Anti Hipertensi Alfa Blocker
Anti Hipertensi Alfa Blocker
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Untuk memahami dan mengetahui obat Antihipertensi (α-bloker)
Untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah farmakologi
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 DIAGNOSIS
2.3 GEJALA
Secara umum pasien dapat terlihat sehat atau beberapa diantaranya sudah mempunyai
faktor resiko tambahan, tapi kebanyakan asimtomatik (Anonimb,2006).
Gejala yang sering dikeluhkan adalah nyeri kepala, biasanya pada hipertensi berat,
kebanyakan terlokalisir didaerah oksipital dan hanya muncul pada saat bangun dipagi hari,
dan akan hilang spontan setelah beberapa jam. Keluhan lain yang berhubungan dengan
peningkatan tekanan darah antara lain: pusing, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba,
tengkuk terasa pegal, palpitasi, cepat lemas dan impotensi. Keluhan lain yang menunjukan
penyakit vaskular termasuk diantaranya adalah epistaksis, hematuri, penglihatan kabur.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan
pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah diotak serta kelumpuhan.
2
2.4 KLASIFIKASI
Hipertensi esensial atau hipertensi primer atau idiopatik adalah hipertensi tanpa
kelainan dasar patologi yang jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi esensial.
Penyebabnya multifaktorial meliputi faktor genetik dan lingkungan (Nafrialdi et al,2007).
Dan juga diduga beberapa faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer,
seperti bertambahnya umur, stress psikologis, dan hereditas (keturunan).
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain
kelainan pembuluh darah ginjalm gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit
kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain-lain.Meliputi 5-10% kasus hipertensi.
Termasuk dalam kelompok ini antara lain hipertensi endoktrin , kelainan saraf pusat,
obat-obatan dan lain-lain (Nafrialdi et al,2007).
Tabel klasifikasi tekanan darah tinggi pada orang dewasa18 tahun ke atas (Chobanian
et al,2007)
2.5 PENCEGAHAN
Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktifitas fisik
yang cukup. Hindari kebiasaan lainnya seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol diduga
berpengaruh dalam peningkatan resiko hipertensi walaupun mekanisme timbulnya belum
diketahui pasti.
3
2.6 PENGOBATAN DENGAN α-blocker
Mekanisme Antihipertensi:
Alfa-bloker menghambat reseptor α1 di pembuluh darah terhadap efek vasokonstriksi
NE dan E sehingga terjadi dilatasi vena dan arteriol. Alfa-bloker merupakan satu-satunya
golongan AH yang memerikan efek positif pada lipid darah, (mengurangi LDL dan
trigliserida serta meningkatkan HDL). Alfa-bloker juga dapat menurunkan resistansi insulin,
mengurangi gangguan vaskular perifer, memberikan sedikit efek bronkodilatasi dan
mengurangi serangan asma akibat kegiatan fisik, merelaksasi otot polo prostat dan leher
kandung kemih sehingga mengurangi gejala hipertrofi prostat, tidak menggangu aktivitas
fisik dan tidak berinteraksi dengan AINS. Oleh karena itu, obat ini dianjurkan untuk
penderita hipertensi disertai diabetes, dislipidemia, obesitas, gangguan resistensi perifer,
asma, hipertrofi prostat, perokok, serta penderita muda yang aktif secara fisik dan mereka
yang menggunakan AINS.
Efek Samping:
Efek samping yang mungkin muncul di antaranya adalah hipotensi ortostatik yang
dapat terjadi sejak pemberian beberapa dosis pertama atau saat dilakukan penambahan dosis.
Efek lebih besar ialah kehilangan kesadaran sesaat atau yang ringan ialah pusing kepala
ringan. Fenomen ini dapat terjadi saat pemberian dosis pertama terlalu besar, penderita
dengan deplesi cairan, penderita usia lanjut, atau yang sedang makan AH lain. Toleransi
terhadap fenomen terjadi secara cepat dengan mekanisme yang belum diketahui. Namun, ada
juga contoh obat yang jarang menimbulkan fenomen dosis pertama karena mula kerjanya
yang lambat, seperti doxazosin. Hipotensi ortostatik sering terjadi pada pemberian dosis
awalnatau pada peningkatan dosis, terutama dengan obat yang kerjanya singkay seperti
prazosin. Gejala dapat berupa pusing sampai sinkop.
4
Untuk menghindari hal ini, sebaiknya pengunaan dimulai dengan dosis kecil dan diberikan
sebelum tidur. Efek sampingnya antaralain sakit kepala,palpitasi,edema perifer, hidung
tersumbat, mual. Alpa blocker bermanfaat untuk pasien laki-laki lanjut usia karena
memperbaiki gejala pembesaran prostat.
Prazosin
Prazosin adalah kelompok obat yang disebut alpha-adrenergic blockers. Prazosin
bekerja dengan mengendurkan pembuluh darah dan otot disekitar uretra. Hal ini
menurunkan tekanan darah dan meningkatkan gejala urinary yang dihubungkan
dengan pembesaran prostat (BPH).
