Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

PEMBUATAN TEKNIK PAMPIS CUMI DENGAN KOMPOSISI YANG BERBEDA

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Disusun Oleh:
ISNA KAFA ZAHRIA
5404416053

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pampis adalah salah satu masakan tradisional yang berasal dari Manado - Sulawesi Utara. Sajian
ini berupa ikan cakalang yang disuwir-suwir dengan bumbu khas Manado. Seperti yang kita
ketahui bahwa masakan Manado sebenarnya bumbunya cukup sederhana tapi kaya akan rempah
daun. Hal ini yang membuat cita rasanya jadi luar biasa enak.
Untuk membuat pampis, sebenarnya tidak harus menggunakan ikan cakalang. Kita bisa memakai
ikan yang mempunyai daging tebal dan durinya sedikit, contohnya adalah tongkol. Selain itu kita
bisa memakai tenggiri atau kakap bila suka. Di Manado, ikan cakalang selain banyak diolah
menjadi cakalang pampis, sering juga diolah menjadi cakalang fufu atau cakalang asap.
Sedangkan menu cakalang pampis ini juga bisa digunakan sebagai isian jajanan khas Manado,
diantaranya adalah lalampa dan panada.
Cumi adalah sejenis bahan pangan sea food. Cumi merupakan hewan yang hidup di perairan laut
dangkal. Cumi banyak ditemukan di daerah pantai seperti Indonesia bagian selatan. Cumi
merupakan komoditi pangan yang digemari banyak orang. Cumi memiliki daging berwarna putih
dan kulit berwarna hitam atau merah. Cumi berbentuk seperti anak panah dengan tentakel
sebagai alat gerak. Cumi tidak memiliki tulang belakang sehingga mudah diolah. Daging cumi
cenderung amis namun memiliki rasa yang manis dan gurih. Seluruh bagian cumi dapat
dikonsumsi dan tidak menyebabkan keracunan kecuali memicu alergen pada penderita alergi
makanan laut. Cumi memiliki kantung tinta berwarna hitam untuk alat pertahanan diri. Tinta
cumi biasanya dimanfaatkan untuk pewarna makanan. Cumi banyak dijual di swalayan maupun
pasar tradisional, terutama di kota atau kabupaten pesisir pantai.

1.2. Rumus Masalah

Berdasarkan Latar belakang yang telah diuraikan dapat ditentukan rumusan masalah yaitu
bagaimanakah pengaruh konsentrasi cumi terhadap kualitas organoleptik pampis cumi

1.3. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan cumi - cumi
terhadap kualitas organoleptik dan daya terima masyarakat terhadap pampis cumi.
1.4. Manfaat

1. Menurunkan kolesterol berkat kandungan lemak sehatnya

Cumi mentah memiliki total kandungan lemak dan kalori yang sangat rendah. Setiap 100 gram
cumi-cumi hanya mengandung 1,2 gram lemak total, tapi hanya 0,5 gram saja yang merupakan
lemak jenuh.

Lemak tak jenuh dianggap sebagai lemak ‘sehat’ dan penting untuk dimasukkan sebagai bagian
dari pola makan sehat. Lemak sehat sebagai salah satu manfaat cumi-cumi ini membantu
mengurangi kolesterol tinggi dengan meningkatkan kolesterol baik (HDL), dan menjaga
kesehatan kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).

Selain itu, lemak tak jenuh berfungsi sebagai sumber energi yang baik bagi tubuh. Lemak tak
jenuh juga membantu tubuh menyerap jenis-jenis vitamin yang larut dalam lemak,
misalnya vitamin A, D, E dan K.

2. Membangun otot karena tinggi protein

Cumi-cumi merupakan sumber protein yang baik. Setiap 100 gram cumi-cumi menyediakan 16
gram protein, atau sekitar 30 persen dari nilai asupan harian yang dibutuhkan pria dewasa.
Protein ini dibutuhkan tubuh dalam membangun otot yang sehat, tetapi juga penting untuk diet
karena membantu mengontrol nafsu makan. Tubuh memproses protein secara perlahan sehingga
perut akan terasa kenyang lebih lama.

