Dosen Pengampu:
Dr. Abd. Rokhim,SE.,MSi
Disusun Oleh :
Moehammad Wakhid H 1761091
PENDAHULUAN
Potensi setiap sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan harus
dapat
modern, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih tergantung pada
harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan akan tercapai (Suwati, 2013: 93).
hanya mengharapkan sumber daya manusia yang cakap dan terampil, tetapi lebih
dan
berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Hal ini disebabkan karena
manusia
kinerja (hasil kerja atau karya yang dihasilkan) yang tinggi dan baik dapat
menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Kinerja adalah merupakan perilaku yang nyata ditampilkan setiap orang
sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya
kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas
karyawan dalam menjalankan tugas sesuai dengan standart yang telah ditentukan
oleh organisasi kepada karyawan sesuai dengan job deskriptipnya (Sondang 2002:
standart keberhasilan yang telah ditentukan oeh instansi kepada karyawan sesuai
dengan job, yang diberikan kepada masing-masing karyawan (Kartono 2002: 32).
merupakan hasil atau prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi kualitas
organisasi. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang
sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi. Terdapat
yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi motivasi,
Dalam dunia kerja, untuk dapat mencapai kinerja yang baik, pegawai, karyawan
atau pekerja harus memiliki kemampuan yang sesuai dengan pekerjaan yang
very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk
lebih mudah mencapai kinerja maksimal. Motivasi diartikan suatu sikap (attitude
Mereka yang bersikap positif (pro) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan
motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif (kontra)
terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah. Situasi
kerja yang dimaksud antara lain, hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja,
yang terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Aspek kuantitatif meliputi
proses kerja dan kondisi pekerjaan, waktu yang digunakan atau lamanya
jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja. Sedangkan aspek kualitatif
karyawan. Disiplin kerja yang tinggi secara otomatis akan menghasilkan kinerja
operatif manjemen sumber daya manusia yang terpenting karena semakin baik
disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa
disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang
optimal.
adalah sifat seorang karyawan yang secara sadar mematuhi aturan dan peraturan
dan yang berdedikasi tinggi untuk dapat mengembangkan suatu instansi atau
Perlu ditempuh adanya suatu jalan keluar yang lebih tepat dan akurat sehingga
dapat meningkatkan kinerja karyawan yang optimal terutama di bidang jasa yang
akan menjadi efektif dan efisien apabila pemimpin mampu melaksanakan fungsi
manajerial secara baik dan benar. Pemimpin juga dituntut untuk memahami secara
merupakan salah satu bagian dari manajemen sumber daya manusia untuk
bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting
dikerjakan dengan baik dan terintegrasi pada tujuan yang diinginkan (Prabu,
2005: 88).
motivasi sebagai proses yang menyebabkan intensitas, arah dan usaha terus
kepada hasil kinerja yang baik, kecuali usaha dilakukan dalam arah
merupakan ukuran berapa lama seseorang dapat menjaga usaha mereka. Individu
yang termotivasi akan menjalankan tugas cukup lama untuk mencapai tujuan
mereka.
Sementara itu, Green dan Baron tahun 2003 (dalam Wibowo, 2016:322)
dilakukan orang dan arah perilaku mereka. Sedangkan perilaku menjaga atau
memelihara berapa lama orang akan terus berusaha untuk mencapai tujuan.
insentif kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tugas atau
kompensasi atau imbalan yang cukup dan adil, malah kalau bisa cukup kompetitif
di banding dengan organisasi atau perusahaan lain. Sistem kompensasi yang baik
Suatu sistem kompensasi yang baik perlu didukung oleh metode secara rasional
yang dapat menciptakan seseorang digaji atau diberi kompensasi sesuai tuntunan
pekerjaannya.
Menurut Hasibuan (2017:119) Kompensasi adalah semua pendapatan yang
berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan
diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Program- program
langsung, finansial maupun non finansial, yang adil dan layak kepada karyawan,
jasa untuk kerja mereka. Kompensasi adalah salah satu cara organisasi untuk
Rachmawati (2007:144)
kualitas hasil dari produk, sehingga produk yang dihasilkan kurang memuaskan.
