Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Kesetimbangan adalah suatu keadaan dinamis.Di alam kita sering menemukan


dua proses yang saling membatalkan penguapan dan pengembunan misalnya,bila
proses proses tersebut saling membatalkan dengan laju yang sama,sepertinya tidak
ada yang berubah maka itulah yang di sebut kesetimbangan (Larry,2011).
Hanya sedikit reaksi kimia yang berlangsung satu arah. Kebanyakan
merupakan reaksi reversibel. Pada awal proses reversibel, reaksi berlangsung maju ke
arah pembentukan produk. Segera setelah beberapa molekul produk terbentuk, proses
balik mulai berlangsung yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk.
Bila laju reaksi maju dan reaksi balik sama besar dan konsentrasi rekatan dan produk
tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu, maka tercapailah kesetimbangan kimia.
Kesetimbangan kimia meerupakan proses dinamik (Chang, 2010).
Pada asasnya hubungan antara laju reaksi dan kesetimbangan relatif
sederhana, dimana jika produk suatu sistem kimia dapat bereaksi membentuk zat-zat
aslinya kembali maka perubahan itu dikatakan reversibel. Dalam reaksi kimia yang
reversibel, terdapat suatu kondisi kesetimbangan kimia bila sepasang reaksi yang
berlawanan, yakni reaksi maju dan reaksi balik, berlangsung dengan laju yang sama.
Banyaknya relatif pereaksi dan produk pada kesetimbangan sangat beraneka untuk
reaksi kimia yang berlainan. Contohnya : A2 + B2 2AB Dan reaksi lawannya :
2AB A2 + B2 .Karena perubahan energi bebas standar untuk reaksi maju adalah
negatif, reaksi A2 + B2 2AB mempunyai kecenderungan yang lebih besar
untuk terjadi daripada reaksi 2AB A2 + B2. Selisih kecenderungan untuk
bereaksi dihubungkan sebagian dengan kuat ikatan dalam pereaksi dan produk, dan
sebagian dengan entropi zat zat nya. Dalam banyak reaksi reversibel, kecenderungan
dari salah satu reaksi yang berlawanan itu untuk terjadi, adalah jauh lebih besar
daripada kecenderungan dari reaksi yang lain. Dalam hal-hal lain, seringkali reaksi
yang lain itu diabaikan karena pengaruhnya pada banyaknya produk yang dapat
diperoleh dari reaksi itu tidaklah berarti (Hadyana Aloysius, 1990).
Pengaruh perubahan suhu reaksi kimia dapat berlangsung endotermik
(mengambil panas dari lingkungan) atau eksotermik (melepaskan panas). Menaikkan
suhu campuran kesetimbangan dengan menambahkan panas menyevbabkan reaksi
berlangsung sedemikian rupa sehingga menyerap sejumlah panas yang ditambahkan.
Kesetimbangan dalam reaksi endotermik bergeser dari kiri ke kanan, sedangkan
reaksi eksotermik bergeser dari kanan ke kiri, dengan “produk” yang bereaksi untuk
menghasilkan “reaktan”. Dengan cara yang sama, kita dapat menggambarkan
pergeseran berdasarkan pengaruh suhu pada tetapan kesetimbangan. Tetapan
kesetimbangan untuk reaksi endotermik naik dengan naiknya suhu, sedangkan untuk
reaksi eksotermik turun dengan naiknya suhu (suminar 2001).
Dalam kimia terdapat hubungan antara konstanta kesetimbangan dengan
persamaan reaksi yang disebut Hukum Kesetimbangan. Konstanta kesetimbangan
konsentrasi adalah hasil perkalian antara zat hasil reaksi dibagi dengan perkalian
konsentrasi zat pereaksi, dan masing-masing dipangkatkan dengan koefisien
reaksinya (Syukri, 1999).
Kesetimbangan kimia adalah kesetimbangan dinamis, karena dalam
sistem terjadi perubahan zat pereaksi menjadi hasil reaksi dan sebaliknya. Sebagai
contoh:
AB + CD                    AC + BD
Dalam keseimbangan ini terjadi reaksi AB dan CD menjadi AC dan BD dan
pada saat yang sama AC dan BD bereaksi menjadi AB dan CD. Akibatnya keempat
zat dalam sistem itu jumlahnya mendekati konstan.
Dalam reaksi kimia terdapat hubungan antara konstanta kesetimbangan dengan
persamaan reaksi yang disebut hukum kesetimbangan. Konstanta kesetimbangan
konsentrasi adalah hasil perkalian antara zat hasil reaksi dibagi dengan perkalian
konsentrasi zat pereaksidan masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya
(Syukri, 1999).
