Anda di halaman 1dari 8

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan dengan judul “Sistem Periodik Unsur”. Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk mempelajari sifat dari logam alkali dan alkali tanah.
Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah analisa kualitatif, yaitu analisa
untuk mengetahui kandungan zat dalam suatu larutan. Hasil dari percobaan
didapatkan terjadinya reaksi berupa terbentuknya gas dengan Na dan Mg serta
terjadinya perubahan warna pada saat NaOH dan Mg(OH)2 ditetesi dengan 6 macam
larutan. Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah logam alkali
bersifat lebih reaktif daripada logam alkali tanah.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Konfigurasi elektron unsur-unsur menunjukan suatu keragaman periodik
dengan bertambahnya nomor atom. Unsur-unsur juga akan menunjukan keragaman
periodik dalam perilaku fisis dan kimianya. Pada umumnya, unsur-unsur yang
segolongan dalam sistem periodik unsur mempunyai sifat yang hampir mirip. Unsur-
unsur tersebut sifatnya akan bertambah atau berkurang dari atas ke bawah. Begitu
pula juga jika unsur-unsur itu membentuk senyawa.
Unsur merupakan zat tunggal yang sederhana yang dapat ditemukan di alam
bebas ataupun di dalam tanah. Ada pula unsur yang belum dapat ditemukan di alam
bebas. Wujud unsur pun berbeda-beda sesuai dengan tempat ditemukannya. Unsur
dapat berbentuk dalam zat padat, cair, atau gas.
Dengan menentukan kekuatan oksidasi relatif unsur-unsur golongan halogen,
maka akan diperoleh suatu pengertian mengenai kecendrungan unsur-unsur untuk
menarik elektron. Kecenderungan untuk menarik elektron itu dapat dihubungkan
dengan berubahnya ukuran atom dan ukuran ion. Logam alkali dan alkali tanah
mempunyai warna yang khas. Pada percobaan ini akan dipelajari reaksi logam alkali
dan alkali tanah dalam air. Perbedaan kelarutan senyawa-senyawa logam alkali dapat
digunakan untuk membedakan ion-in logam alkali tanah.
1.2. Tujuan Percobaan
Mempelajari sifat dari logam alkali dan alkali tanah.
1.3. Manfaat Percobaan
Dapat memahami pengertian dari analisa kualitatif dan mampu membedakan
sifat dari logam alkali dengan logam alkali tanah.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Skema klasifikasi unsur-unsur serupa yang dikenal sekarang ditemukan secara


terpisah dan hampir serempak oleh dimitri Mendeleev dan lohar mayer pada tahun
1869. “Jika unsur disusun berdasarkan kenaikan bobot atom, seperangkat sifat akan
terulang secara berkala. Tabel berkala ialah penataan unsur-unsur dalam 12 baris
mendatar dan 8 kolom tegak (golongan).. kedelapan golongan kemudian dibagi lagi
menjadi sub golongan yang sesuai, secara obyektif perlu ditinggalkan beberapa ruang
kosong bagi unsur-unsur yang belum ditemukan pada waktu itu dan dibuat praduga
mengenai bobot atom yang belum diketahui secara pasti. (Petrucci, 1987).
Kira-kira 80 unsur diklasifikasikan sebagai logam yang melipuuti beberapa dari
setiap grup, kecuali VIII A, VII A dan mungkin VI A. logam-logam ini berada
disebelah kiri dan tengah tabel berkala. Dalam reaksi kimia dengan nonlogam, atom
logam cenderung menyumbangkan elektron, dan membentuk kation
keelektronegatifannya rendah, kebanyakan diantaranya kurang dari 2,0. Selanjutnya
unsur non logam, yang terdiri dari kira-kira selusin unsur-unsur yang relatif umum
dan penting, ditambah gas mulia, berada disebelah kanan pada tabel priodik, kecuali
hidrogen. Atom dari non logam cenderung menerima elektron, dan membentuk anion
dalam reaksi kimia dengan logam. Selain itu nonlogam juga non logam juga mudah
bereaksi satu sama lain dengan membentuk ikatan kovalen misalnya dalam SO3, CO2
dan H2O. keelektro negatifannya fari kebanyakan non logam berkisar dari sekitar 2,4
ke atas. Selanjutnya Metoloid atau unsur perbatasan, memperlihatkan baik sifat
logam maupun sifat non logam sampai tingkat tertentu, biasanya ia bertindak sebagai
penyumbang elektron dengan non logam, dan sebagai penerima elektron dengan
logam. Unsur-unsur ini terletak berdekatan dengan garis zig-zag (seperti tangga)
dalam tabel berkala, seperti B, Si, Ge, Ar, Sb, Tc termasuk dalam kelas ini.
Keelektornigatifan unsur garis batas ini, berkisar antara 1.8 dan 2.1 (Keenan, dkk.,
1984).
Berdasarkan sifat kelogamannya, secara unsure dibedakan menjadi tiga
kategori, yaitu :
• Unsur Logam
• Unsur Nonlogam
• Unsur Metaloid
Jika dilihat dari konfigurasi elektronnya, unsure-unsur logam cenderung
melepaskan electron (memiliki) energy ionisasi kecil. Sedangkan unsure – unsure
nonlogam cenderung merangkap electron (memiliki energy ionisasi yang besar).
Dengan demikian, dapat dilihat kecenderungan sifat nonlogam dalam sitem
periodic, yaitu :
Ø Dalam satu perioda sifat logam dari kiri ke kanan semakin kecil
Ø Dlam satu golongan sifat logam dari atas ke bawah semakin besar.

