Anda di halaman 1dari 24

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Mikrobiologi

2.1.1 Defenisi Mikrobioligi

Kata mikrobiologi berasal dari bahasa Yuniani, yaitu: micros = kecil, bios = hidup,
logos = ilmu. Jadi mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari organisme hidup
yang kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Organisme yang dipelajari dalam
mikrobiologi yaitu mikroorganisme, yang meliputi bakteri, virus, jamur, protozoa. Cabang
ilmu mikrobiologi ada yang didasarkan pada kelompok mikroba yang dipelajari, seperti
bakteriologi, virologi dan mikologi (Gambar 1.1.).

(A) (B) (C)


Gambar 1.1. Mikroorganisme yang dipelajari dalam mikrobiologi, antara lain: bakteri
(A), mikrofungi (B) dan virus (C)
Mikrobiologi dibagi menjadi dua bidang besar, yaitu:

a. Mikrobiologi dasar
Bidang mikrobiologi dasar mempelajari berbagai struktur fisik dan reaksi kimia
mikroorganisme. Banyak proses biokimia pada mikroorganisme juga terjadi pada
organisme multiseluler, sehingga mikroorganisme dapat menjadi model dalam
mempelajari proses biokimia dan genetik pada organisme lainnya. Hal ini juga
didukung oleh kemampuan reproduksi mikroorganisme yang tinggi.

b. Mikrobiologi terapan
Bidang mikrobiologi terapan mempelajari penggunaan ilmu mikrobiologi dalam
memecahkan masalah praktis dalam kedokteran, pertanian dan industri. Berbagai
penyakit infektif pada manusia, hewan dan tumbuhan, disebabkan oleh
mikroorganisme. Mikroorganisme juga berperan penting dalam menentukan
kesuburan tanah. Dalam bidang industri, mikroorganisme berperan dalam produksi
antibiotik dan protein. Sebagai bagian dari ekosistem, mikroorganisme juga banyak
berperan dalam siklus energi dan kondisi lingkungan

2.1.2 Perkembangan Mikrobiologi


Perkembangan mikrobiologi ditandai oleh beberapa peristiwa penting, yaitu:
a. Penemuan mikroskop
b. Jatuhnya teori Generatio Spontanea / Abiogenesis
c. Pembusukan disebabkan oleh mikroorganisme (germ theory of fermentation)
d. Penyakit disebabkan oleh bibit penyakit (germ theory of desease)

a. Penemuan mikroskop
Pada tahun 1664 Robert Hooke berhasil menggambarkan struktur kapang
menggunakan mikroskop temuannya (Gambar 1.2.). Namun Antonie van
Leeuwenhoek dari Belanda dianggap sebagai orang yang pertama kali dapat melihat
mikroorganisme secara detail pada tahun 1682. Menggunakan mikroskop temuannya
dengan lensa pembesaran 300 kali, Leeuwenhoek mengamati air hujan, air laut, air vas
dan kotoran gigi. Leeuwenhoek menyebut makhluk yang dilihatnya sebagai animalcule
(hewan kecil) dan melaporkannya ke Royal Society of London pada tahun 1684.

