Anda di halaman 1dari 5

MENGEMBANGKAN PERAN PERANAN PERAWAT TERHADAP

PENERAPAN K3
Angel Ester Simanjuntak/181101142

angelester85@gmail.com

Abstrak

LATAR BELAKANG : Keselamatan pasien merupakan inti dari mutu pelayanan kesehatan.
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di rumah sakit
(UU. No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit).TUJUAN :. Kajian ini bertujuan untuk
mengembangkan peranan perawat terhadap penerapan k3. METODE : analisis data sekunder.
HASIL : Dari jurnal yang dikaji tentang PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN
MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI ACEH, menyatakan
bahwa sebagian besar perawat pelaksana memiliki perilaku yang baik dalam penerapan manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) baik ditinjau dari faktor internal (52.5%) maupun faktor
eksternal (58.8%).PEMBAHASAN: Perawat memiliki angka kecelakaan tertinggi sekitar empat kali
lipat dibanding dengan kecelakaan kerja tenaga kesehatan lain PENUTUP: Untuk mewujudkan
program keselamatan kerja maka dibutuhkan upaya dan kerjasama berbagai pihak. Keselamatan kerja
adalah upaya dari seluruh komponen sarana pelayanan kesehatan, dan perawat memegang peran kunci
untuk mencapainya.

Kata kunci : Penerapan k3, Keselamatan Pasien, Rumah Sakit


LATAR BELAKANG kesehatan dan keselamatan baik terhadap
pekerja, pasien, pengunjung dan
Rumah sakit mempunyai tujuan
masyarakat di lingkungan rumah sakit.
memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yaitu Perawat merupakan profesi yang
promotif, preventif, kuratif, dan memberikan pelayanan kepada pasien di
rehabilitatif dalam rangka mewujudkan rumah sakit selama 24 jam dalam sehari,
derajat kesehatan masyarakat yang sehingga perannya dalam penerapan
setinggi-tingginya. Di rumah sakit menjadi keselamatan pasien sangat diharapkan.
salah satu tempat yang wajib menerapkan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
sistem manajemen keselamatan dan peran perawat dalam penerapan
kesehatan kerja. keselamatan pasien (patient safety) di RS.
Kadang masih ada resiko yang sering
Keselamatan pasien merupakan inti
muncul pada keselamatan pasien. Maka,
dari mutu pelayanan kesehatan. Pasien
ketika memberikan asuhan keperawatan
adalah setiap orang yang melakukan
kepada pasien, perawat harus dapat
konsultasi masalah kesehatannya untuk
memastikan bahwa pelayanan keperawatan
memperoleh pelayanan kesehatan yang
yang diberikannya mengutamakan
diperlukan, baik secara langsung maupun
keselamatan pasien (Taylor, et al.,1993).
tidak langsung di rumah sakit (UU. No. 44
Pada tahun 2009, WHO (World
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit).
Health Organization) menyatakan bahwa
Rumah sakit sebagai fasilitas ada empat faktor yang dapat menyebabkan
kesehatan yang kompleks, memberikan terjadinya insiden keselamatan pasien,
banyak pelayanan kesehatan berupa yaitu faktor organisasi, faktor kerja tim,
kegiatan pelayanan rawat jalan, pelayanan faktor lingkungan dan faktor individu.
rawat inap dan pelayanan rawat darurat Dari keempat faktor tersebut, faktor
yang mencakup pelayanan medik dan organisasi dan faktor kerja tim yang
penunjang medik. Sistem manajemen memiliki kontribusi besar untuk
keselamatan dan kesehatan kerja rumah menyebabkan
sakit penting dilaksanakan oleh para terjadinya masalah keselamatan pasien.
tenaga kerja khusus K3 bahwa kegiatan di Faktor organisasi ini meliputi budaya
rumah sakit berpotensi menimbulkan keselamatan, kepemimpinan dan
bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomik, komunikasi. Sedangkan faktor kerja tim
dan psikososial yang dapat membahayakan terdiri atas kerjasama tim dan supervisi.
yang berasal dari luar diri seseorang
(Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan hasil
TUJUAN
penelitian dapat disimpulkan bahwa
Kajian ini bertujuan untuk sebagian besar perawat pelaksana memiliki
mengembangkan peranan perawat
perilaku yang baik dalam penerapan
terhadap penerapan k3
manajemen Kesehatan dan Keselamatan
METODE Kerja (K3) baik ditinjau dari faktor
Metode yang digunakan dalam internal (52.5%) maupun faktor eksternal
kajian menggunakan analisis data sekunder (58.8%). Berdasarkan asumsi peneliti ada
yang dimana kajian bersumber dari jurnal berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
dan buku. perilaku perawat ditinjau dari faktor
HASIL internal berada pada kategori baik,
diantaranya persepsi.
Dari jurnal yang dikaji tentang
PERILAKU PERAWAT DALAM Perawat memiliki angka
PENERAPAN MANAJEMEN kecelakaan tertinggi sekitar empat kali
KESEHATAN DAN KESELAMATAN lipat dibanding dengan kecelakaan kerja
KERJA (K3) DI ACEH, menyatakan tenaga kesehatan lain. International Labour
bahwa sebagian besar perawat pelaksana Organization (ILO) merupakan suatu
memiliki perilaku yang baik dalam organisasi yang menaungi permasahalan
penerapan manajemen Kesehatan dan K3 di tingkat dunia. Menurut ILO
Keselamatan Kerja (K3) baik ditinjau dari pelaksanaan K3 ditujukan untuk mencegah
faktor internal (52.5%) maupun faktor kecelakaan kerja dan penyakit yang
eksternal (58.8%). ditimbulkan oleh suatu pekerjaan.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
PEMBAHASAN
rumah sakit juga bertujuan untuk
Semua faktor yang dapat meningkatkan produktivitas kerja yang
menentukan atau membentuk perilaku optimal.
manusia disebut determinan perilaku.
Untuk mewujudkan program
Determinan perilaku manusia terdiri dari
keselamatan kerja maka dibutuhkan upaya
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
dan kerjasama berbagai pihak. Patient
internal yaitu karakteristik dari individu
safety merupakan upaya dari seluruh
yang bersangkutan yang bersifat bawaan
komponen sarana pelayanan kesehatan,
sedangkan faktor eksternal yaitu faktor
dan perawat memegang peran kunci untuk Departemen Kesehatan RI. (2008).
mencapainya. Panduan Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (Patient Safety). Jakarta:
keselamatan dan kesehatan kerja di rumah
Depkes RI.
sakit merupakan suatu upaya dalam
menciptakan tempat kerja yang aman,
Firawati. (2012). Pelaksanaan Program
sehat, bebas dari bahaya serta pencemaran
Keselamatan Pasien di RSUD Solok.
lingkungan sehingga dapat mengurangi
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 6, No.
atau bebas dari penyakit akibat kerja dan
2.
kecelakaan kerja.

