TINJAUAN PUSTAKA
- 2 s/d 2 SD Normal
- 2 s/d 2 SD Normal
a) Protein
b) Lemak
c) Karbohidrat
d) Kalsium
f) Zink (Zn)
g) Yodium (i)
Yodium (iodin) dibutuhkan tubuh dalam jumlah
sedikit, tetapi mempunyai fungsi yang oenting, yaitu
membantu pembentukan hormon tiroksin pada kelenjar
gondok. Hormon tersebut berperan pada pertumbuhan tulang
dan perkembangan fungsi otak. Kekurangan yodium pada
masa ini berdampak pada gangguan kelangsungan hidup
seperti keguguran dan bayi lahir mati; gangguan
perkembangan kecerdasan; dan gangguan perkembangan
mental (Kathleen & Escott-Stump, 2004).
Pada konsumsi yodium yang kurang dari bahan
makanan, diperlukan suplementasi yodium. Suplementasi pada
wanita berusia 6-35 tahun dan pria berusia 6-20 tahun adalah
sebanyak 400 mg atau 2 kapsul (Adriani & Wirjatmadi, 2012).
Bahan makanan sumber yodium dari hewani antara lain ikan
dan kerang. Selain dari sumber tersebut, sumber yodium juga
terdapat pada garam beryodium. Anjuran untuk
mengkonsumsi garam beryodium dalam sehari tidak lebih dari
6 gram atau setara dengansatu sendok teh. (Hardiansyah and
Supariasa, 2016)
a) Definisi
Gizi kurang merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi protein dari makanan
sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. (Sodikin,
2013)
1) Penyebab Langsung
Kurang gizi disebabkan karena ketidakseimbangan antara
asupan makanan (jumlah dan mutu), serta zat gizi tidak
dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal karena
adanya gangguan penyerapan akibat adanya penyakit.
Keduanya merupakan faktor utama penyebab anak
menderita gizi buruk yang saling memengaruhi. Anak yang
terkena penyakit infeksi, sementara anak yang menderita
sakit (infeksi dan penyakit lain) cenderung mengalami
penurunan nafsu makan sehingga anak berisiko mengalami
kurang gizi.
2) Penyebab Tidak Langsung
Penyebab tidak langsung gizi buruk :
Tidak cukup tersedianya pangan di rumah tangga,
kurang baiknya pola pengasuhan anak terutama cara
pemberian makanan kepada anak.
Anak yang tidak pernah atau jarang dipantau rumah
yang tidak bersih, menyebabkan anak rentan
terhadap penyakit infeksi. (Hardiansyah and
Supariasa, 2016)
b. Obesitas
a. Definisi
Obesitas adalah terjadi jika dalam suatu periode waktu, lebih
banyak kilokalori yang masuk melalui makanan daripada yang
digunakan untuk menunjang energi tubuh, dengan kelebihan
energi tersebut disimpan sebagai trigliserida di jaringan lemak.
(Sherwood, 2012)
b. Penyebab obesitas
Obesitas merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan energi
karena terjadi keseimbangan energi positif yang ditandai oleh
kelebihan asupan energi dan pengeluaran yang berkurang. Masalah
kegemukan dan obesitas merupakan masalah kesehatan yang
kompleks dan bersifat multifaktorial. Berbagai factor berkontribusi
terhadap munculnya obesitas. Faktor utama obesitas adalah :
Faktor genetik, perilaku, dan lingkungan baik lingkungan fisik,
biologis dan sosial.
Peran faktor genetik dapat dibuktikan oleh peningkatan
prevalensi obesitas 2 kali lipat dalam 3 dekade terakhir pada
Kilokalori. Dalam tubuh bekerja dua jenis energi yaitu energi kimia
yang berupa metabolisme makanan dan energi mekanik berupa
kontraksi otot untuk melakukan gerak. Makanan yang dimakan sehari-
hari dipecah mejadi partikel-pertikel kecil di dalam saluran pencernaan
untuk diabsorpsi dan ditransport ke berbagai sel-sel di dalam tubuh.