b. Jatuhnya teori Generatio Spontanea / Abiogenesis


Laporan mengenai mikroorganisme oleh Leeuwenhoek kembali menimbulkan
perdebatan mengenai asal usul mikroorganisme yang dilihatnya. Sebagian orang
percaya bahwa mikroba yang dilihat Leeuwenhoek merupakan hasil perubahan yang
terjadi pada makanan. Proses yang menunjukkan munculnya makhluk hidup dari
makhluk tak hidup disebut abiogenesis. Konsep tersebut mendukung teori generatio
spontanea, yang menyebutkan bahwa makhluk hidup dapat muncul dengan
sendirinya dari makhluk tak hidup.
Teori generatio spontanea dibantah oleh Francesco Redi melalui penelitiannya pada
tahun 1668. Redi menggunakan daging yang disimpan pada 3 wadah dengan cara
penutupan yang berbeda: tanpa tutup, tertutup rapat dan tutup tidak rapat. Munculnya
larva lalat pada daging pada wadah yang tidak tertutup membuktikan bahwa larva
berasal dari telur yang diletakkan oleh lalat, bukan hasil dari generatio spontanea.
Lalat tidak dapat meletakkan telur pada wadah yang tidak terbuka, sehingga larva
tidak ditemukan (Gambar 1.4.). Proses munculnya makhluk hidup dari makhluk
hidup lainnya seperti pada percobaan Redi disebut biogenesis. Namun demikian,
telur lalat hanya dapat dilihat menggunakan alat bantu seperti mikroskop.
c. Pembusukan disebabkan oleh mikroorganisme (germ theory of fermentation)
Salah satu alasan Louis Pasteur membuktikan kekeliruan generatio spontanea
didasarkan pada keyakinannya bahwa produk fermentasi buah anggur (minuman
beralkohol) merupakan hasil kerja mikroorganisme, bukan sebaliknya, fermentasi
menghasilkan mikroorganisme. Sari buah anggur digunakan oleh mikroorganisme
untuk melakukan serangkaian proses metabolisme, yang menghasilkan senyawa
yang memberikan rasa dan aroma baru sehingga menjadi minuman anggur. Proses
yang dilakukan mikroorganisme disebut dengan fermentasi. Pada tahun 1950,
Pasteur diminta membantu industri anggur Perancis, yang memiliki masalah kualitas
minuman anggur yang tidak sama. Menurut Pasteur, beberapa mikroorganisme dapat
terlibat dalam pembuatan anggur yang kadang-kadang menghasilkan asam laktat,
bukan etanol. Adanya asam laktat dalam minuman anggur menurunkan kualitas
produksi. Untuk mengatasinya, Pasteur memanaskan sari buah anggur dengan suhu
50 – 60°C dengan tujuan membunuh mikroorganisme yang tidak dikehendaki.
Setelah itu baru ditambahkan minuman anggur yang mengandung mikroorganisme
tertentu, sehingga kualitas minuman anggur menjadi terjaga. Proses pemanasan
serupa digunakan oleh industri makanan modern sekarang ini, dan dikenal dengan
pasteurisasi. Teknik pengendalian mikroorganisme lainnya baik pada bahan maupun
proses tertentu berkembang terus dan dikenal dengan sterilisasi.
d. Penyakit disebabkan oleh kuman (germ theory of desease)
Teori yang menyebutkan bahwa mikroorganisme dapat menimbulkan penyakit
dirumuskan setelah berbagai penelitian yang dilakukan oleh Robert Koch (1843 –
1910). Koch mempelajari bahwa penyakit antraks, penyakit pada hewan yang dapat
menular pada manusia, disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Koch menemukan
bakteri B. anthracis selalu ada pada darah hewan yang menunjukkan gejala penyakit
antraks. Selanjutnya jika darah hewan yang menderita antraks diinjeksikan ke tubuh
hewan lain yang sehat, maka hewan tersebut akan menderita antraks. Koch juga
berhasil mengembangbiakan bakteri B anthracis di luar tubuh hewan dengan
menggunakan cairan nutrisi. Berdasarkan berbagai hasil penelitiannya, Robert Koch
merumuskan postulat Koch, untuk membuktikan bahwa mikroorganisme tertentu
merupakan penyebab penyakit tertentu,
1. Mikroorganisme selalu ditemukan pada tubuh semua penderita penyakit dan tidak
ditemukan pada tubuh yang sehat
2. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi dari orang yang terinfeksi dan
ditumbuhkan dalam biakan murni
3. Jika mikroorganisme dari biakan murni tersebut diinokulasikan ke tubuh yang
sehat, maka menimbulkan gejala penyakit yang sama
4. Jika mikroorganisme itu diisolasi lagi dari hewan yang diinfeksi secara percobaan,
maka menunjukkan ciri serupa dengan mikroorganisme yang pertama kali
diperoleh dari penderita

2.1.3 PERKEMBANGAN TEKNIK LABORATORIUM


Penemuan berbagai jenis mikroorganisme selanjutnya dimungkinkan sejalan dengan
berbagai penemuan teknik laboratorium mikrobiologi. Para penemu dan teknik penting itu
antara lain ialah:
a. Paul Ehrlich (1854 - 1915), menemukan teknik mewarnai sel bakteri, untuk
identifikasi.
b. Richard J. Petri (1852 – 1951), menemukan cawan bertutup untuk memelihara
biakan dalam medium agar.
c. Martinus Beijerinck (1851 - 1931), menemukan medium diperkaya (enrichment
medium) untuk isolasi mikroorganisme dari air dan tanah, yang jumlahnya sangat
sedikit .
d. Serge Winogradsky (1856 – 1953), menemukan proses metabolisme tertentu yang
dapat dilakukan oleh bakteri yang diisolasinya.

