Oleh:
Kelompok
Fitriani Utami Putri (16231024)
Indah Rahmi Lestari (16231026)
Meisy Sucia Dinata (16231036)
Sonia Chantika Sari (16231070)
Yolla Novita (16231082)
Puji syukur alhamdulillah penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Makalah
dengan judul “Alat-Alat Optik”Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya sampai akhir
zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat Nilai pada mata Kuliah
Gelombang dan Optik FMIPA Universitas Negeri Padang , dan dalam proses penyusunan
makalah ini, penulis mendapatkan banyak sekali bantuan, bimbingan serta dukungan dari
berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis juga bermaksud menyampaikan rasa
terima kasih kepada:
1. Dr. FebriYanto, M. Pd selaku Dosen Pengampuh mata kuliah Gelombang dan Optik
FMIPA Universitas Negeri Padang yang selalu memberikan Ilmu yang berguna kepada
Penulis.
2. Teman- teman Se-Kelompok yang selalu bekerjasama dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Serta pihak-pihak lain yang membantu penulis dalam mengerjakan makalah ini yang
tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu dalam makalah ini.
Semoga Allah SWT memberi balasan yang setimpal kepada semuanya.Penulis berharap
makalah yang telah disusun ini bisa memberikan sumbangsih untuk menambah pengetahuan para
pembaca, dan akhir kata, dalam rangka perbaikan selanjutnya, penulis akan terbuka terhadap
saran dan masukan dari semua pihak karena penulis menyadari makalah yang telah disusun ini
memiliki banyak sekali kekurangan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
B. RumusanMasalah ................................................................................................................................. 1
C.TujuanMakalah ..................................................................................................................................... 1
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................................................... 15
KEPUSTAKAAN ....................................................................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mungkin beberapa di antara kita harus memakai kacamata agar dapat melihat dengan baik.
Orangtua kita mungkin juga berkacamata. Kacamata adalah alat bantu bagi seseorang yang memiliki
kelainan pada matanya. Kacamata termasuk alat optik. Sebenarnya, mata juga disebut sebagai alat
optik. Alat optik lain yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah kamera. Pernahkah
kita menggunakan kamera untuk memotret sebuah peristiwa? dengan kamera, kita dapat
memindahkan keadaan nyata di sekitar kita ke dalam lembaran film, lalu memperbanyaknya dalam
bentuk gambar di atas kertas. gambar hasil pemotretan akan persis sama dengan kenyataan.
Berikut akan dibahas beberapa Alat Optik yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari seperti kamera, mata, mikroskop, teropong (teleskop), dan Lup (kaca pembesar).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, cara kerja, dan fungsi Kamera?
2. Apa pengertian, cara kerja, dan fungsi Mata?
3. Apa pengertian, cara kerja, dan fungsi Mikroskop?
4. Apa pengertian, cara kerja, dan fungsi Teropong (teleskop)?
5. Apa pengertian, cara kerja, dan fungsi Lup (kaca pembesar) ?
6. Apa pengertian, cara kerja, dan fungsi Abrasi Lensa?
C.Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian, cara kerja, dan fungsi Kamera.
2. Untuk mengetahui pengertian, cara kerja, dan fungsi Mata
3. Untuk mengetahui pengertian, cara kerja, dan fungsi Mikroskop
4. Untuk mengetahui pengertian, cara kerja, dan fungsi Teropong (teleskop)
5. Untuk mengetahui pengertian, cara kerja, dan fungsi Lup (kaca pembesar)
6. Untuk mengetahui pengertian, cara kerja, dan fungsi Abrasi Lensa
1
BAB II
PEMBAHASAN
a. Mata
Mata merupakan indra penglihatan dan merupakan organ tubuh kita yang dapat menangkap
perubahan dan perbedaan cahaya. Perbedaan spektrum cahaya yang mampu ditangkap mata kita
itulah yang menyebabkan kita dapat melihat warna. Tanpa cahaya, mata kita susah untuk
melihat, kecuali pada mata binatang-binatang nokturnal yang memiliki struktur yang berbeda.
Mata berfungsi dengan cara menerima, memfokuskan, dan mentransmisikan cahaya melalui
lensa mata yang menghasilkan bayangan objek yang kemudian ditangkap oleh retina mata.
Bayangan objek yang ditangkap retina tersebut kemudian dikirmkan ke otak melalui saraf optik
untuk kemudian diolah menjadi gambar yang mampu kita lihat secara nyata.Perhatikan struktur
anatomi mata di bawah ini untuk lebih jelasnya.