3. Memasok kebutuhan vitamin harian tubuh

Manfaat cumi-cumi lainnya adalah memasok kebutuhan vitamin dan mineral harian tubuh.
Setiap 100 gram cumi-cumi mengandung sedikitnya 10 mcg vitamin A, 56 mcg vitamin B6, 1,3
mcg vitamin B12, 4,7 mg vitamin C, dan 1,2 mg vitamin E. Selain vitamin-vitamin tersebut,
kandungan mineral yang bisa didapatkan antara lain 32 mg kalsium, 680 mcg zat besi, 33 mg
magnesium, dan 44 mg sodium setiap 100 gram cumi-cumi. Vitamin dan mineral tersebut
memegang peranan penting dalam perkembangan tubuh.
4. Rendah kandungan merkuri

Keamanan pangan laut selalu menjadi kekhawatiran banyak orang karena bahaya merkuri yang
bersembunyi di baliknya. Merkuri telah lama diketahui dapat berdampak buruk pada sistem saraf
tubuh. Untungnya, menurut laporan Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA),
kandungan merkuri pada cumi-cumi termasuk rendah dan tidak pada tingkatan yang
membahayakan sehingga aman untuk dikonsumsi.

1.5. Luaran Yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dalam jangka waktu dekat yaitu produk inovasi pampis cumi yang
memiliki nilai gizi yang baik dan diminati masyarakat luas serta dalam jangka waktu panjang
yaitu sebagai artikel atau jurnal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Cumi
2.2.1. Deskripsi Cumi
Cumi-cumi adalah salah satu hewan dalam golongan invertebrata (tidak bertulang
belakang).
Salah satu jenis cumi-cumi laut dalam, Heteroteuthis, adalah yang memiliki kemampuan
memancarkan cahaya.Organ yang mengeluarkan cahaya itu terletak pada ujung suatu
juluran panjang yang menonjol di depan. Hal ini dikarenakan peristiwa luminasi yang
terjadi pada cumi-cumi jenis ini.Heteroteuthismenyemprotkan sejumlah besar cairan
bercahaya apabila dirinya merasa terganggu, proses ini sama seperti pada halnya cumi-
cumi biasa yang menyemprotkan tinta.

2.2.2. Tasonomi Cumi – Cumi


Klasifikasi cumi-cumi dapat dikelompokan berdasarkan tingkatan adalah sebagai berikut:

Kingdom: Animalia

Pylum: Mollusca

Kelas: Chepalopoda

Sub Kelas: Coidea

Super Ordo: Decapodiformes

Ordo: Decapod

Family: Loliginidae

Genus: Loligo

Spesies: Loligi indica


2.2.3. Morfologi Cumi – Cumi
Cumi-cumi memiliki tentakel, lengat sebagai alat penghisap, insang, rectum, penis, vena,
pembul nadi, ginjal  dan lain-lain. Tubuh cumi-cumi terdiri dari kepala, leher dan badan. Bagian
kepala berukuran besar dan ditutupi oleh cangkang yang cukup keras dibandingkan dengan
lainnya. Selain itu, dibagian kepala terdapat mata yang berfungsi sebagai pengelihatan yang
tajam dan juga mulut yang dilengkapi dengan alat penghisap yang tersusun atas tentakel.

Bagian leher cumi-cumi tidak terlihat dan juga merupakan bagian pembatas antar bagian
kepala serta bagian badan cumi-cumi. Bagian ini juga ditutupi oleh kulit halus dan lembut jika
dilakukan perabaan dan berwarna tergantung dengan jenis cumi-cumi.

Bagian Badan dan ekor, bagian badan cumi-cumi memiliki bentuk bulat memanjang dan
dibungkus oleh beberapa kulit yang beragam jenis tergung dengan jenis cuminya. Dibagian
badan tersebut memiliki kulit yang cukup lembut dan ada juga yang keras dan diakhiri dengan
ekor yang berbentuk meruncing, tumpul dan juga ada yang berbentuk seperti daun yang melebar.

2.2.4. Sifat Kimia Cumi – Cumi

 Hewan cumi-cumi memiliki tentakel yang pendek dan dapat berkerut dengan cepat.
 Cumi-cumi menyemprotkan tinta pekat, yang tinta ini digunakan untuk melindungi cumi-
cumi, karena tinta yang disemprotkan oleh cumi-cumi ini bisa mengejutkan pemangsa
selama beberapa detik, setelah itu cumi-cumi langsung melarikan diri.
 Hewan ini juga dapat memancarkan cahaya yang indah dan gemerlap, supaya
memudahkan cumi-cumi untuk mencari makan pada saat malam hari.
 Cumi-cumi juga dapat bergerak sangat cepat bila pada saat ia dikejar oleh pemangsa.
2.2.5. Kandungan Gizi Cumi – Cumi

Dalam 100g cumi – cumi

Energy 265 kkal

Protein 40,6 gr

Lemak 10,1 gr

Fosfor 270 mg

Zat besi 2,7 mg

Vitamin A 0 IU

Vitamin B1 0,09 mg

2.2.6. Jenis Cumi


Ikan cumi – cumi adalah sejenis ikan laut yang memiliki bentuk tubuk agak aneh dari
ikan laut pada umumnya, bentuk ikan cumi – cumi adalah silinder kerucut memanjang
dengan warna dasar bening kaca transparan disertai warna – warna lainnya sesuai
kamuflase pada area tempat ikan cumi – cumi ada pada perairan dangkal maupun
perairan dalam yang umum banyak dijumpai oleh masyarakat adalah pada perairan
dangkal sampai kedalaman ± 300 M dibawah permukaan laut.
2.2.7. Manfaat cumi
Penelitian lain menemukan adanya kandungan selenium dan riboflavin pada tubuh cumi-
cumi, serta tinta yang dihasilkan oleh cumi-cumi tersebut bermanfaat bagi penderita tumor. Itu
hanya pada bagian tintanya saja dan belum termasuk bagian tubuhnya. selanjutnya bagaimana
manfaat lainnya yang bisa di dapat saat mengkonsumsi hewan ini? Melihat kandungan yang
kompleks yang dimiliki oleh cumi-cumi tentu beragam pula manfaat yang bisa kita dapatkan.
2.2.8. Cumi – cumi

Cumi-cumi merupakan binatang lunak dengan tubuh berbentuk silindris. Sirip-


siripnya berbentuk trianguler atau radar yang menjadi satu pada ujungnya. Pada kepalanya di
sekitar luabang mulut terdapat 10 tentakel yang dilengkapi dengan alat penghisap (sucker).
Tubuh terdiri dari isi rongga tubuh (visceral mass) dan mantel. Lapisan isi rongga tubuh
berbentuk silinder dengan dinding sebelah dalam tipis dan halus. Mantel yang dimilikinya
berukuran tebal, berotot, dan menutupi isi rongga tubuh pada seluruh isi serta mempunyai tepi
yang disebut leher (Pelu 1989).

Cumi-cumi (Loligo sp.) merupakan penghuni demersal atau semi pelagik pada daerah
pantai dan paparan benua sampai kedalaman 400 m. Beberapa spesies hidup sampai di perairan
payau. Cumi-cumi melakukan pergerakan diurnal, yaitu pada siang hari akan berkelompok dekat
dasar perairan dan akan menyebar pada kolom perairan pada malam hari. Cumi-cumi tertarik
pada cahaya (fototaksis positif), oleh karena itu sering ditangkap dengan menggunakan bantuan
cahaya (Roper et.al. 1984).
BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain dan Prosedur Eksperimen


Sesuai dengan judul penelitian yaitu efektivitas pembelajaran menggunakan modul
terhadap hasil belajar pada mata pelajaran Boga Dasar di kampus Pendidikan Tata Boga,
maka penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini ada dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Clasical Experimental Design.

Attribute sensoris Skala penelitian uji hendonik

102 112

Warna
Aroma

Rasa

Tekstur

Kesukaan

Ket: O1 yaitu data pre-test kelompok perlakuan

O3 yaitu kelompok kontrol

O2 yaitu data post-test kelompok perlakuan

O4 yaitu kelompok kontrol

Dalam penggunaan jenis penelitian ini didasarkan pada pertimbangan yaitu: Dengan adanya
matching (mengetahui kemampuan awal siswa sebelum perlakuan diterapkan). Pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebelum treatment dimulai, maka kedua kelompok dikatakan
mempunyai pemahaman yang sama dan seimbang. Dengan dilaksanakan group matching dapat
dengan mudah mengatur mulai dan berakhirnya pelaksanaan eksperimen, selain adanya
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, juga dapat membatasi timbulnya variabel luar yang
mempunyai validitas internal. Untuk memungkinkan diadakannya pemilihan subyek yang
berbeda dan interaksi pematangan karena seleksi sudah diperhatikan dan memungkinkan
pengujian terhadap hipotesis lebih kuat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kampus yang beralamat di Sekaran, Gunung Pati,. Waktu
pelaksanaan penelitian bulan Mei – Juni 2019.

Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa percobaan boga. Penentuan
subjek penelitian dengan cara memilih 2 kelas yang ada. Pengambilan sampel penelitian pada
populasi kelas dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling, yaitu pengambilan
sampel yang dilakukan apabila daftar nama populasi sudah ada . Dari teknik tersebut
menghasilkan kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa
di kelas sebanyak 10 siswa.

C. METODE PENGUMPULAN DATA


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pengumpulan data hasil
belajar dilakukan dengan tes. Menurut Nana Sudjana (2016:35) tes adalah pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan),
dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes digunakan
untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa. Tes yang digunakan sebagai instrumen
penelitian ini adalah tes pilihan ganda, yaitu bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang
benar atau yang paling tepat.

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu bagi peneliti didalam menggunakan metode
pengumpulan data. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian, digunakan
beberapa teknik sebagai berikut:, digunakan sebagai media pembelajaran pada kelas
eksperimen. Modul ini berisi tentang materi-materi serta berbagai macam soal dalam bentuk
essay singkat dan uraian. 20 Tes diberikan sebanyak dua kali, yaitu pertama adalah pre-test yang
berfungsi untuk mengetahui kemampuan awal sebelum kelas eksperimen diberikan perlakuan
dengan modul, dan yang kedua adalah post-test yang berfungsi untuk mengetahui kemampuan
akhir setelah siswa kelas eksperimen diperlakukan dengan modul. Tes pada umumnya
digunakan untuk meningkatkan pembelajaran. Melalui tes guru dapat memperoleh informasi
tentang berhasil tidaknya peserta didik dalam menguasai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
dalam kurikulum. Melalui tes guru dapat dengan mudah mendeteksi peserta didik yang sudah
menguasai dan belum menguasai. Melalui tes juga guru dapat mendeteksi berhasil tidaknya
pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil tes dapat digunakan untuk memberikan laporan
kepada pihak tertentu tentang perkembangan kemajuan peserta didik maupun tentang
keberhasilan guru mengajar.

E. Validitas Internal dan Eksternal


Menurut Hamid Darmadi (2011:87) validitas adalah tingkat dimana suatu tes mengukur
apa yang seharusnya diukur. Suatu tes tidak bisa valid untuk sembarang keperluan atau
kelompok. Suatu tes hanya valid untuk suatu keperluan dan pada kelompok tertentu.
Karena tes direncanakan untuk keperluan yang bermacam-macam dan karena validitas
hanya dapat dinilai dalam arti perlunya. Menurut Punaji Setyosari (2010:128) validitas
internal bersumber dari pelaksanaan penelitian itu sendiri, sedangkan validitas eksternal
bersumber dari luar penelitian yang kita lakukan. Cara yang tepat untuk menentukan
validitas internal adalah dengan cara mengidentifikasi dan mengesampingkan sebanyak
mungkin perlakuan-perlakuan terhadap validitas internal. Perlakuan-perlakuan ini adalah
faktor-faktor atau variabel-variabel dan kondisi-kondisi selain perlakuan yang ditentukan
secara terencana. Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal yaitu: sejarah
(history), seleksi, maturasi, prates, instrumentasi, regresi statistik, mortalitas, stabilitas,
harapan, dan kombinasi interaksi faktor-faktor. Validitas eksternal instrumen diuji
dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada
instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi dilapangan. Berdasarkan uraian
tersebut, maka penelitian 43 ini meggunakan validitas isi dan validitas konstruk. Untuk
menguji validitas isi dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Validitas isi
dilihat dari kisi-kisi instrumen, sedangkan validitas konstruk dilihat dari
materipembelajaran. Butir instrumen disusun dan dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing dan guru mata diklat boga dasar di SMK Negeri 1 Kalasan, kemudian
meminta pertimbangan dari para ahli untuk diperiksa dan dievaluasi secara sistematis
apakah butir-butir instrumen tersebut telah mewakili apa yang hendak diukur. Para ahli
diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Para ahli yang diminta
pendapatnya antara lain ahli materi, ahli metode dan ahli evaluasi. Kriteria pemilihan
judgement expert dalam penelitian ini adalah seorang yang ahli dalam bidangnya.
Validasi instrumen yang dilakukan untuk mengungkap beberapa aspek yang dapat dilihat
dari beberapa indikator seperti kesesuaian dengan materi, keterbacaan dan ketepatan
pembobotan nilai. Instrumen penelitian yang dibuat awalnya masih terdapat
kekurangan,kemudian telah diperbaiki sesuai saran dari judgment expert.

Anda mungkin juga menyukai