2.1.4 PERKEMBANGAN CABANG ILMU MIKROBIOLOGI


Pada abad 20, perkembangan mikrobiologi berjalan dengan sangat pesat dan terpisah
menjadi dua bidang besar, yaitu mikrobiologi dasar dan mikrobiologi terapan. Dalam bidang
mikrobiologi terapan postulat Koch mendorong pada berkembangnya ilmu mikrobiologi
kedokteran dan immunologi, dengan ditemukannya berbagai jenis mikoorganisme patogen
dan diketahuinya mekanisme penularan serta kekebalan sebagai respon tubuh terhadap
infeksi. Mikrobiologi pertanian berkembang sebagai kelanjutkan berbagai penemuan
Beijerinck dan Winogradsky yang banyak mempelajari jenis dan prose mikroorganisme tanah
dan air, baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Setelah
berakhirnya perang dunia II, berkembang pula mikrobiologi industri, yang mengarah pada
penemuan dan pemanfaatan mikroorganisme yang memiliki kemampuan menghasilkan
antibiotik dan komoditi kimia lainnya. Mikrobiologi perairan merupakan cabang
mikrobiologi yang mempelajari cara mendapatkan air yang aman dikonsumsi dan pengolahan
limbah, sementara ekologi mikrobial mempelajari keanekaragaman jenis dan aktivitas
mikroorganisme di alam.
Bidang mikrobiologi dasar terus berkembang menjadi berbagai cabang ilmu lainnya,
terutama berkaitan dengan prinsip dasar dan fungsi berbagai jenis mikroorganisme.
Sistematik mikrobial banyak mempelajari penemuan dan klasifikasi berbagai jenis
mikroorganisme, sementara fisiologi mikrobial lebih banyak mempelajari nutrisi yang
diperlukan dan hasil metabolisme mikroorganisme. Biokimia mikrobial berkembang sejalan
dengan meningkatnya pemahaman mengenai struktur dan sifat kimia mikroorganisme
(sitologi) dan diketahuinya berbagai jenis enzim dan reaksi yang dapat dilakukan
mikroorganisme. Perkembangan mikrobiologi dasar meningkat dengan sangat pesat pada
pertengahan abad 20 dengan berkembangya cabang genetika bakterial yang mempelajari
variasi dan penurunan sifat pada bakteri. Pemahaman mengenai struktur DNA, RNA dan
sintesis protein pada bakteri mendorong berkembangnya ilmu biologi molekular. Pada saat
yang sama, para ahli mulai memahami cara hidup virus, termasuk virus yang menginfeksi
bakteri yang disebut bakteriofag. Setelah tahun 1970, pengetahuan mengenai proses dasar
pada bakteri yang meliputi fisiologi, biokimia dan genetik sudah mencapai tahap ketika para
ilmuwan dapat melakukan manipulasi materi genetik suatu sel, dengan bakteri sebagai objek
penelitian. Perkembangan ini mendorong munculnya cabang ilmu bioteknologi, yang banyak
memanfaatkan kemampuan mikroorganisme untuk meningkatkan kesejahteraan umat
manusia.
2.2 PATOLOGI
2.2.1 Defenisi Patologi
Patologi merupakan ilmu yang mempelajari penyakit yang meliputi
pengetahuan dan pemahaman dari perubahan fungsi, struktur pada penyakit dan
subjek yang selalu mengalami perubahan, penyempurnaan dan perluasan dalam
memahami pengetahuan tentang penyakit. Patologi bertujuan utama untuk
mengidentifikasi sebab suatu penyakit.
Patologi klinik mempelajari peyakit baik mendiagnosa maupun evaluasi
pengobatannya melalui pemeriksaan berbagai cairan tubuh seperti: darah. Darah
adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat
tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme.
Proses metabolisme, selain menghasilkan zat-zat yang berguna juga
menghasilkan sampah (zat sisa) yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-bahan
yang diperlukan tubuh seperti makanan,oksigen, hasil metabolisme dan sisanya
diangkut dan diedarkan didalama tubuh melalui sistem peredaran darah. Hasil
pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah keseluruh
jaringan tubuh, sementara sisa-sisa metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh
jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan.

2.2.2 Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang
berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari
bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah adalah jaringan terspesialisasi yang mencakup cairan kekuningan atau
plasma darah yang didalam nya terkandung sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit ) dan keping darah (trombosit).

Adapun fungsi darah yaitu :

1. Mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh plasma


darah.
2. Mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh yang
dilakukan oleh plasma darah, karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-
paru, urea dikeluarkan melalui ginjal.
3. Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin)
yang dilakukan oleh plasma darah.
4. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel darah
merah.
5. Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh sel
darah putih.
6. Menutup luka yang dilakuakn oleh keping-keping darah.
7. Menjaga kestabilan suhu tubuh.

2.2.3 Komponen Darah

Darah manusia tersusun atas beberapa komponen. Adapun komponen darah


adalah :
a. Plasma
Pada manusia, plasma darah mengandung sekitar 92 % air, 8 % protein, dan
senyawa organik lainnya. Selain itu juga garam anorganik, terutama Nacl.
Plasma darah berguna dalam pengaturan tekanan osmosis darah sehingga
dengan sendirinya jumlahnya dalam tubuh akan diatur.
Plasma darah (cairan) yang terdiri atas :
1) Air, hampir 90% berupa cairan
2) Protein : albumin (53%) berperan dalam menjaga tekanan osmosis darah,
globulin (43%) berperan dalam pembuatan antibody, fibrinogen (4%)
berperan dalam pembekuan darah.
3) Gas berupa O2, CO2 dan N2.
4) Nutrien : lemak, glukosa, asam amino, vitamin, dll.
5) Garam mineral : NaCl, KCl, fosfat, sulfat, bikarbonat, dll.
6) Zat sisa : urea, kretinin, asam urat, bilirubin.
7) Hormon dan enzim.
8) Sel-sel darah
b. Sel-sel darah adalah sel-sel yang hidup. Sel-sel darah tidak terbelah,
melainkan langsung di ganti oleh sel-sel baru dari sum-sum tulang belakang.
Ada tiga macam sel-sel darah yaitu :
1) Eritrosit (Sel darah merah)
Eritrosit berbentuk pipih dengan garis tengah 7,5cm, eritrosit cekung
dibagian tengahnya (bikonkaf) dan tidak berinti. Warna eritrosit tergantung
pada hemoglobin. Sel darah merah (eritrosit) berfungsi sebagai
mengangkut atau mengedarkan oksigen dan karbon dioksida. Kemampuan
mengikat oksigen dan karbon dioksida oleh sel darah merah adalah karena
adanya hemoglobin.
2) Leukosit ( sel darah Putih)
Terdapat enam jenis leukosit dalam darah yaitu neutrofil, eosinofil, basofil
monosit, limfosit dan sel plasma. Neotrofil, eosinofil, dan basofil memiliki
granula-granula sehingga sering disebut granulosit. Sedangkan limfosit dan
monosit di sebut agranulasit ( tidak bergranula ).
Bahan-bahan yang di perlukan untuk membentuk leukosit adalah uitamin
dan asam amino seperti hal nya sel-sel lainnya.
Orang dewasa memiliki sekitar 4.800-10.800 leukosit permililiter kubik
darah, terdiri dari 62% neutrofil, 2.3% eosinofil, 0,4 % basofil, 5,3 %
monosit, dan 30 % limfosit.
Masa hidup leukosit berbeda-beda, granulosit sekitar 12 jam, monosit sulit
dinilai karena selalu mengembara, tetapi diduga selama beberapa minggu
atau bulan, limsofit umumnya bertahun selama 100-300 hari.

