Anda di halaman 1dari 5

Nama : Syifa Amatullah Isymah

NIM : 175020300111056
Kelas : Pengauditan 2 - CA
BAB 13
STRATEGI AUDIT SECARA UMUM DAN AUDIT PROGRAM

A. Konsep Bauran Bukti Audit dan Variasinya


Untuk mendapatkan bukti yang tepat yang mencukupi sebagian respon
terhadap resiko yang diidentifikasikan melalui prosedur penilaian resiko, auditor
menggunakan kombinasi dari empat jenis pengendalian internal, kombinasi tersebut
sering disebut dengan bauran bukti (Evidence Mix). Dalam setiap kasus, asumsikan
bahwa bukti yang tepat dan mencukupi sudah terkumpul. Berikut beberapa kombinasi
dan konsep dari bauran bukti :
1. Analisis Audit 1
Klien ini adalah sebuah perusahaan besar yang memiliki pengendalian internal
yang canggih dan risiko inheren yang rendah. Karena itu, auditor melaksanakan
pengujian pengendalian yang ekstensif dan sangat mengandalkan pada
pengendalian internal klien untuk mengurangi pengujian substantif lainnya. Jadi,
pengujian substantif atas transaksi dan pengujian rincian saldo dapat
diminimalkan. Karena menekankan pada pengujian pengendalian dan prosedur
analitis substantif, audit ini dapat dilakukan relatif murah. Audit ini cenderung
menyajikan bauran bukti yang digunakan dalam audit terpadu terhadap laporan
keuangan sebuah perusahaan publik dan pengendalian internal atas pelaporan
keuangan.
2. Analisis Audit 2
Perusahaan ini berukuran sedang, yang memiliki sejumlah pengendalian dan
beberapa risiko inheren. Auditor telah memutuskan untuk melakukan pengujian
dalam jumlah sedang bagi semua jenis pengujian kecuali prosedur analitis
substantif, yang akan dilaksanakan secara ekstensif. Pengujian yang lebih
ekstensif akan diperlukan jika ditemuka risiko inheren yang spesifik.
3. Analisis Audit 3
Perusahaan ini berukuran sedang tetapi mempunyai segelintir pengendalian
yang efektif dan risiko inheren yang signifikan. Manajemen mungkin telah
memutuskan bahwa memiliki pengendalian internal yang lebih baik tidak efektif
dari segi biaya. Karena tidak memiliki pengendalian internal yang efektif, kita
dapat mengasumsikan bahwa perusahaan ini mungkin sebuah perusahaan
nonpublik. Tidak ada pengujian pengendalian yang dilakukan karena
ketergantungan pada pengendalian internal dianggap tidak tepat apabila
pengendalian itu tidak mencukupi bagi sebuah perusahaan perusahaan nonpublik.
Auditor menekankan rincian saldo dan pengujian substantif pada transaksi, tetapi
beberapa prosedur analisis substantif juga dilakukan. Prosedur analisis substantif
biasanya dilakuakn untuk mengurangi pengujian substantif lainnya karena
prosedur itu memberikan bukti tentang kemungkinan salah saji yang material. Jika
auditor sudah berharap menemukan salah saji yang material dalam saldo akun,
prosedur analitis tambahan tidak efektif dalam segi biaya. Biaya audit cenderung
tinggi karena diperlukan jumlah pengujian substantif yang terinci.
4. Analisis Audit 4
Rencana awal pada audit ini adalah mengikuti pendekatan yang digunakan
dalam Audit 2. Namun, auditor mungkin menemukan penyimpangan pengujian
pengendalian yang ekstensif dan salah saji yang signifikan meskipun melakukan
pengujian substantif atas transaksi dan prosedur analitis substantif. Karena itu,
auditor menyimpulkan bahwa pengendalian internal tidak efektif. Pengujian
rincian saldo yang ekstensif dilakukan untuk mengoffset hasil pengujian lain yang
tidak dapat diterima. Biaya audit ini lebih tinggi karena pengujian pengendalian
dan pengujian substantif atas transaksi telah dilakukan tetapi tidak dapat
digunakan untuk mengurangi pengujian rincian saldo

