SISKA AFRIANI
KATA PENGANTAR
iii
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-NYA
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul Pemanfaatan
Tanaman Indonesia Sebagai Bahan Baku Pembuatan Indikator pH Univesal
Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2014 di SMP N 1 Sungai Lala, Indragiri
Hulu, Riau.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rukana, S.Pd. Ind sebagai guru
pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan pihak sekolah yang
telah memberikan bantuan moril maupun materil untuk kelancaran penelitian.
Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah.
Meskipun karya tulis ini telah selesai digarap, penulis yakin masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu penulis mohon kritikan dan saran dari semua pihak.
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR iv
v
DAFTAR LAMPIRAN iv
ABSTRAK v
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
TELAAH PUSTAKA 2
Asam dan Basa 2
Indikator pH universal 3
Indikator Alami 3
BAHAN DAN METODE 7
Bahan dan Alat 7
Lingkup Penelitian 8
Persiapan (preparasi) sampel dan ekstraksi 8
Preparasi larutan pH 9
Penempelan warna (dying) 9
Uji pendahuluan 9
Pembuatan kertas indikator pH universal 9
Pengujian kinerja dan pembuatan peta warna 10
HASIL DAN PEMBAHASAN 11
Uji Pendahuluan 11
Kinerja kertas indikator pH universal Berbasis tanaman 12
Kajian Kertas Indikator pH Universal Berbasis Tanaman
Indonesia dari Aspek Ekonomi 14
SIMPULAN DAN SARAN 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 18
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 20
DAFTAR GAMBAR
1 Indikator Universal 3
2 Struktur kimia dua bentuk antosianin yang berubah warna pada setiap
vi
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kertas indikator pH universal saat ini masih diperoleh dengan cara impor. Kertas
indikator pH universal impor harganya relatif mahal dan ketersediaannya di
pasaran cukup langka, terutama di daerah pedesaan. Oleh karena itu, diperlukan
indikator pH universal alternatif yang murah dan mudah diperoleh.
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi yaitu lebih dari
38.000 spesies tumbuhan yang diprediksi setara dengan 60% dari jumlah spesies
tumbuhan di dunia (Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Nasional 2014). Selain
itu Indonesia juga diklaim merupakan negara dengan kekayaan hayati terbesar
nomor dua di dunia setelah Brazil (Lee et al. 2001). Dengan potensi
megabiodiversitas yang di miliki, sebenarnya Indonesia mempunyai peluang yang
sangat besar untuk pengembangan indikator universal secara mandiri. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak pigmen tumbuh-tumbuhan dapat berubah
warna pada kondisi asam maupun basa sehingga dapat dijadikan sebagai indikator
alami (Marwati 2010; Syelvia et al. 2011; Siregar 2014).
kuantitatif dengan memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar sebagai bahan baku
indikator. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
alternatif pemanfaatan tanaman lokal yang banyak di sekitar kita dalam
pembuatan kertas indikator pH universal dan mengurangi ketergantungan
terhadap produk impor.
Tujuan penelitian
TELAAH PUSTAKA
Kata asam berasal dari bahasa latin, yaitu acidus yang berarti masam. Secara
kimia, asam diartikan senyawa yang menghasilkan ion hidrogen (H+) ketika larut
dalam pelarut (biasanya air). Senyawa asam sering kita temukan sehari-hari,
misalnya dalam buah-buahan, produk makanan atau minuman, bahkan di dalam
lambung kita yaitu asam lambung (HCl). Secara umum asam memiliki sifat
sebagai berikut : (1) mempunyai rasa masam (2) reaktif terhadap logam (3) dapat
menghantarkan listrik dan (4) memerahkan kertas lakmus (Mulyono 2006).
Kata basa berasal dari bahasa Arab yaitu Alkali yang berarti abu. Dalam kimia,
basa didefinisikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-)
ketika larut dalam pelarut air. Basa banyak digunakan dalam bahan pembersih,
misalnya detergen, sabun mandi, dan pasta gigi. Basa memiliki sifat : (1)
mempunyai rasa pahit (2) licin jika dipegang (3) dapat melukai kulit karena
bersifat kaustik (4) membirukan kertas lakmus (5) dapat menghantarkan listrik.
