dan basa. Masing-masing
tumbuhan penghasil warna mempunyai karakter warna tertentu pada setiap
perubahan pH. Selain itu, proses ekstraksi juga mempengaruhi trayek indikator
yang dihasilkan. Pelarut pengekstrak yang berbeda akan menghasilkan trayek
indikator yang berbeda pula (Marwati 2014)

Kinerja kertas indikator pH universal berbasis tanaman

Uji perubahan warna indikator pada berbagai pH

Indikator pH universal yang dibuat pada penelitian ini diperlihatkan pada


Gambar 9. Perubahan warna yang dihasilkan oleh indikator tersebut
diperlihatkan pada Gambar 10.

Gambar 9 Indikator pH universal berbahan baku tanaman

Gambar 10 Perubahan warna indikator pada pH 2-14

Salah satu kriteria indikator pH universal yang baik ialah memberikan


perubahan warna yang terlihat jelas (berbeda) pada tiap satuan pH. Hal ini
berfungsi untuk menghindari adanya keragu-raguan dan kesalahan pada
pengukuran pH. Berdasarkan Gambar 3, dapat diketahui bahwa indikator pH
universal yang dibuat memberikan perubahan warna yang dapat dibedakan
13

pada setiap satuan pH. Meskipun ekstrak bunga Lily hujan (zephyranthes)
ungu, bunga Kertas (Bougainvillea glabra) ungu dan merah memberikan
perubahan warna yang hampir sama pada pH 4 dan 5, namun perbedaan pH 4
dan 5 tetap dapat diidentifikasi dengan adanya perubahan warna yang cukup
nyata pada 2 ekstrak yang lain yaitu ekstrak Tapak dara (Catharanthus
roseus) dan Kunyit (Curcuma domestica Val). Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa indikator pH universal yang dibuat telah berhasil untuk
membedakan pH 2-14.

Uji Pengaruh Perekat terhadap Hasil Pengukuran pH

Perekat yang digunakan dalam pembuatan indikator universal diharapkan


tidak bereaksi dengan larutan pH. Hal ini dikarenakan reaksi antara perekat
dengan larutan pH dapat memengaruhi pengukuran sehingga menyebabkan
terjadinya kesalahan. Hasil pengujian indikator yang dibuat dengan dua jenis
perekat diperlihatkan pada Gambar 11.

(a) (b)
Gambar 11 Hasil pengukuran dengan indikator pH universal dengan perekat
lem putih (a) dan double tip (b)

Pengukuran dengan indikator pH yang menggunakan perekat lem putih


(Gambar 11a) dan double tip (11b) memberikan perubahan warna yang sama.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa kedua jenis perekat tidak memberikan
pengaruh terhadap hasil pengukuran. Kedua perekat tidak bereaksi dengan
larutan pH sehingga kedua-duanya baik digunakan untuk pembuatan indikator
pH universal.

Uji Ketahanan Kertas Indikator pH Universal terhadap Asam dan Basa


14

Kertas yang digunakan pada penelitian ini ialah kertas saring Whatman. Daya
tahan kertas perlu diuji untuk memastikan bahwa kertas yang digunakan tidak
rusak pada berbagai pH. Hasil uji ketahanan kertas indikator diperlihatkan
pada Gambar 12.

Gambar 12 Hasil uji ketahanan kertas indikator pH universal terhadap larutan


pH 2-14

Berdasarkan Gambar 12, kertas indikator tidak rusak dan luntur pada pH 2
hingga 11, namun terjadi pelunturan warna pada pH tinggi, yaitu pada pH 12-
14. Pelunturan warna terjadi karena antosianin relatif stabil pada suasana
asam namun tidak stabil dalam suasana basa (Hayati et al. 2012; Santoni et al.
2013).

Kajian Kertas Indikator pH Universal Berbasis Tanaman Indonesia dari


Aspek Ekonomi

Ditinjau dari aspek ekonomi, kertas indikator pH universal berbahan baku


tanaman yang dibuat pada penelitian ini sangat menguntungkan. Kertas indikator
pH universal yang dibuat lebih ekonomis dibandingkan dengan indikator impor.
Hal ini dikarenakan bahan baku yang digunakan cukup murah yaitu tanaman di
sekitar lingkungan yang sangat mudah diperoleh, pelarut yang digunakan dan
bahan baku penunjang lainnya juga cukup murah. Selain itu, cara pembuatannya
pun sangat sederhana tidak membutuhkan biaya yang mahal dan proses yang
rumit.

