Pengertian
INFEKSI NOSOKOMIAL
Oleh Iwan[2]
Pengertian
Infeksi nosokomial adalah infeksi pada waktu penderita dirawat di rumah sakit tidak sedang
dalam masa inkubasi dari infeksi tersebut, yang terjadi karena adanya interaksi antara host,
agent, dan enviroment. Disebut juga infeksi nosokomial apabila infeksi didapatkan di rumah
sakit walaupun gejala klinis baru timbul setelah penderita keluar dari rumah sakit. Keadaan ini
biasanya terjadi pada penyakit infeksi dengan masa inkubasi yang lama.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi pada pasien yang sedang dirawat di rumah sakit
atau infeksi yang disebabkan oleh kuman yang didapat selama berada di rumah sakit. Infeksi
nosokomial dapat juga diderita oleh petugas dari tempat-tempat fasiitas kesehatan.
Masalah infeksi nosokomial lebih mendapat perhatian dengan pertimbangan bahwa infeksi ini
lebih sulit dicegah dan lebih mengancam, lebih sulit diprediksikan dan pengobatan lebih resisten
daripada penyakit-penyakit infeksi dimasyarakat (Norton, 1986).
Batasan infeksi nosokomial
Menurut Central Disease of Control (CDC), infeksi didapatkan di rumah sakit apabila :
1 (1) Pada waktu penderita masuk rumah sakit, tidak ditemukan gejala klinis dari infeksi
tersebut.
2 Pada waktu penderita dirawat di rumah sakit, tidak sedang dalam masa inkubasi dari
infeksi tersebut.
3 Tanda klinis infeksi tersebut timbul sekurang-kurangnya sesudah 3 x 24 jam sejak masuk
rumah sakit.
4 Infeksi tersebut bukan merupakan sisa (kelanjutan) dari infeksi sebelumnya.
5 Apabila pada saat mulai dirawat di rumah sakit sudah ada tanda-tanda infeksi dan
terbukti infeksi tersebut diperoleh penderita ketika dirawat di rumah sakit yang sama pada waktu
yang lalu serta belum pernah dilaporkan sebagai infeksi nosokomial.
Perlu diingat bahwa tanda infeksi yang timbul kurang dari 3 x 24 jam sejak mulai perawatan,
harus dilihat masa inkubasi dari jenis infeksi tersebut. Bagi penderita yang telah keluar dari
rumah sakit kemudian timbul tanda-tanda infeksi, baru dapat digolongkan sebagai infeksi
nosokomial apabila infeksi tersebut dapat dibuktikan berasal dari rumah sakit.
Insiden
Ada survey di USA yang mengidentifikasi bahwa infeksi nosokomial terjadi sekitar 5 %
penderita akut yang dirawat di rumah sakit dan 8 % pada penderita yang kronis. Insiden infeksi
nosokonial, lebih tinggi pada klien bedah, infeksi nosokomial pada klien post operasi 70 %.
Cara Penularan Infeksi Nosokomial
Sumber kuman penyebab infeksi nosokomial dapat berasal dari endogen atau eksogen.
Penularan kuman penyebab infeksi nosokomial dapat terjadi secara :
1 Infeksi sendiri : yaitu infeksi nosokomial berasal dari penderita sendiri (flora endogen)
yang berpindah ke tempat atau bagian tubuh lain.
2 Infeksi silang : yaitu infeksi nosokomial terjadi akibat penularan dari penderita/orang lain
di rumah sakit.
3 Infeksi lingkungan : yaitu infeksi yang disebabkan kuman yang didapat dari bahan/benda
di lingkungan rumah sakit.
