858 1183 1 PB PDF
858 1183 1 PB PDF
Eka Febriyanti
Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
E-mail : eka.ndut@yahoo.com
Abstract
Connecting rod and crank pin bearing are important components of automotive diesel engine. If
these components failed, all of engine system would be shut down. In this research, these
components failed during operation. Detail analysis of the failed surface showed that the failure
in connecting rod and crank pin bearing was caused by improper lubrication system. Evidence of
improper lubrication system was proved by the existence of black scratch and chipping on crank
pin bearing which formed by high friction during operation. High friction affects performance of
other pistons and therefore bolts of connecting rod experienced dynamic tension load. With
repeated load during operation, crack initiated on the bolts and propagated until the bolt could
not withstand the load anymore before they are finally broken.
Kata kunci : connecting rod, crank pin bearing, mesin diesel, pelumasan, beban gesek
___________________________________________________________________________________
214 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 12, No. 3, Desember 2010 Hlm.214-219
Diterima 4 November 2010; terima dalam revisi 11 Desember 2010; layak cetak 20 Desember 2010
Ash content : 1.27
Water content : none Gambar 2. Foto kondisi visual permukaan luar baut
Total acid number (mg KOH/g) : 2.920 connecting rod cylinder yang patah berupa
Total base number (mg KOH/g) : 9.508 deformasi plastis (bend / bengkok)
o
Stability (170 C x 12 Hr) : Good
o
Corrosion test (Cu 100 C x 3 Hr) : Pass (1a)
Butadiene insoluble matter (%) : 0.62
Etanol insoluble matter (%) : 0.58
(Gambar 6).
12 x
6x
12 x
12 x
________________________________________________________________________________________________________________
Analisa Kerusakan Connecting Rod...............(Eka Febriyanti) 215
Diterima 4 November 2010; terima dalam revisi 11 Desember 2010; layak cetak 20 Desember 2010
Gambar 5. Foto kondisi visual permukaan luar 3.3 Pemeriksaan Struktur Mikro
crank pin bearing yang rusak berupa chipping
/ gompel akibat tergerus Pemeriksaan struktur mikro penampang melintang
dilakukan pada baut connecting rod cylinder
(Gambar 1). Secara umum struktur mikro baut
connecting rod cylinder terdiri dari martensite
temper (Gambar 9). Pada pemeriksaan struktur
mikro nampak jelas adanya retak sekunder di
samping retak utama (Gambar 10).
Pecah Pada pemeriksaan struktur mikro material crank
pin bearing memberikan indikasi adanya degradasi
penipisan lapisan coating (Babbitt Metal) Cu
(Gambar 11) akibat bereaksinya lapisan coating
Cu dengan panas yang dihasilkan dari gesekan
tinggi antara permukaan crank pin bearing dengan
12 x crank shaft di daerah yang rusak sehingga
menyebabkan lapisan coating tersebut semakin
terdegradasi dan menipis. Sedangkan pada
Gambar 6. Foto kondisi visual lining cylinder yang daerah yang tidak rusak, lapisan coating Cu
pecah bentuknya tetap dan tidak mengalami penipisan
(Gambar 12) [R.C Tucker, 2003].
3.2 Pemeriksaan Makro
Final fracture
Retak Retak
Awal Sekunder
Beachmark 500 x
___________________________________________________________________________________
216 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 12, No. 3, Desember 2010 Hlm.214-219
Diterima 4 November 2010; terima dalam revisi 11 Desember 2010; layak cetak 20 Desember 2010
Tabel 1. Hasil pengujian kekerasan material baut
connecting rod cylinder
Number Hardness
Location
Lapisan coating Value
(HB)
Cu (daerah rusak) 1 303
2 301
3 315
500 x
4 305
Gambar 11. Potongan sampel crank pin bearing 5 309
memperlihatkan adanya degradasi penipisan 6 303
lapisan coating Cu / bobbit. Perbesaran : 500 x.
