Anda di halaman 1dari 13

JURNAL ILMU KEPERAWATAN

Volume 5 No. 1, Mei 2017

SUSUNAN REDAKSI
DAFTAR ISI
JURNAL ILMU KEPERAWATAN
PENGARUH TERAPI MUSIK MOZART TERHADAP PERUBAHAN POTENSI
KREATIVITAS ANAK AUTIS USIA 5-6 TAHUN DI KLINIK TERAPI WICARA
FASTABIKUL KHOIROT BEDALI LAWANG
Penanggung Jawab
Ari Damayanti Wahyuningrum..........................................................1-5
Ns. Setyoadi, M.Kep., Sp.Kep.Kom
PENINGKATAN KENYAMANAN LANSIA DENGAN NYERI RHEUMATOID
Editor Kepala ARTHRITIS MELALUI MODEL Comfort Food For The Soul
Ns. Bintari Ratih K, M.Kep Dhina Widayati, Farida Hayati........................................................6-15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG YANG BERHUBUNGAN DENGAN


Penyunting/Editor RESILIENSI ORANG TUA ANAK RETARDASI MENTAL (DOWN SYNDROME)
Ns. Tina Handayani, M.Kep STUDI DI SDLB-C YAYASAN BHAKTI LUHUR KOTA MALANG
Dian Pitaloka Priasmoro, Nunung Ernawati...................................16-24
Desain Grafis
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN POLISI LALU LINTAS
Ns. Ahmad Hasyim W., M.Kep, MN
TENTANG BASIC LIFE SUPPORT (BLS) DI KABUPATEN PONOROGO
Filia Icha Sukamto...........................................................................25-33
Sekretariat
Ns. Annisa Wuri Kartika., M.Kep FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI GEJALA
NYERI DADA KARDIAKISKEMIK PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT
DI RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Ika Setyo Rini, Dini Widya Ayuningtyas, Retty Ratnawati..............34-41

FENOMENOLOGI : PENGALAMAN CARING PERAWAT PADA PASIEN


TRAUMA DENGAN KONDISI KRITIS (P1) DI IGD RSUD TARAKAN-
KALIMANTAN UTARA
Alamat Redaksi Merry Januar F., Retty Ratnawati, Retno Lestari............................42-56
Gedung Biomedik Lt. 2
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN
Fakultas Kedokteran Universitas PADA PASIEN PRE OPERASI TERENCANA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR
Brawijaya MALANG
Jalan Veteran Malang 65145 Miftakhul Ulfa..................................................................................57-60
Telepon (0341) 551611, 569117,
567192 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN PADA PASIEN
Pesawat 126; CEDERA KEPALA YANG PERNAH DIRAWAT DI IGD RSUD DR. R. KOESMA
TUBAN
Fax (62) (0341) 564755
Moh. Ubaidillah Faqih, Ahsan, Tina Handayani Nasution..............61-73
Email: jik@ub.ac.id
Website: www.jik.ub.ac.id GAMBARAN PENGETAHUAN SAYUR ANAK USIA 5-12 TAHUN DI
YAYASAN ELEOS INDONESIA DESA SUKODADI KECAMATAN WAGIR
KABUPATEN MALANG
Ronasari Mahaji Putri, Susmini, Hari Sukamto Hadi.......................74-80

STUDI FENOMENOLOGI: POST TRAUMATIC GROWTH PADA ORANG


TUA ANAK PENDERITA KANKER
Zidni Nuris Yuhbaba, Indah Winarni, Retno Lestari.......................81-95

PERBEDAAN KEBERHASILAN TERAPI FIBRINOLITIK PADA PENDERITA


ST-ELEVATION MYOCARDIAL INFARCTION (STEMI) DENGAN DIABETES
DAN TIDAK DIABETES BERDASARKAN PENURUNAN ST-ELEVASI
Ni Made Dewi W., Djanggan Sargowo, Tony Suharsono..............96-102

www.jik.ub.ac.id
1
Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 5, No. 1 Mei 2017
2
PENINGKATAN KENYAMANAN LANSIA DENGAN NYERI RHEUMATOID
ARTHRITIS MELALUI MODEL Comfort Food For The Soul

