NOMOR 577/KMK.01/2019
TENTANG
MANAJEMEN RISIKO
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN
MEMUTUSKAN:
c. identifikasi Risiko;
d. analisis Risiko;
e. evaluasi Risiko;
f. mitigasi Risiko; dan
g. pemantauan dan review,
sesuai ketentuan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran huruf B yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
3. Inspektorat Jenderal
Tugas dan tanggung jawab Inspektorat Jenderal dalam Manajemen Risiko
meliputi:
a. melakukan audit, review, pemantauan, dan evaluasi penerapan
Manajemen Risiko pada UPR berdasarkan pedoman Manajemen Risiko
yang ditetapkan di lingkungan Kementerian Keuangan; dan
b. melakukan penilaian atas tingkat kematangan penerapan Manajemen
Risiko di seluruh level UPR berdasarkan pedoman Manajemen Risiko
yang ditetapkan di lingkungan Kementerian Keuangan.
2. Perumusan Konteks
Perumusan konteks bertujuan untuk memahami lingkungan dan
batasan penerapan Manajemen Risiko pada setiap UPR, dengan tahapan
sebagai berikut:
a. Menentukan ruang lingkup dan periode penerapan Manajemen Risiko
1) Ruang lingkup penerapan Manajemen Risiko merupakan batasan
tugas, fungsi, dan mandat dimana Manajemen Risiko akan
diterapkan.
2) Periode penerapan Manajemen Risiko merupakan kurun waktu
penerapan Manajemen Risiko.
b. Menetapkan sasaran organisasi
Penetapan sasaran organisasi dilakukan dengan mengacu pada
sasaran strategis dalam peta strategi unit organisasi. Selain dokumen
peta strategi, sasaran organisasi juga dapat ditambahkan dari inisiatif
strategis dalam kontrak kinerja dan/atau program/proyek/kegiatan
yang direncanakan/dilaksanakan organisasi.
c. Mengidentifikasi pemangku kepentingan
Identifikasi pemangku kepentingan mencakup:
1) Pihak yang menjadi pemangku kepentingan, yaitu pihak yang
berinteraksi dan berkepentingan terhadap output dan/atau outcome
organisasi.
2) Deskripsi pemangku kepentingan dalam hubungannya dengan
pencapaian sasaran organisasi.
d. Menetapkan struktur Unit Pemilik Risiko (UPR)
Struktur UPR mengacu pada ketentuan organisasi dan tata kerja yang
berlaku di lingkungan Kementerian Keuangan.
e. Menuangkan hasil perumusan konteks Manajemen Risiko dalam
Formulir Konteks Manajemen Risiko sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Huruf C.2.a.
3. Identifikasi Risiko
Identifikasi Risiko bertujuan untuk menentukan semua Risiko yang
berpengaruh terhadap pencapaian sasaran organisasi. Risiko tersebut
mencakup kejadian, penyebab, maupun dampak Risiko, dengan
penjelasan sebagai berikut:
a. Kejadian Risiko merupakan pernyataan kondisional atas
peristiwa/keadaan yang berpotensi menggagalkan, menunda,
menghambat atau tidak mengoptimalkan pencapaian sasaran
organisasi (SO). Kejadian Risiko dapat berupa:
1) Sesuatu yang tidak diharapkan namun terjadi yaitu kerugian,
pelanggaran, kegagalan, atau kesalahan; atau
2) Sesuatu yang diharapkan namun tidak terwujud yaitu kesempatan
yang tidak dapat dimanfaatkan.
Namun demikian, kejadian Risiko bukan merupakan negasi (lawan)
dari sasaran organisasi (SO).
-5-
No.
Kategori Risiko Definisi
Urut
3 Risiko reputasi Risiko yang berkaitan dengan persepsi
atau tingkat kepercayaan pemangku
kepentingan eksternal terhadap
organisasi.
