Anda di halaman 1dari 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cacingan bisa diatasi dengan pemberian obat cacing.

Jika pemberian obat


cacing dilakukan secara masif maka tindakan ini bisa meningkatkan status gizi dan fungsi kognitif anak.
Hal ini juga diungkapkan oleh dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc, Direktur Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Ditjen P2P Kemenkes.

Melihat tingginya prevalensi infeksi cacing ini maka Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
Kemenkes mengadakan program pembinaan perbaikan gizi masyarakat yang sudah dimulai sejak 2015.
Program ini memiliki dua target utama. Pertama menurunkan prevalensi cacingan pada usia balita, usia
pra sekolah, dan anak usia sekolah dasar sebesar 10 persen secara bertahap. Target keduanya adalah
meningkatkan capaian cakupan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Cacingan minimal 75
persen.

POPM Cacingan dilangsungkan dua kali dalam setahun, setiap bulan Februari dan Agustus untuk
kabupaten atau kota dengan prevalensi infeksi cacingan di atas 50 persen. Sedangkan pada daerah
dengan prevalensi 20 sampai kurang dari 50 persen, pemberian obat cacing dilakukan setahun sekali.

"Kegiatan ini juga mencakup pemeriksaan cacingan kepada ibu hamil dengan gejala anemia dan
pemberian obat cacing pada trimester kedua pada ibu yang mengalami infeksi cacingan," ujar Dokter
Jane.

Kegiatan pemberian obat pencegahan massal cacingan yaitu kegiatan minum obat cacing yang
dilaksanakan bersama-sama pada anak usia satu sampai dengan 12 tahun setiap 6 bulan. Obat yang
diberikan adalah Albendazole dosis tunggal 400 mg.

Untuk menurunkan prevalensi cacingan, sejak tahun 2017 pemerintah menargetkan indikator jumlah
anak minum obat cacing. Target sebesar 33,4 juta anak usia satu sampai 12 fahun minum obat
ditetapkan pada tahun 2017. Namun baru tercapai sebesar 21,102 juta anak minum obat cacing atau
sebesar 63 persen dari yang ditargetkan.

Anda mungkin juga menyukai