Dhina Widayati1, Farida Hayati2


1,2
STIKES Karya Husada Kediri

ABSTRAK
Salah satu permasalahan lansia dalam sistem muskuloskeletal adalah Rheumatoid Arthritis (RA). Pada
orang tua dengan RA memiliki keluhan utama nyeri yang juga dapat menjadi stressor terhadap stres.
Salah satu bentuk intervensi dalam model kenyamanan makanan bagi jiwa dapat dilakukan dengan
terapi musik religius. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Model Comfort
Food For The Soulterhadaptingkat stres dan kenyamanan. Penelitian ini menggunakan Quasy
eksperimen dengan Pre-post test control group design. Jumlah sampel 32 responden diperoleh
dengan purposive sampling dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kontrol. Data variabel
dependen dikumpulkan melalui DASS kuesioner (tingkat stres) dan GCQ (kenyamanan). Hasil data
tingkat stres yang dianalisis dengan Wilcoxon Sign Rank Test pada masing-masing kelompok
menunjukkan p = 0,001 (intervensi) dan p = 0,262 (kontrol), dan data kenyamanan p = 0,002
(intervensi) dan p = 0.180 (kontrol). Hasil uji Mann Whitney menunjukkan p = 0,000 (tingkat stres)
dan p = 0,008 (kenyamanan), p < 0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan dari Model Comfort
Food For The Soul terhadap tingkat stres dan kenyamanan. Terapi musik religius dapat mengurangi
tingkat stres lansia karena musik lembut akan mendorong rasa relaksasi. Musik masuk ke dalam saraf
pendengaran dan melalui mekanisme HPA Axis akan meningkatkan produksi â Endhorphin. Saran
bagi perawat di PSLU untuk menerapkan model comfort food for the soul melalui terapi musik
sebagai terapi alternatif untuk mengurangi stres dan meningkatkan kenyamanan.
Kata Kunci: stres, kenyamanan, lansia, nyeri

ABSTRACT
One of the elderly’s problems in musculoskeletal system was Rheumatoid Arthritis (RA). In the elderly
with RA had a main complaint of pain which can also be a stressor to stress. One form of intervention
in the model of comfort food for the soul can be done by religious music therapy. The purpose of
this study was to determine the effect of comfort food for the soul model on the stress level and
comfort.This study used Quasy experiment with pre-posttest control group design. Total samples were
32 respondents gotten by purposive sampling were divided into experiment and control groups.
Dependent variable data were collected by DASS questionnaire (stress level) and GCQ (comfort).Results
of stress level data were analized by Wilcoxon Sign Rank Test in each group showed p = 0.001
(experiment) and p = 0.262 (control), and the comfort data p = 0.002 (experiment) and p = 0.180
(control). Mann Whitney Test showed p = 0.000 (stress level) and p = 0.008 (comfort), p < 0.05 which
means there were significant effect of comfort food for the soul model on stress level and comfort.
Religious music therapy could be reduce stress levels of elderly due to soft music will encourage a
sense of relaxation. Music into the auditory nervous to the HPA Axis that improved production of
â Endhorphin. Advise for nurse in Elderly hostel to apply model of comfort food for the soul by
religious music therapy as an alternative therapy to reduce stress and increase comfort.
Keywords: stress, comfort, elderly, pain

Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol: 5, No. 1, Mei 2017; Korespondensi: Dhina Widayati. STIKES Karya
Husada Kediri. Jl. Soekarno Hatta No. 7 Pare Kediri, budinawida@gmail.com. 085646504647.

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 5, No. 1 Mei 2017


6
PENDAHULUAN 56,25% lansia menyatakan hingga
mengganggu aktivitas sehari-hari, merasa
Dekade belakangan ini populasi lanjut
putus asa karena nyeri yang mereka rasakan
usia meningkat di negara berkembang, yang
tidak kunjung sembuh walaupun sudah
awalnya hanya terjadi di negara maju.
meminum obat setiap hari.
Demikian halnya di Indonesia populasi lanjut
usia juga mengalami peningkatan. Pada Adanya nyeri RA yang dirasakan lansia

tahun 2020 jumlah orang lanjut usia tersebut akan memberikan dampak penting

diproyeksikan sebesar 11,34% (Badan Pusat terhadap fungsi tubuh sehari-hari atau

Statistik, 2012). Kondisi pertambahan usia imobilisasi dan psikologis, di antaranya