Asam dan basa dapat dibedakan menjadi lemah dan kuat berdasarkan tingkat
ionisasinya dalam larutan. Asam kuat dan basa kuat akan terionisasi sempurna
dalam larutan sedangkan asam lemah dan basa lemah hanya akan terionisasi
sebagian dalam larutannya. Asam yang terionisasi menghasilkan ion hidrogen
[H+] sedangkan basa yang terionisasi menghasilkan ion hidroksida [OH-]. Jika
konsentrasi [H+] lebih besar daripada [OH-], maka zat tersebut bersifat asam,
3
yaitu nilai pH (potential hydrogen) kurang dari 7. Apabila konsentrasi [OH -] lebih
besar daripada [H+], maka material tersebut bersifat basa, yaitu dengan nilai pH
lebih dari 7. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu zat dikatakan bersifat asam jika
pH<7 dan dikatakan basa jika pH >7 (Mulyono 2006)
Indikator pH Universal
Indikator asam basa adalah alat yang digunakan untuk mengetahui sifat asam dan
basa dari suatu larutan ( Mulyono 2006). Ada beberapa jenis indikator yang dapat
digunakan untuk membedakan sifat asam basa, antara lain kertas lakmus, pH
meter, indikator alami, dan indikator universal.
Indikator Alami
Indikator alami merupakan indikator yang berasal dari ekstrak pigmen tumbuhan.
Pigmen tersebut adalah antosianin. Antosianin berasal dari gabungan kata
Yunani:anthos = "bunga", dan cyanos = "biru" adalah pigmen larut air yang
secara alami terdapat pada berbagai jenis tumbuhan. Sesuai namanya, pigmen ini
memberikan warna pada bunga, buah, dan daun tumbuhan hijau. Warna diberikan
oleh antosianin berkat susunan ikatan rangkap terkonjugasinya yang panjang,
sehingga mampu menyerap cahaya pada rentang cahaya tampak (Harborne 1996).
Warna yang ditimbulkan oleh antosianin tergantung dari tingkat keasaman (pH)
lingkungan sekitar sehingga pigmen ini dapat dijadikan sebagai indikator pH.
4
Warna yang ditimbulkan adalah merah (pH 1), biru kemerahan (pH 4), ungu (pH
6), biru (pH 8), hijau (pH 12), dan kuning (pH 13). Mekanisme perubahan
senyawa antosianin pada setiap perubahan pH dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Struktur kimia dua bentuk antosianin yang berubah warna pada setiap
perubahan pH (Marwati 2014)
Gambar 2 menunjukkan bahwa untuk reaksi pada pH yang semakin tinggi maka
antosianin berada dalam kondisi terion sedangkan pada pH yang semakin kecil
maka antosianin berada dalam kondisi netral. Gugus R dan R’ menunjukkan
terjadinya pembentukan turunan dari antosianin (Harborne 1996). Beberapa
tanaman berbunga dapat dijadikan sebagai indikator alami. Berikut ini ialah
tanaman yang digunakan sebagai indikator pada percobaan.
Divisi: Spermatophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Garyophy Hales
Suku: Nyctaginaceae
Jenis: Bougainvillea glabra Chols.
Kunyit (Curcuma domestica Val) tumbuh dengan baik di tanah yang tata
pengairannya baik, curah hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan di
tempat yang sedikit terlindung. Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val)
berwarna kuning sampai kuning jingga (Gambar 5). Tanaman Kunyit
(Curcuma domestica Val) ( Curcuma domestica Val.) adalah sejenis tanaman
yang termasuk familia Zingiberaceae, tempat tumbuhnya terutama di pulau
Jawa (Kartasapoetra 1996). Termasuk salah satu tanaman rempah dan obat,
habitat asli tanaman ini meliputi wilayah asia khususnya asia tenggara.
Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-
Malaysia,Indonesia,Australia bahkan Afrika. Klasifikasi Kunyit (Curcuma
domestica Val) ialah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica vaL.
ditemukan adalah merah jambu, kuning dan putih. Walau dengan adanya
hibridisasi bisa ditemukan warna-warna dan corak yang baru. Beberapa jenis
juga memiliki bau harum yang manis dan lembut. Bunga tanaman ini
biasanya hanya bertahan sehari sebelum digantikan bunga yang lain. Daun
tanaman ini bentuknya panjang seperti pita, berwarna hijau tua dan
mengkilap. Klasifikasi bunga Lily hujan (zephyranthes) adalah sebagai
berikut :
Kingdom : plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Amaryllidaceae
Genus : Zepyranthes Herb
Penelitian ini terdiri atas 6 tahap utama yaitu (1) preparasi sampel dan ekstraksi,
(2) preparasi larutan pH, (3) proses penempelan warna, (4) uji pendahuluan, (5)
pembuatan kertas indikator pH universal, dan (6) pengujian kinerja dan
pembuatan peta warna. Parameter pengujian kinerja kertas indikator pH universal
yang dibuat meliputi uji perubahan warna pada berbagai pH, uji ketahanan kertas
terhadap larutan asam dan basa, dan uji pengaruh perekat terhadap larutan pH.
Bagan alir penelitian diperlihatkan pada Gambar 7. Jadwal penelitian dapat dilihat
pada Lampiran 1, Foto kegiatan penelitian terdapat pada Lampiran 2.
Preparasi larutan pH
Penempelan warna
Uji pendahuluan
Bunga-bunga segar, ubi ungu dan Kunyit dicuci hingga bersih. Mahkota bunga
dipisahkan dan dihaluskan dengan mortar. Kunyit dan ubi ungu dikupas,
kemudian dagingnya diiris dan dihaluskan dengan mortar. Sampel yang sudah
halus ditransfer ke Erlenmeyer atau gelas piala dan dicampurkan dengan etanol
70% dengan perbandingan 1:1. Mulut gelas ditutup dengan plastik yang
dikecangkan dengan karet agar etanol tidak menguap. Campuran tersebut dikocok
selama 10 menit dan direndam selama 20 menit. Filtrat dipisahkan dari ampas
menggunakan kertas saring.
Larutan pH 14 dibuat dengan NaOH 1M. Ditimbang 4 gram kristal NaOH dan
dilarutkan ke dalam air hingga volumenya 100 mL, untuk memastikan bahwa pH
yang terbentuk adalah 14 digunakan indikator pH universal. Pembuatan larutan
pH 14 hingga pH 8 dilakukan dengan cara pengenceran serial, yaitu dengan
pengenceran 10 mL larutan yang lebih pekat menjadi 100 mL. Larutan yang
terbentuk dicek kembali dengan indikator pH universal. Larutan pH 2 dibuat dari
perasan jeruk nipis. Larutan pH 3 dibuat dari asam cuka biang yang ada di
pasaran. Larutan pH 4-6 dibuat dengan pengenceran larutan induk kemudian
pHnya ditepatkan dengan cara pengecekan menggunakan indikator pH universal.
Air mineral digunakan sebagai larutan pH 7.
Kertas Whatman direndam ke dalam ekstrak selama 24 jam. Setelah itu kertas
diangkat dan di angin-anginkan hingga kering. Kertas yang sudah berwarna
dihindarkan dari sinar matahari langsung.
Uji pendahuluan
Kertas yang telah terwarnai dengan ekstrak tanaman yang terpilih pada uji
pendahuluan digunting membentuk persegi panjang. Selanjutnya ditempelkan
menggunakan lem putih (Fox) dan double tip pada kertas Whatman. Setelah
semua kertas dari ekstrak selesai ditempel, kertas digunting secara vertical seperti
model pada Gambar 8.
Indikator pH universal yang telah dibuat dicelupkan pada larutan pH 2-14. Setelah
itu perubahan warna indikator digunakan untuk pembuatan peta warna.