Sel-sel tubuh mentransformasikan ke dalam energi kimia dalam bentuk
sederhana yang dapat dipergunakan segera atau bentuk lain sebagai
cadangan. Di dalam tubuh terdapat sejumlah sistem metabolisme
energi yang dapat menyediakan energi sesuai kebutuhan ketika
beristirahat atau exercise. (Rismayanthi, 2015)
I Dewa Nyoman Supariasa dkk (2016), Menjelaskan bahwa gizi
adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dokonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan
fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Zat-zat gizi
yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
Oksidasi zat-zat ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk
melakukan kegiatan atau aktivitas. (Almatsier, 2009)
Pengaruh energi akan status gizi sangat berkaitan, karena makanan
yang kita konsumsi setiap hari harus mengandung zat-zat gizi,
misalnya empat sehat lima sempurna yaitu nasi, sayur, lemak, buah
dan susu, sehingga zat-zat gizi yang terkandung dalam konsumsi
makanan tersebut sangat penting bagi manusia untuk pertumbuhan,
memelihara proses tubuh dan sebagai penyedia energi untuk
melakukan aktivitas sehari-hari.
antara sarapan dan makan siang seperti aneka kudapan dan aneka
jajanan pasar. (Nurhayati, Lasmanawati and Yulia, 2012)
Remaja umumnya setiap hari menghabiskan waktunya
diluar rumah, sehingga memilih untuk memenuhi kebutuhannya
dengan makanan jajanan di luar rumah yang bisa diperoleh di
lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah seperti
warung, kedai makanan atau kaferia. Snack atau cemilan adalah
jenis makanan yang disajikan diluar waktu makan utama. Snack
atau cemilan adalah jenis makanan yang disajikan diluar waktu
makan utama. Snack dapat membantu memenuhi kebutuhan
kalori, selain yang diperoleh dari makanan utama. (Nurhayati,
Lasmanawati and Yulia, 2012)
Dietary Recalls
Dietary recalls adalah wawancara dengan meminta
responden menyebutkan semua makanan dan
minuman yang dikonsumsinya selama 24 jam
sebelumnya. Recall yang tidak diberitahukan
sebelumnya direkomendasikan untuk dilakukan
karena responden tidak dapat mengubah apa yang
mereka makan dan dengan demikian instrument ini
tidak dapat mengubah pola makan responden.
(Pietinen, 2009)
Riwayat Konsumsi Makanan
Metode riwayat konsumsi makan (dietary history
method) telah digunakan pada banyak Negara di
Eropa untuk memastikan asupan nutrient dalam
berbagai survey nasional yang dilakukan terhadap
konsumsi makanan. Meskipun metodenya beragam,
tujuan dasarnya adalah mengadakan wawancara
antar pribadi untuk merekonstruksi pola asupan
makanan biasa dalam satu minggu terakhir. Jadi,
salah satu pendekatannya dimulai dengan
menanyakan pola makan secara garis beras dalam
satu minggu (misalnya sarapan pada 4 hari dalam
satu minggu), yang kemudian dilanjutkan penjelasan
secara umum tentang komponen makanan yang
cenderung dikonsumsi (misalkan kopi, jus, buah,
makanan sereal, dan roti bakar/toast untuk sarapan),
dan akhirnya detail setiap jenis makanan tersebut
(tipe jus, susu, dan jus lain-lain). Seperti halnya pada
semua pendekatan seperti penggunaan nilai rata-rata
dengan model bahan pangan (food models), ukuran
rumah tangga atau foto-foto makanan/bahan pangan.
(Pietinen, 2009)
Remaja 16-18
Pola makan
tahun
Makanan Makanan
utama Camilan
Faktor Ekonomi
Asupan energi
Sosial budaya
Pendidikan
Karbohidrat Protein Lemak
Jumlah
anggota
keluarga
Agama
Status gizi
Keterjangkauan
pangan (tempat
tinggal) Sosial budaya Genetik Aktivitas fisik
Pengetahuan
gizi Pengendalian
Sistem
Neuroendokrin
Jenis-jenis camilan
Frekuensi konsumsi Pola makan
camilan per hari Aktivitas fisik
Jumlah konsumsi
camilan perhari
Keterangan :
: Variabel perancu
2.4. Hipotesis
H0 : Tidak terdapat hubungan pola makan dengan snacking dengan
status gizi pada remaja di SMA Muhammadiyah 25 Pamulang, Tangerang
Selatan.
Ha : Terdapat hubungan pola makan camilan dengan status gizi pada
remaja di SMA Muhammadiyah 25 Pamulang, Tangerang Selatan.