2
1) Fungsi dari masing-masing bagian mata tersebut ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Cahaya yang masuk ke mata difokuskan oleh lensa mata ke bagian belakang mata
yang disebut retina.
Untuk mengatur agar bayangan selalu jatuh pada retina, lensa dapat menebal dan
menipis disesuaikan dengan jarak benda terhadap mata.
Bayangan yang terbentuk pada retina bersifat nyata, terbalik diperkecil
Bentuk bayangan benda yang jatuh di retina seolah-olah direkam dan disampaikan
ke otak melalui saraf optik. Bayangan inilah yang sampai ke otak dan
memberikan kesan melihat benda kepada mata. Jadi, mata dapat melihat objek
dengan jelas apabila bayangan benda terbentuk tepat di retina.
2) Daya Akomodasi Mata
Daya Akomodasi Mata adalah kemampuan lensa mata untuk menebal (Cembung) atau
menipis ( Pipih) sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar bayangan jatuh tepat di
retina. Saat mata melihat objek yang dekat, lensa mata akan berakomodasi menjadi lebih
cembung agar bayangan yang terbentuk jatuh tepat di retina. Sebaliknya, saat melihat
3
objek yang jauh, lensa mata akan menjadi lebih pipih untuk memfokuskan bayangan
tepat di retina.
Titik Terdekat Mata
Titik terdekat yang mampu dilihat oleh mata dengan jelas disebut titik
dekat mata (punctum proximum/PP).
Pada saat melihat benda yang berada di titik dekatnya, mata dikatakan
berakomodasi maksimum. Titik dekat mata disebut juga dengan jarak baca
normal karena jarak yang lebih dekat dari jarak ini tidak nyaman digunakan untuk
membaca dan mata akan terasa lelah. Jarak baca normal atau titik dekat mata
adalah sekitar 25 cm.
Titik Terjauh Mata
Titik terjauh yang dapat dilihat oleh mata dengan jelas disebut titik jauh
mata (punctum remotum/PR).Pada saat melihat benda yang berada di titik
jauhnya, mata berada dalam kondisi tidak berakomodasi. Jarak titik jauh mata
normal adalah di titik tak hingga (~)
b. Kamera
4
1) Pembentukan bayangan pada kamera
Lensa positif, membiaskan cahaya dan membentuk bayangan nyata, terbalik dan
diperkecil.Diafragma mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera dengan mengubah
ukuran aperturenya.Film merupakan media yang menangkap bayangan nyata yang dibentuk oleh
lensa.Agar bayagan selalu jatuh pada film karena letak benda yang berubah, maka dapat diatur
dengan menggeser jarak lensa terhadap filmnya.
So = Jarak benda dalam meter, Si = Jarak bayangan dalam meter, F = Titik fokus lensa
5
Berdasarkan gambar diatas, kemiripan antara kamera dan mata adalah :
Kamera Mata Keterangan
Lensa Lensa Lensa Cembung
Diafragma Iris Mengatur besar kecilnya lubang cahaya
Aperture Pupil Lubang tempat masuknya cahaya
Film Retina Tempat terbentuknya bayangan
Pada gambar di bawah ini merupakan cara kerja kamera modern yang kita pakai.
6
c. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat objek-objek yang sangat
kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata.Cara kerja mikroskop adalah dengan memperbesar
bayangan sehingga tampak lebih besar dan jelas.Mikroskop terdiri dari dua lensa cembung, yakni
lensa okuler dan lensa objektif. Perbesaran pada mikroskop sama dengan perkalian antara
pembesaran pada lensa okuler dengan pembesaran pada lensa objektif.
7
Lengan mikroskop Tempat memegang mikroskop.
Meja benda Meletakkan preparat yang akan diamati dengan mikroskop.
Penjepit Mengunci letak preparat agar tidak mudah bergeser.
Makrometer Menggerak lensa naik turun secara cepat.
Mikrometer Menggerakkan lensa naik turun secara perlahan.
Jarak antara lensa objektif dan lensa okuler menentukan panjang pendeknya sebuah
mikroskop. Panjang mikroskop atau jarak antara lensa objektif dan lensa okuler sama dengan
jarak bayangan objektif ke lensa objektif ditambah jarak bayangan objektif tadi ke lensa okuler
atau secara matematis dituliskan sebagai berikut.
d = s’ob + sok
Keterangan:
d = panjang mikroskop
s’ob = jarak bayangan terhadap lensa objektif
sok = jarak benda terhadap lensa okuler
Perbesaran total yang dihasilkan mikroskop merupakan perkalian antara perbesaran yang
dihasilkan oleh lensa objektif dan perbesaran sudut yang dihasilkan oleh lensa okuler. Secara
matematis, perbesaran total yang dihasilkan mikroskop ditulis sebagai berikut.