3) Sel darah pembeku (trombosit)


Bentuk keping darah pembeku tidak tetap. Fungsinya untuk pembekuan
darah, jumlahnya kira-kira 200.000-400.000/mm3, dibuat dalam sumsum
tulang (megakariosit). Jika seseorang luka, keping darah mengalir bersama
darah luka, pada waktu menyentuh permukaan luka akan pecah dan
terbentuk trombokinase, dengan bantuan ion kalsium akan mengubah
protrombin (dalam plasma darah) menjadi trombin. Trombin yang
terbentuk akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin (benang-benang halus)
yang akan menutup luka sehingga perdarahan berhenti.
Sel darah putih (leukosit) berfungsi dalam pertahanan dan kekebalan tubuh.
Leukosit akan mempertahankan tubuh dari serangan penyakit. Fungsi
tersebut didukung oleh kemampuan leukosit untuk bergerak amoeboid
(seperti Amoeba) dan sifat fagositosis (memangsa atau memakan).
Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam sitoplasmanya, leukosit
dibagi menjadi leukosit tidak bergranula (agranulosit) dan leukosit
bergranula (granulosit).
- Agranulosit
Agranulosit merupakan leukosit yang tidak memiliki granula pada
sitoplasmanya. Terdapat dua jenis agranulosit, yaitu limfosit dan monosit.
Limfosit adalah leukosit yang tidak dapat bergerak dan memiliki satu inti
sel. Limfosit berfungsi dalam membentuk antibodi. Limfosit berukuran
antara 8–14 μm. Monosit berukuran lebih besar daripada limfosit, yaitu
14–19 μm. Monosit memiliki inti berbentuk menyerupai ginjal.
- Granulosit
Granulosit merupakan leukosit yang memiliki granula pada
sitoplasmanya. Berdasarkan sifat-sifat granul yang dimilikinya, granulosit
dibedakan menjadi tiga, yaitu neutrofil, basofil, eosinofil.

2.2.4 Mekanisme Pembekuan Darah

Pembekuan darah terjadi dalam tiga tahap yaitu :

1) Jaringan luka papar ke darah, trombosit akan menempel ke kologen jaringan

dan mengeluarkan zat-zat yang membuat trombosit saling berdekatan dan

menempel.

2) Trombosit akan membentuk sumbat yang memberi perlindungan darurat

sehingga terjadi kehilangan darah.

3) Pembentukan benang-benang fibrin.

Faktor penggumpalan darah :

1) Dari trombosit bercampur dengan faktor penggumpalan darah dari plasma

darah.

2) Tronbin akan mengkatalisis perubahan nibrinogan menjadi benang-benang

fibrin.

2.2.5 Penggolongan Darah

Penggolongan darah terbagi atas :


 

1) Aglutinogen adalah antigen-antigen dalam eritrosit yang membuat sel peka


terhadap penggumpalan darah ( aglutinasi ).
2) Aglutinin adalah substansi yang menyebabkan aglutinansi sel misalnya anti
bodi. Dr.karl landsteiner seorang ahli imunologi dan patologi
berkebangsaan Autria ( 1868-1943 ), dan Julius Donath adalah penemu
perbedaan antigean dan antibodi dalam sel darah manusia.
Sistem Penggolongan Darah :
1) Golongan darah sistem A B O
Dalam sistem ini darah digolongkan dalam 4 macam yaitu : A, B, AB, dan
O. Apabila pada sel darah merah seorang tidak terdapat aglutinogen A atau
pun B maka darah di golongkan O, jika hanya terdapat aglutinogen A darah
di golongkan A, dan jika hanya terdapat aglutinogen B darah di golongkan
B, dan jika terdapat aglutinogen A dan B darah digolongkan AB.
2) Golongan darah sistem Rhesus.
Golongan darah sistem Rhesus didasarkan atas ada dan tidaknya
anglutinogen Rhesus (Rh ) yang disebut juga faktor Rhesus.

2.2.6 Transfusi darah


Pada Transfusi darah orang yang menerima darah disebut resipien pada
pemberi darah disebut donor. Sel darah yang diberikan kepada resipien adalah
senyawa protein.
Pada umumnya Transfusi dilakukan pada orang dalam kondisi :
1) Orang mengalami kecelakaan
2) Tubuh terbakar.
3) Orang yang kekurangan darah akut
4) Orang yang mengidap penyakit kronis.

2.2.7 Pembuluh Darah

Pada  abad ke 17 seorang ahli fisiologi dari inggris, ya’ni William


Harvey (1578 – 1657), dari hasil percobaannya dan berbagai percobaan ahli lain
ditemukanlah pembuluh balik (vena).
Struktur Pembuluh Darah

Tiga puluh tahun kemudian seorang ahli anatomi italia Marcello Malpighi.
Berhasil menemukan pembuluh darah kapiller.
a) Pembuluh Nadi (Arteri )

Pembuluh nadi/Arteri merupakan pembuluh darah  yang keluar dari jantung

yang membawa darah keseluruh bagian dan alat tubuh umumnya

mengandung banyak oksigen. Pembuluh darah yang paling besar disebut

aorta  dan arteri pulmonaris mempunyai garis tengah 1-3 cm, arteri ini

mempunyai  cabang-cabang ke seluruh tubuh yang disebut arteriola.