a. Logam – logam Alkali


Mempunyai beberapa sifat antara lain: semuanya lunak, boleh mengkilat, dan
mudah dipotong. Jika logam – logam tersebut di udara terbuka maka pemuaiannya
akan menjadi kusam karena logam-logam mudah bereksi dengan air dan oksigen, dan
biasanya disimpan dalam minyak tanah.
b. Logam – logam Alkali Tanah
Logam –logam alkali tanah kecuali berilium berwarna putih, mudah dipotong
dan tampak mengkilat jika dipotong, serta cepat kusam di udara reaktivitasnya
terhadap air berbeda –beda
Berilium dapat bereaksi dengan air dingin secara lambat dan semakin cepat
bila semakin panas.
Logam – logam alkali tanah yang lain sangat cepat bereksi dengan air dingin
menghasilkan gas – gas hydrogen dan hidoksid serta menghasilkan banyak panas
(Petruci Ralph. 1987).
Beberapa contoh sifat logam alkali tanah adalah sbb:
Unsur logan II A berisi : Belium, Magnesium, Calsium, Stronsium, Barium,
Radium. Unsure tersebut bersifat logam karena cederung melepaskan electron.
Unsure ini disebut logam alkali tanah karena oksidanya bersifat basa (alkalis) dan
senyawanya banyak terdapat pada kerak bumi. Kemiripan sifat logam alkali tanah
disebabkan oleh kecenderungan melepaskan dua electron valensi, sehingga
senyawanya mempunyai bilangan oksida +2.Karapatan bertambah dengan naiknya
nomor atom, karena pertambanahn massa atom. Demikian juga jari – jari atom dan
ionnya disebabkan bertambahnya jumlah electron kulit terluarnya.
Electron dalam atom tersusun dalam kulit –kulit. Jumlah maksimum electron
yang dapat menempati kulit ke – n adalah:
Jumlah maksimum pada kulit ke – n = 2n2. Dengan mudah diketahui bahwa kulit
bernomor 5 atau lebih tinggi tidak pernah terpenuhi dengan electron. Kebebbasan
penting lainnya adalah bahwa kulit terluar yang disebut valensi tidak pernah lebih
dari delapan electron didalamnya.(David E. Goldbero. 2007).
Jari-jari alam adalah jarak dari inti sampai ke suatu tempat yang mempunyai
peluang untuk menemukan elektro dikulit terluarnya. Jari-jari atomatau suatu logam
adalah setengah jarak anatara dua inti pada atom-atom ayang berdekatan. Untuk
unsur-unsur yang berupa molekul diatomik, jari-jari atomnya adalah setengah jarak
antara inti dua atom dalam molekul tertentu. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi yang mempengaruhinya adalah keragaman ukuran atom dalam satu
golongan pada sistem priodik unsur, makin besar ukuran atomya. Yang kedua adalah
keragaman ukuran atom dalam satu periode yaitu jari-jari atom semakin menurun dari
kiri kekanan dalam satu periode. (Petrucci 1987).
Energi ionisasi adalah energi minum yang diperlukan untuk melepaskan satu
elektron dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya. Semakin besar energi
ionisasi makin sukar untuk melepaskan elektronnya (Chang, 2004).
Elektronegativitas memberikan kemampuan suatu atom dalam bersaing
mendapatkan electron, dengan atom lain yang berkaitan electronnegativitas berikatan
dengan energy ionisasi dan afinitas electron karena besaran ini memcerminkan
kemampuan atom melepaskan atau memperoleh sebuah elektron.
Sebagai patokan kasar, logam mempunai electron negativitas kurang dari 2, metalloid
lra-kira sama dengan 2 dan bukan logam lebih besar dari 2. (Petrucci,1987).
Beberapa sifat fisika penting dari unsur grup I A dan II A. unsur dari kedua
keluarga ini meiliki kilap keperekan logam yang khas, pada permukaan yang baru
dipotong. (tetapi ini cepat menghitam setelah tersingkap terhadap udara). Unsur-unsur
ini juga meliliki daya hantar (konduktifitas) listrik danpanas yang tinggi yang adalah
khas logam. Beberapa titik lelehnya yang relatif rendah rapatannya yang relatif
rendah dankelunakannya. Ciri khas yang paling mencolok dari logam akali dan akali
tanah-tanahan adalah kereaktifannya yang luar biasa besar. Pada unsur alkali jari-jari
atom dari litrum ke fransium semakin besar dikarenakan bertambahnya jumlah kulit
