Disusun Oleh:
VIRLY DWI ARYA GEMILANG 42180056
ADE MUHTAROMIN 42180267
MUHAMMAD MULYANSYAH 42180062
RAIHAN ICHSAN RASSYID 42180273
42.4A.01
i
PROGRAM STUDI BROADCASTING
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami haturkan kepada Tuhan YME yang dengan kasih sayang-Nya masih
memberikan kami kesehatan sehingga Analisis Kasus ini bisa kami kerjakan dan selesaikan tepat
pada waktunya.
Bersamaan dengan kata pengantar ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materil. Selain ucapan syukur kepada Tuhan
YME, kami ucapkan terima kasih juga kepada:
1. Ibu Marlina Rahmi Shinta P,SE,MM selaku dosen dan pendidik yang telah membimbing
selama masa perkuliahan.
2. Kedua orang tua dan kakak, karena dengan doa dan dorongannya saya bisa melalui
proses pembuatan makalah ini.
3. Teman-teman jurusan Broadcasting UBSI Margonda.
4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan selama ini.
Kami telah berusaha sebaik dan semaksimal mungkin dalam membuat Analisis Kasus ini,
namun kami sadar pasti banyak yang perlu dikoreksi lagi. Untuk itu saya mohon kepada semua
pembaca agar memberikan kritik dan saran yang membangun agar makalah berikutnya bisa lebih
baik lagi.
Akhir kata, semoga apa yang kami lakukan bisa bermanfaat bagi semua kalangan.
( Penulis )
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Media sosial adalah salah satu bentuk media untuk dapat berhubungan dan bekerja secara
online dan akan memungkinkan orang dapat berinteraksi satu sama lain didalam jaringan media
sosial. Media sosial juga saat sekarang ini sangat populer, dan sering digunakan untuk berbagi
platform seperti Facebook, Twitter dan Instagram dari sumber “media sosial” itu sendiri.
1
Kejadian tawuran didaerah Manggarai, Jakarta Selatan sudah terjadi kesekian
kalinya, yang sudah tak terhitung lagi jumlahnya. Pemicunya adalah rivalitas antar
kampung, tak hanya meresahkan dan merugikan warga sekitar, perjalanan KRL lintas
Jakarta Kota – Manggarai pun sempat terhambat karna ada tawuran antar warga dilokasi
tersebut 04/09/19. Diduga ada geng di media sosial yang menjadi Provokator, yang
membuat aksi tawuran antar warga ini pecah.
2
1.2 Batasan dan Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penggunaan media sosial dengan benar dan dipatuhi oleh semua
orang.
2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung penyalahgunaan media sosial sebagai
alat provokasi. Kasus apa saja yang berhasil di provokasi oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab.
Manfaat Akademis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan referensi bagi
mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi khususnya jurusan Penyiaran dalam
memahami dan menjelaskan pelangaran penyalahgunaan media sosial sebagai
alat provokasi yang bengandung unsur SARA dengan tujuan mengadu domba 2
pihak atau lebih akan di kenakan Pasal 28 ayat (2).
Manfaat Praktis
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Media sosial didesain untuk menjaga dan meningkatkan reputasi lembaga serta
menggali aspirasi publik.
2. Media sosial adalah media interaktif. Karena itu, hal ini harus dimanfaatkan oleh
humas untuk lebih dekat dengan publik. Humas harus dapat mengikuti ritme
media sosial, berkomunikasi secara langsung, dan memberikan respons dengan
segera.
3. Media sosial adalah dokumentasi online . Mengingat sifatnya yang terbuka dan
bergesernya privasi, segala macam yang disajikan di sana akan terekam oleh
mesin pengindeks dan dapat dijadikan bukti yang berkekuatan hukum.
4
KEAGAMAAN
1. Yang memberi kesan anti Tuhan dan anti agama dalam segala bentuk dan
manifestasinya.
2. Yang dapat merusak kerukunan hidup antar – umat beragama di Indonesia.
3. Yang mengandung penghinaan terhadap salah satu agama yang diakui di Indonesia.
SOSIAL BUDAYA
1. Pergeseran pola tingkah laku yang diakibatkan oleh media massa dapat terjadi di
lingkungan keluarga, sekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Perubahan gaya hidup dalam hal peniruan atau imitasi secara berlebihan terhadap diri
seorang firgur yang sedang diidolakan berdasarkan informasi yang diperoleh dari
sosial media.
3. Terjadinya perilaku yang menyimpang dari norma-norma sosial atau nilai-nilai
budaya.