Di sisi lain, ketepatan waktu karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan juga tidak
tepat. Sehingga kuantitas atau target produksi karyawan tidak terpenuhi. Untuk
menjelaskan bahwa terdapat lima kriteria yang dihasilkan dari pekerjaannya, yaitu
merupakan tingkatan dimana hasil akhir yang dicapai mendekati sempurna dalam
arti memenuhi tujuan yang diharapkan. Kuantitas adalah jumlah yang dihasilkan
yang dinyatakan dalam istilah sejumlah unit kerja ataupun merupakan jumlah
dan sering terjadi konflik internal. Selain itu karyawan juga tidak puas dengan
mengabaikan peraturan dan tata tertib, visi misi, dan ketentuan yang ada di
perusahaan.
target mereka tidak terpenuhi. Mereka kurang bisa memanage waktu dengan baik.
Hal lain yang diduga menyebabkan turrunnya kinerja kaeyawan adalah peraturan-
adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati
tekanan waktu yang mengakibatkan karyawan merasa jenuh saat bekerja. Selain
itu motivasi yang masih rendah diduga juga menjadi salah satu penyebab kinerja
karyawan tidak optimal. Dalam hal ini motivasi karyawan untuk bekerja hanya
sebatas memenuhi kebutuhan. Belum ada motivasi untuk bekerja secara optimal
bahwa kompensasi yang diterima oleh perusahaan berupa upah, bayaran lembur,
dan bonus belum memenuhi harapan karyawan. Sehingga kompensasi yang dirasa
kompensasi. Tekanan pada hasil dan waktu kerja yang terlalu lama menyebabkan
para karyawan tegang dan terlalu lelah. Mereka juga mengetakan apa yang
mereka kerjakan dan apa yang perusahaan berikan berupa kompensasi kurang
memuaskan. Alasan lain ada pada kuantitas yang diminta perusahaan terlalu
banyak. Motivasi kerja seorang individu antara lain dipengaruhi oleh perasaan
aman dalam bekerja, gaji yang adil dan kompetitif, lingkungan kerja yang
menyenangkan, penghargaan atas prestasi kerja serta perlakuan yang adil dari
pemimpin. Faktor lain seperti kemampuan kerja seseorang individu dan iklim
X?
X?
PT. X?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui dan menganalisis ada atau tidak adanya pengaruh kompensasi
1.3.2 Mengetahui dan menganalisis ada atau tidak adanya pengaruh motivasi terhadap
1.3.3 Mengetahui dan menganalisis ada atau tidak adanya pengaruh disiplin kerja
1.3.4 Mengetahui dan menganalisis ada atau tidak adanya pengaruh kompensasi
1.3.5 Mengetahui dan menganalisis ada atau tidak adanya pengaruh motivasi terhadap
1.4 Batasan
Fokus penelitian ini pada kinerja karyawan. Adapun variabel yang diteliti adalah
kompensasi, motivasi, disiplin kerja, dan kinerja karyawan. Dalam penelitian ini penulis
hanya meneliti secara parsial yaitu pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan,
pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan, pengaruh prestasi kerja terhadap kinerja
sebagai mediasi, dan pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan dengan disiplin
KAJIAN PUSTAKA
(2016:229)
yaitu:
1. Tujuan
2. Standar
3. Umpan Balik
pencapaian tujuan
5. Kompensasi
6. Motif
melakukan sesuatu
7. Peluang
kemampuan
(skill).
2. Motivasi
merupakan
mencapai
tujuan kerja.
mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan atau dimasa lalu relatif
berikut:
buruk.
selalu
pekerjaannya.
2. Penilaian kinerja, berarti membandingkan kinerja
diterapkan.
masuk, serta cepat pulang karyawan. Jadi hal ini merupakan suatu
itu hanya salah satu yang dituntut oleh organisasi. Oleh karena itu
peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta
2009:824).
peraturan, prosedur kerja yang ada atau disiplin adalah sikap, tingkah
laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi baik
1998 : 145)
4. Suka campur tangan dalam kerja orang lain akan tetapi kerja
5. Tidak suka dengan tugas sekarang, selalu bosan, gaji terlalu kecil,
sedikit
sendiri
9. Syarat kerja dirasa terlalu menekan, tidak memberi kelonggaran
sakit
10. Suka mengadu kepada pihak atasan, merasa hebat sekali karena
juga takut.
melaksanakan pekerjaan
organisasi.