Indikator universal berbahan baku tanaman Indonesia memiliki prospek yang


sangat menjanjikan untuk dikembangkan dalam skala industri. Bahan baku cukup
tersedia dan kebutuhan akan indikator dalam negeri yang cukup tinggi berpeluang
15

memberikan pangsa pasar yang besar. Hal ini tentu saja secara otomatis dapat
menekan jumlah impor indikator universal dari luar negeri sehingga kita tidak lagi
bergantung terhadap impor.

SIMPULAN

Kertas indikator pH universal berbahan baku tanaman Indonesia telah berhasil dibuat.
Indikator pH universal yang dibuat dapat membedakan pH 2 hingga 14. Perekat yang
digunakan tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja indikator. Kertas indikator
memiliki ketahanan yang baik pada pH 2-11 namun ketahanannya kurang baik pada
pH 12-14. Ditinjau dari aspek ekonomi, indikator pH universal yang dibuat lebih
ekonomis dibandingkan indikator impor.

SARAN

Indikator universal dari tanaman Indonesia ini sangat baik untuk dikembangkan,
namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui daya tahan indikator
terhadap lama penyimpanan dan kondisi penyimpanan. Selain itu, juga perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari bahan baku kertas yang lebih tahan
dibandingkan kertas Whatman.

DAFTAR PUSTAKA
16

Anonim. 2014. Bunga Tapak Dara (Catharanthus roseus) [internet]. [diakses


2014 agus 2]. Tersedia pada: http://wp.me/PAGTl-vg.

Anonim. 2014. Klasifikasi Tanaman [internet]. [diakses 2014 agus 3]. Tersedia
pada : http://klasifikasitanaman.blogspot.com.

Anonim. 2014. Zepyranthes [internet]. [diakses 2014 agus 2]. Tersedia pada:
http://id.wikipedia.org/wiki/Zephyranthes.

Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Nasional. 2014. Country Profile:


Keanekaragaman Hayati [internet]. [diakses Agus 1 2014]. Tersedia pada:
http://bk.menlh.go.id.

Harborne J B. 1996. Metode Fitokimia Penuntun Cara Menganalisis


Tumbuhan.Terjemahan Padmawiyata K dan Soediro I. Bandung: ITB.

Hayati E K, Budi U S, Hermawan R. 2012. Konsentrasi Total Senyawa


Antosianin Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) :
Pengaruh Temperatur dan pH. J Kimia. 6 (2) : 138-147.

Lee R J, Riley R, Merril. 2001. Keanekaragaman Hayati dan Konservasi di


Sulawesi Bagian Utara. Jakarta: WCS-IP dan NRM.

Marwati S. 2010. Kajian Penggunaan Ekstrak Kubis Ungu (Brassica oleracea L)


sebagai Indikator Alami Titrasi Asam Basa. Prosiding Seminar Nasional
Kimia Yogyakarta 30 oktober 2010. Yogyakarta : FMIPA UNY.

Mulyono HAM. 2006. Kamus Kimia. Bandung: Bumi Aksara.

Santoni A, Darwis D dan Syahri S. 2013. Isolasi Antosianin dari Buah Pucuk
Merah (syzygium campanulatum korth.) Serta Pengujian Antioksidan dan
Aplikasi sebagai Pewarna Alami. Prosiding Seminar Nasional Kimia
2013. Padang: Kimia FMIPA UNAND.

Siregar Y. 2014. Pembuatan Kertas Indikator Asam Basa dari Bunga Kembang
Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.). Laporan Penelitian. Program Studi
Kimia FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
17

Syelvia D, Kartika M, Manpaki S J. 2011. Penentuan Tayek pH Berbagai


Indikator Alam. Karya ilmiah remaja SMAN 1 Bengkulu Selatan.
[internet].(diunduh Agus 5 2011).Tersedia pada:
http://kerabatpenpalsblogspot.com
18

LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian


Kegiatan Juli (minggu ke-)
1 2 3 4
Studi literatur
Preparasi bahan dan larutan pH
Pembuatan kertas indikator
Pengujian kinerja
Pembuatan makalah

