dengan itu, pada teori tindakan sosial yang dikemukakan oleh Max
Strategi Interaksi
Narwoko (2007: 15), menyatakan masalah sosiologi bukan sematamata mengapa sesuatu
tidak beres dari pandangan orang awam
diri manusia. Jika kita analisis bahwa wujud benda bersifat abstrak
atau tidak nyata atau tidak kelihatan oleh manusia. Akan tetapi,
kekuatan itu yang mengatur dan berkuasa atas dunia, serta bisa
tetapi, tidak semua sumber daya alam dapat terpenuhi dengan baik
E. Perubahan Sosial
gejala perubahan sosial dan perubahan sosial yang terjadi tidak saja
Menurut Farley (1990: 626) dalam Sztompka (2004: 5), bahwa perubahan sosial
merupakan perubahan kepada pola perilaku,
2005: 62).
Immanent Change
salah satu kategori dalam perubahan sosial, yaitu perubahan sosialyang berasal dalam
sistem itu sendiri dengan sedikit atau tanpa
dipengaruhi oleh faktor dari luar atau dari pihak luar. Secara tidak
Kategori dalam menganalisis perubahan sosial tidak saja dialokasikan dua yang
telah kita bicarakan di atas melainkan, kita
adanya faktor atau ide serta gagasan yang baru dari luar yang
perubahan
BAB 3
dua faktor baik dari dalam maupun faktor dari luar masyarakat itu
belum ada dijumpai selama hidup mereka. Hal ini biasanya mereka
depan.
semakin cemas.
BAB 4
PERUBAHAN SOSIAL
Kondisi dan situasi yang dialami masyarakat miskin sematamata untuk memenuhi
kebutuhan dasar. Perubahan alat pada
menjadikan hubungan kerja semakin jauh serta terkikisnya nilainilai gotong royong,
saling membantu antara satu dengan yang
oleh tidak adanya pengalaman hidup untuk menyingkapi namanya yang modernisasi. Ada
beberapa bentuk korban perubahan yang terjadi pada masyarakat pedesaan yaitu.
Korban Kebijakan
Masalah masyarakat perdesaan saat ini masih menjadi topik pembicaraan dalam mencapai
sebuah tujuan. Tidak saja masalah infrastruktur melainkan terjadi masalah struktur dan
suprastruktur dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Masalah pembangunan juga menjadi hal
pembicaraan yang hangat pada kalangan masyarakat perdesaan. Kondisi dan situasi ini yang
menjadikan permasalahan untuk mencapai sebuah tujuan.
Korban Alat
Korban perubahan yang kedua adalah korban alat. Makna alat tentunya setiap individu dan
disiplin ilmu lainnya mempunyai makna dan pengertian yang kompleks dalam menyebutkan
makna dari pada alat. Orang mengatakan alat itu benda yang dapat membantu untuk bekerja.
Dengan alat yang mewah dan canggih tentunya membawa perubahan untuk mencapai sebuah
tujuan. DalamDalam kehidupan kita sehari-hari, makna alat diartikan sebagai benda yang
secara tidak langsung membawa fungsi dan memudahkan dalam melakukan aktivitas.
Misalnya, jika dalam bekerja ada alat yang namanya cangkul, sabit, parang dan sebagainya.
Pada pekerjaan kantor kita mengenal alat seperti komputer untuk memudahkan dalam
bekerja, mesin printer, perforator, dan sebagainya. Pemahaman ini mengambarkan bahwaalat
berbentuk benda dan dapat berfungsi dalam bekerja.
Korban perubahan yang ketiga adalah perubahan kepada gaya hidup. Menurut Suyanto
(2013) dalam Irwan (2015), bahwa gaya hidup pada masyarakat disebut dunia modern atau
dunia modernitas yang mengambarkan bahwa aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari-
sebagai identitas kelompok. Gaya hidup dalam kehidupan sehari-hari tidak sama antara satu
dengan yang lain. Artinya, tidak semua orang memiliki gaya hidup yang sama antara satu
dengan yang lain atau kelompok yang satu dengan yang lain. Melainkan setiap individu atau
masyarakat memiliki gaya hidup yang berbeda sesuai dengan maparan yang mereka miliki.
BAB 5
KonsepKonsep Kemiskinan
Dalam ilmu sosial para ahli melihat kemiskinan dalam dua paradigma, pertama apa yang
dikenal dengan kemiskinan kultural, kedua adalah apa yang disebut dengan kemiskinan
struktural. KemiskinanKemiskinan kultural melihat bahwa kemiskinan disebabkan oleh faktor
yang berhubungan dengan budaya masyarakat itu sendiri, sedangkan kemiskinan struktural
melihat, bahwa kemiskinan disebabkan oleh faktor di luar individu, di mana ada situasi yang
menyebabkan orang menjadi miskin berhubungan dengan aturan atau kebijakan.
Menurut para ahli faktor kegagalan program pengentasan kemiskinan di Indonesia karena
kegiatannya banyak bersifat bantuan sosial. Masyarakat miskin tidak banyak diarahkan
meningkatkan produktivitas kerja dan kemandirian. Akibatnya, tidak banyak terjadi
pemberdayaan masyarakat, tetapi justru ketergantungan.