Pada saat jantung berkontraksi (sisto) darah akan keluar dari bilik menuju

pembuluh nadi. Pembuluh ini tebal, elastis, dan memiliki sebuah kutup

(Valvula semilunris) yang berada terdapat diluar jantung.

Ada dua pembuluh nadi yang dilewati darah yaitu :

1) Pembuluh nadi besar (aorta).

Aorta adalah pembuluh yang dilewati darah dari bilik kiri jantung

menuju keseluruh tubuh.

2) Pembuluh nadi paru-paru (arteri palmonalis).

Pembuluh nadi paru-paru adalah pembuluh yang dilewati darah dari

bilik kanan menuju paru-paru (pulmo).


Fungsi arteri adalah untuk mengalirkan darah keluar dari jantung. Terdiri

dari :

1) Arteri pulmonalis, berfungsi mengalirkan darah dari bilik kanan ke

paru-paru, banyak mengandung CO2.

2) Aorta (nadi besar), berfungsi mengalirkan darah dari bilik kiri menuju

seluruh tubuh, banyak mengandung oksigen.

Arteri mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastis dan terdiri

dari 3 lapisan yaitu:

1) TUNIKA INTERMA/INTERNA yaitu lapisan yang paling dalam sekali

berhubungan dengan darah dan terdiri dari jaringan endotel.

2) TUNIKA MEDIA yaitu lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot 

yang sifat nya elastis dan temask otot polos.

3) TUNIK EKSTERNA/ADVENTISIA yaitu lapisan yang paling luar sekali

terdiri dari jaringan ikat gembur yang berguna menguat kan dinding 

arteri.

b. Pembuluh Balik ( Vena )

Pembuluh balik adalah pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung,

yang umumnya mengandung karbondioksida. Pada saat jantung berelaksasi

(Diastol), darah dari tubuh dan paru-paru akan masuk ke jantung melalalui

vena. Vena diselubungi oleh otot rangka dan memiliki sebuah katup yaitu

Valvula Semilunaris. Katup-katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua

kelompok   yang gunanya untuk mencegah agar darah tidak kembali lagi.

Vena-vena yang ukuran nya besar diantaranya vena kava dan vena
pulmonaris, vena ini  juga mempunyai cabang yang lebih kecil yang disebut

venolus yang selanjutnya menjadi kapiler.

Pembuluh balik yang masuk ke jantung adalah sebagai berikut :

1) Vena Kava

Vena kava  bercabang-cabang menjadi pembulu yang lebih kecil yaitu

vena. Ada dua macam vena kava, yaitu vena kava superior dan vena

kava inferior.

a) Vena kava superior

Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari bagian atas

tubuh ( kepala, leher, keserambi kanan jantung.

b) Vena kava inferior

Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari bagian tubuh

lainnya dan anggota badan bawah tubuh keserambi kanan jantung.

2) Vena Pulmonalis

Vena ini membawa darah yang mengandung O2 dari paru-paru

keserambi kiri jantung.

c) Pembuluh kapiler

Pembuluh kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus dan langsung

berhubungan dengan sel-sel jaringan tubuh. Pembuluh kapiler

menghubungkan ujung pembuluh nadi terkecil (arteriola) dan ujung pembuluh

vena terkecil (venula).


2.2.8 Sistem Peredaran Darah Manusia

Sistem peredaran darah manusia ada dua yaitu system peredaran darah besar

dan system peredaran darah kecil.

a) Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik)

Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui aorta

menuju ke seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ bagian bawah).

Melalui arteri darah yang kaya akan oksigen menuju ke sistem-sistem

organ, maka disebut sebagai sistem peredaran sistemik. Dari sistem organ

vena membawa darah kotor menuju ke jantung. Vena yang berasal dari

sistem organ di atas jantung akan masuk ke bilik kanan melalui vena cava

inferior, sementara vena yang berasal dari sistem organ di bawah jantung

dibawa oleh vena cava posterior.

Darah kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke serambi kanan,

selanjutnya akan dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Arteri

pulmonalis merupakan satu keunikan dalam sistem peredaran darah

manusia karena merupakan satu-satunya arteri yang membawa darah kotor

(darah yang mengandung CO2).

Urutan perjalanan peredaran darah besar : bilik kiri aorta pembuluh

nadi pembuluh kapiler vena cava superior dan vena cava inferior

serambi kanan

b) Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal)


Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri

pulmonalis dari serambi kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru

tepatnya pada alveolus terjadi pertukaran gas antara O2 dan CO2. Gas

O2 masuk melalui sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar tubuh.

O2 yang masuk akan diikat oleh darah (dalam bentuk HbO) terjadi di dalam

alveolus. Selanjutnya darah bersih ini akan keluar dari paru-paru melalui

vena pulmonalis menuju ke jantung (bagian bilik kiri). Vena pulmonalis

merupakan keunikan yang kedua dalam system peredaran darah manusia,

karena merupakan satu-satunya vena yang membawa darah bersih.

Urutan perjalanan peredaran darah kecil : bilik kanan jantung arteri

pulmonalis paru-paru vena pulmonalis serambi kiri jantung.