Uji Pendahuluan
Perubahan warna yang sangat nyata diperlihatkan oleh ekstrak bunga Lily hujan
(zephyranthes) ungu yang memperlihatkan warna yang berbeda-beda pada tiap
satuan pH (Lampiran 1). Sedangkan Ekstrak bunga Kertas (Bougainvillea glabra)
orange, bunga Kenikir (Cosmos caudatus), bunga Zinnia (zinnia elegans) merah
dan ekstrak Ubi ungu tidak memberikan perubahan warna yang nyata. Hal ini
12
pada setiap satuan pH. Meskipun ekstrak bunga Lily hujan (zephyranthes)
ungu, bunga Kertas (Bougainvillea glabra) ungu dan merah memberikan
perubahan warna yang hampir sama pada pH 4 dan 5, namun perbedaan pH 4
dan 5 tetap dapat diidentifikasi dengan adanya perubahan warna yang cukup
nyata pada 2 ekstrak yang lain yaitu ekstrak Tapak dara (Catharanthus
roseus) dan Kunyit (Curcuma domestica Val). Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa indikator pH universal yang dibuat telah berhasil untuk
membedakan pH 2-14.
(a) (b)
Gambar 11 Hasil pengukuran dengan indikator pH universal dengan perekat
lem putih (a) dan double tip (b)
Kertas yang digunakan pada penelitian ini ialah kertas saring Whatman. Daya
tahan kertas perlu diuji untuk memastikan bahwa kertas yang digunakan tidak
rusak pada berbagai pH. Hasil uji ketahanan kertas indikator diperlihatkan
pada Gambar 12.
Berdasarkan Gambar 12, kertas indikator tidak rusak dan luntur pada pH 2
hingga 11, namun terjadi pelunturan warna pada pH tinggi, yaitu pada pH 12-
14. Pelunturan warna terjadi karena antosianin relatif stabil pada suasana
asam namun tidak stabil dalam suasana basa (Hayati et al. 2012; Santoni et al.
2013).
memberikan pangsa pasar yang besar. Hal ini tentu saja secara otomatis dapat
menekan jumlah impor indikator universal dari luar negeri sehingga kita tidak lagi
bergantung terhadap impor.
SIMPULAN
Kertas indikator pH universal berbahan baku tanaman Indonesia telah berhasil dibuat.
Indikator pH universal yang dibuat dapat membedakan pH 2 hingga 14. Perekat yang
digunakan tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja indikator. Kertas indikator
memiliki ketahanan yang baik pada pH 2-11 namun ketahanannya kurang baik pada
pH 12-14. Ditinjau dari aspek ekonomi, indikator pH universal yang dibuat lebih
ekonomis dibandingkan indikator impor.
SARAN
Indikator universal dari tanaman Indonesia ini sangat baik untuk dikembangkan,
namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui daya tahan indikator
terhadap lama penyimpanan dan kondisi penyimpanan. Selain itu, juga perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari bahan baku kertas yang lebih tahan
dibandingkan kertas Whatman.
DAFTAR PUSTAKA
16
Anonim. 2014. Klasifikasi Tanaman [internet]. [diakses 2014 agus 3]. Tersedia
pada : http://klasifikasitanaman.blogspot.com.
Anonim. 2014. Zepyranthes [internet]. [diakses 2014 agus 2]. Tersedia pada:
http://id.wikipedia.org/wiki/Zephyranthes.
Santoni A, Darwis D dan Syahri S. 2013. Isolasi Antosianin dari Buah Pucuk
Merah (syzygium campanulatum korth.) Serta Pengujian Antioksidan dan
Aplikasi sebagai Pewarna Alami. Prosiding Seminar Nasional Kimia
2013. Padang: Kimia FMIPA UNAND.
Siregar Y. 2014. Pembuatan Kertas Indikator Asam Basa dari Bunga Kembang
Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.). Laporan Penelitian. Program Studi
Kimia FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
17
LAMPIRAN
Preparasi sampel
Preparasi larutan pH
Uji pendahuluan
Riwayat Pendidikan
- SDN 011 Pondok Gelugur
- SMP N 1 Sungai Lala
Mengetahui,
Kepala SMPN 1 Sungai Lala Guru Pembimbing
Riwayat Pendidikan
- SDN 002 Pasar Sungai Lala
- SMP N 1 Sungai Lala
Mengetahui,
Kepala SMPN 1 Sungai Lala Guru Pembimbing
Riwayat pendidikan :
SDN 010 AIR PUTIH
SMPN 01 SUNGAI LALA
Mengetahui,
Kepala SMPN 1 Sungai Lala Guru Pembimbing