Makalah Mpkta HG 1
Makalah Mpkta HG 1
Disusun oleh:
Khairunnisa Callista A. (1906292401)
Muhammad Dheif (1906397872)
Muhammad Harist (1906397380)
Putu Dyan Stephanie (1906349293)
Quenela Mutiara (1906292566)
Randy Elbert (1906292585)
UNIVERSITAS INDONESIA
2019/2020
I. PENDAHULUAN
Sebagai manusia, kita merupakan makhluk sosial. Kita membutuhkan manusia
lain ditengah keberagaman dalam memenuhi kebutuhan dalam kehidupan.
Ditengah keberagaman latar belakang dan juga nilai – nilai yang dianut setiap
individu pasti akan menghasilkan suatu kebiasaan atau nilai – nilai baru yang
dihasilkan oleh nilai – nilai sebelumnya melalui interaksi satu sama lain.
Kebiasaan atau nlai – nilai ini dinamakan budaya.
II. PEMBAHASAN
1) Sistem organisasi sosial merupakan salah satu unsur universal. Manusia sejak
dilahirkan pastilah membutuhkan bantuan dari manusia lainnya, terutama, dari ibu
dan ayah, dan anggota keluarga yang terdekat.
2) Sistem mata pencaharian, merupakan salah satu unsur kebudayaan yang universal,
artinya setiap kelompok masyarakat manapun pastilah memiliki sistem mata
pencaharian. Pada hakekatnya kebudayaan dihasilkan manusia dalam rangka
pemenuhan kebutuhan manusia. Manusia sebagai mana makhluk hidup lainnya
membutuhkan makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
3) Sistem teknologi; dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempermudah kehidupan,
masyarakat mengembangkan alat-alat teknologi. Masyarakat berburu, misalnya,
mengembangkan alat atau senjata untuk membunuh binatang buruannya. Demikian
juga masyarakat bertani, mengembangkan peralatan pertanian, dan lain sebagainya.
4) Sistem pengetahuan; penemuan teknologi tidak terlepas dari sistem pengetahuan
yang dimiliki dan dikembangkan oleh masyarakat. Penelitian masyarakat dan
kebudayaan dimulai oleh para sarjana Eropa pada awal abad ke-20. Dari penelitian
tersebut, berkembang pemikiran bahwa masyarakat di luar Eropa, merupakan
masyarakat yang dianggap “tertinggal” atau “primitif” tidak memiliki sistem
pengetahuan.
5) Kesenian; kesenian sebagai unsur kebudayaan yang mengandung nilai keindahan,
juga merupakan salah satu dari tujuh unsur universal kebudayaan. Bahkan sering kali,
masyarakat umum menganggap kesenian sebagai unsur utama kebudayaan.
6) Bahasa, merupakan ciri utama kemanusiaan. Interaksi antarmanusia atau
antarmasyarakat dapat berlangsung karena adanya media komunikasi, yaitu bahasa.
Dengan bahasalah manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lain
7) Religi, yaitu kepercayaan terhadap adanya suatu kekuatan gaib di luar manusia dapat
dijumpai pada setiap masyarakat. Religi merupakan suatu konsep yang berbeda
dengan agama yang dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Setiap unsur kebudayaan memiliki tiga wujud yaitu ide, tingkah laku, serta wujud
fisik. Maka dari itu, setiap unsur kebudayaan dapat diamati dari ketiga wujudnya. Sebagai
contoh, Bahasa Indonesia lahir dari sebuah ide mengenai keinginan untuk melakukan
komunikasi antarwarga yang berasal dari suku yang berbeda dengan bahasa yang berbeda-
beda pula. Kemudian dilakukan suatu pertemuan yang akhirnya menetapkan bahasa Melayu
Riau sebagai bahasa nasional. Akhirnya ketika bahasa tersebut dituliskan pada kertas, tulisan
tersebut menjadi wujud fisik ide dan keseluruhan aktivitas tersebut.
Culture lag terjadi karena masyarakat pengguna suatu kebudayaan tertentu bukanlah
pencipta dari kebudayaan tersebut, melainkan penerima kebudayaan yang telah dibuat oleh
masyarakat bangsa lain. Kebudayaan tersebut diterima dalam wujud ketiganya saja, tanpa
diimbangi dengan pemahaman yang baik akan ide serta aktivitas yang melahirkan bentuk
fisik kebudayaan tersebut serta sistem budaya dan sistem sosial yang melatarbelakanginya.
Agar culture lag tidak terjadi, Poerwanto (2008:180) menyarankan agar seseorang selalu
belajar tentang kebudayaan melalui proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
Perasaan dasar manusia seperti rasa lapar, rasa nyaman, rasa aman, dan lainnya,
diturunkan secara genetik, tetapi semua hal tersebut dapat berkembang seiring berjalannya
waktu sejak manusia dilahirkan sampai ajal menjelang. Contohnya ketika seorang bayi
menangis, seorang ibu akan refleks memberikannya air susu dan setelahnya tangis bayi
tersebut berhenti. Tangisan bayi merupakan sebuah ekspresi sedangkan pemberian air susu
oleh ibu merupakan sebuah respon. Namun tangisan bayi bukan hanya tentang merasa lapar,
bisa juga karena bayi tersebut merasa kedinginan atau kepanasan. Dari satu ekspresi yaitu
tangisan, tercipta berbagai arti yang harus dimengerti seorang ibu dengan baik agar dapat
memberikan respon yang tepat. Proses tersebut dipelajari seorang ibu secara terus menerus
sehingga semua hal yang ia alami sebagai suatu reaksi dan tanggapan yang diterimanya
menjadi bagian dari kepribadian individu.