Menentukan Keluarga MiskinMenentukan sasaran keluarga miskin salah satu problema yang
terjadi di Nagari Pariangan, karena metode penetapan selama ini dianggap bersifat top down,
sehingga banyak keluarga miskin yang ditetapkan, dianggap tidak tepat sasaran.
Berbasis Jorong
Pengentasan kemiskinan membutuhkan kepedulian dan perhatian yang serius dari badan yang
menjadi pelopor pengentasan kemiskinan. Untuk itu rentang kendali menjadi perlu
diperhatikan.
Pemerintah nagari terdiri dari wali nagari, sekretaris, bendahara, bidang pemerintahan, bidang
pembangunan, dan bidang kesejahteraan. Masing-masing bidang mempunyai tugas masing-
masing, walau pada prinsipnya mereka adalah satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Zakat merupakan sebuah potensi sumber dana yang dapat digali untuk program pengentasan
kemiskinan. Bila semua orang yang punya kewajiban mengeluarkan zakat memang
mengeluarkan zakat, maka sumber dana yang masuk sangat memadai untuk pengentasan
kemiskinan.
BAB 6
Memahami lebih dalam kelembagaan yang ada di nagaribadalah salah satu langkah
menelusuri keberadaan dan fungsinyabuntuk mendapatkan gambaran peran dan fungsi yang
diperankan lembaga tersebut selama ini. Banyak kelembagaan yang masih adabdi nagari,
baik kelembagaan formal maupun informal. KelembagaanKelembagaan formal yang
dimaksud disini adalah kelembagaan yang dibentuk berdasarkan peraturan daerah dan wajib
adanya .
Kerapatan Adat Nagari (KAN) adalah lembaga berhimpunnya para ninik mamak kaum di
sebuah nagari yang memiliki struktur organisasi hampir sama di setiap nagari
Ninik Mamak
Ninik mamak adalah penghulu suatu kaum yang dipilih oleh kaum atau suku masing-masing
di nagari berdasarkan garis pusakanya. Ninik mamak adalah salah Pemilihan ninik mamak ini
juga berbeda dalam setiap kaum, bagi kaum yang menganut kelarasan Koto Piliang biasanya
pengganti seorang penghulu telah ditentukan semenjak penghulu bersangkutan masih hidup,
biasanya setelah seorang penghulu memasuki usia senja.
Badan ini adalah salah satu kelembagaan yang dibentuk saat diberlakukannya program
kembali ke pemerintahan nagari di Sumatera Barat sebagai implikasi penerapan peraturan
daerah tentang pemerintahan nagari yang merujuk pada Undang-undang .
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dalam peraturan daerah Sumatera Barat yang
baru adalah salah satu lembaga yang harus ada di setiap nagari. Lembaga ini bertujuan
membantu pemerintah nagari dalam merencanakan, dan melaksanakan Pembangunan.
Lembaga ini juga diharapkan dapat memberdayakan ekonomi masyarakat nagari.
BAB 7
Gelombang migrasi internasional selalu seiring dengan pertumbuhan ekonomi baik di daerah
asal maupun di daerah tujuan. Latar belakang perbedaan kondisi sosial ekonomi yang
mendorong pergerakan orang dari daerah asal ke tujuan migrasi. SekitarSekitar tiga persen
penduduk dunia telah bermigrasi dari Negara asal ke negara tujuan untuk bekerja.
Pertumbuhan migrasi ini sejak tahun 1990-an telah memberikan kontribusi remitan yang
cukup besar bagi negara asal mereka (The World Bank, 2005).
Proses pengiriman uang salah satu hal yang dicermati pada penelitian ini, karena dengan
memahami proses pengiriman uang oleh migran akan memberikan pengetahuan kepada kita
tentang bagaimana uang tersebut sampai ke kampung halaman para migran. Memahami
proses masuknya uang kiriman (remitan) ke kampung halaman akan memberikan inspirasi
tentang potensi uang tersebut, mana yang bisa dimanfaatkan oleh kelompok secara luas, mana
yang hanya akan mendukung pembiayaan di tingkat keluarga.
Menurut tokoh masyarakat Suayan, terjadi krisis kepercayaan perantau terhadap lembaga
yang ada di kampung, hal ini disebabkan beberapa pengalaman masa lalu, dimana kiriman
yang diberikan perantau kepada kampung halaman tidak mencapai sasaran. Informasi
tersebut dibenarkan oleh perangkat pemerintahnagari, dimana perantau saat mengirim
bantuan kepada nagaridiiringi oleh rasa keterikatan terhadap kerabat terdekat. Misalnya
diberikan bantuan terhadap keluarga miskin yang ada di kampung.
Masyarakat Suayan cukup kritis, hal ini pada dasarnya adalah modal sosial dalam
pembangunan masyarakat Suayan, karena pada prinsipnya masyarakat tidak apatis, namun
dapat mengontrol jalannya pemerintahan nagari. Kalau hal ini dijadikan peluang, bukan
hambatan, maka pembangunan masyarakat Suayan dalam pengentasan kemiskinan dapat
ditingkatkan. Fenomena tersebut berlaku sama untuk nagari Sulit Air. Kepala jorong di Sulit
Air mengatakan saat ini kalau tidak hati-hati dalam menentukan kebijakan, masyarakat akan
protes.
Institusi lokal yang dirujuk dalam penelitian ini adalah nilainilai utama yang masih berlaku
dalam masyarakat berhubungan dengan tanggung jawab sosial dan budaya dalam masyarakat.