adalah adanya nyeri Rheumatoid Artritis
yang dialami lansia juga diikuti oleh
membuat penderita merasa tidak nyaman,
kemunculan berbagai masalah fungsi tubuh
seringkali takut untuk bergerak karena takut
(Nugroho, 2008).
terjadi keparahan sehingga menurunkan
Gangguan persendian adalah satu
produktifitas, karena nyeri pada persendian
keluhan yang sering di ungkapkan lansia
bisa juga menggangu keseimbangan tubuh
dan menempati urutan ke dua, 14,5%
tidak stabil sehingga beresiko untuk jatuh,
setelah penyakit kardiovaskuler dalam pola
sehingga terjadi ketergantungan kepada
penyakit masyarakat usia >55 tahun
orang lain dan dapat menyebabkan stress
(Kemenkes RI, 2013). Salah satu gangguan
pada penderitanya (Rachmawati, 2006;
persendian adalah RheumatoidArtritits (RA),
Purwoastuti, 2009).
yang merupakan penyakit kronis, sistemik,
Nyeri yang dialami seseorang bersifat
secara khas berkembang perlahan-lahan
kompleks dan merupakan hasil interaksi
dan ditandai oleh adanya radang yang
faktor-faktor fisiologis, psikologis, serta
sering kambuh pada persendian (G.R.
pengalaman masa lalu individu, konteks,
Falsarella, 2012). Keluhan utama yang
dan manfaatterapi yang dijalaninya selama
dirasakan pada penyakit ini adalah nyeri.
ini. Persepsi penderita terhadap nyeri yang
Menurut sebagian besar lansia, nyeri
dirasakan juga dapat mempengaruhi
merupakan keadaan yang sangat
perilaku dan respon afektifnya (Dewi, 2009).
mengganggu, suatu masalah yang akan
Misalnya penderita yang mengalami stres
mempengaruhi aktivitas harian dan kualitas
akibat nyeri kronis dapat mengakibatkan
hidup (Papila 2009; Sares 2008).
intensitas nyeri yang dirasakan meningkat
Berdasarkan studi pendahuluan di UPT (Lumbantoruan, 2012). Tampak jelas bahwa
PSLU Jombang di Pare Kediri pada bulan berbagai faktor psikososial memiliki
Februari 2015 terdapat sejumlah 90 lansia, dampak yang besar terhadap penderita
35 orang di antaranya terdiagnosa nyeri kronis, sehingga diperlukan strategi
Rheumatoid Artritis, 28 diantaranya wanita yang efektif untuk mengatasi rasa nyeri,
dan 7 laki-laki. Hasil wawancara yang emotional distress, dan hambatan
dilakukan lebih lanjut menunjukkan bahwa psikososial yang dialami (Grant, 2005; Hayes
mereka merasa terganggu dan tidak nyaman 2006; Godsoe, 2008; Morrison & Bennet
dengan nyeri yang dirasakan. Sejumlah 2009).

www.jik.ub.ac.id
7
Perawatan untuk kenyamanan memerlu- METODE
kan tiga tipe intervensi comfort yaitu: teknis
Penelitian ini menggunakan desain quasi
pengukuran kenyamanan, coaching
experiment dengan pendekatan pre post
(mengajarkan) dan comfort food (untuk jiwa,
test control group design yang dilakukan
meliputi intervensi kenyamanan psikologis),
pada bulan Maret-April 2015. Besar sampel
(Kolcaba, 2011). Penelitian yang dilakukan
berjumlah 32 lansia, diperoleh melalui
oleh Dewi(2009) menjelaskan bahwa
tehnik purposive sampling, dengan kriteria
relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan
inklusi: 1) lansia dengan RA, 2) lansia dengan
persepsi nyeri seorang lansia dengan RA.
skor MMSE : 24-30 dan 3) lansia kooperatif
Salah satu bentuk intervensi dalam model
dan tidak mengalami gangguan
comfort for the soul dapat dilakukan melalui
pendengaran. Kriteria eksklusi dalam
terapi musik religi. Penelitian mengenai
penelitian ini adalah: 1) lansia yang
terapi musik religi telah di lakukan untuk
mengalami komplikasi dan membutuhkan
meningkatkan kebutuhan tidur pada lansia
perawatan penuh, 2) lansia dengan nyeri
(Chun, 2014), namun belum ada penelitan
RA yang mengalami ketergantungan dengan
yang menganalisis pengaruh musik religi
konsumsi analgesik
sebagai model comfort food for the soul
terhadap penurunan stres pada lansia yang Variabel independen pada penelitian ini
mengalami nyeri kronik. adalah Model comfort food for the soul

Terapi musik dapat menurunkan stres yang diberikan melalui terapi musik religi

dikarenakan musik secara alami masuk ke dan variabel dependen : tingkat stres
dalam otak dengan perantara gelombang dan kenyamanan. Pengumpulan data
otak yang dihantarkan masuk ke dalam otak menggunakan kuesioner : DASS (tingkat
dan diproses (Turana, 2008). Setelah otak stres) dan GCQ (kenyamanan)
merekam semua gelombang dari musik Pre-tes dilakukan pada kelompok kontrol
tersebut otak akan secara langsung terlebih dahulu dengan melakukan
memerintah tubuh untuk rileks dan santai pengukuran tingkat stres dan kenyamanan.
(Djohan, 2005). Musik yang lembut akan Dua minggu kemudian dilakukan post-test
mendorong rasa relaksasi dan ketenangan, pada kelompok kontrol. Pada minggu ketiga
memberikan keadaan positif, mengurangi responden perlakuan diberikan intervensi
negativitas dan depresi yang keduanya model comfort food for the soul selama 30
memberi kontribusi terhadap stress. Pada menit 2x/minggu (selasa dan kamis) selama
sistem HPA Axis, kondisi rileks akan 4 minggu dengan terlebih dahulu melakukan
mempengaruhi produksi Beta Endhorphin pre-test. Latihan dilakukan pada pukul 09.00-
yanag dapat berperan sebagai analgesic 10.00 secara kelompok di Ruang pertemuan.
alami (Siswantoyo, 2010). Tujuan penelitian Post-tes kelompok perlakuan dilakukan 1
ini adalah menganalisis pengaruh Model hari setelah perlakuan yang terakhir dengan
comfort food for the soul dalam menurunkan
mengukur tingkat stres dan kenyamanan.
stres dan meningkatkan kenyamanan pada
Data yang diperoleh akan dianalisis
lansia dengan RA.
menggunakan Wilcoxon Signed Ranks