2.3 SAMPLING
2.3.1 Defenisi Sampling

Desain dan survei eksperimental berguna dan kuat dalam menemukan jawaban
atas pertanyaan penelitian melalui pengumpulan data dan analisis selanjutnya, tetapi
mereka dapat lebih berbahaya dari pada jika populasi tidak ditargetkan dengan benar.
Artinya, jika data tidak dikumpulkan dari orang, peristiwa, atau objek yang dapat
memberikan jawaban yang benar untuk menyelesaikan masalah, penelitian akan sia-
sia. Proses pemilihan individu, objek, atau peristiwa yang tepat sebagai perwakilan
untuk seluruh populasi dikenal sebagai sampling, yang akan kami teliti secara
terperinci dalam bab ini.

Alasan untuk menggunakan sampel, daripada mengumpulkan data dari seluruh


populasi, terbukti dengan sendirinya. Dalam penyelidikan penelitian yang melibatkan
ratusan bahkan ribuan elemen, praktis tidak mungkin mengumpulkan data dari, atau
menguji, atau memeriksa, setiap elemen. Bahkan jika itu mungkin, itu akan menjadi
penghalang dalam hal waktu, biaya, dan sumber daya manusia lainnya. Studi sampel
daripada seluruh populasi juga kadang-kadang cenderung menghasilkan hasil yang
lebih dapat diandalkan. Ini sebagian besar karena kelelahan berkurang dan lebih
sedikit kesalahan oleh karena itu menghasilkan pengumpulan data, terutama ketika
sejumlah besar elemen terlibat. Dalam beberapa kasus, juga tidak mungkin
menggunakan seluruh populasi untuk mendapatkan pengetahuan tentang, atau
menguji, sesuatu. Pertimbangkan, misalnya, kasus bola lampu listrik. Dalam menguji
kehidupan bohlam, jika kita membakar setiap bola lampu yang dihasilkan, tidak akan
ada yang tersisa untuk dijual. Ini dikenal sebagai destruktif sampling.

2.3.1 Populasi, Elemen, Sampel, Sampling Unit, Dan Subjek


Dalam mempelajari bagaimana data representatif (yaitu, sebagaimana tercermin
di alam semesta) dapat dikumpulkan, beberapa istilah, seperti yang dijelaskan di
bawah ini, pertama-tama harus dipahami.
a. Populasi
Populasi mengacu pada seluruh kelompok orang, peristiwa, atau hal-hal
menarik yang peneliti ingin selidiki. Ini adalah sekelompok orang, peristiwa,
atau hal-hal yang menarik yang peneliti ingin membuat kesimpulan
(berdasarkan statistik sampel). Misalnya, jika CEO perusahaan komputer
ingin mengetahui jenis strategi periklanan yang diadopsi oleh perusahaan
komputer di Silicon Valley, maka semua perusahaan komputer yang ada di
sana akan menjadi penduduk. Jika seorang konsultan organisasi tertarik
untuk mempelajari efek dari minggu kerja empat hari pada pekerja kerah
putih di perusahaan telepon di Irlandia, maka semua pekerja kerah putih di
perusahaan itu akan membentuk populasi. Jika regulator ingin tahu
bagaimana pasien di panti jompo dijalankan oleh perusahaan di Perancis
dirawat, maka semua pasien di semua panti jompo yang dijalankan oleh
mereka akan membentuk populasi. Namun, jika regulator hanya tertarik pada
satu panti jompo khusus yang dijalankan oleh perusahaan itu, maka hanya
pasien di panti jompo khusus yang akan membentuk populasi.
b. Element
Unsur adalah satu anggota populasi. Jika 1000 pekerja kerah biru dalam
suatu organisasi tertentu kebetulan merupakan populasi yang menarik bagi
seorang peneliti, setiap pekerja kerah biru di dalamnya adalah sebuah
elemen. Jika 500 lembar mesin harus disetujui setelah memeriksa beberapa,
akan ada 500 elemen dalam populasi ini. Kebetulan, sensus adalah hitungan
semua elemen dalam populasi manusia.
c. Sample
Sampel adalah bagian dari populasi. Ini terdiri dari beberapa anggota yang
dipilih darinya. Dengan kata lain, sebagian, tetapi tidak semua, elemen
populasi membentuk sampel. Jika 200 anggota diambil dari populasi 1.000
pekerja kerah biru, 200 anggota ini membentuk sampel untuk penelitian.
Artinya, dari sebuah studi dari 200 anggota ini, peneliti akan menarik
kesimpulan tentang seluruh populasi 1.000 pekerja kerah biru. Demikian
juga, jika ada 145 pasien rawat inap di rumah sakit dan 40 di antaranya harus
disurvei oleh administrator rumah sakit untuk menilai tingkat kepuasan
mereka dengan perawatan yang diterima, maka 40 anggota ini akan menjadi
sampel. Sampel adalah subkelompok atau bagian dari populasi. Dengan
mempelajari sampel, peneliti harus dapat menarik kesimpulan yang dapat
digeneralisasi untuk populasi yang diinginkan.
d. Unit Sampling
Unit sampling adalah elemen atau serangkaian elemen yang tersedia untuk
seleksi dalam beberapa tahap proses pengambilan sampel. Contoh unit
sampling dalam sampel multistage adalah blok kota, rumah tangga, dan
individu dalam rumah tangga.
e. Subject
Subjek adalah satu anggota sampel, sama seperti elemen adalah satu anggota
populasi. Jika 200 anggota dari total populasi 1.000 pekerja kerah biru
membentuk sampel untuk penelitian, maka masing-masing pekerja kerah
biru dalam sampel adalah subjek. Sebagai contoh lain, jika sampel dari 50
mesin dari total 500 mesin harus diperiksa, maka setiap satu dari 50 mesin
adalah subjek, sama seperti setiap mesin dalam total populasi 500 mesin
adalah elemen.