B. Jenis Pengujian Audit


Dalam mengembangkan suatu rencana audit secara keseluruhan, auditor
menggunakan lima jenis pengujian (types of tests) untuk menetukan apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar. Auditor menggunakan prosedur penilaian
risiko untuk menilai risiko salah saji material, yang merupakan gabungan dari risiko
inheren dan risiko pengendalian. Keempat jenis pengujian lainnya merupakan
prosedur audit selanjutnya (further audit procedures) yang dilaksanakan sebagai
respon terhadap risiko yang diidentifikasi.
1. Prosedur Penilaian Risiko
Secara kolektif, prosedur yang dilaksanakan untuk memahami entitas dan
lingkungannya, termasuk pengendalian internal, merupakan prosedur penilaian
risiko auditor. Prosedur penilaian risiko dilaksanakan untuk menilai risiko salah
saji yang material dalam laporan keuangan. Sebagian besar prosedur penilaian
risiko auditor dilakukan untuk memahami pengendalian internal.
2. Pengujian Pengendalian
Untuk mendapatkan bukti yang tepat yang mencukupi guna mendukung
penilaian, auditor melaksanakan pengujian pengendalian (test of control).
Pengujian pengendalian, baik secara manual maupun terotomatisasi, dapat
mencakup jenis-jenis bukti berikut :
 Meminta keterangan dari personil klien yang tepat
 Memeriksa dokumen, catatan, dan laporan
 Mengamati aktivitas yang berkaitan dengan pengendalian
 Melaksanakan ulang prosedur klien
Pengujian pengendalian dilakukan dengan untuk menentukan apakah
pengendalian tersebut efektif dan biasanya meliputi pengujian atas sampel
transaksi.
3. Pengujian Substantif atas Transaksi
Pengujian substantive adalah prosedur yang dirancang untuk menguji salah
saji dolar (sering disebut salah saji moneter) yang secara langsung mempengaruhi
kebenaran saldo laporan keuangan. Pengujian substantive atas transaksi digunakan
untuk menentukan apakah keenam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
telah dipenuhi bagi setiap kelas transaksi.
4. Prosedur Analitis
Prosedur ini melibatkan perbandingan jumlah yang tercatat dengan
harapan yang dikembangkan oleh auditor. Dua tujuan yang paling penting dari
prosedur analitis dalam mengaudit saldo akun adalah :
 Menunjukkan salah saji yang mungkin dalam laporan keuangan
 Memberikan bukti substantive
Prosedur analitis yang dilaksanakan selama tahap perencanaan biasanya
berbeda dengan yang dilaksanakan dalam tahap pengujian.
5. Pengujian Rincian Saldo
Berfokus pada saldo akhir buku besar baik untuk akun neraca maupun
laporan laba-rugi. penekanan utamanya dalam sebagian besar pengujian rincian
saldo adalah pada neraca. Pengujian atas saldo akhir ini sangat penting karena
bukti-bukti biasanya diperoleh dari sumber independen dengan klien, dan
dianggap sangat dipercaya. Pengujian rincian saldo dapat membantu dalam
menetapkan kebenaran moneter akun-akun yang berhubungan dan karenanya
merupakan pengujian substantive.

C. Faktor yang Memengaruhi Pilihan Jenis Pengujian Audit


Biasanya auditor menggunakan kelima jenis pengujian ketika melaksanakan
audit atas laporan keuangan, tetapi ada jenis tertentu yang lebih ditekankan,
tergantung pada situasinya. Beberapa faktor dapat mempengaruhi pilihan auditor atas
jenis pengujian yang akan dipilih, yaitu;
 Ketersediaan Jenis Bukti untuk Prosedur Audit Selanjutnya
Masing-masing dari empat jenis prosedur audit selanjutnya hanya
melibatkan kenis bukti tertentu (konfirmasi, dokumentasi, dan sebagainya).

 Biaya Relatif
Ketika auditor harus memutuskan jenis pengujian mana yang akan dipilih
untuk memperoleh bukti yang tepat dan mencukupi, biaya butki itu merupakan
pertimbangan yang penting. Jenis pengujian yang tercantum berikut ini disusun
menurut peningkatan biayanya :
1. Prosedur analitis, dianggap paling murah karena relative mudah dihitung dan
dibandingkan.
2. Prosedur penilaian resiko, termasuk prosedur untuk memahami pengendalian
internal, tidak semahal pengujian audit lainnya karena auditor dengan mudah
dapat melakukan Tanya jawa, pengamatan, dan inspeksi, biayanya relative juga
lebih rendah dibandingkan dengan pengujian substantive.
3. Pengujian pengendalian, walaupun hamper sama dengan pengujian prosedur
penilaian risiko, pengujian pengendalian lebih mahal karena luas pengujian
yang diperlukan jauh lebih besar untuk mendapatkan bukti bahwa
pengendalian telah beroperasi secara efektif, terutama bila pengujian
pengendalian itu melibatkan pelaksanaan ulang.
4. Pengujian substantive atas transaksi lebih mahal dibandingkan pengujian
pengendalian yang tidak mencakup pelaksanaan ulang, karena sering kali
memerlukan rekalkulasi dan penelusuran.
5. Pengujian rincian saldo hamper selalu lebih mahal Karena biaya proseedur
misalnya untuk mengirimkan konfirmasi dan menghitung persediaan.