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 5, No. 1 Mei 2017


8
Testdan Mann Whitney U Test dengan nilai kelompok perlakuan, yaitu 12 orang
signifikansi 0,05. (75,00%)mempunyai tingkat stres dalam
Data pada kelompok perlakuan kategori sedang pada pre test dan 11 orang
menunjukkan mayoritas responden (69,00%) mempunyai tingkat stres dalam
kelompok perlakuan berumur 75-90 tahun, katagori ringan pada post test. Analisa data
perempuan, beragama islam, riwayat pre-post menggunakan uji WilcoxonSign
pendidikan terakhir SD, riwayat pekerjaan Rank Test dengan nilai p=0,001 (p<0,05)
sebagai petani, status pernikahan janda oleh menunjukkan terdapat perbedaan tingkat
karena pasangan meninggal, telah stres pre dan post pemberian intervensi
menderita nyeri Rheumatoid Arthritis dalam model comfort food for the soul pada
kurun waktu 1-3 tahun, tinggal di UPT PSLU kelompok perlakuan.
Jombang Di Pare-Kediri selama 1-3 tahun, Tabel 1. Tabulasi silang tingkat stres pre
lokasi nyeri di area ekstremitas bawah. dan post test pada kelompok perlakuan
Data pada kelompok kontrol Kelompok Perlakuan
menujukkan bahwa sebagian besar Kategori (Pre) (Post)
responden berumur 75-90 tahun, laki-laki, ∑ % ∑ %
R 0 0 11 69
beragama islam, riwayat pendidikan terkahir
S 12 75 5 31
tidak bersekolah, riwayat pekerjaan sebagai B 4 25 0 0
petani, status pernikahan duda karena SB 0 0 0 0
Total 16 100 16 100
pasangan meninggal, telah menderita nyeri
Wilcoxon Sign Rank Test ρ-value = 0,001
dalam kurun waktu 1-3 tahun, lama tinggal (< α = 0,05)
di UPT PSLU Jombang Di Pare-Kediri dalam Ket: R (Ringan), S (Sedang), B (Berat), SB (Sangat
kurun waktu 1-3 tahun, lokasi nyeri di area Berat)

ekstremitas bawah.
Tabel 2. Tabulasi silang tingkat stres pre
Hasil analisis uji homogenitas pada data
dan post test pada kelompok kontrol.
umum menggunakan Independent sample t
Kelompok Kontrol
test (usia dan skor MMSE), Chi square (jenis
Kategori (Pre) (Post)
kelamin) dan kruskall wallis (riwayat ∑ % ∑ %
pendidikan, agama, riwayat pekerjaan, R 0 0 5 31,25
S 13 81,25 10 62,5
status pernikahan, lama nyeri, lama tinggal
B 3 18,75 1 6,25
di Panti, lokasi nyeri) menunjukkan hampir SB 0 0 0 0
seluruh data umum homogen kecuali pada Total 16 100 16 100
data jenis kelamin. Wilcoxon Sign Rank Test ρ-value = 0,262
(>α = 0,05)
Ket: R (Ringan), S (Sedang), B (Berat), SB (Sangat
HASIL Berat)

Tingkat Stres Hasil pengukuran tingkat stres lansia


Data tingkat stres lansia pada Tabel.1 pada kelompok kontrol, menunjukkan
menunjukkan bahwa mayoritas responden bahwa mayoritas responden, 13 orang