Lampiran 2 Foto kegiatan penelitian

Preparasi sampel

Preparasi larutan pH

Uji pendahuluan

Pembuatan indikator pH universal dan pengujian kinerja


19

Lampiran 3 Hasil Uji Pendahuluan


NO Ekstrak Perubahan warna pada pH keterangan
tanaman 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Bugenvil Merah Merah Merah Merah Merah Merah muda Merah muda Merah Merah Merah Orange cokelat(++++) Kuning dipilih
ungu muda (++ muda muda muda muda keunguan (++) keunguan (++ muda muda muda (+++) (++++)
muda ++) (+++) (++) (+) keunguan +) keungua kekuningan kekuningan
(+) n (+++) )
(++++) (++++)
2 Tapak Merah Merah Merah Merah Merah Merah Merah Abu-abu Abu-abu (+ abu-abu (++ Abu-abu Hijau (+++++) Kuning dipilih
Dara keunguan keungua keunguan keunguan keoklatan kecoklatan (+++ kecoklatan (++ (++++) +++) +++) kehijauan muda
(++++) n (+++++) (++++++) (++++++) (++++++) ++++) ++++++) (++++)
3 Bugenvil orange orange orange orange orange orange orange orange orange orange orange cokelat hijau Tidak
orange dipilih
4 kunyit Orange Orange Orange Orange Orange Orange(+++++) Orange Orange Orange Orange Coklat Coklat (++++) Coklat dipilih
(+) (++) (+++) (++++) (++++) (+++++) (++++++) kecoklatan kecoklatan (+++) (++++++
(+++) (++++) +)
5 Ubi jalar cokelat cokelat cokelat cokelat cokelat cokelat cokelat cokelat Cokelat cokelat cokelat cokelt Cokelat Tidak
ungu tua dipilih
6 Bunga kuning kuning kuning kuning kuning kuning kuning kuning kuning kuning kuning kuning kuning Tidak
kenikir dipilih
7 Bunga Merah Merah Merah Merah Ungu Ungu muda (++ Ungu muda (+ Ungu Abu-abu Abu-abu hijau Hijau kuning dipilih
bawang- muda (++ muda (++ muda muda (++) muda (++) +) +++) muda (++ kebiruan kecoklatan
bawanga +++) ++) (+++) +++)
n ungu
8 Bunga cokelat cokelat cokelat colkelat cokelat cokelat cokelat cokelat cokelat cokelat cokelat cokelat cokelat Tidak
zinnia dipilih
merah
9 Bunga Merah Merah Merah Merah Merah Merah Merah Merah Merahkeco Merah Cokelat Cokelat Cokelat dipilih
bugenvil tua (++++++ (++++++) (+++++) (++++) (+++) (++) (+) klatan (++ kecoklatan( (++) (+++) (++++)
merah +) +) +++)
1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Niara Sari Sevania Simarmata


Tempat/Tgl Lahir : Medan, 29 Januari 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Pondok Gelugur
Telpon : 081362019139
Telpon Sekolah : 081365400426
Email :-
Email Sekolah : sudar_mono66@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan
- SDN 011 Pondok Gelugur
- SMP N 1 Sungai Lala

Prestasi yang pernah diraih


- Juara Umum 1 SMP N 1 Sei Lala
- Peserta Olimpiade matematika SD tingkat kabupaten
- Peserta Olimpiade IPS SMP tingkat kabupaten
- Peserta Workshop KIR Depdikbud Riau 2013
- Pemenang LPIR tingkat propinsi Riau

Mengetahui,
Kepala SMPN 1 Sungai Lala Guru Pembimbing

SUDARMONO, M.Pd RUKANA, S.Pd.ind


NIP. 19720405 199903 1 002 NIP.19640605 198512 2001

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


2

Nama : Siska Afriani


Tempat/Tanggal Lahir : Sungai Lala, 22 April 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Pertiwi Pasar Sei Lala
Telpon : 085271340760
Email :-

Riwayat Pendidikan
- SDN 002 Pasar Sungai Lala
- SMP N 1 Sungai Lala

Prestasi yang pernah diraih


- Juara I lomba story telling tingkat kecamatan
- Peserta Olimpiade SD tingkat Kabupaten
- Pemenang LPIR tingkat Propinsi Riau

Mengetahui,
Kepala SMPN 1 Sungai Lala Guru Pembimbing

SUDARMONO, M.Pd RUKANA, S.Pd.ind


NIP. 19720405 199903 1 002 NIP.19640605 198512 2001

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


3

Nama : Rodiah Rabi’ah Al-Adawiyah


Tempat/Tgl Lahir : Air Putih, 12 april 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat rumah : Air Putih
Telepon : 082381657552
E-mail :-

Riwayat pendidikan :
 SDN 010 AIR PUTIH
 SMPN 01 SUNGAI LALA

Prestasi yang pernah diraih


 Juara umum 3 SMPN 01 SUNGAI LALA
 Juara 2 OLIMPIADE SAINS SD TINGKAT KABUPATEN
 Peserta olimpiade matematika tingkat kabupaten
 Pemenang LPIR tingkat propinsi Riau

Mengetahui,
Kepala SMPN 1 Sungai Lala Guru Pembimbing

SUDARMONO, M.Pd RUKANA, S.Pd.ind


NIP. 19720405 199903 1 002 NIP.19640605 198512 2001

Anda mungkin juga menyukai