1102305028-3-Bab Ii PDF
1102305028-3-Bab Ii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
servikal ke-3 sampai ke-6 karena adanya dens atau processus odontoid.
8
9
2.1.2 Ligamentum.
untuk mengikat serta menyatukan tulang atau bagian lain atau untuk
yang membentuk pita lebar dan tebal serta kuat, yang melekat pada
longitudinal anterior ini lebih tebal pada bagian depan corpus karena
thorakal.
c. Ligamentum intertransversarium
stabilnya persendiaan.
d. Ligamentum flavum
e. Ligamentum interspinale
dan linea nuchae superior, insersio Pada incisura jugularis sterni dan
difixasi inervasi nervus accessorius dan plexus servikal (C1 dan C2)
VII, insersio pada permukaan lateral costa II, inervasi plexus brachialis
( C7-C8) dan berfungsi fleksi leher, membantu rotasi leher dan kepala
C4). Otot pars tranversa origo berasal dari servikal, insersio pada
17
scapula. Bila bekerja sama dengan serabut tengah otot trapezius dan
rhomboideus, otot ini menarik scapula ke medial dan atas, yakni pada
C8). Otot longus colli terdiri dari 3 serabut, yang pertama serabut
berjalan dari corpus vertebra thoracalis I sampai III dan insersio pada
medial, origo terbentang dari corpus vertebra thoracalis bagian atas dan
2005).
2.2 Biomekanik
C1), atlanto-axial joint (C1-C2) dan vertebra joints (C2-C7). Regio ini
merupakan regio yang paling sering bergerak dari seluruh bagian tulang
vertebra. Hal itu dapat terlihat dari peranannya yaitu untuk mengatur
21
dihasilkan pada regio ini yaitu fleksi-ektensi, rotasi dan lateral fleksi
Pada gerakan lateral fleksi cervical akan terjadi roll dari sisi-
sisi pada jumlah yang kecil pada condylis occipital yang conveks
fleksi akan terjadi gerakan pivot kedepan dan sedikit berputar pada
superior axis.
arah rotasi dan akan terjadi slide ke arah depan atas pada sisi
sebesar 45 derajat.
vertebra superior pada sisi ipsilateral slide ke arah bawah dan sedikit
ke belakang dan pada sisi contralateral akan slide ke arah atas dan
23
gerakan rotasi akan disertai dengan lateral fleksi yang juga searah.
dibawah ini.
muscle stretch
muscle contraction
gerakan sendi yang terjadi pada saat sendi bergerak dari satu posisi ke posisi
lain, baik secara pasif maupun aktif. Lingkup gerak sendi dapat juga
mungkin sehingga tubuh dapat bergerak dengan lingkup gerak sendi yang
penuh, tanpa disertai rasa nyeri. Gerakan leher yang utama adalah fleksi
proksimal (stationary arm) posisi diam dan lengan distal (moving arm)
Masalah penurunan lingkup gerak sendi pada tubuh manusia salah satunya
sering terjadi pada otot upper trapezius karena otot ini sering ditemukan
mengalami gangguan (Lestari, 2010). Otot upper trapezius adalah tot tipe I atau
tonik dan juga merupakan otot postural yang berfungsi melakukan gerakan
elevasi bahu, ekstensi dan lateral fleksi servikal. Kelainan yang terjadi pada tipe
otot ini cenderung tegang dan memendek. Itu sebabnya jika otot upper trapezius
berkontraksi dalam jangka waktu lama, maka jaringan ototnya menjadi tegang,
timbul nyeri dan dalam waktu lama mengakibatkan penurunan lingkup gerak
sendi. Kerja otot upper trapezius akan bertambah berat dengan adanya postur
yang buruk, mikro dan makro trauma (Makmuriyah & Sugijanto, 2013).
mengakibatkan keadaaan yang dikenal sebagai kelelahan otot. Hal ini disebabkan
untuk menggeser aktin dan miosin. Kontraksi yang terjadi semakin lama akan
26
semakin lemah, walaupun saraf masih bekerja dengan baik dan potensial aksi
Pada penelitian ini akan digunakan gerakan lateral fleksi servikal sebagai
interpretasi lingkup gerak sendi dimana otot upper trapezius berperan sebagai
main muscle atau otot yang paling dominan bekerja pada gerakan tersebut.
