TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
2009).
sebagai perdarahan vagina yang terjadi didalam siklus <20 hari/ >40 hari,
berlangsung > 8 hari mengakibatkan kehilang darah > 80 mL & anemia. Ini
& 20 % yang lain adalah remaja, karena merupakan saat siklus anovulatori
2. Etiologi
a. Kelainan hormonal
1) Anovulasi/ovulasi
2) Gangguan korpus luteum
3) KB hormonal
1) Tumor jinak
2) Pemakai IUD
c. Kontak berdarah
1) Endometrium
2) Partio uteri
3) Vagina
4) Labia
3. Faktor Predisposisi
4. Patofisiologi
secara pasti, tetapi ada beberapa studi yang menyimpulkan bahwa terjadinya
karena adanya infeksi dan tumor) pada alat-alat genitalia interna dan tidak
alat-alat genitalia interna dalam (seperti serviks uteri, korpus uterus, tuba
fallopi, dan ovarium), kelainan sistemik atau darah (seperti kelainan faktor
kelainan organik pada alat-alat genitalia interna yang dapat menjadi penyebab
a. Pada serviks uteri: polip serviks uteri, erosi porsio uteri, ulkus (borok)
(Wiknjoksastro, 2011).
B. Penatalaksanaan
1. Penanganan Pertama
di bawah ini:
tablet selama 3 hari, 2x1 tablet selama 2 hari, 1x1 tablet selama
disembuhkan.
b) Estrogen
c) Progesterone
b. Perdarahan Ireguler
terjadi dalam hitungan minggu atau buln dan berbagai bentuk pola
sejak awal
2) Progestin
estrogen progesterone.
c. Menoragia
pembalut lebih dari 6 kali per hari dengan siklus yang normal dan teratur.
yaitu:
perdarahan ireguler.
1) Salisilat (aspirin)
2) Analog asam indoleasetik (indometasin)
5) Coxibs (celecoxib)
siklooksigenase-2 (COX-2).
jumlah darah haid 20-50%. Efek samping secara umum adalah dapat
b. Antifibrinolisis
menoragia.
perbaikan keluhan sama sekali. Jika keadaan ini terjadi, penderita akan
menjadi pilihan.
mencapai 100%. Angka kepuasan cukup tinggi mencapai 95% setelah 3 tahun
perdarahan, infeksi, dan masalah penyembuhan luka operasi. Saat ini telah
dan sedikit komplikasi. Namun, tentunya masih perlu bukti dengan dilakukan
evaluasi lebih lanjut. Beberapa prosedur bedah yang saat ini dilakukan pada
1. Pengetahuan Dasar
b. Tandan dan gejala infeksi saluran kemih serta penyakit seksual yang
lazim terjadi.
2. Keterampilan Dasar
reproduksi
c. Melaksanakan kolaborasi dana tau rujukan secara tepat ada wanita/ ibu
3. Keterampilan Tambahan