Dosis : 1. Dosis awal: 0.5 mg melalui mulut (per oral), 2-3 kali sehari.
2. Tingkatkan dosis secara bertahap setiap 3-7 hari hingga Dosis rumatan: 3-
15 mg/hari melalui mulut (per oral), dengan dosis dibagi.
3. Dosis maksimum: 20 mh/hari.
Efek Samping:
Hipotensi postural yang mungkin menjadi parah setelah dosis pertama dan
bisa menyebabkan syncope (penyingkatan ucapan) yang mungkin didahului
oleh tachycardia.
Pengaruh yang mungkin berkurang setelah melanjutkan terapi: Efek CNS
(kepeningan, sakit kepala, kekurangan energi); Efek GI (mabuk); Efek CV
(palpitasi).
5
Efek CV lainnya (edema, nyeri dada, dyspnea); Efek GI (konstipasi, diare,
muntah); mulut kering); Efek CNS (depresi, kegelisahan, gangguan tidur,
vertigo, halusinasi, paresthesia); Efek urinari (frekuensi buang air kecil,
incontinence); Efek ophthalmic (pengaburan penglihatan);
Efek hepatik (LFTs yang tidak normal, pankreatitis); Efek lainnya (arthralgia,
ruam kulit, impotensi, priapism)
Instruksi Khusus:
Mulai pengobatan dengan dosis rendah, terutama pada malam hari untuk
menghindari hipotensi postural.
Tidak direkomendasikan untuk pengobatan gagal jantung pada penderita
obstruksi mekanikal.
Gunakan dengan hati-hati pada orang yang lebih tua, pada pasien gagal ginjal
atau hati, atau pada pasien nyeri dada (angina).
Terazosin
Indikasi:
6
Dosis:
Dosis awal: 1. 1 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari sebelum tidur
Efek Samping:
Hipotensi postural yang mungkin menjadi parah setelah dosis pertama dan
bisa menyebabkan syncope (penyingkatan ucapan) yang mungkin didahului
oleh tachycardia.
Pengaruh yang mungkin berkurang setelah melanjutkan terapi: Efek CNS
(kepeningan, sakit kepala, kekurangan energi); Efek GI (mabuk); Efek CV
(palpitasi).
Efek CV lainnya (edema, nyeri dada, dyspnea); Efek GI (konstipasi, diare,
muntah); mulut kering); Efek CNS (depresi, kegelisahan, gangguan tidur,
vertigo, halusinasi, paresthesia); Efek urinari (frekuensi buang air kecil,
incontinence); Efek ophthalmic (pengaburan penglihatan); Efek hepatik (LFTs
yang tidak normal, pankreatitis); Efek lainnya (arthralgia, ruam kulit,
impotensi, priapism).
Instruksi Khusus:
Mulai pengobatan dengan dosis rendah, terutama pada malam hari untuk
menghindari hipotensi postural.
Tidak direkomendasikan untuk pengobatan gagal jantung pada penderita
obstruksi mekanikal.
Gunakan dengan hati-hati pada orang yang lebih tua, pada pasien gagal ginjal
atau hati, atau pada pasien nyeri dada (angina).
7
Bunazosin
8
Instruksi Khusus:
Mulai pengobatan dengan dosis rendah, terutama pada malam hari untuk
menghindari hipotensi postural.
Tidak direkomendasikan untuk pengobatan gagal jantung pada penderita
obstruksi mekanikal.
Gunakan dengan hati-hati pada orang yang lebih tua, pada pasien gagal ginjal
atau hati, atau pada pasien nyeri dada (angina).
Doxazosin
9
Efek Samping:
Hipotensi postural yang mungkin menjadi parah setelah dosis pertama dan
bisa menyebabkan syncope (penyingkatan ucapan) yang mungkin didahului
oleh tachycardia.
Pengaruh yang mungkin berkurang setelah melanjutkan terapi: Efek CNS
(kepeningan, sakit kepala, kekurangan energi); Efek GI (mabuk); Efek CV
(palpitasi).
Instruksi Khusus:
Mulai pengobatan dengan dosis rendah, terutama pada malam hari untuk
menghindari hipotensi postural.
Tidak direkomendasikan untuk pengobatan gagal jantung pada penderita
obstruksi mekanikal.
Gunakan dengan hati-hati pada orang yang lebih tua, pada pasien gagal ginjal
atau hati, atau pada pasien nyeri dada (angina).
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Efek lebih besar ialah kehilangan kesadaran sesaat atau yang ringan ialah pusing
kepala ringan. Fenomen ini dapat terjadi saat pemberian dosis pertama terlalu besar, penderita
dengan deplesi cairan, penderita usia lanjut, atau yang sedang makan AH lain. Alpa blocker
bermanfaat untuk pasien laki-laki lanjut usia karena memperbaiki gejala pembesaran prostat.
11
DAFTAR PUSTAKA
12