M = Mob × Mok
Keterangan:
M = perbesaran total yang dihasilkan mikroskop
Mob = perbesaran yang dihasilkan lensa objektif
Mok = perbesaran sudut yang dihasilkan lensa okuler
Perbesaran yang dihasilkan oleh lensa objektif memenuhi persamaan berikut.
s'ob
Mob =
sob
8
Sedangkan perbesaran sudut yang dihasilkan lensa okuler mirip dengan perbesaran sudut lup,
yakni untuk pengamatan tanpa akomodasi
sn
Mok =
fok
Dan untuk pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum, perbesaran sudut yang dihasilkan
oleh lensa okuler adalah sebagai berikut.
sn
Mok = +1
fok
Dengan fok = panjang fokus lensa okuler
d. Teropong/Teleskop
Galileo diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan teleskop untuk maksud
astronomis.Pada awalnya teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang tampak saja
(seperti yang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale, Meinel, dan lainnya), kemudian
berkembang ke panjang gelombang radio setelah tahun 1945, dan kini teleskop meliput seluruh
spektrum elektromagnetik setelah makin majunya penjelajahan angkasa setelah tahun 1960.
9
Teropong merupakan alat optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang
jaraknya jauh dari pengamat sehingga tampak lebih dekat dan lebih jelas.Galileo L Galilei
merupakan penemu teleskop atau yang biasa kita sebut dengan teropong. Teropong terdiri dari
dua macam: teropong bintang untuk melihat benda-benda angkasa, dan teropong bumi untuk
mengamati benda-benda di bumi yang jaraknya jauh dari pengamat. Komponen alat optik pada
teropong secara umum dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Teropong bintang saat ini sudah jauh berbeda dengan yang terdahulu.Teropong bintang saat ini
menggunakan cermin pantulan untuk memperjelas objek.
10
Prinsip Kerja Teropong
Lensa obyektif membentuk bayangan nyata dari sebuah obyek jauh dan lensa okuler berfungsi
sebagai lup. Dengan demikian cara mengamati obyek apakah mau dengan cara berakomodasi
maupun tidak berakomodasi tergantung dari posisi lensa okulernya. Oleh karena itu jarak antara
obyektif dan okuler dapat diubah-ubah.Panjang teropong adalah jarak antara lensa obyektif dan
lensa okulernya.
e. Kaca Pembesar
Kaca pembesar merupakan alat optik yang sangat sederhana, terdiri dari satu lensa cembung
yang berfungsi untuk mengamati benda kecil agar terlihat lebih besar dan jelas.Untuk lup, benda
selalu diletakkan dalam ruang I sehingga bayangan akan terletak di ruang (IV). Bayangan yang
terletak di ruang (IV) bersifat maya, tegak, dan diperbesar
Rumus perbesaran lup bergantung pada keadaan mata kita saat menggunakannya, yaitu apakah
mata dalam keadaan berakomodasi atau tidak.Untuk itu ada tiga jenis rumus perbesaran anguler
lup yaitu sebagai berikut.
Perbesaran anguler lup untuk mata berakomodasi maksimum dirumuskan sebagai berikut.
sn
M = +1
f
Keterangan:
M = perbesaran anguler untuk mata berakomodasi maksimum
sn = jarak baca normal (titik dekat mata normal = 25 cm)
f = jarak fokus lup
Perbesaran Anguler Lup untuk Mata Tidak Berakomodasi
Perbesaran anguler lup untuk mata tidak berakomodasi dirumuskan sebagai berikut.
sn
M =
F
Keterangan:
M = perbesaran anguler untuk mata berakomodasi maksimum
11
sn = jarak baca normal (titik dekat mata normal = 25 cm)
f = jarak fokus lup
Perbesaran Anguler Lup untuk Mata Berakomodasi pada Jarak Tertentu
Perbesaran anguler lup untuk mata berakomodasi pada jarak tertentu dirumuskan sebagai berikut.