PENUTUP
Untuk mewujudkan program
keselamatan kerja maka dibutuhkan upaya
dan kerjasama berbagai pihak.
Keselamatan kerja adalah upaya dari
seluruh komponen sarana pelayanan
kesehatan, dan perawat memegang peran
kunci untuk mencapainya.

REFERENSI
Achmadi, L. D. L., Pondaag, L., Babakal,
A. (2015). Gambaran Tingkat Pelaksanaan
Pengetahuan Perawat Dalam Penerapan
Standar Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat Inap Interna RSUD Datoe
Bhinangkang. E-Journal Keperawatan,
Vol. 3, No. 3.

Al-asaf, A. F. (2013). Mutu Pelayanan


Kesehatan: Perspektif Internasional.
Jakarta: EGC.
PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN MANAJEMEN. (2017). Idea Nursing
Journal, Vol. VIII No. 3 .

Simamora, R. H. (2018). Buku Ajar Keselamatan Pasien Melalui Timbang Terima Pasien
Berbasis Komunikasi Efektif: SBAR. Medan: USUpress.

Simamora, R. H. (2019). Buku Ajar: Pelaksanaan Identifikasi Pasien. Ponorogo Jawa Timur:
Uwals Inspirasi Indonesia.

Simamora, R. H. (2018). Pengaruh Penyuluhan Identifikasi Pasien dengan Menggunakan


Media Audiovisual Terhadap Pengetahuan Pasien Rawat Inap. Jurnal Keperawatan
Silamapari. Vol. 3. No. 1. Hal. 342- 351.

Simamora, R. H. (2018). Documentation of Patient Identification Into The 6 Electronic


System to Improve The Quality of Nursing Services. International Journal Of Scientific &
Technology Research. Vol. 8. No. 09. Hal. 1884-1886.

Susanti, Yuli. Hanifah. & Respati. (2017). Hubungan Pengetahuan Dengan Upaya Penerapan
K3 Pada Perawat. Bandung Meeting On Global Medicine & Health (BaMGMH). Vol. 1 No.
1.

Vincent, C. (2006). Patient Safety. Philadelphia : Elsevier.

Wardhani, V. (2017). Manajemen Keselamatan Pasien. Malang : UB Press.

Widajat, R. (2009). Being a Great and Sustainable Hospital. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.

Widiasari., Handiyani. H., & Novieastari. (2019). Kepuasan Pasien Terhadap Penerapan
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Indonesia, 22 (1), 43-52.

Anda mungkin juga menyukai