Lingkup gerak sendi lateral fleksi servikal yang normal adalah lebih dari 45º. Otot
upper trapezius terdiri dari dua bagian yaitu kanan dan kiri dimana pelatihan otot
2.5 Infrared
2.5.1 Definisi
pembuluh limfe, ujung-ujung saraf, dan jaringan lain yang ada di bawah
bahaya seperti : (1) Adanya luka bakar yang terjadi pada daerah
superfisial epidermis, (2) Electric shock yang terjadi akibat dari adanya
kabel yang terbuka dan disentuh oleh pasien, (3) Meningkatkan keadaan
gangrene, (4) Sakit kepala (Headache) yang terjadi pada saat pemberian
terapi, (5) Kaitnessyang terjadi pada saat diberikan terapi dimana pasien
menjadi pingsan atau tidak sadarkan diri secara tiba-tiba, (6) Kerusakan
(Prentice, 2002).
bahan logam atau pakaian pada bagian yang akan di terapi. Posisikan
lampu infrared tegak lurus dengan daerah yang diterapi. Durasi waktu saat
pelakasanaan terapi terapi adalah 10-15 menit. Selama proses terapi, perlu
2002).
1. Efek fisiologis
baik.
c. Pigmentasi
tempat tersebut.
e. Distruksi Jaringan
general.
2. Efek terapeutik
sirkulasi darah yang lancar maka zat ”P” yang merupakan salah
b. Relaksasi otot
Relaksasi otot akan dicapai jika rasa nyeri berkurang dan jaringan
keringat
vasodilatasi dan relaksasi pada otot untuk dapat mengurangi spasme dan
meningkatkan lingkup gerak sendi leher. Hal ini diperkuat oleh Prentice
2.6.1 Definisi
mengkontraksikan otot agonis sebagai otot yang lebih kuat hingga ROM
yang diinginkan dan setelah itu tanpa adanya pengurangan kontraksi atau
yang antagonis. Adanya kontraksi yang terus menerus tanpa diselingi oleh
ketegangan otot, jaringan ikat dan kulit, gerakan yang terbatas akibat
antagonis.
fraktur yang masih baru, tulang menonjol yang membatasi gerakan sendi,
dan nyeri akut yang tajam pada gerakan sendi atau elongasi otot (Kisner &
Colby, 2007).
Teknik aplikasi slow reversal adalah sebagai berikut (Alder et al., 2007) :
tanpa relaksasi dan berikan penahanan pada arah gerakan baru mulai
dari distal.
sebanyak 6x perlakuan.
34
Reversal
dalam otot meningkat dengan tajam, sarkomer akan memanjang dan bila
kontraksi isotonik yang terjadi dalam otot agonis. Hal ini terjadi karena
reseptor strecth dalam serabut otot agonis muscle spindle. Muscle spindle
memberikan umpan balik pada perubahan kontraksi, dalam hal ini arah
2007).
minggu. Hal ini diperkuat oleh penelitian Candra Prayoga (2014) bahwa
slow reversal pada otot upper trapezius dapat meningkatkan lingkup gerak
2.7.1 Definisi
mengurangi ketegangan dan rasa sakit pada otot, membuat tubuh menjadi
seperti berlari, berenang, dan memberikan sinyal kepada otot agar otot
(Nelson 2007).
yang memicu pemendekan pada otot dan kulit, adanya keterbatasan gerak
akibat dari deformitas yang bersifat structural, adanya kontraktur otot dan
atau infeksi akut pada daerah sekitar sendi, trauma akut pada otot dan
bahu pasien.
relaksasi dan pengembalian panjang dari otot dan jaringan ikat. Motor unit
38
yang ada pada seluruh serabut otot akan teraktifasi akibat dari adanya
sehingga akan terjadi pelepasan adhesi pada otot tersebut (Azizah &
Hardjono, 2006).
selama 9 detik dimana dalam proses ini diperoleh relaksasi maksimal yang
dapat dicapai karena nyeri akibat ketegangan otot dapat diturunkan dan
mata rantai viscous circle dapat diputuskan. Jika contract relax stretching
saraf Aδ dan C yang menimbulkan nyeri akibat dari abnormal cross link.
Hal ini dapat terjadi karena pada saat diberikan intervensi contract relax
Ketika hal ini terjadi maka akan membantu meluruskan kembali beberapa
leher 63,3% ( Zuriatum Faizah, 2011 ). Hal ini diperkuat oleh penelitian
pada upper trapezius dapat meningkatkan lingkup gerak sendi pada leher.