KETERTIBAN UMUM
1. Kekejaman dan kekerasan secara berlebihan kepada seseorang atau suatu kelompok
lain.
2. Menitik beratkan ujaran kebencian pada permasalahan yang di alami oleh kelompok
atau organisasi yang berseberangan.
5
3. Kerusuhan berupa dua kelompok massa yang saling menyerang baik dari media
sosial maupun fisik, tindakan itu terjadi karna terhasut oleh hasutan unsur provokasi
dari orang yang tidak bertanggung jawab (provokator).
4. Mengandung hasutan untuk melakukan perbuatan melawan hukum.
TENTANG
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 27 UU ITE
Didalam Pasal 27 (saja) UU No. 19 Tahun 2018 tentang perubahan UU No. 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), sedikitnya ada 4 poin
yang bisa menjerat pengguna media sosial yaitu:
6
c. Konten yang memuat penghinaan atau pencemaran nama baik.
Pasal 27 ayat (3) UU ITE mengatakan bahwa setiap orang yang dengan sengaja dan
tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat
diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.
Pasal 28 UU ITE.
Pasal 28 ayat (1) menegaskan pelarangan bagi setiap orang yang dengan sengaja dan
tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan
kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.
Pasal 28 ayat (2) UU ITE melarang setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau
permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan suku,
agama, ras, dan antargolongan (SARA).
7
Pasal 29 UU ITE
Pasal 29 UU ITE mengancam bagi pengguna sosial media yang mengirimkan konten
yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti orang lain. Adapun pasal ini
menegaskan bahwa Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan
Informasi elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan
atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.
1. Faktor Pendukung
8
2. Faktor Hambatan
Media sosial adalah wadah baru yang memungkinkan siapa pun dapat menjadi
pewarta berita meskipun tanpa lisensi sebagai wartawan. Setiap orang, dengan dukungan
gawai (gadget) dan internet dapat mengekpos setiap informasi apa pun tanpa terkecuali.
Melalui Facebook, Twitter, Instagram, dan lain sebagainya. Semua orang dengan mudah
memperoleh dan membagi kembali informasi tanpa harus melalui pintu sensor yang bisa
menghambatnya.
Media sosial saat ini tidak saja dinilai sering digunakan untuk menyebarkan berita
bohong dan provokasi, tetapi yang mencemaskan adalah ketika informasi yang disirkulasi
dan diresirkulasi di media sosial tidak lagi bisa dibedakan mana yang benar dan mana
yang salah. Sebuah realitas yang tidak memiliki rujukan dalam dunia nyata, tetapi ketika
realitas tersebut diunggah berulang-ulang dan diresirkulasikan melalui media sosial, bisa
saja realitas bentukan itu kemudian dianggap sebagai kebenaran itu sendiri.
Kehadiran dan kemudahan yang ditawarkan media sosial, yang tidak diimbangi
dengan kesadaran dan literasi informasi yang kritis serta pengetahuan hukum yang
memadai, harus diakui sering menyebabkan masyarakat tanpa mereka sadari menjadi
rawan terkontaminasi efek negatif media sosial.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Mempertanyakan kemanfaatan atas berita yang baru muncul adalah langkah yang
efektif agar terhindar dari provokatif kelompok untuk mengadu domba antar kelompok.
Berita yang manfaat tentunya akan memberikan pengetahuan bagi orang yang
membacanya atau mendengarnya. Bahkan bisa jadi berita yang bermanfaat akan
membawa perubahan bagi pembaca atau pendengarnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. https://republika.co.id/berita/ohfsg72/media-sosial-provokasi-dan-literasi-masyarakat
2. https://www.antaranews.com/berita/1137555/tawuran-manggarai-diduga-akibat-
provokasi-di-media-sosial
3. https://wartakota.tribunnews.com/2019/09/26/terungkap-pemicu-unjuk-rasa-semakin-
besar-adanya-provokasi-lewat-media-sosial
4. https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4fb9207f1726f/interprestasi-
pasal-28-ayat-2-undang-undang-no-11-tahun-2008-tentang-informasi-transaksi-
elektronik/
5. https://www.neliti.com/id/publications/3065/provokator-kerusuhan-dari-sudut-
penghasutan-dan-penyertaan-dalam-kitab-undang-un
6. https://www.halloriau.com/read-otonomi-105976-2018-10-03-jeratan-hukum-
pengguna-media-sosial.html
7. https://www.bphn.go.id/data/documents/laporan_penelitian_penerapan_bantuan_t
imbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhadap_kasus.pdf
11