4 Risiko fraud Risiko yang berkaitan dengan
perbuatan yang mengandung unsur
kesengajaan, niat, menguntungkan diri
sendiri atau orang lain, penipuan,
penyembunyian atau penggelapan, dan
penyalahgunaan kepercayaan yang
bertujuan untuk memperoleh
keuntungan secara tidak sah yang
dapat berupa uang, barang/ harta,
jasa, dan tidak membayar jasa, yang
dilakukan oleh satu individu atau lebih
di lingkungan organisasi.
5 Risiko legal Risiko yang berkaitan dengan
tuntutan/gugatan hukum dan upaya
hukum lainnya kepada organisasi atau
jabatan.
6 Risiko kepatuhan Risiko yang berkaitan dengan
ketidakpatuhan organisasi atau pihak
eksternal, seperti wajib pajak atau
Kementerian/Lembaga, terhadap
peraturan perundang-undangan,
kesepakatan internasional, atau
ketentuan lain yang berlaku
7 Risiko operasional Risiko yang berkaitan dengan tidak
berfungsinya proses bisnis organisasi,
sistem informasi, atau keselamatan
kerja individu.
4. Analisis Risiko
Tahapan ini bertujuan untuk menentukan Besaran Risiko dan Level
Risiko. Analisis Risiko dilaksanakan dengan cara menentukan level
kemungkinan dan level dampak terjadinya Risiko berdasarkan Kriteria
-8-
Kriteria Kemungkinan
Kemungkinan terjadinya non low
Level tolerance event dalam 1 periode
Kemungkinan Low Tolerance
analisis
Event
Jumlah
Persentase
frekuensi
Hampir pasti x > 50% > 12 kali dalam minimal 1 kejadian
terjadi 1 tahun dalam 1 tahun
(5) terakhir
Level Dampak
Area Dampak Level Sangat Signifikan
Tidak Signifikan (1) Minor (2) Moderat (3) Signifikan (4)
(5)
Jumlah keluhan Jumlah keluhan Pemberitaan negatif Pemberitaan negatif Tingkat
secara lisan (dapat secara lisan (dapat yang masif di media yang masif di media kepercayaan
didokumentasikan)/ didokumentasikan)/ sosial yang sosial yang bersumber stakeholder/
tertulis ke organisasi tertulis ke organisasi bersumber dari dari opinion leader investor sangat
≤10 >10 bukan opinion leader Pemberitaan negatif di rendah
Tingkat kepercayaan Tingkat kepercayaan Pemberitaan negatif media massa nasional Pemberitaan
Penurunan Reputasi K-Wide- stakeholder/ stakeholder/ investor di media massa lokal Tingkat kepercayaan negatif di media
One investor sangat baik baik Tingkat kepercayaan stakeholder/investor massa
Tingkat kepuasan Tingkat kepuasan stakeholder/investor rendah internasional
pengguna layanan pengguna layanan sedang Tingkat kepuasan Tingkat kepuasan
sebesar 4,25 ≤ x ≤ 5 sebesar 4 ≤ x < 4,25 Tingkat kepuasan pengguna layanan pengguna
(skala 5) (skala 5) pengguna layanan sebesar 3,5 ≤ x < 3,75 layanan < 3,5
sebesar 3,75 ≤ x < 4 (skala 5) (skala 5)
(skala 5)
Jumlah keluhan Jumlah keluhan Jumlah keluhan Pemberitaan negatif di Pemberitaan
secara lisan (dapat secara lisan (dapat secara lisan (dapat media massa lokal negatif di media
didokumentasikan)/ didokumentasikan)/ didokumentasikan)/ Pemberitaan negatif massa nasional
tertulis ke organisasi tertulis ke organisasi tertulis ke organisasi yang masif di media dan internasional
≤3 sebanyak 3 s.d. 5 >5 sosial Tingkat kepuasan