Kontak penularan kuman penyebab infeksi nosokomial dapat terjadi secara langsung maupun
tidak langsung. Kontak penularan yang langsung terjadi bila penyebab infeksi langsung
ditularkan ke penderita atau petugas rumah sakit yang sebelumnya tidak menderita infeksi
tersebut. Kontak penularan yang tidak langsung dapat terjadi melalui benda, alat diagnostik,
pengobatan, makanan, minuman. Adapun Sumber-sumber penularan mikroorganisme dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Pasien
Dalam hal ini, kuman peyebab penyakit dapat menyebar ke:
1 Pasien lain
2 Petugas rumah sakit
3 Pengunjung
2. Petugas (perawat, dokter)
Yaitu orang yang berhubungan langsung dengan pasien, maka dapat membawa kuman penyakit
dan dapat menyebarkan pada :
1 Pasien lain
2 diri sendiri
3 alat-alat
3. Pengunjung: dapat terkontaminasi dari lingkungan luar/carrier dapat menyebar ke:
1 pasien
2 lingkungan rumah sakit
4. Sumber lain
1 lingkungan rumah sakit yang tidak bersih
2 alat-alat perawtan rumah sakit yang tidak bersih/ steril
3 alat-alat atau barang-barang pasien dari rumah/ dari luar rumah sakit
Dalam hal ini kuman dapat menyebar kepasien, pengunjung, dan petugas.
D. EVALUASI
Evaluasi adalah tolok ukur dari tujuan pada klien, perawat memerlukan bentuk-bentuk kriteria
evaluasi yang terdiri dari:
1 pertanyaan pada klien tentang penyebab atau faktor resiko dari infeksi, keyakinan dalam
mengurangi resiko infeksi, tindakan praktis untuk mencegah infeksi, tindakan imunisasi dan
adanya tanda dan gejala yang spesifik dari infeksi
2 Observasi tanda-tanda infeksi, contoh: status tindakan insisi
3 Review data laboratorium, contoh : kultur sekresi tubuh, eksresi, eksudasi dan jumlah sel
darah putih
Contoh pernyataan evaluasi yang diindikasikan tujuan dengan tolok ukur:
1 Klien memverbalisasikan pernyataan dalam pengurangan resiko terhadap infeksi
2 Klien menyatakan tondakan imunisasi diphteria
3 Keringnya luka tindakan incision dan bebas inflamasi
Beberapa fasilitas kesehatan merupakan komite pengontrol infeksi. Yang bertanggung jawab
terhadap pencari fakta, pengontrol, pencegahan infeksi. Komisi akreditasi rumah sakit (JCAH)
membuat rekomendasi pada rumah sakit - rumah sakit untuk bersama membentuk pengontrol
infeksi.
Tanggung jawab komite pengotrol infeksi adalah:
1. Menyeimbangkan sistem pencatatan infeksi
2. Menjaga/menyimpan infeksi records (catatan pelaporan infesksi)
3. Mereview dan membuat rekomndasi tentang praktik asepsis rumah sakit
4. Mereview pelayanan bakteriologis rumah sakit
5. Melakukan program pendidikan pada pelayanan rumah sakit
Perawat pengontrol infeksi merupakan bagian dari komite tersebut. Tanggung jawab perawat,
sering rancu dengan perawat epidemiologi yaitu:
1. Peningkatan lingkungan personel yang membantu mengontrol infeksi
2. Pelaksanan pencari fakta epidemiologi yang dirumuskan dalam data statistik dan fakta-
fakta
3. Supervisi pada program pengontrol infeksi rumah sakit
Bagaimana perawat pengontrol infeksi bertugas dan bertnggung jawab pada suatu unit? Yaitu
melalui langakah-langkah sebagai berikut:
1. Meningkatkan dan mendorong nilai positif terhadap kontrol infeksi
2. Mencatat dan melaporkan informasi yang relevan pada komite pengontrol infeksi rumah
sakit, contoh: masalah-masalah dengan tindakan tertentu
3. Membuat dan mempersentasikan proposal tentang pengontrolan infeksi pada komite
4. Melakukan program pendidikan pengontrol infeksi pada staff
5. Mengumpulkan dan menganalisa data berkenaan dengan infeksi nosokomial terhadap
sejumlah klien dan staff
6. Mengajarkan klien, mensupport. Dan tindakan protektif secara spesikfik pada staff
7. Mencari fakta terjadinya infeksi-infeksi yang tidak jelas/nyata
8. Memberikan konsultasi pada staff dalam tidakan pengontrolan infeksi
9. Mengkoordinasikan program rumah sakit dan masyarakat
10. B