1 1
M = sn +
f x
Keterangan:
M = perbesaran anguler untuk mata berakomodasi maksimum
sn = jarak baca normal (titik dekat mata normal = 25 cm)
f = jarak fokus lup
x = jarak mata berakomodasi
f. Aberasi Lensa
Aberasi disebut dengan kecacatan lensa.Aberasi adalah kelainan bentuk bayangan yang
dihasilkan oleh lensa. Suatu kesalahan dalam sistem optik sehingga bayangan yang terjadi tidak
sama dengan bendanya. Pada lensa atau cermin, kadang-kadang terbentuk bayangan yang tidak
dikehendaki.Misalnya timbulnya jumbai-jumbai berwarna di sekitar bayangan.Hal ini terjadi jika
semua sinar dari sebuah objek titik tidak difokuskan pada sebuah titik bayangan tunggal,
sehingga muncul bayangan yang tidak hanya satu atau munculnya bayangan buram yang
dihasilkan inilah yang disebut dengan aberasi.Lensa adalah sebuah alat untuk mengumpulkan
atau menyebarkan cahaya. Cahaya yang dikumpulkan tersebut akan mengahasilkan bayangan.
Namun,ada kalanya bayangan yang terbentuk dari proses pemantulan cahaya tersebut akan
mengalami kecacatan, sehingga akan menghasilkan bayangan yang cacat pula. Hal ini akan
disebut dengan aberasi lensa.
Teori aberasi dapat dimanfaatkan untuk menguji kesempurnaan suatu lensa berdasarkan
sifat aberasinya. Tingkat kesempurnaan lensa tidak bergantung pada besar kecilnya panjang
fokusnya tetapi bergantung pada tingkat kelengkungan permukaan lensa tersebut karena dengan
kelengkungan permukaan lensa yang digunakan semakin kecil akan semakin mengurangi sifat
aberasi sferis dari lensa.
12
Jenis-jenis aberasi lensa :
1) Aberasi Sferis
Adalah gejala kesalahan terbentuknya bayangan yang diakibatkan pengaruh
kelengkungan lensa atau cermin.Aberasi semacam ini akan menghasilkan bayangan yang
tidak memenuhi hukum-hukum pemantulan atau pembiasan.Pembentukan bayangan pada
lensa tipis sejauh ini adalah pembentukan bayangan oleh sinar-sinar paraksial atau sinar-
sinar yang dekat dengan sumbu utama lensa sehingga bayangan yang terbentuk terkesan
sangat jelas dan tajam.Pada kenyataannya, bayangan yang dibentuk oleh lensa tidak
selalu tajam, bahkan bisa saja terlihat kabur (buram).Cacat bayangan seperti ini
disebabkan oleh berkas sinar yang jauh dari sumbu utama tidak dibiaskan sebagaimana
yang diharapkan.Aberasi ini dapat dihilangkan dengan mempergunakan diafragma yang
diletakkan di depan lensa atau dengan lensa gabungan aplanatis yang terdiri dari dua
lensa yang jenis kacanya berlainan.
2) Aberasi Kromatik
Adalah Pembiasan cahaya yang berbeda panjang gelombang pada titik fokus yang
berbeda.Prinsip dasar terjadinya aberasi kromatis oleh karena fokus lensa berbeda-beda
untuk tiap-tiap warna. Akibatnya bayangan yang terbentuk akan tampak berbagai jarak
dari lensa. Aberasi kromatik timbul akibat perbedaan indeks bias lensa untuk panjang
gelombang cahaya yang berbeda; cahaya yang terdiri dari berbagai panjang gelombang
akan mengalami distorsi atau penguraian warna bila melalui lensa tersebut, dan fokus pun
akan berbeda-beda menurut warna dan panjang gelombang tersebut sehingga
terbentuklah gambar sesuai dengan masing-masing panjang gelombang itu.
13
3) Aberasi Monokromatik
Aberasi monokromatik sering juga disebut aberasi tingkat ketiga merupakan
aberasi yang terjadi walaupun sistem optik mempunyai lensa dengan bidang sferis yang
telah sempurna dan tidak terjadi dispersi cahaya sama sekali.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Alat-alat optik adalah alat yang memanfaatkan sifat cahaya, hukum pemantulan,
dan hukum pembiasan cahaya untuk membentuk bayangan suatu benda. Alat Optik
adalah alat penglihatan manusia, baik alamiah maupun buatan manusia.
Alat optik ilmiah adalah mata dan alat optic buatan adalah alat bantu penglihatan
manusia untuk mengamati benda-benda yang tidak dapat dilihat dengan jelas oleh mata.
Yang termasuk alat optic buatan diantaranya: kamera, lup atau kaca pembesar,
mikroskop, teropong, periskop.
B. SARAN
Saran yang dapat penulis sampaikan ialah agar pembaca dapat mengetahui betapa
pentingnya alat-alat optik bagi kehidupan manusia.
15
DAFTAR PUSTAKA
Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X.Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
16