K-Two-
Tingkat kepuasan Tingkat kepuasan Tingkat kepuasan Tingkat kepuasan pengguna
Three
pengguna layanan pengguna layanan pengguna layanan pengguna layanan layanan < 3,5
sebesar 4,25 ≤ x ≤ 5 sebesar 4 ≤ x < 4,25 sebesar 3,75 ≤ x < 4 sebesar 3,5 ≤ x < 3,75 (skala 5)
(skala 5) (skala 5) (skala 5) (skala 5)
- 13 -
Level Dampak
Area Dampak Level Sangat Signifikan
Tidak Signifikan (1) Minor (2) Moderat (3) Signifikan (4)
(5)
Pidana:x ≤ 1 tahun
atau
tersangka/terdakwa:
Pidana: 1< x ≤ 5 tahun
Perdata:x ≤ 100juta Pejabat Eselon III, IV,
atau
Administratif: Perdata:100juta < x ≤ atau pejabat yang
tersangka/terdakwa: Pidana:x > 5
tergugat 1M setara, pejabat
Pejabat Eselon I, II tahun atau
merupakan Pejabat Administratif: fungsional, dan
atau pejabat yang tersangka/terdak
K-Wide Eselon III,IV, atau tergugat merupakan pejabat fungsional
setara wa: Menteri/Wakil
pejabat yang setara, Pejabat Eselon II, umum.
Perdata: 10M < x ≤ Menteri
pejabat fungsional, atau pejabat yang Perdata:1M< x ≤ 10M
100M Perdata: x > 100M
dan pejabat setara Administratif:
Administratif: tergugat
fungsional umum. tergugat merupakan
Sanksi pidana, perdata, merupakan Menteri
Pejabat Eselon I,
dan/atau administratif
atau pejabat yang
setara.
Pidana: x ≤ 1 tahun
Administratif: Atau tersangka/ Pidana: 1 < x ≤ 2 Pidana: x > 2
tergugat Perdata:x ≤ 100juta terdakwa: Pejabat tahun tahun
merupakan Pejabat Administratif: Eselon IV, atau atau atau
Eselon IV, atau tergugat merupakan pejabat yang setara, tersangka/terdakwa: tersangka/terdak
K-One
pejabat yang setara, Pejabat Eselon III, pejabat fungsional, Pejabat Eselon II, III wa: Pejabat
pejabat fungsional, atau pejabat yang dan pejabat atau pejabat yang Eselon I
dan pejabat setara fungsional umum. setara Perdata: > 10M
fungsional umum. Perdata: 100juta < x Perdata: 1M < x ≤ 10M
≤ 1M
- 14 -
Level Dampak
Area Dampak Level Sangat Signifikan
Tidak Signifikan (1) Minor (2) Moderat (3) Signifikan (4)
(5)
Administratif: Administratif: tergugat
tergugat merupakan merupakan Pejabat
Pejabat Eselon II, Eselon I
atau pejabat yang
setara
Pidana: x ≤ 1tahun
atau
tersangka/terdakwa:
Pejabat Eselon III, IV,
atau pejabat yang
Perdata: x ≤ 100juta
setara, pejabat
Administratif: Pidana: x >
fungsional, dan
tergugat merupakan 1tahun
pejabat fungsional
Pejabat Eselon III, IV atau
umum.
K-Two - - atau pejabat yang tersangka/terdak
Perdata: 100juta < x ≤
setara, pejabat wa: Pejabat
1M
fungsional, dan Eselon II
Administratif: tergugat
pejabat fungsional Perdata: x > 1M
merupakan Pejabat
umum.
Eselon II
- 15 -
Level Dampak
Area Dampak Level Sangat Signifikan
Tidak Signifikan (1) Minor (2) Moderat (3) Signifikan (4)
(5)
Administratif:
Pidana: x > 1
tergugat merupakan
Pidana: x ≤ 1 tahun tahun
Pejabat Eselon IV,
Perdata: ≤ 100juta Atau
atau pejabat yang
K-Three - - Administratif: tergugat tersangka/terdak
setara, pejabat
merupakan wa: Pejabat
fungsional, dan
Pejabat Eselon III Eselon III
pejabat fungsional
Perdata > 100juta
umum.