 Hubungan Antara Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif


Suatu pengecualian dalam pengujian pengendalian hanya mengidentifikasi
kemungkinan salah saji yang mempengaruhi nilai dolar laporan keuangan,
sedangkan pengecualian dalam pengujian substantif atas transaksi atau pengujian
rincian saldo merupakan salah saji laporan keuangan. Pengecualian dalam
pengujian pengendalian disebut deviasi pengujian pengendalian.
Auditor kemungkinan besar yakin bahwa ada salah saji mata uang yang
material dalam laporan keuangan apabila deviasi pengujian pengendalian dianggap
sebagai deviasi yang signifikan atau kelemahan yang material. Auditor kemudian
harus melaksanakan pengujian substantif atas transaksi atau pengujian rincian
saldo untuk menentukan apakah salah saji mata uang yang material telah benar-
benar terjadi.

 Hubungan Antara Prosedur Analitis dan Pengujian Substantif


Fluktuasi yang tidak biasa dalam hubungan antara satu akun dengan akun
lainnya, atau dengan informasi nonkeuangan, dapat mengindikasikan kemungkinan
yang meningkatbahwa ada salah saji yang material itu. apabila prosedur analitis
mengidentifikasi fluktuasi yang tidak biasa, auditor harus melaksanakan pengujian
substantif atas transaksi atau pengujian rincian saldo untuk menentukan apakah
salah saji mata uang telah benar-benar terjadi. Jika auditor melaksanakan prosedur
analitis dan yakin bahwa kemungkinan salah saji yang material nilainya kecil,
pengujian substantif lainnya dapat dikurangi.

 Trade-Off Antara Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif


Ada trade-off antara pengujian pengendalian dan pengujian substantif.
Selama tahap perencanaan, auditor memutuskan apakah akan menilai risiko
pengendalian di bawah maksimum. Jika melakukannya, auditor kemudian harus
melaksanakan pengujian pengendalian untuk menentukan apakah penilaian tingkat
risisko pengendalian itu didukung. Jika pengujian pengendalian mendukung
penilaian risiko pengendalian, risiko deteksi yang direncanakan dalam model
risiko audit akan meningkat, dan karenanya, pengujian substantif yang
direncanakan dapat dikurangi.
D. Penyusunan Audit Program
Dalam penyusunannya, audit program harus memuat setidaknya beberapa hal
pokok, seperti ;
1. Informasi pendahuluan
 Informasi latar belakang mengenai program/ aktivitas yang diaudit yang
berguna bagi para auditor dalam memahami dan melaksanakan program kerja
auditnya. Bagian ini harus disajikan seringkas mungkin.
 Komentar berbagai pihak yang berkompeten berkaitan dengan tujuan audit ,
termasuk komentar auditor sendiri.
2. Pernyataan tujuan audit, menyajikan tentang:
 Tujuan yang ingin dicapai berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi dan
perbaikan yang diharapkan dapat tercapai.
 Cara pendekatan audit yang dipilih
 Pola pelaporan yang dikehendaki
3. Instruksi-instruksi khusus
4. Langkah-langkah kerja
Langkah-langkah kerja memuat tentang pengarahan-pengarahan khusus
pelaksanaan tugas audit, sesuai dengan tahap auditnya, yaitu:
a. Audit pendahuluan meliputi:
 Pembicaraan pendahuluan dengan objek yang diaudit
 Pengumpulan informasi umum, penelaahan peraturan, evaluasi prosedur
kerja, dan system operasional.
 Test pendahuluan atas informasi yang diperoleh guna identifikasi tujuan
audit sementara.
 Pembuatan ikhtisar hasil audit pendahuluan
b. Review dan pengujian pengendalian manajemen.
 Pengujian pengendalian manajemen
 Pembuatan ikhtisar hasil temuan pengujian pengendalian manajemen.
c. Audit Lanjutan
 Pengembangan temuan hasil pengujian pengendalian manajemen.
 Penyajian hasil audit lanjutan (daftar temuan)
 Pembahasan temuan dengan penanggung jawab audit
 Pembahasan hasil audit lanjutan dengan objek audit
 Penyusunan rekomendasi

Anda mungkin juga menyukai