2.3.3 Representativeness of Samples


Kebutuhan untuk memilih sampel yang tepat untuk penyelidikan penelitian
tidak dapat terlalu ditekankan. Kita tahu bahwa jarang sampel akan menjadi replika
populasi yang tepat dari mana ia diambil. Misalnya, sangat sedikit sampel berarti (X)
cenderung persis sama dengan sarana populasi (μ). Juga tidak ada standar deviasi
sampel (S) kemungkinan sama dengan standar deviasi populasi (σ). Namun, jika kami
memilih sampel dengan cara ilmiah, kami dapat yakin bahwa statistik sampel
(misalnya, X, S, atau S2) cukup dekat dengan parameter populasi (yaitu, μ, σ, atau
σ2). Untuk meletakkannya secara berbeda, adalah mungkin untuk memilih sampel
sedemikian rupa sehingga mewakili populasi. Namun, selalu ada sedikit
kemungkinan, bahwa nilai sampel mungkin berada di luar parameter populasi.

2.3.4 Normality of Distributions


Atribut atau karakteristik penduduk umumnya terdistribusi normal. Misalnya,
ketika atribut seperti tinggi dan berat dianggap, kebanyakan orang akan
mengelompok di sekitar mean, hanya menyisakan sejumlah kecil pada ekstrem yang
sangat tinggi atau sangat pendek, sangat berat atau sangat ringan, dan seterusnya,
seperti ditunjukkan pada. Jika kita memperkirakan karakteristik populasi dari mereka
yang diwakili dalam sampel dengan akurasi yang wajar, sampel harus dipilih
sehingga distribusi karakteristik minat mengikuti pola distribusi normal yang sama
dalam sampel seperti halnya dalam populasi. Dari teorema limit sentral, kita tahu
bahwa distribusi sampling dari mean sampel terdistribusi secara normal. Sebagai
ukuran sampel n meningkat, sarana sampel acak yang diambil dari hampir semua
populasi mendekati distribusi normal dengan berarti μ dan standar deviasi σ.
Singkatnya, terlepas dari apakah atribut populasi terdistribusi secara normal, jika kita
mengambil sampel dalam jumlah yang cukup besar dan memilihnya dengan hati-hati,
kita akan memiliki distribusi sampling dari sarana yang memiliki normalitas. Ini
adalah alasan mengapa dua masalah penting dalam pengambilan sampel adalah
ukuran sampel (n) dan desain sampling, seperti yang dibahas kemudian.
Ketika sifat-sifat populasi tidak terlalu terwakili atau kurang terwakili dalam
sampel, kami memiliki sampel yang representatif. Ketika suatu sampel terdiri dari
unsur-unsur dalam populasi yang memiliki nilai-nilai yang sangat tinggi pada
variabel yang sedang kita pelajari, sampel berarti X akan jauh lebih tinggi daripada
mean populasi μ. Jika, sebaliknya, subyek sampel terdiri dari unsur-unsur dalam
populasi dengan nilai-nilai yang sangat rendah pada variabel yang menarik, mean
sampel akan jauh lebih rendah dari mean populasi sebenarnya μ. Jika desain sampling
dan ukuran sampel kami benar, bagaimanapun, sampel berarti X akan berada dalam
jarak dekat dari mean populasi sejati μ. Dengan demikian, melalui desain sampling
yang tepat, kita dapat memastikan bahwa subjek sampel tidak dipilih dari ekstrem,
tetapi benar-benar mewakili sifat-sifat populasi. Semakin representatif populasi
sampel, semakin digeneralisasikan adalah temuan penelitian.

Sementara, mengingat kekhawatiran kami tentang generalisasi, kami mungkin


khusus tentang memilih sampel yang representatif untuk sebagian besar penelitian,
beberapa kasus mungkin tidak meminta untuk generalisasi seperti itu. Misalnya, pada
tahap eksplorasi pencarian fakta, kita mungkin hanya tertarik untuk "menangani"
situasi, dan karenanya membatasi wawancara hanya kepada orang-orang yang paling
mudah tersedia. Hal yang sama berlaku ketika waktu adalah esensi, dan urgensi
dalam mendapatkan informasi mengesampingkan tingkat akurasi yang tinggi dalam
hal prioritas. Misalnya, agensi film mungkin ingin mengetahui dengan cepat
pengaruhnya pada pemirsa film yang baru dirilis yang menunjukkan malam
sebelumnya. Pewawancara mungkin mempertanyakan 20 orang pertama yang
meninggalkan teater setelah menonton film dan mendapatkan reaksi mereka. Atas
dasar jawaban mereka, dia dapat membentuk opini mengenai kemungkinan
kesuksesan film tersebut. Sebagai contoh lain, seorang manajer restoran mungkin
ingin menemukan reaksi pelanggan terhadap item baru yang ditambahkan ke menu
untuk menentukan apakah atau tidak itu telah menjadi tambahan yang populer dan
berharga. Untuk tujuan ini, 15 orang pertama yang memilih item khusus mungkin
diwawancarai, dan reaksi mereka diperoleh. Dalam kasus seperti itu, memiliki
informasi instan mungkin lebih menguntungkan daripada mendapatkan fakta yang
paling representatif. Akan tetapi, harus dicatat bahwa hasil dari sampel yang nyaman
tersebut tidak dapat diandalkan dan tidak pernah dapat digeneralisasikan ke populasi.