Ancaman fisik Cedera fisik ringan Cedera fisik sedang Cedera fisik berat Kematian
dan/atau psikis Gangguan Gangguan Gangguan kesehatan
K-Wide-
Kecelakaan dan kesehatan fisik kesehatan fisik fisik berat
One-
penyakit akibat kerja ringan sedang Gangguan kesehatan
Two-
Gangguan Gangguan mental berat
Three
kesehatan mental kesehatan mental
ringan sedang
x < 25% dari jam 25% ≤ x < 50% dari 50% ≤ x < 75% dari 75 % ≤ x < 90% dari x ≥ 90 % dari jam
K-Wide operasional layanan jam operasional jam operasional jam operasional operasional
harian layanan harian layanan harian layanan harian layanan harian
Gangguan Terhadap x < 15% dari jam 15% ≤ x < 40% dari 40% ≤ x < 65% dari 65% ≤ x < 80% dari x ≥ 80 % dari jam
Layanan Organisasi K-One operasional layanan jam operasional jam operasional jam operasional operasional
harian layanan harian layanan harian layanan harian layanan harian
x < 10% dari jam 10% ≤ x < 25% dari 25% ≤ x < 50% dari 50 % ≤ x < 65% dari x ≥ 65 % dari jam
K-Two operasional layanan jam operasional jam operasional jam operasional operasional
harian layanan harian layanan harian layanan harian layanan harian
- 16 -
Level Dampak
Area Dampak Level Sangat Signifikan
Tidak Signifikan (1) Minor (2) Moderat (3) Signifikan (4)
(5)
x < 5% dari jam 5% ≤ x < 15% dari 15% ≤ x < 35% dari 35% ≤ x < 50% dari x ≥ 50 % dari jam
K-Three operasional layanan jam operasional jam operasional jam operasional operasional
harian layanan harian layanan harian layanan harian layanan harian
K-Wide-
One- x ≤ 5% dari target 5% < x ≤ 10% dari 10% < x ≤ 20% dari 20% < x ≤ 25% dari x > 25% dari
Penurunan kinerja
Two- kinerja target kinerja target kinerja target kinerja target kinerja
Three
- 17 -
Level Risiko
f. Menuangkan hasil analisis Risiko dalam Formulir Profil dan Peta Risiko
sebagaimana Lampiran Huruf C.2.b.
5. Evaluasi Risiko
Tahapan ini bertujuan untuk menentukan prioritas Risiko,
Besaran/Level Risiko Residual Harapan, keputusan mitigasi Risiko, dan
Indikator Risiko Utama (IRU).
a. Prioritas Risiko
Prioritas Risiko disusun sesuai tahapan berikut:
- 19 -
1) Prioritas Risiko diurutkan berdasarkan Besaran Risiko dari yang
tertinggi hingga terendah.
2) Dalam hal terdapat lebih dari satu Risiko yang memiliki Besaran Risiko
yang sama maka prioritas Risiko ditentukan berdasarkan urutan area
dampak Risiko dari yang tertinggi hingga terendah sesuai Kriteria
Dampak Risiko.
3) Dalam hal terdapat lebih dari satu Risiko yang memiliki Besaran Risiko
dan area dampak Risiko yang sama maka prioritas Risiko ditentukan
berdasarkan urutan prioritas Kategori Risiko.
4) Dalam hal terdapat lebih dari satu Risiko yang memiliki Besaran
Risiko, area dampak Risiko, dan Kategori Risiko yang sama maka
prioritas Risiko ditentukan berdasarkan penilaian dan keputusan
(judgement) pimpinan UPR.
b. Besaran/Level Risiko Residual Harapan
Besaran/Level Risiko Residual Harapan merupakan target Besaran/Level
Risiko pada akhir periode penerapan proses Manajemen Risiko.
