Kesetimbangan adalah suatu keadaan dinamis.Di alam kita sering menemukan
dua proses yang saling membatalkan penguapan dan pengembunan misalnya,bila proses proses tersebut saling membatalkan dengan laju yang sama,sepertinya tidak ada yang berubah maka itulah yang di sebut kesetimbangan (Larry,2011). Hanya sedikit reaksi kimia yang berlangsung satu arah. Kebanyakan merupakan reaksi reversibel. Pada awal proses reversibel, reaksi berlangsung maju ke arah pembentukan produk. Segera setelah beberapa molekul produk terbentuk, proses balik mulai berlangsung yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk. Bila laju reaksi maju dan reaksi balik sama besar dan konsentrasi rekatan dan produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu, maka tercapailah kesetimbangan kimia. Kesetimbangan kimia meerupakan proses dinamik (Chang, 2010). Pada asasnya hubungan antara laju reaksi dan kesetimbangan relatif sederhana, dimana jika produk suatu sistem kimia dapat bereaksi membentuk zat-zat aslinya kembali maka perubahan itu dikatakan reversibel. Dalam reaksi kimia yang reversibel, terdapat suatu kondisi kesetimbangan kimia bila sepasang reaksi yang berlawanan, yakni reaksi maju dan reaksi balik, berlangsung dengan laju yang sama. Banyaknya relatif pereaksi dan produk pada kesetimbangan sangat beraneka untuk reaksi kimia yang berlainan. Contohnya : A2 + B2 2AB Dan reaksi lawannya : 2AB A2 + B2 .Karena perubahan energi bebas standar untuk reaksi maju adalah negatif, reaksi A2 + B2 2AB mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk terjadi daripada reaksi 2AB A2 + B2. Selisih kecenderungan untuk bereaksi dihubungkan sebagian dengan kuat ikatan dalam pereaksi dan produk, dan sebagian dengan entropi zat zat nya. Dalam banyak reaksi reversibel, kecenderungan dari salah satu reaksi yang berlawanan itu untuk terjadi, adalah jauh lebih besar daripada kecenderungan dari reaksi yang lain. Dalam hal-hal lain, seringkali reaksi yang lain itu diabaikan karena pengaruhnya pada banyaknya produk yang dapat diperoleh dari reaksi itu tidaklah berarti (Hadyana Aloysius, 1990). Pengaruh perubahan suhu reaksi kimia dapat berlangsung endotermik (mengambil panas dari lingkungan) atau eksotermik (melepaskan panas). Menaikkan suhu campuran kesetimbangan dengan menambahkan panas menyevbabkan reaksi berlangsung sedemikian rupa sehingga menyerap sejumlah panas yang ditambahkan. Kesetimbangan dalam reaksi endotermik bergeser dari kiri ke kanan, sedangkan reaksi eksotermik bergeser dari kanan ke kiri, dengan “produk” yang bereaksi untuk menghasilkan “reaktan”. Dengan cara yang sama, kita dapat menggambarkan pergeseran berdasarkan pengaruh suhu pada tetapan kesetimbangan. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi endotermik naik dengan naiknya suhu, sedangkan untuk reaksi eksotermik turun dengan naiknya suhu (suminar 2001). Dalam kimia terdapat hubungan antara konstanta kesetimbangan dengan persamaan reaksi yang disebut Hukum Kesetimbangan. Konstanta kesetimbangan konsentrasi adalah hasil perkalian antara zat hasil reaksi dibagi dengan perkalian konsentrasi zat pereaksi, dan masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya (Syukri, 1999). Kesetimbangan kimia adalah kesetimbangan dinamis, karena dalam sistem terjadi perubahan zat pereaksi menjadi hasil reaksi dan sebaliknya. Sebagai contoh: AB + CD AC + BD Dalam keseimbangan ini terjadi reaksi AB dan CD menjadi AC dan BD dan pada saat yang sama AC dan BD bereaksi menjadi AB dan CD. Akibatnya keempat zat dalam sistem itu jumlahnya mendekati konstan. Dalam reaksi kimia terdapat hubungan antara konstanta kesetimbangan dengan persamaan reaksi yang disebut hukum kesetimbangan. Konstanta kesetimbangan konsentrasi adalah hasil perkalian antara zat hasil reaksi dibagi dengan