Marmawi Rais (2012) menyatakan bahwa : “Proses internalisasi lazim lebih cepat
terwujud melalui keterlibatan peran-peran model (role-models). Individu mendapatkan
seseorang yang dapat dihormati dan dijadikan panutan, sehingga dia dapat menerima
serangkaian norma yang ditampilkan melalui keteladanan. Proses ini lazim dinamai sebagai
identifikasi (identification), baik dalam psikologi maupun sosiologi. Sikap dan perilaku ini
terwujud melalui pembelajaran atau asimiliasi yang subsadar (subconscious) dan nir-sadar
(unconscious).” Dapat disimpulkan bahwa proses internalisasi dapat lebih mudah dilakukan
seseorang apabila seseorang tersebut memiliki peran model atau seseorang yang dapat
dijadikan contoh.
Dalam masyarakat, keluarga adalah agen sosialisasi yang paling penting. Keluarga
memainkan peran penting untuk menyiapkan anak-anaknya untuk masuk ke dalam hidup
bermasyarakat. Sosialisasi dalam keluarga akan membekali anggotanya dengan nilai-nilai,
norma-norma, dan kebiasaan-kebiasaan yang akan berguna saat hidup bermasyarakat.
Ras Mongoloid merupakan ras manusia yang sebagian besar menetap di Asia.
Anggota ras ini biasa disebut “berkulit kuning”, namun tidak selalu benar. Memiliki tubuh
yang lebih kecil dari ras Kaukasoid. Pada umumnya berambut hitam dan lurus dan mermata
dengan lipatan, yang disebut tipis. Ras ini meliputi :
Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur); berkulit
kuning
Malayan Mongoloid Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan
penduduk asli Taiwan); berkulit cokelat muda sampai cokelat gelap
American Mongoloid (penduduk asli Amerika), berkulit merah
Ras ketiga adalah ras Negroid yang umumnya mendiami benua Afrika di wilayah
selatan gurun sahara. Keturunan ras ini banyak mendiami Amerika Utara, Amerika Selatan,
dan juga Eropa.
Ras keempat yaitu ras khusus, yaitu :
Bushman (Penduduk di daerah Gurun Kalahari, Afrika Selatan)
Veddoid (Penduduk di daerah pedalaman Sri Lanka )
Polynesian (Kepulauan Mikronesia dan Polynesia)
Ainu (Penduduk di daerah Pulau Karafuto dan Hokkaido, Jepang).
2.4.2.Kebudayaan dan Ekonomi
Proses pembentukan masyarakat dan perkembangannya tidak terlepas dari aspek
ekonomi. Masyarakat terbentuk karena keinginannya untuk secara bersama-sama memenuhi
kebutuhan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Pemenuhan kebutuhan dengan
membentuk masyarakat akan lebih hemat waktu, efisien, dan kualitasnya akan lebih baik.
Dalam masyarakat di suatu lokasi akan membentuk perekonomian yang dalam lingkup makro
yang akan dijlelaskan dalam pembahasan selanjutnya.
Struktur ekonomi akan menggambarkan kondisi perekonomian di suatu masyarakat
berupa kontribusi dari setiap sektor. Kontribusi dapat berupa sumbangan terhadap pendapatan
total masyarakat atau bisa juga dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan bagi anggota
masyarakat.
Sektor dapat diartikan sebagai segmentasi perekonomian dalam hal lokasi dibagi
menjadi perdesaan dan perkotaan, dalam hal lapangan usaha terdapat pertanian, industri, dan
jasa, dalam bentuk hukum usaha terdapat hukum usaha formal dan non-formal, terdapat pula
pelaku usaha yang terbagi menjadi pelaku usaha swasta, kooperasi, dan publik, serta cara
pengelolaan usaha yaitu tradisional dan modern, dan sebagainya.
Culture lag terjadi karena masyarakat pengguna suatu kebudayaan tertentu bukanlah
pencipta dari kebudayaan tersebut, melainkan penerima kebudayaan yang telah dibuat oleh
masyarakat bangsa lain. Kebudayaan tersebut diterima dalam wujud ketiganya saja, tanpa
diimbangi dengan pemahaman yang baik akan ide serta aktivitas yang melahirkan bentuk
fisik kebudayaan tersebut serta sistem budaya dan sistem sosial yang melatarbelakanginya.
Agar culture lag tidak terjadi, Poerwanto (2008:180) menyarankan agar seseorang selalu
belajar tentang kebudayaan melalui proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
III. PENUTUP
Oleh karena itu, budaya merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dipelajari
karena sangat mempengaruhi kehidupan kita dalam banyak aspek. Dan budaya- budaya
positif juga perlu dilestarikan agar tetap menjadi identitas kita sebagai manusia yang
berbudaya.
DAFTAR REFERENSI
Tim Revisi. 2017. Buku Ajar MPKT A. Depok : Universitas Indonesia