www.jik.ub.ac.id
9
(81,25%) mempunyai tingkat stres dalam perbedaan tingkat kenyamanpre dan post
kategori sedang pada pre test dan 10 pemberian intervensi model comfort food
orang (62,50%) pada post test. Analisa data for the soul pada kelompok perlakuan
pre-post menggunakan uji WilcoxonSign Tabel. 4 Tabulasi silang pre test dan
Rank Test dengan nilai p=0,262 (p>0,05) post test tingkat kenyamanan
menunjukkan tidak terdapat perbedaan responden kelompok intervensi
tingkat stres pada kelompok kontrol.
Kelompok Intervensi
Tabel 3. Tabulasi silang tingkat stres post Kategori (Pre) (Post)
test pada kelompok kontrol dan perlakuan % %
R 2 12,5 1 6
Kelompok Kelompok
S 12 75 7 44
Kontrol Perlakuan
Kategori T 2 12,5 8 50
(Post) (Post) 1
∑ % ∑ % Total 16 100 100
6
R 0 0 11 68,75 Wilcoxon Sign Rank Test ρ-value = 0,002
S 10 62,5 5 31,25 (< α = 0,05)
B 6 37,5 0 100
Ket : R (Ringan), S (Sedang), T (Tinggi)
SB 0 0 0 0
Total 16 100% 16 100% Tabel. 5 Tabulasi silang pre test dan
Mann Whitney ρ 0,000 < α = 0,05 post test tingkat kenyamanan
responden kelompok kontrol.
Ket: R (Ringan), S (Sedang), B (Berat), SB (Sangat
Berat) Kelompok Kontrol
Kategori (Pre) (Post)
Perbedaan antara dua kelompok % %
dianalisis menggunakan uji Mann Whitney R 4 25 5 31,25
U Test dengan nilai p=0,000 (P<0,05) S 11 68,75 10 62,50
T 1 6,25 1 6,25
menujukkan bahwa terdapat pengaruh
Total 16 100 16 100
model comfort food for the soul dalam
Wilcoxon Sign Rank Test ρ-value = 0,180
menurunkan tingkat strespada lansia dengan (>α = 0,05)
Rheumatoid Arthritis
Tingkat kenyamanan pre test dan post
Kenyamanan test pada kelompok kontrol menunjukkan
Hasil pengukuran tingkat kenyamanan hasil pengukuran yang tidak jauh beda.
seperti yang nampak pada tabel. 4 Sebagian besar responden mempunyai
menunjukkan bahwa pada pre testkelompok tingkat kenyamanan dalam kategori
perlakuan terdapat 2orang (12,50 %) dengan sedang, 11 orang (68,75%) pada pre test
tingkat kenyamanan dalam kategori dan 10 orang (62,50%) pada post test.
tinggi, sedangkan pada post test didapatkan Analisa data pre-post menggunakan uji
hasil 8 orang (50,00%) dengan tingkat Wilcoxon Sign Rank Test dengan nilai
kenyamanan dalam kategori tinggi. Uji p=0,180 (p>0,05) menunjukkan tidak
WilcoxonSign Rank Test dengan nilai p = terdapat perbedaan tingkat kenyamanan pre
0,020 (p<0,05) menujukkan terdapat dan post pada kelompok kontrol.

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 5, No. 1 Mei 2017


10
Tabel. 6 Tabulasi silang post test tingkat nyeri dari tingkat sedang menjadi ringan.
kenyamanan responden kelompok Motivasi dan antusiasme responden yang
perlakuan dan kontrol. tinggi dalam melaksanakan intervensi
mempunyai pengaruh dalam peningkatan
Kelompok Kelompok
Kontrol Perlakuan penerimaan terhadap nyeri kronik tersebut
Kategori
(Post) (Post) sehingga dapat menurunkan stres.
% % Peningkatan penerimaan terhadap nyeri
R 5 12,5 1 6
kronik juga seiring dengan peningkatan
S 10 75 7 44
T 1 12,5 8 50 kemampuan adaptasi terhadap nyeri, Hal
Total 16 100 16 100 ini sejalan dengan penelitian Esteve dkk.
Mann Whitney ρ 0,008 (< α = 0,05) (2007) yang menemukan bahwa
Ket: R (Ringan), S (Sedang), T (Tinggi) penerimaan yang tinggi terhadap nyeri
kronis yang diderita membuat penderita
Perbandingan data tingkat kenyamanan
semakin dapat beradaptasi dengan nyeri
responden pada kelompok perlakuan dan
kronisnya tersebut. Penerimaan terhadap
kontrol sesudah pemberian intervensi model
nyeri kronis juga dapat menurunkan
comfort for the soul menunjukkan bahwa
perhatian penderita terhadap nyeri dan
sebagian responden, 8 orang (50,00%) pada
meningkatkan keterlibatannya di dalam
kelompok perlakuan mempunyai tingkat
aktivitas harian. Dengan demikian stress
kenyamanan dalam kategori tinggi.
yang dialami oleh lansia akibat nyeri yang
Sedangkan pada kelompok kontrol, terdapat
dirasakan menjadi berkurang karena teralih
1 orang (6,25%) yang mempunyai tingkat
perhatiaan terhadap nyeri yang dirasakan
kenyamanan dalam kategori tinggi.Uji Mann
yang berperan sebagai stressor.
Whitney U Test dengan nilai p=0,008 (P<0,05)
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Analisis pada data subskala activity

tingkat kenyamanan post intervensi model engganggement pada penerimaan

comfort food for the soul pada kelompok nyeri(tetap menjalani rutinitas sehari-hari

perlakuan dan kelompok kontrol. Hasil dengan normal, bahkan saat nyeri yang

kedua jenis uji statistik menunjukkan bahwa dialami muncul) terdapat dua responden

hipotesis diterima, yang artinya terdapat yang mengalami penurunan. Hal ini
pengaruh model comfort food for the soul berkaitan dengan penurunan jumlah
terhadap kenyamanan pada lansia dengan aktivitas harian.Terlalu banyak kegiatan yang
Rheumatoid Arthritis. dikerjakan oleh dua responden tersebut
sehingga meningkatkan intensitas nyeri yang
dideritanya. LeFort (2008), menyatakan
PEMBAHASAN
bahwa terlalu banyak melakukan aktivitas
Pengaruh Model Comfort Food For The di luar kapasitas tubuh dapat menyebabkan
Soul Terhadap Tingkat Stres intensitas nyeri yang dirasakan penderita
Mayoritas responden pada kelompok meningkat, sehingga ia perlu menyeimbang-
perlakuan mengalami penurunan skala kan antara waktu aktivitas dan istirahat.