Etsa : nital 3 % 3.5 Pemeriksaan Komposisi Kimia
Material Baut
Unsur wt % Unsur wt %
Fe 94.68 Al 0.027
Lapisan coating Cu C 0.15 V 0.017
(daerah tidak rusak) Si 0.27 W <0.00
Mn 0.53 Ti 0.0072
Gambar 12. Potongan sampel crank pin bearing Cr 0.81 Nb 0.0022
memperlihatkan adanya lapisan coating Cu yang Ni 3.33 B 0.0001
belum terdegradasi. Perbesaran : 500 x. Etsa : Mo 0.12 S 0.020
nital 3 % Cu 0.048 P 0.035
Pengujian kekerasan baut connecting rod cylinder Hasil analisa SEM (Scanning Electron Microscope)
dilakukan untuk mengetahui perubahan sifat pada material baut connecting rod cylinder yang
kekerasannya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel rusak menunjukkan adanya indikasi fatigue berupa
1. striasi (Gambar 14-15).
Dari hasil pengujian kekerasan pada sampel Sedangkan dari hasil analisa EDAX (Energy
material baut connecting rod cylinder menunjukkan Dispersive Analysis X-ray) tidak ditemukan adanya
bahwa nilai kekerasan material antara 301 – 315 elemen asing seperti unsur penyusun inklusi (Mn,
HB. Hal ini menunjukkan kesesuaian terhadap S, dll). Element-element lainnya yang muncul
nilai kekerasan mikrostruktur martensite temper. merupakan hasil dari analisa EDAX merupakan
unsur dari material baut connecting rod cylinder
seperti C, Al, Cr, Fe (Gambar 16).
________________________________________________________________________________________________________________
Analisa Kerusakan Connecting Rod...............(Eka Febriyanti) 217
Diterima 4 November 2010; terima dalam revisi 11 Desember 2010; layak cetak 20 Desember 2010
Tabel 3. Hasil analisa EDAX baut connecting rod
cylinder
3.7 Pembahasan
___________________________________________________________________________________
218 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 12, No. 3, Desember 2010 Hlm.214-219
Diterima 4 November 2010; terima dalam revisi 11 Desember 2010; layak cetak 20 Desember 2010
diesel bekerja, beban gesekan tersebut akan 4. KESIMPULAN
menghambat kerja dari piston yang lain. Beban
gesekan akan menjadi beban perlawanan • Adanya permasalahan pada sistem pelumasan
terhadap beban yang dihasilkan dari piston lain berupa penurunan supply lubrictating oil
sehingga menyebabkan baut di connecting rod merupakan penyebab utama terjadinya
cylinder mengalami beban dinamis secara kerusakan baut connecting rod cylinpada
berulang dan akhirnya dapat rusak (patah). mesin diesel
Pada permukaan baut connecting rod cylinder • Baut connecting rod cylinder patah disebabkan
yang patah ditemukan adanya indikasi retak adanya retak fatik pada sisi permukaan dalam
fatigue berupa striasi (Gambar 14-15). Indikasi baut yang menjalar secara bertahap sampai
penjalaran retak diduga akibat beban tarik dinamis pada penampang sisa tertentu. Dengan beban
secara high cycle dan prosesnya berlangsung pengoperasian yang ada berupa beban tarik
cepat. dinamis, baut connecting rod cylinder tidak
Dengan adanya retak awal berupa retak mikro mampu lagi menahan beban hingga terjadi
akibat beban tarik dinamis dari pergerakan piston, patah.
lining cylinder, crank pin bearing, dan crank shaft
ketika mesin diesel bekerja maka terjadi penjalaran DAFTAR PUSTAKA
retak. Penjalaran retak ini terus berkembang pada
penampang sisa baut connecting rod sampai Dagel John F., “Piston, Piston Rings, and
material baut connecting rod cylinder tersebut tidak Connecting Rod Assembly”, Diesel Engine
sanggup lagi menahan beban tarik dinamis Repair, 2001, p.126-139
sehingga terjadi patah. Selain itu pada bagian
permukaan patahan juga menunjukkan adanya ……., “Nickel Chromium Molybdenum Steel”,
retak sekunder di samping retak utama yang JIS Handbook Ferrous Materials & Metallurgy I,
menyebabkan baut connecting rod cylinder patah. Japanese Standard Association, 1998, p.605
________________________________________________________________________________________________________________
Analisa Kerusakan Connecting Rod...............(Eka Febriyanti) 219
Diterima 4 November 2010; terima dalam revisi 11 Desember 2010; layak cetak 20 Desember 2010