Penentuan Besaran/Level Risiko Residual Harapan dengan
mempertimbangkan selera Pimpinan UPR dan sumber daya yang dimiliki
organisasi.
c. Keputusan mitigasi Risiko
Keputusan mitigasi Risiko merupakan keputusan mengenai perlu atau
tidak dilakukan upaya mitigasi Risiko dikaitkan dengan selera Risiko.
1) Menetapkan Selera Risiko
a) Selera Risiko menjadi dasar dalam penentuan toleransi Risiko,
yakni batasan besaran kuantitatif Level Kemungkinan dan Level
Dampak Risiko yang dapat diterima, sebagaimana dituangkan pada
kriteria Risiko.
b) Selera Risiko ditetapkan sebagai berikut:
(1) Risiko pada level rendah dan sangat rendah merupakan Risiko
yang berada dalam area penerimaan Risiko dan tidak perlu
dilakukan mitigasi Risiko;
(2) Risiko pada level sedang, tinggi, dan sangat tinggi disebut
sebagai Risiko utama yang harus memiliki Indikator Risiko
Utama (IRU) serta dilakukan mitigasi untuk menurunkan
Besaran Risiko dan/atau Level Risikonya;
- 20 -
(3) Selera Risiko sebagaimana dimaksud pada angka (1) dan (2)
digambarkan sebagai berikut:
(b) Indikator Risiko Utama (IRU) yang hanya memiliki batas aman dan
batas bawah, yaitu Indikator Risiko Utama (IRU) yang diharapkan
memiliki nilai aktual yang semakin tinggi (polarisasi maximize).
Penentuan status Indikator Risiko Utama (IRU) digambarkan
sebagai berikut:
- 24 -
(c) Indikator Risiko Utama (IRU) yang memiliki batas aman, batas
atas, dan batas bawah, yaitu Indikator Risiko Utama (IRU) yang
diharapkan memiliki nilai aktual yang berada pada rentang nilai
tertentu dalam batas aman (polarisasi stabilize). Penentuan status
Indikator Risiko Utama (IRU) digambarkan sebagai berikut:
6. Mitigasi Risiko
Mitigasi Risiko merupakan tindakan yang bertujuan untuk menurunkan
dan/atau menjaga Besaran dan/atau Level Risiko Utama hingga mencapai
Risiko Residual Harapan. Mitigasi Risiko dilaksanakan dengan cara
mengidentifikasi dan memilih opsi mitigasi Risiko, menyusun rencana
mitigasi Risiko, dan melaksanakan rencana mitigasi tersebut, dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Memilih opsi mitigasi Risiko
Opsi mitigasi Risiko dapat berupa:
1) mengurangi kemungkinan terjadinya Risiko, yaitu mitigasi terhadap
penyebab Risiko agar kemungkinan terjadinya Risiko semakin kecil.
Opsi ini dipilih dalam hal UPR mampu mempengaruhi penyebab
kejadian Risiko.
2) mengurangi dampak Risiko, yaitu mitigasi terhadap dampak Risiko
agar dampak Risiko semakin kecil. Opsi ini dipilih dalam hal UPR
mampu mengurangi dampak ketika Risiko terjadi.
3) Membagi (sharing) Risiko, yaitu mitigasi Risiko dengan memindahkan
sebagian atau seluruh Risiko, kepada instansi/entitas lain. Opsi ini
diambil dalam hal:
a) instansi/entitas lain memiliki kompetensi/kemampuan
menjalankan kegiatan dalam rangka menangani Risiko tersebut;
b) proses membagi Risiko tersebut sesuai ketentuan yang berlaku; dan
c) penggunaan opsi ini disetujui oleh atasan pimpinan UPR.