www.jik.ub.ac.id
11
Hasil penelitian juga menunjukkan dua exercise ringan. Bila dikaitkan dengan data
orang responden tersebut menurunkan demografi yang mendukung, responden
jumlah aktivitas hariannya dan tersebut berjenis kelamin laki-laki dan baru
meningkatkan waktu istirahatnya. Hal ini menderita nyeri sejak 1 tahun yang lalu.
mengindikasikan bahwa penerimaan Seorang wanita lebih dapat mengekspresi-
terhadap nyeri kronik pada kedua responden kan nyeri yang dirasakan dari pada seorang
tersebut mengalami penurunan. Bila laki-laki, sehingga penerimaan akan nyerinya
dikaitkan dengan data demografi yang lebih baik. Kurun waktu menderita nyeri
mendukung yaitu keduanya berusia usia<75 juga berkorelasi positif dengan tingkat
th. Brunner dan Suddarth (2001), adaptasi terhadap nyeri. Semakin lama
menyatakan bahwa semakin tinggi usia seseorang menderita nyeri, maka tingkat
seseorang, dia akan cenderung mengabaikan adaptasi terhadap nyerinya semakin tinggi
nyeri dan menahan nyeri karena sudah Perbedaan hasil pengukuran pre dan
terbiasa dengan nyeri yangdirasakannnya, post intervensi menunjukkan bahwa model
sehingga lebih menerima nyeri yang comfort food for the soul efektif dalam
dirasakan. Sebaliknya pada kedua responden menurunkan tingkat stress pada lansia
tersebut berada pada usia <75 tahun, dengan RA melalui mekanisme peningkatan
sehingga penerimaan terhadap nyeri kronik penerimaan lansia dengan nyeri kronik.
yang dirasakan menjadi lebih rendah.
Setelah dilakukan intervensi musik religi,
Satu responden mengalami penurunan hampir sebagian besar tingkat stres lansia
pada subskala pain willingness pada menurun dari tingkat sedang menjadi
penerimaan nyeri (keterbukaan atau ringan.Hal tersebut bisa dikarenakan musik
kemauan untuk mengalami sensasi nyeri). religi bisa membuat lansia merasa rileks dan
Hal inimenunjukkan bahwa responden nyaman. Model comfort food for the soul
tersebut cenderung menghindari nyeri kronis yang dilakukan melalui slow deepth breath
yang dideritanya.Upaya untuk menghindari exercise diiringi musik religi yang lembut
nyeri kronis ini ditunjukkan melalui dapat memberikan dua manfaat sekaligus,
jarangnya ia menggerakkan tangan yaitu : aspek relaksasi dengan timbulnya
kanannya pada latihan ringan. Ia hanya ketenangan dan perasaan rileks, aspek
menggerakkan tangan kanannya saat exercise ditandai dengan timbulnya getaran
benar-benar harus melakukannya. Dengan ritmis pada otot yang dapat melancarkan
sikapnya tersebut, responden tersebut peredaran darah ke seluruh tubuh serta
terhindar dari nyeri bahu saat tangan kanan dapat meningkatan sekresi opiad endogen
digerakkan. Meskipun demikian, selama yang dapat menimbulkan perasaan gembira.
menjalani intervensi, ia melaporkan adanya Sehingga secara akumulatif kedua aspek
penurunan dalam sikapnyatersebut. tersebut menghasilkan ketenangan,
Responden mulai mencoba menggerak- kebugaran, kesehatan serta daya tahan
kan tangan kanannya perlahan-lahan secara tubuh dalam menghadapi stres sehingga
rutin, salah satunya dengan melakukan dapat menurunkan tingkat stres, dimana