2.3.5 The Sampling Process


Sampling adalah proses pemilihan jumlah yang tepat dari unsur-unsur yang
tepat dari populasi, sehingga studi tentang sampel dan pemahaman tentang sifat atau
karakteristiknya memungkinkan kita untuk menggeneralisasikan sifat atau
karakteristik tersebut ke elemen populasi. Langkah-langkah utama dalam
pengambilan sampel meliputi:

1. Definisikan populasi
2. Tentukan kerangka sampel
3. Tentukan desain sampling
4. Tentukan ukuran sampel yang tepat
5. Jalankan proses sampling

2.3.6 Defining the population


Pengambilan sampel dimulai dengan mendefinisikan populasi sasaran dengan
tepat. Populasi target harus didefinisikan dalam hal elemen, batas geografis, dan
waktu. Misalnya, untuk seorang bankir yang tertarik dalam kebiasaan menabung para
pekerja kerah biru di industri pertambangan di Amerika Serikat, populasi target
mungkin semua pekerja kerah biru di industri itu di seluruh negeri. Untuk biro iklan
yang tertarik dengan kebiasaan membaca orang tua, populasi target mungkin adalah
penduduk Jerman yang berusia 50 tahun ke atas. Contoh-contoh ini menggambarkan
bahwa tujuan penelitian dan ruang lingkup penelitian memainkan peran penting
dalam mendefinisikan populasi target.

2.3.7 Determining the sample frame


Kerangka sampling adalah representasi (fisik) dari semua elemen dalam
populasi dari mana sampel diambil. Penggajian organisasi akan berfungsi sebagai
kerangka sampling jika anggotanya harus dipelajari. Demikian juga, pendaftaran
universitas yang berisi daftar semua siswa, staf pengajar, administrator, dan staf
pendukung di universitas selama tahun akademik atau semester tertentu dapat
berfungsi sebagai kerangka sampling untuk studi populasi universitas. Daftar siswa
kelas bisa menjadi kerangka sampling untuk studi siswa di kelas. Direktori telepon
juga sering digunakan sebagai kerangka sampling untuk beberapa jenis penelitian,
meskipun itu memiliki bias yang melekat sejauh beberapa nomor tidak terdaftar dan
beberapa lainnya mungkin telah menjadi usang.
2.3.8 Determining The Sampling Design
Ada dua jenis utama desain sampling: probabilitas dan nonprobability
sampling. Dalam pengamplasan probabilitas, unsur-unsur dalam populasi memiliki
beberapa peluang yang diketahui, bukan nol atau kemungkinan untuk dipilih sebagai
subjek sampel. Dalam pengambilan sampel nonprobabilitas, unsur-unsur tidak
memiliki peluang yang diketahui atau telah ditentukan sebelumnya untuk dipilih
sebagai subjek. Desain sampling probabilitas digunakan ketika keterwakilan sampel
sangat penting untuk kepentingan generalisasi yang lebih luas. Ketika waktu atau
faktor lain, daripada generalisasi, menjadi kritis, nonprobability sampling umumnya
digunakan. Masing-masing dari dua desain utama ini memiliki sampling berbeda
strategi. Tergantung pada sejauh mana generalisasi yang diinginkan, tuntutan waktu
dan sumber daya lainnya, dan tujuan penelitian, berbagai jenis probabilitas dan desain
sampling nonprobability dipilih.
Pilihan prosedur pengambilan sampel adalah yang sangat penting. Oleh
karena itu, bab ini akan membahas secara rinci berbagai jenis desain sampling,
dengan mengingat poin-poin berikut dalam penentuan pilihan:

1) Apa target populasi fokus yang relevan untuk penelitian?


2) Apa sebenarnya parameter yang kami minati untuk diinvestigasi?
3) Apa jenis kerangka sampling yang tersedia?
4) Biaya apa yang dilekatkan pada desain sampling?
5) Berapa banyak waktu yang tersedia untuk mengumpulkan data dari
sampel?

2.3.9 Determining the sample size


Apakah ukuran sampel 40 cukup besar? Atau apakah Anda memerlukan ukuran
sampel 75, 180, 384, atau 500? Apakah sampel besar lebih baik daripada sampel
kecil; yaitu, apakah itu lebih representatif? Keputusan tentang seberapa besar ukuran
sampel harus menjadi sangat sulit. Kami dapat meringkas faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pada ukuran sampel sebagai:
1) Tujuan penelitian.
2) Tingkat ketepatan yang diinginkan (interval keyakinan).
3) Risiko yang dapat diterima dalam memprediksi tingkat presisi (tingkat
kepercayaan).
4) Jumlah variabilitas dalam populasi itu sendiri.
5) Batasan biaya dan waktu.
6) Dalam beberapa kasus, ukuran populasi itu sendiri.
Jadi, seberapa besar sampel Anda seharusnya merupakan fungsi dari enam
faktor ini. Kami akan memiliki lebih banyak untuk mengatakan tentang ukuran
sampel nanti di bab ini, setelah kami membahas desain sampling.

2.3.10Probability Sampling
Ketika elemen-elemen dalam populasi memiliki peluang nol yang diketahui
untuk dipilih sebagai subjek dalam sampel, kita menggunakan desain sampling
probabilitas. Probabilitas sampling dapat berupa tidak terbatas (sampling acak
sederhana) atau dibatasi (probability probability sampling) di alam.

Anda mungkin juga menyukai