4) Menghindari Risiko, yaitu mitigasi Risiko dengan tidak melakukan atau
menghentikan kegiatan yang akan menimbulkan Risiko. Opsi ini
diambil dalam hal:
a) upaya penurunan Besaran/Level Risiko di luar kemampuan UPR;
b) kegiatan yang tidak dilakukan atau dihentikan tersebut tidak
menghambat pelaksanaan tugas dan fungsi jabatan; dan
c) penggunaan opsi ini disetujui oleh atasan pimpinan UPR.
5) Menerima Risiko, yaitu mitigasi Risiko dengan tidak melakukan
tindakan apapun terhadap Risiko pada Besaran/Level Risiko yang
dapat diterima. Opsi ini diambil apabila:
- 26 -
Pimpinan dan
No Tingkat Inisiator
Partisipan
1. Kementerian Eksekutif Menteri Keuangan
manajemen dan Pejabat Eselon I
Risiko
Kementerian
2. Eselon I Eksekutif Masing-masing
manajemen Pimpinan Unit
Risiko Unit Eselon I dan Pejabat
Eselon I Eselon II
3. Eselon II Eksekutif Masing-masing
manajemen Pimpinan Unit
Risiko Unit Eselon II dan
Eselon II Pejabat Eselon III
4. Eselon III Eksekutif Masing-masing
manajemen Pimpinan Unit
Risiko Unit Eselon III dan
Eselon III Pejabat Eselon IV
b. Review
Pelaksanaan review terdiri dari dua jenis, yaitu:
1) Review implementasi Manajemen Risiko
Review ini bertujuan melihat kesesuaian pelaksanaan dan output
seluruh Proses Manajemen Risiko dengan ketentuan yang berlaku.
Review ini dilaksanakan oleh Unit Kepatuhan Internal (UKI) dan/atau
pengelola Risiko sesuai lingkup tugas dan kewenangannya.
2) Penilaian Tingkat Kematangan Penerapan Manajemen Risiko (TKPMR)
Penilaian Tingkat Kematangan Penerapan Manajemen Risiko (TKPMR)
bertujuan menilai kualitas penerapan Manajemen Risiko. Penilaian
dapat dilakukan pada seluruh tingkatan unit penerapan Manajemen
Risiko, yaitu Kementerian, Unit Eselon I, Unit Eselon II, dan unit Eselon
III. Penilaian ini dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal dan/atau
pihak lain yang memiliki kompetensi penilaian Tingkat Kematangan
Penerapan Manajemen Risiko (TKPMR).
- 29 -
Dalam rangka pencapaian sasaran organisasi pada ... <diisi dengan nama
UPR> ..., saya menyatakan bahwa:
1. Perumusan konteks, identifikasi, analisis, evaluasi, dan rencana mitigasi
Risiko telah dilaksanakan sesuai ketentuan Manajemen Risiko yang berlaku
di lingkungan Kementerian Keuangan.
2. Rencana mitigasi Risiko yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
piagam ini akan dilaksanakan oleh seluruh jajaran dalam unit yang saya
pimpin.
3. Pemantauan dan review akan dilaksanakan secara berkala untuk
meningkatkan efektivitas Manajemen Risiko.
<ttd>
DAFTAR RISIKO
…<isi dengan nama UPR>…
TAHUN... <diisi dengan tahun penerapan Manajemen Risiko> ...