Kecepatan reaksi kimia pada suhu konstan sebanding dengan hasil kali
konsentrasi zat yang bereaksi. Reaksi kimia bergerak menuju kesetimbangan yang
dinamis, di mana terdapat reaktan dan produk, tetapi keduanya tidak lagi mempunyai
kecenderungan untuk berubah. Kadang-kadang konsentrasi produk jauh lebih besar
daripada konsentrasi reaktan yang belum bereaksi di dalam campuran kesetimbangan,
sehingga reaksi dikatakan reaksi yang “sempurna”. GN Lewis memperkenalkan 
besaran termodinamika baru yaitu keaktifan yang bisa dipakai sebagai ganti
konsentrasi. Sangat memudahkan jika keaktifan dianggap sebagai perkalian antara
konsentrasi zat yang dimaksud dengan suatu koefisien keaktifan (Syukri, 1999).
Dalam prakteknya, sejumlah besar reaksi tidak dapat berlangsung
secara sempurna namun lebih mendekati suatu keadaan atau posisi  untuk seimbang.
Hal ini disebut dengan kesetimbangan. Posisi kesetimbangan merupakan akhir dari
reaksi tersebut, yang merupakan suatu percampuran antara produk yang dihasilkan
dan reaktan yang tidak terpakai dan berada dalam jumlah yang relative tetap. Begitu
kesetimbangan tercapai, praktis tidak ada lagi reaktan yang berubah menjadi produk
kecuali kondisi eksperimen dari reaksi seperti suhu atau tekanan tersebut berubah.
Keadaan kesetimbangan ini ditentukan oleh tetapan kesetimbangan untuk reaksi. Dari
tetapan ini, komposisi dari campuran reaksi pada keadaan setimbang dapat dihitung.
Dengan mengetahui tetapan kesetimbangan suatu reaksi dan ketergantungannya pada
kondisi eksperimen, peneliti dapat mengubah kondisi untuk memaksimalkan hasil
dari reaksi tersebut. Oleh karena itu, perhitungan komposisi dalam suatu
kesetimbangan reaksi kimia  dan ketergantungannya dalam kondisi pada eksperimen
merupakan hal yang  sangat penting dalam ilmu Kimia. Seiring dengan
berlangsungnya reaksi, konsentrasi dari setiap ion akan berubah lebih lambat. Tetapi
sesudah keadaan konsentrasi konstan dan tercapai, maka dapat dikatakan reaksi
tersebut telah mencapai kesetimbangan kimia. Dalam kesetimbangan, tanda panah
rangkap mempertegas sifat dinamik dari kesetimbangan fasa. Gambaran dinamik
yang sama digunakan untuk kesetimbangan kimia, dimana ikatan-ikatan akan
terputus atau terbentuk seiring dengan maju mundurnya atom-atom di antara
molekul-molekul  reaktan dan produk. Jika konsentrasi awal reaktan besar, tumbukan
antara molekul-molekulnya akan membentuk molekul-molekul produk. Sesudah
konsentrasi produk tersebut cukup banyak, reaksi kebalikannya (pembentukan
reaktan dari produk) mulai berlangsung. Saat mendekati keadaan kesetimbangan,
kecepatan reaksi maju dan balik akan sama dan praktis tidak terjadi lagi perubahan
konsentrasi dari reaktan atau produk. Seperti halnya kesetimbangan antara air dan
uapnya adalah proses dinamik pada skala molekul, dengan penguapan dan kondensasi
yang berlangsung secara stimulan, begitu pula kesetimbangan antara reaktan dan
produk akan terjadi selama pembentukan kontinu molekul-molekul produk dari
molekul-molekul reaktan dengan kecepatan yang sama. Kesetimbangan kimia
bukanlah suatu keadaan statis, meski pun sifat  makroskopik seperti konsentrasi
berhenti berubah  ketika  kesetimbangan tercapai. Sebaliknya, ia lebih  cenderung 
merupakan  akibat  dari kesetimbangan dinamik antara reaksi maju dan reaksi balik.
Ada empat aspek dasar kesetimbangan, yaitu:
1. Keadaan kesetimbangan tidak menunjukkan perubahan makroskopik yang
nyata.
2. Keadaan kesetimbangan dicapai melalui proses yang berlangsung spontan.
3. Keadaan kesetimbangan menunjukkan keseimbangan dinamik antara proses
reaksi maju dan reaksi balik.
4. Keadaan kesetimbangan adalah sama walau pun arah pendekatannya  berbeda
[ CITATION Oxt01 \l 1057 ].

Anda mungkin juga menyukai