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 5, No. 1 Mei 2017


12
dalam hal ini nyeri sebagai suatu stressor. mengalami nyeri kronis.Selain itu, lama
Musik yang masuk telinga akan tinggal di panti juga menjadai salah satu
ditangkap oleh nervous auditorius kemudian faktor yang meningkatkan stres. Lansia yang
masuk ke system HPA Axis (Hipofise baru tinggal di Panti masih mengalami
Pituitary Anterior) yang akan mempengaruhi proses adaptasi dengan lingkungan yang
hipothalamus dalam menurunkan CRF baru dan rentan mengalami stres.
(Corticotropin Releasing Factor), sehingga Musik religi yang didalamnya terdapat
kadar ACTH (Adrenocorticotropic Hormone) doa dan diiringi alunan musik dengn terlebih
yang diproduksi oleh kelenjar pituitary dahulu dilakukan slow deep breathdapat
menjadi berkurang yang berdampak pada memberikan dua manfaat sekaligus, yaitu :
penurunan growth hormone dan kortisol aspek relaksasi dengan timbulnya
dari korteks adrenal. Apabila Kortisol yang ketenangan dan perasaan rileks, aspek
berperan sebagai hormon stress menurun, exercise ditandai dengan timbulnya getaran
maka stress yang dialami oleh lansia juga ritmis pada otot yang dapat melancarkan
menurun. peredaran darah ke seluruh tubuh serta
dapat meningkatan sekresi opiad endogen
Pengaruh Model Comfort For The Soul
yang dapat menimbulkan perasaan gembira
Terhadap Kenyamanan
(Kwekkeboom, 2006; Kasran, 2006; Esteve,
Hasil penelitian menunjukkan
2007). Sehingga secara akumulatif kedua
peningkatan kenyamanan pada kelompok
aspek tersebut menghasilkan ketenangan,
perlakuan setelah pemberian model
kebugaran, kesehatan serta daya tahan
comfort food for the soul, akan tetapi
tubuh dalam menghadapi stres sehingga
terdapat satu orang yang tidak mengalami
dapat menurunkan tingkat stres, dimana
perubahan tingkat kenyamanan (tetap
dalam hal ini nyeri sebagai suatu stressor.
rendah) dan satu orang yang mengalami
Apabila jumlah kortisol menurun maka akan
penurunan tingkat kenyamanan (tinggi ke
diikuti dengan pengolahan prekursor Pro
sedang). Responden yang tetap rendah
Opio Melano Cortin (POMC) yang akan
tingkat kenyamanannya adalah responden
mensekresi β-endorphin sebagai indikator
perempuan dengan usia 74 tahun, janda,
fisiologis tingkat kenyamanan, (Guyton &
mengalami nyeri sejak 3 tahun yang lalu
Hall, 2010).
dan tinggal di panti dalam kurun waktu 7
Musik religi yang diberikan dengan
bulan yang lalu. Sedangkan responden yang
mengalami penurunan tingkat kenyamanan setting kelompok ini juga serupa dengan

adalah seorang perempuan, 74 tahun, janda, hasil penelitian Rycarczyk, dkk. (2001) dalam

telah menderita nyeri dalam kurun waktu 5 Hanum, L (2012) yang menemukan bahwa

tahun, dan baru 2 bulan tinggal di Panti. intervensi multi-komponen kelompok efektif

Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang dalam mengurangi nyeri yang diderita

telah mengalami nyeri kronik dalam waktu individu.Intervensi multi-komponen ini

yang lama mempunyai kondisi emosi yang mengajarkan berbagai keterampilan kepada
responden untuk membantu menghadapi
lebih stres dari pada seseorang yang baru

www.jik.ub.ac.id
13
rasa nyerinya, sehingga mereka dapat salah satu upaya menurunkan tingkat stress
mengatasi nyeri yang dideritanya tersebut dan meningkatkan kenyamanan lansia dengan
secara lebih menyeluruh. Rheumatoid Arthritis sehingga mutu
pelayanan keperawatan pada lansia dengan
KESIMPULAN nyeri kronik Rheumatoid Arthritismelalui
pendekatan psikoterapi dapat ditingkatkan.
Model comfort fod for the soul yang
Memberikan kegiatan yang berbasis psikologis
diberikan melalui music religi dan slow depth
pada lansia dalam upaya meningkatkan
breath dapat menurunkan tingkat stres pada
kenyamanan lansia (terapi musik, doa
lansia yang menderita RA melalui produksi
bersama, pengajian). Penelitian selanjutnya
Beta Endorphin pada jalur mekanisme HPA
axis. Model comfort fod for the soul tentang tingkat kenyamanan diharapkan agar

meningkatkan kenyamanan pada lansia yang dilakukan pengukuran indikator penilaian

menderita RA melalui manajemen nyeri kenyamanan terhadap nyeri tidak hanya

yang efektif (aspek relasasi dengan slow menggunakan kuesioner, akan tetapi juga

deep breathdan doa diiringi alunan musik. menggunakan uji laboratorium melalui
pemeriksaan β-endorphin agar didapatkan
Model comfort fod for the soul dapat
hasil pengukuran yang komprehensif.
digunakan oleh perawat gerontik sebagai

DAFTAR PUSTAKA Esteve, R., Ramirez-Maestre, C., & Lopez-

Badan Pusat Statistik. (2012). Penduduk Martinez, A. (2007). Adjustment to

Lanjut Usia Menurut Provinsi. Buletin chronic pain: the role of pain acceptance,
Jendela Data Dan Informasi Kesehatan. coping strategies, and pain-related
Kementrian Kesehatan RI. cognitions. Annals of Behavioral
Medicine, 33 (2), 179-188.
Chun, et al. (2014). Music therapy improves
sleep quality in acute and chronic Godsoe, M. R. (2008). Acceptance of Chronic
sleep disorders :A meta-analysis of 10 Pain, Attachment Style, Affectivity and
randomized studies. International Journal Treatment Use. Keene, New Hampshire:
Of Nursing Studies. 51. (1 : 51-62). Antioch University New England.
Dewi, D. (2009). Pengaruh Teknik Relaksasi G.R. Falsarella. (2012). Impact of rheumatic
Nafas Dalam Terhadap Penurunan diseases and chronic joint symptoms on
Persepsi Nyeri pada Lansia Dengan quality of life in the elderly. Journal of
Artritis Reumathoid. Jurnal Keperawatan Archives of Gerontology and Geriatrics,
Soedirman (The Soedirman Journal of 54, 77–82.
Nursing). 4 (2: 46-53). Grant, L. D., & Haverkamp, B. E. (2005).A
Djohan. (2005). Psikologi Musik. Yogyakarta: cognitive-behavioralapproach tochronic
Buku Baik pain management.Journal of Counseling
Dofi, Bellavia Ariestia (2010), Psikologi Musik and Development, 74(1), 25-31.
Terapi Kesehatan. Jakarta: Golden Guyton & Hall. (2010). Fisiologi Kedokteran.
Terayon Press. Jakarta : EGC
Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 5, No. 1 Mei 2017
14
Halim, S. (2003).Efek Mozart dan Terapi McCracken, L. M., & Eccleston, C. (2005).A
Musik dalam Dunia Kesehatan. prospective study of acceptance ofpain
Available from: http://www.tempoin and patient functioning with chronic
teraktif.com Accessed January 5, 2014 pain. Pain, 118, 164-169.
Hanum, L. (2012). Manajemen Nyeri untuk Morrison, V. & Bennett, P. (2009).An
Meningkatkan Penerimaan Nyeri Kronis Introduction to Health Psychology (2nd
pada Lansia dengan Intervensi Multi- ed.). Bilboa, Spain: Pearson Education
komponen Kelompok Cognitive Behavior Limited.
Therapy (CBT). Tesis Fakultas Psikologi UI Nugroho.(2008). Keperawatan Gerontik, Edisi
Tidak Dipublikasikan. 2.Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Hayes, Steven., Jason, B.L., Frank W.B., Papila, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D.
Akihiko. M., Jason, L. (2006).ACT: Model, (2009). Human Development (11th
Processes and Outcomes. Journal of edition). USA: McGraw-Hill.
Behaviour Research and Therapy, 44, 1-25
Purwoastuti, E. (2009). Waspadai Gangguan
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008, Pengantar Rematik. Kanisius. Yogyakarta
Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi
Rachmawati, dkk. (2006). Nyeri musculoskeletal
Konsep dan Proses Keperawatan Buku 1,
dan hubungannya dengan kemampuan
Jakarta: Salemba Medika.
fungsional fisik pada lanjut usia :Universa
Kasran, S. (2006).Penatalaksanaan rasa nyeri Medicina. 25 (4: 179-186)
pada lanjut usia :Universa Medicina. 25
Sarafino, E. P. & Smith, T. W. (2011).Health
(1 : 33-40)
Psychology: Biopsychosocial Interaction
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Buletin (7th edition). USA: John Wiley & Sons, Inc.
Jendela Data Dan Informasi Kesehatan
Sares, A. (2008). Coping Strategies of Older
Lansia. Jakarta
Adults Living with Chronic Pain. Fullerton:
Kolcaba (2011). Comfort Theory Kolcba. California State University.
http.currentnursing.com. Diakses pada
Siswantoyo (2010).Perubahan Kadar Beta
tanggal 26 September 2013
Endorphin Akibat LAtihan Olahraga
Kwekkeboom, K. L. & Gretarsdottir, E. Pernafasan (Sebuah Kajian Psikoneuro
(2006).Systematic review of relaxation endrokinologi pada Aktivitas Fisik).
interventions for pain. Journal of Nursing Buletin Penelitian Sistem Kesehatan.
Scholarship, 38 (3), 269-277. vol.13, no.2 (hal.157-162)
LeFort, S. M. (Ed.). (2008). Chronic Pain Self- Turana, Y. 2008. Stres, Hipertensi dan Terapi
Management Program Workbook. St. Musik. Available from: http://
John’s. NL: Author. keslamsel.wordpress.com. Accessed
Lumbantoruan.(2012). Hubungan Intensitas November 11, 2014
Nyeri Dengan Stres Pada Pasien Osteoar- Tomey, M & Alligood (2006).Nursing Theorist
thritis di RSUP Adam Malik Medan. Tesis and Their Work. 6th Ed. St.Louis: Mosby
FKp USU. Tidak Di Publikasikan ELsivier, Inc

www.jik.ub.ac.id
15

Anda mungkin juga menyukai