Besaran Risiko
Sasaran
No. Kejadian Risiko Awal Proyeksi Akhir
Organisasi
Tahun Tahun
1. <Nama Sasaran RE#1 <nama Kejadian <Besaran <Besaran Risiko
Organisasi > Risiko sesuai Risiko Residual Harapan
Sasaran sesuai setelah
Organisasi> Profil mempertimbangkan
Risiko Rencana Mitigasi >
awal
tahun>
dst. <sda.> dst. <sda.> <sda.> <sda.>
<ttd>
b. Profil Risiko
Profil Risiko merupakan dokumen hasil identifikasi, analisis, dan evaluasi Risiko, dengan format sebagai berikut:
Formulir Profil dan Peta Risiko
1. Profil Risiko
Indikator Risiko
Risiko Sistem Kemungkinan Dampak Risiko Residual Harapan
Utama (IRU)
Sasaran Kategori Pengendalian Besaran Prioritas Keputusan
LR
Organisasi Risiko Yang Risiko Risiko mitigasi
Batasan
No Kejadian Penyebab Dampak Dilaksanakan LK Penjelasan LD Penjelasan LK LD LR Nama
Nilai
<diisi
dengan
<diisi dengan besaran <diisi dengan <diisi
<diisi <diisi <diisi
<diisi <diisi dengan nama peraturan, <diisi dengan <diisi <diisi dengan Risiko prioritas <diisi <diisi dengan dengan
<diisi dengan <diisi dengan <diisi dengan
<diisi dengan dengan penyebab <diisi dengan SOP, aplikasi dll alasan dengan alasan sesuai Risiko dengan Ya dan Tidak nilai batas
dengan level dengan level dengan nama
nama nama terjadinya Kategori yang berfungsi penentuan level penentuan Matriks berdasar- level jika dibanding- aman,
dampak kemung- Level kemung- Level Indikator
sasaran> kejadian kejadian Risiko> sebagai sistem level kemung- dampak level dampak Analisis kan dampak kan dengan batas atas,
Risiko> kinan Risiko> kinan Risiko> Risiko
Risiko> Risiko> pengendalian atas kinan Risiko> Risiko> Risiko> Risiko> pengurut-an Risiko> Selera Risiko> dan batas
Risiko> Risiko> Utama>
sasaran tersebut> Risiko> bawah IRU
2. Peta Risiko
- 33 -
3. Peta Risiko – Kategori ..... (dibuat per kategori Risiko dan bersifat opsional apabila diperlukan)
- 34 -
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Keterangan: Batas Aman: BM; Batas Atas: BA; Batas Bawah: BB. Dalam hal IRU stabilize, BM diisi dengan batas aman (A)
dan batas aman (B).
- 35 -
Rencana mitigasi
Level Dampak
Matriks Analisis 1 2 3 4 5
Risiko
Tidak Sangat
Minor Moderat Signifikan
Signifikan Signifikan Peta risiko diisi dengan
mapping risiko sesuai
Hampir Pasti 4 5 1 besaran risiko s.d.
5 7 12 17 22 25
terjadi Kuartal…. Tahun….
Level Kemungkinan
Sering
4 4 9 14 6 19 2 24
Terjadi
Kadang
3 3 8 13 18 23
Terjadi 3
Jarang
2 2 6 11 16 21
Terjadi
Hampir Tidak
1 1 5 10 15 20
terjadi
Piagam
Manajemen
Risiko dan Paling lambat 31 Januari
dokumen
pendukungnya Dokumen
Laporan 1. Eselon I Paling lambat disampaikan oleh
pemantauan tanggal 14 setiap bulan Pimpinan UPR
Triwulanan/Ta Januari, April, Juli dan kepada Pimpinan
hunan Oktober UPR tingkat lebih
2. Eselon II dan III ditetapkan tinggi
Loss Event oleh unit eselon I masing- u.p. Eksekutif
Database (LED) masing Manajemen Risiko
UPR tingkat lebih
Laporan Paling lambat 5 hari kerja tinggi
Insidentil setelah terdapat kondisi
abnormal atau sesuai batas
waktu yang ditetapkan
pimpinan
c. Format Perubahan
Perubahan dilakukan dengan format:
1) Perubahan terhadap Piagam Manajemen Risiko
Pada hari ini, telah disepakati adanya adendum <Piagam Manajemen Risiko
nomor...... dan/atau Data Pendukung Manajemen Risiko tahun .....>, dengan
rincian sebagai berikut:
c. Sebelum adendum:
.......................................
d. Setelah adendum:
.......................................
<ttd>