perkalian konsentrasi zat pereaksidan masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya (Syukri, 1999). Kecepatan reaksi kimia pada suhu konstan sebanding dengan hasil kali konsentrasi zat yang bereaksi. Reaksi kimia bergerak menuju kesetimbangan yang dinamis, di mana terdapat reaktan dan produk, tetapi keduanya tidak lagi mempunyai kecenderungan untuk berubah. Kadang-kadang konsentrasi produk jauh lebih besar daripada konsentrasi reaktan yang belum bereaksi di dalam campuran kesetimbangan, sehingga reaksi dikatakan reaksi yang “sempurna”. GN Lewis memperkenalkan besaran termodinamika baru yaitu keaktifan yang bisa dipakai sebagai ganti konsentrasi. Sangat memudahkan jika keaktifan dianggap sebagai perkalian antara konsentrasi zat yang dimaksud dengan suatu koefisien keaktifan (Syukri, 1999). Dalam prakteknya, sejumlah besar reaksi tidak dapat berlangsung secara sempurna namun lebih mendekati suatu keadaan atau posisi untuk seimbang. Hal ini disebut dengan kesetimbangan. Posisi kesetimbangan merupakan akhir dari reaksi tersebut, yang merupakan suatu percampuran antara produk yang dihasilkan dan reaktan yang tidak terpakai dan berada dalam jumlah yang relative tetap. Begitu kesetimbangan tercapai, praktis tidak ada lagi reaktan yang berubah menjadi produk kecuali kondisi eksperimen dari reaksi seperti suhu atau tekanan tersebut berubah. Keadaan kesetimbangan ini ditentukan oleh tetapan kesetimbangan untuk reaksi. Dari tetapan ini, komposisi dari campuran reaksi pada keadaan setimbang dapat dihitung. Dengan mengetahui tetapan kesetimbangan suatu reaksi dan ketergantungannya pada kondisi eksperimen, peneliti dapat mengubah kondisi untuk memaksimalkan hasil dari reaksi tersebut. Oleh karena itu, perhitungan komposisi dalam suatu kesetimbangan reaksi kimia dan ketergantungannya dalam kondisi pada eksperimen merupakan hal yang sangat penting dalam ilmu Kimia. Seiring dengan berlangsungnya reaksi, konsentrasi dari setiap ion akan berubah lebih lambat. Tetapi sesudah keadaan konsentrasi konstan dan tercapai, maka dapat dikatakan reaksi tersebut telah mencapai kesetimbangan kimia. Dalam kesetimbangan, tanda panah rangkap mempertegas sifat dinamik dari kesetimbangan fasa. Gambaran dinamik yang sama digunakan untuk kesetimbangan kimia, dimana ikatan-ikatan akan terputus atau terbentuk seiring dengan maju mundurnya atom-atom di antara molekul-molekul reaktan dan produk. Jika konsentrasi awal reaktan besar, tumbukan antara molekul-molekulnya akan membentuk molekul-molekul produk. Sesudah konsentrasi produk tersebut cukup banyak, reaksi kebalikannya (pembentukan reaktan dari produk) mulai berlangsung. Saat mendekati keadaan kesetimbangan, kecepatan reaksi maju dan balik akan sama dan praktis tidak terjadi lagi perubahan konsentrasi dari reaktan atau produk. Seperti halnya kesetimbangan antara air dan uapnya adalah proses dinamik pada skala molekul, dengan penguapan dan kondensasi yang berlangsung secara stimulan, begitu pula kesetimbangan antara reaktan dan produk akan terjadi selama pembentukan kontinu molekul-molekul produk dari molekul-molekul reaktan dengan kecepatan yang sama. Kesetimbangan kimia bukanlah suatu keadaan statis, meski pun sifat makroskopik seperti konsentrasi berhenti berubah ketika kesetimbangan tercapai. Sebaliknya, ia lebih cenderung merupakan akibat dari kesetimbangan dinamik antara reaksi maju dan reaksi balik. Ada empat aspek dasar kesetimbangan, yaitu: 1. Keadaan kesetimbangan tidak menunjukkan perubahan makroskopik yang nyata. 2. Keadaan kesetimbangan dicapai melalui proses yang berlangsung spontan. 3. Keadaan kesetimbangan menunjukkan keseimbangan dinamik antara proses reaksi maju dan reaksi balik. 4. Keadaan kesetimbangan adalah sama walau pun arah pendekatannya berbeda [ CITATION Oxt01 \l 1057 ].