2.2.2.4 Bentuk-Bentuk Disiplin Kerja
tindakantindakan disipliner.
dampak negatif.
diantaranya:
2. Teladan Pemimpin
3. Balas jasa
4. Keadilan
5. Waskat
karyawan.
6. Ketegasan
disiplin.
8. Hubungan kemanusiaan
Karyawan
2. Kepemimpinan
3. Kompensasi
5. Pengawasan
2.2.3 Motivasi
tingkat motivasinya.
karyawan, yaitu:
pertumbuhan.
terjadi.
tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan ekstern yang berasal dari
karyawan.
1. Faktor intern
pekerjaan itu baik atau jelek, apakah halal atau haram dan
untuk:
dan
untuk mau melakukan pekerjaan. Hal ini banyak kita alami dalam
uang itupun ia harus bekerja keras. Jadi harga diri, nama baik,
jadi pimpinan itu dalam arti positif, yaitu ingin dipilih menjadi
tetapi pada dasarnya ada hal-hal yang umum yang harus dipenuhi
a. Hak otonomi
telah dilakukan
2. Faktor ekstern
Faktorn ekstern juga tidak kalah peranannya dalam mempengaruhi
parakaryawan
suatu perusahaan.
1. Menilai sikap
c. Mempercai orang
3. Memperbaiki komunikasi
6. Mendorong inisiatif
2.2.4 Kompensasi
kerja mereka. Selain sebagai balas jasa juga bisa memotivasi mereka
sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Kompensasi adalah salah satu
lain adalah:
2. Kepuasan kerja
pemberian kompensasi
3. Pengadaan efektif
4. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan lebih
5. Stabilitas karyawan
6. Disiplin
pekerjaannya
8. Pengaruh buruh
5. Mengendalikan biaya-biaya
1. Asas adil
konsisten
1. Sistem waktu
waktu seperti jam, hari, minggu, atau bulan. Sistem waktu ini
2. Sistem hasil
Besarnya kompensasi ditetapkan atas kesatuan unit yang
jasa yang lebih besar. Kelemahan sistem hasil ini adalah kualitas
3. Sistem borongan
borongan ini pekerja biasa mendapat balas jasa besar atau kecil
perhatian
tangggung jawabnya
rendah.
karyawan
5. Biaya hidup
kompensasi
kompensasinya
8. Sektor pemerintah
2.2.4.6 Tunjangan
3. Bonus hadiah
Bonus hadiah seperti hadiah lebaran, natal dan tahun baru, hadiah
sebagainya.
2.2.4.7 Intensif
meningkatkan produktivitasnya.
insentif harus jelas dan diketahui oleh semua karyawan. Untuk itu
diperhatikan.
non material.
kekuasaan perseorangan
dalam perusahaan
yang dapat diberikan berupa bonus, komisi dan profit sharing, insentif
Karyawan
pekerjaan yang lebih baik sehingga menghasilkan kinerja yang baik. Selain
itu, pemberian kompensasi bertujuan untuk membantu karyawan
jawabnya.
Karyawan
tinggi pula.
Karyawan
komunikasi.
kerja terhadap kinerja karyawan yang dilakukan oleh Mardi Astutik (2016)
Kinerja Karyawan
Menurut Mangkuprawira (2007 : 122), kedisiplinan karyawan adalah
sifat seorang karyawan yang secara sadar mematuhi aturan dan peraturan
karyawan untuk dapat taat dan tertib menjalankan aturan yang ada, menilai
hadiah (motivasi), serta sanksi dianggap sebagai metode yang tepat untuk
Kompensasi (X1)
Disiplin Kerja
Kinerja (Y2)
(Y1)
Motivasi (X2)
2.5 Hipotesis
METODE
Pendekatan Penelitian
berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas
Selain itu, penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2012, hlm. 11) Metode
filsafat positivisme. Metode ini digunakan untuk meneliti pada populasi atau
data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan.
hipotesis dengan menggunakan uji data statistik yang akurat. Berdasarkan latar