electron. Sedangkan energy ionisasinya dari keelektronegatifannya dari ltium ke
fransium semakin berkurang. Logam-logam alkali hanya memiliki satu malam tingkat
oksidasi yaitu +1. Titik leleh dan titik didih alkali tanah dari litium ketransium
semakin menurun bagitu pula gelang daya hantar listrik panas. Kecuali pada natrium.
Reaksi antara logamalkali dengan air membentuk basa dengan gas hidrogen. Dengan
semakin bertambahnya nomor atom, reaksi berlangsung semakin hebat.
Contoh: 2Na(s) + 2H2O (ℓ) → 2 NaOH (aq)+ H2 (g).
Pada alkali tanah dari atas kebawah dalam sestem periodik jari-jari atom
secara beraturan meningkat, sedangkan energi ionisai dan keelektronegatifannya
menurun. Titik didih dan titik lelehnya cenderung menurun dari berilium ke barium.
Pada alkali dan alkali tanah terdapat tes nyala logam yaitu untuk menentukan warna-
warna unsure. Logam alkali dan alkali tanah adalah zat pereduksi yang sangat kuat
karena bagi mudah kehilangan elektron. Logam alkali tanah bereaksi dahsyat dengan
air: kalsium, strosium dan barium bereaksi kurang dahsyat tidak satupun dari unsure-
unsur alkali dan alkali tanah terdapat didalam keadaan unsure. Semua unsure alkali
terdapat dalam senyawa alam sebagai ion-ion positif (positif satu) : sedangkan unsure
alkali tanah terdapat sebagai ion dipositif (positif dua). (keenan, dkk., 1984).
Logam alkali dalam I A dan logam alkali tanah dalam II A dinamakan
demikian karena kebanyakan oksida dan hidroksidanya termasuk diantara basa yang
paling kuat dan dikenal. Beberapa sifat fisika penting dari unsur golongan I A dan II
A. unsur dari kedua keluarga ini memiliki kilap keperekan logam yang khas, pada
permukaan yang baru dipotong. Unsur-unsur ini juga meliliki daya hantar
(konduktifitas) listrik dan panas yang tinggi yang merupakan khas logam. Beberapa
titik lelehnya yang relatif rendah rapatannya dan kelunakannya. Ciri khas yang
paling mencolok dari logam akali dan akali tanah adalah kereaktifannya yang luar
biasa besar. Pada alkali dan alkali tanah terdapat tes nyala logam yaitu untuk
menentukan warna-warna unsur. Logam alkali dan alkali tanah adalah zat pereduksi
yang sangat kuat karena mudah kehilangan elektron. Semua unsur alkali terdapat
dalam senyawa alam sebagai ion (+1), sedangkan unsur alkali tanah terdapat sebagai
ion (+2) (Keenan, 1986).
Sifat-sifat dari sistem periodik adalah jari-jari atom dalam satu periode makin
ke kanan letak suatu unsur maka semakin kecil, sedangkan dalam satu golongan
makin ke bawah letak suatu unsur, jari-jari atom semakin besar. Energi ionisasi dalam
satu periode makin ke kanan letak suatu unsur makin besar, sedangkan dalam satu
golongan makin ke bawah makin kecil. Afinitas elektron dalam satu periode makin ke
kanan letak suatu unsur makin besar, sedangkan dalam satu golongan makin ke
bawah makin kecil. Keelektronegatifan dalam satu periode makin ke kanan letak
suatu unsur makin besar, sedangkan dalam satu golongan makin ke bawah makin
kecil. (Barsasella, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Barsasella, Diana. 2012. Buku Wajib Kimia Dasar. Jakarta : Trans Info Media

Chang,Raymond. 2004. Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti jilid 1/ Edisi Ketiga.


Terjemahan dari General Chemistry : The Essential Concepts, oleh
Abdulkadir Martoprawiro, Muhammad, dkk. Jakarta : Penerbit Erlangga

David, Goldbero E. 2007. Ikatan Kimia.. Yogyakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Keenan,Charles W. 1986. Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 2. Terjemahan


dari Chemistry For University Sixth Edition oleh Pudjaatmaka, Aloysius
Hadyana. Jakarta: Erlangga

Keenan, Wood dan Kleinpelter. 1984. Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 2.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Petrucci, Ralaph H. 1987. Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat
Jilid1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai