Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hipertensi(Darah Tinggi) adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan


tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan
kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui
hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur. Diketahui 9 dari 10
orang yang menderita hipertensi tidak dapat diidentifikasi penyebab penyakitnya itulah
sebabnya hipertensi dijuluki pembunuh diam-diam(Silent Killer). Seseorang baru merasakan
dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi. Hipertensi selain mengakibatkan
angka kematian yang tinggi (high case fatality rate) juga berdampak kepada mahalnya
pengobatan dan perawatan yang harus ditanggung para penderita. Hipertensi sebenarnya
dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana kita menggunakan obat antihipertensi untuk seseorang yang menderita


hipertensi.

1.3 TUJUAN
 Untuk memahami dan mengetahui obat Antihipertensi (α-bloker)
 Untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah farmakologi

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HIPERTENSI

Hipertensi(Darah Tinggi) adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan


tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan
kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri.
Seseorang dikatakan hipertensi bila secara konsistennmenunjukkan tekanan sistolik
140 mmHg atau lebih tinggi, dan tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih tinggi. Angka
tekanan darah orang dewasa dinyatakan normal adalah <120/80 mmHg (Karyadib,2002).

2.2 DIAGNOSIS

Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah


sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg). Sistolik adalah
tekanan darah pada saat jantung memompa darah kedalam pembuluh nadi (Saat jantung
mengkerut). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot
darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong). Sebenarnya batas antara tekanan darah
normal dan tekanan darah tinggi tidaklah jelas, sehingga klasifikasi hipertensi dibuat
berdasarkan tingkat tingginya tekanan darah yang mengakibatkan peningkatan resiko
penyakit jantung dan pembuluh darah.

2.3 GEJALA

Secara umum pasien dapat terlihat sehat atau beberapa diantaranya sudah mempunyai
faktor resiko tambahan, tapi kebanyakan asimtomatik (Anonimb,2006).
Gejala yang sering dikeluhkan adalah nyeri kepala, biasanya pada hipertensi berat,
kebanyakan terlokalisir didaerah oksipital dan hanya muncul pada saat bangun dipagi hari,
dan akan hilang spontan setelah beberapa jam. Keluhan lain yang berhubungan dengan
peningkatan tekanan darah antara lain: pusing, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba,
tengkuk terasa pegal, palpitasi, cepat lemas dan impotensi. Keluhan lain yang menunjukan
penyakit vaskular termasuk diantaranya adalah epistaksis, hematuri, penglihatan kabur.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan
pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah diotak serta kelumpuhan.

2
2.4 KLASIFIKASI

Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar :

a. Hipertensi Primer (Esensial)

Hipertensi esensial atau hipertensi primer atau idiopatik adalah hipertensi tanpa
kelainan dasar patologi yang jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi esensial.
Penyebabnya multifaktorial meliputi faktor genetik dan lingkungan (Nafrialdi et al,2007).
Dan juga diduga beberapa faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer,
seperti bertambahnya umur, stress psikologis, dan hereditas (keturunan).

b. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain
kelainan pembuluh darah ginjalm gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit
kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain-lain.Meliputi 5-10% kasus hipertensi.
Termasuk dalam kelompok ini antara lain hipertensi endoktrin , kelainan saraf pusat,
obat-obatan dan lain-lain (Nafrialdi et al,2007).

Tabel klasifikasi tekanan darah tinggi pada orang dewasa18 tahun ke atas (Chobanian
et al,2007)

Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah


darah Sistolik(mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Prehipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi stadium 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi stadium 2 >160 Atau >100

2.5 PENCEGAHAN

Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktifitas fisik
yang cukup. Hindari kebiasaan lainnya seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol diduga
berpengaruh dalam peningkatan resiko hipertensi walaupun mekanisme timbulnya belum
diketahui pasti.

3
2.6 PENGOBATAN DENGAN α-blocker

Penghambat adrenoreseptor α (α-bloker)


Hanya α-bloker yang selektif memblok adrenoreseptor α1 dapat untuk pengobatan
antihipertensi. Alfa-bloker yang non-selektif juga menghambat adrenoseptor α-2 diujung
saraf adrenergik sehingga meningkatkan pelepasan NE. Akibatnya, perangsangan jantung
akan berlebihan. Alpha-blocker umumnya tidak dianjurkan sebagai monoterapi awal. Mereka
selektif memblokir memblokir alpha1 postsynaptic reseptor adrenergic. Mereka melebarkan
arteriol dan vena, sehingga menurunkan tekanan darah. Obat ini dapat dikombinasikan
dengan salah satu hipertensi lain dalam golongan obat lain.

Mekanisme Antihipertensi:
Alfa-bloker menghambat reseptor α1 di pembuluh darah terhadap efek vasokonstriksi
NE dan E sehingga terjadi dilatasi vena dan arteriol. Alfa-bloker merupakan satu-satunya
golongan AH yang memerikan efek positif pada lipid darah, (mengurangi LDL dan
trigliserida serta meningkatkan HDL). Alfa-bloker juga dapat menurunkan resistansi insulin,
mengurangi gangguan vaskular perifer, memberikan sedikit efek bronkodilatasi dan
mengurangi serangan asma akibat kegiatan fisik, merelaksasi otot polo prostat dan leher
kandung kemih sehingga mengurangi gejala hipertrofi prostat, tidak menggangu aktivitas
fisik dan tidak berinteraksi dengan AINS. Oleh karena itu, obat ini dianjurkan untuk
penderita hipertensi disertai diabetes, dislipidemia, obesitas, gangguan resistensi perifer,
asma, hipertrofi prostat, perokok, serta penderita muda yang aktif secara fisik dan mereka
yang menggunakan AINS.

Efek Samping:
Efek samping yang mungkin muncul di antaranya adalah hipotensi ortostatik yang
dapat terjadi sejak pemberian beberapa dosis pertama atau saat dilakukan penambahan dosis.
Efek lebih besar ialah kehilangan kesadaran sesaat atau yang ringan ialah pusing kepala
ringan. Fenomen ini dapat terjadi saat pemberian dosis pertama terlalu besar, penderita
dengan deplesi cairan, penderita usia lanjut, atau yang sedang makan AH lain. Toleransi
terhadap fenomen terjadi secara cepat dengan mekanisme yang belum diketahui. Namun, ada
juga contoh obat yang jarang menimbulkan fenomen dosis pertama karena mula kerjanya
yang lambat, seperti doxazosin. Hipotensi ortostatik sering terjadi pada pemberian dosis
awalnatau pada peningkatan dosis, terutama dengan obat yang kerjanya singkay seperti
prazosin. Gejala dapat berupa pusing sampai sinkop.

4
Untuk menghindari hal ini, sebaiknya pengunaan dimulai dengan dosis kecil dan diberikan
sebelum tidur. Efek sampingnya antaralain sakit kepala,palpitasi,edema perifer, hidung
tersumbat, mual. Alpa blocker bermanfaat untuk pasien laki-laki lanjut usia karena
memperbaiki gejala pembesaran prostat.

Jenis Obat Alfa Blocker

 Prazosin
Prazosin adalah kelompok obat yang disebut alpha-adrenergic blockers. Prazosin
bekerja dengan mengendurkan pembuluh darah dan otot disekitar uretra. Hal ini
menurunkan tekanan darah dan meningkatkan gejala urinary yang dihubungkan
dengan pembesaran prostat (BPH).
Dosis : 1. Dosis awal: 0.5 mg melalui mulut (per oral), 2-3 kali sehari.
2. Tingkatkan dosis secara bertahap setiap 3-7 hari hingga Dosis rumatan: 3-
15 mg/hari melalui mulut (per oral), dengan dosis dibagi.
3. Dosis maksimum: 20 mh/hari.

Efek Samping:
 Hipotensi postural yang mungkin menjadi parah setelah dosis pertama dan
bisa menyebabkan syncope (penyingkatan ucapan) yang mungkin didahului
oleh tachycardia.
 Pengaruh yang mungkin berkurang setelah melanjutkan terapi: Efek CNS
(kepeningan, sakit kepala, kekurangan energi); Efek GI (mabuk); Efek CV
(palpitasi).

5
 Efek CV lainnya (edema, nyeri dada, dyspnea); Efek GI (konstipasi, diare,
muntah); mulut kering); Efek CNS (depresi, kegelisahan, gangguan tidur,
vertigo, halusinasi, paresthesia); Efek urinari (frekuensi buang air kecil,
incontinence); Efek ophthalmic (pengaburan penglihatan);
Efek hepatik (LFTs yang tidak normal, pankreatitis); Efek lainnya (arthralgia,
ruam kulit, impotensi, priapism)
Instruksi Khusus:
 Mulai pengobatan dengan dosis rendah, terutama pada malam hari untuk
menghindari hipotensi postural.
 Tidak direkomendasikan untuk pengobatan gagal jantung pada penderita
obstruksi mekanikal.
 Gunakan dengan hati-hati pada orang yang lebih tua, pada pasien gagal ginjal
atau hati, atau pada pasien nyeri dada (angina).

 Terazosin

Terazosin adalah kelompok obat yang disebut alpha-adrenergic blockers. Terazosin


mengendurkan pembuluh vena dan arteri sehingga darah dapat melewatinya dengan
lebih mudah. Obat ini juga mengendurkan otot di sekitar prostat dan leher kandung
kemih, memudahkan untuk buang air kecil.

Indikasi:

Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi), atau untuk meningkatkan


pembuangan air kecil pada pria penderita pembesaran prostat (BPH).

6
Dosis:

Dosis awal: 1. 1 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari sebelum tidur

2. Tingkatkan dosis dengan jarak 1 minggu

3. Dosis rumatan: 2-10 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari

4. Dosis maksimum: 20 mg/hari

Efek Samping:

 Hipotensi postural yang mungkin menjadi parah setelah dosis pertama dan
bisa menyebabkan syncope (penyingkatan ucapan) yang mungkin didahului
oleh tachycardia.
 Pengaruh yang mungkin berkurang setelah melanjutkan terapi: Efek CNS
(kepeningan, sakit kepala, kekurangan energi); Efek GI (mabuk); Efek CV
(palpitasi).
 Efek CV lainnya (edema, nyeri dada, dyspnea); Efek GI (konstipasi, diare,
muntah); mulut kering); Efek CNS (depresi, kegelisahan, gangguan tidur,
vertigo, halusinasi, paresthesia); Efek urinari (frekuensi buang air kecil,
incontinence); Efek ophthalmic (pengaburan penglihatan); Efek hepatik (LFTs
yang tidak normal, pankreatitis); Efek lainnya (arthralgia, ruam kulit,
impotensi, priapism).

Instruksi Khusus:

 Mulai pengobatan dengan dosis rendah, terutama pada malam hari untuk
menghindari hipotensi postural.
 Tidak direkomendasikan untuk pengobatan gagal jantung pada penderita
obstruksi mekanikal.
 Gunakan dengan hati-hati pada orang yang lebih tua, pada pasien gagal ginjal
atau hati, atau pada pasien nyeri dada (angina).

7
 Bunazosin

Bunazosin adalah sebuah alpha-adrenergic blockers. Bunazosin mengendurkan


pembuluh vena dan arteri sehingga darah bisa lebih mudah melewatinya.
Indikasi:
Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi) dan pelebaran prostat/BPH (benign
prostatic hyperplasia).
Dosis: 1. Dosis awal: 1 mg melalui mulut (per oral)
2. Boleh tingkatkan dosis 9 mg/hari melalui mulut (per oral), dibagi menjadi 2-
3 kali sehari.
3. Dosis maksimum: 9 mg melalui mulut (per oral).
Efek Samping:
 Hipotensi postural yang mungkin menjadi parah setelah dosis pertama dan
bisa menyebabkan syncope (penyingkatan ucapan) yang mungkin didahului
oleh tachycardia.
 Pengaruh yang mungkin berkurang setelah melanjutkan terapi: Efek CNS
(kepeningan, sakit kepala, kekurangan energi); Efek GI (mabuk); Efek CV
(palpitasi).
 Efek CV lainnya (edema, nyeri dada, dyspnea); Efek GI (konstipasi, diare,
muntah); mulut kering); Efek CNS (depresi, kegelisahan, gangguan tidur,
vertigo, halusinasi, paresthesia); Efek urinari (frekuensi buang air kecil,
incontinence); Efek ophthalmic (pengaburan penglihatan); Efek hepatik (LFTs
yang tidak normal, pankreatitis); Efek lainnya (arthralgia, ruam kulit,
impotensi, priapism).

8
Instruksi Khusus:

 Mulai pengobatan dengan dosis rendah, terutama pada malam hari untuk
menghindari hipotensi postural.
 Tidak direkomendasikan untuk pengobatan gagal jantung pada penderita
obstruksi mekanikal.
 Gunakan dengan hati-hati pada orang yang lebih tua, pada pasien gagal ginjal
atau hati, atau pada pasien nyeri dada (angina).

 Doxazosin

Doxazosin adalah kelompok obat yang disebut alpha-adrenergic blockers. Doxazosin


mengendurkan pembuluh vena dan arteri sehingga darah bisa lebih mudah
melewatinya. Obat ini juga mengendurkan otot di daerah prostat dan leher kandung
kemih sehingga mempermudah buang air kecil.
Indikasi:
Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi), atau untuk meningkatkan proses
buang air kecil pada penderita pelebaran prostat/BPH (benign prostatic hyperplasia).
Dosis: 1. Dosis awal: 1 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari.
2. Boleh tingkatkan dosis dengan jarak 1-2 minggu sebesar 2 mg/hari melalui
mulut (per oral) dan kemudian menjdi sebesar 4 mg melalui mulut (per roal), 1 kali
sehari.

9
Efek Samping:

 Hipotensi postural yang mungkin menjadi parah setelah dosis pertama dan
bisa menyebabkan syncope (penyingkatan ucapan) yang mungkin didahului
oleh tachycardia.
 Pengaruh yang mungkin berkurang setelah melanjutkan terapi: Efek CNS
(kepeningan, sakit kepala, kekurangan energi); Efek GI (mabuk); Efek CV
(palpitasi).

 Efek CV lainnya (edema, nyeri dada, dyspnea); Efek GI (konstipasi, diare,


muntah); mulut kering); Efek CNS (depresi, kegelisahan, gangguan tidur,
vertigo, halusinasi, paresthesia); Efek urinari (frekuensi buang air kecil,
incontinence); Efek ophthalmic (pengaburan penglihatan); Efek hepatik (LFTs
yang tidak normal, pankreatitis); Efek lainnya (arthralgia, ruam kulit,
impotensi, priapism).

Instruksi Khusus:

 Mulai pengobatan dengan dosis rendah, terutama pada malam hari untuk
menghindari hipotensi postural.
 Tidak direkomendasikan untuk pengobatan gagal jantung pada penderita
obstruksi mekanikal.
 Gunakan dengan hati-hati pada orang yang lebih tua, pada pasien gagal ginjal
atau hati, atau pada pasien nyeri dada (angina).

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Hipertensi(Darah Tinggi) adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan


tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan
kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri.

Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah


sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg). Sistolik adalah
tekanan darah pada saat jantung memompa darah kedalam pembuluh nadi (Saat jantung
mengkerut). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot
darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong).

Pengobatan dengan menggunakan Alpha-blocker umumnya tidak dianjurkan sebagai


monoterapi awal. Mereka selektif memblokir alpha1 postsynaptic reseptor adrenergic. Alfa-
bloker menghambat reseptor α1 di pembuluh darah terhadap efek vasokonstriksi NE dan E
sehingga terjadi dilatasi vena dan arteriol. Alfa-bloker merupakan satu-satunya golongan AH
yang memerikan efek positif pada lipid darah, (mengurangi LDL dan trigliserida serta
meningkatkan HDL). Efek samping yang mungkin muncul di antaranya adalah hipotensi
ortostatik yang dapat terjadi sejak pemberian beberapa dosis pertama atau saat dilakukan
penambahan dosis.

Efek lebih besar ialah kehilangan kesadaran sesaat atau yang ringan ialah pusing
kepala ringan. Fenomen ini dapat terjadi saat pemberian dosis pertama terlalu besar, penderita
dengan deplesi cairan, penderita usia lanjut, atau yang sedang makan AH lain. Alpa blocker
bermanfaat untuk pasien laki-laki lanjut usia karena memperbaiki gejala pembesaran prostat.

11
DAFTAR PUSTAKA

 Syarif,Amir dkk.Farmakologi dan terapi.2007 Jakarta:Departemen farmakologi dan


terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
 Djamhuri,agus Sinopsis Farmakologi dengan terapan khusus di klinik dan
perawatan,1995,Jakarta.Hipokrate
 Neal,Michael J At a glance Farmakologi medis,2006,Jakarta:Erlangga
 http://m.detik.com/health/kanal/755/detikhealth

12

Anda mungkin juga menyukai