Makalah HG 2 Revisi
Makalah HG 2 Revisi
HG 2
Ranti Safa Marwa | 1906350295
Icha Tiara Devi Febrianti | 1906350300
Nurrachda Hanafi | 1906292553
Nur Indah Iriana | 1906398074
Fanny Viandini Rahayu | 1906349255
Muhammad Arifin Ramzy Lubis | 1906397866
Jonathan Christian | 1906397885
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia selain sebagai makhluk sosial, juga dikenal sebagai makhluk yang
berbudaya yaitu makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kehidupan yang bahagia dan sejahtera dimana pada hakikatnya
merupakan sesuatu yang baik, benar dan adil. Hanya manusia yang dapat mencapai
indikator menjadi manusia berbudaya. Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang serta diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab
tantangan hidupnya. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya karena menjalani
hidup sesuai dengan adab-adab yang diterapkan dan dipengaruhi lingkungan sekitar.
Oleh karenanya, manusia harus bersosialisasi dan memenuhi adab-adab yang telah
disosialisasikan oleh orang-orang sebelumnya. Orang-orang yang tidak menjalankan
atau menentang adab yang berlaku akan dianggap manusia yang biadab. Seiring
dengan perkembangan pengetahuan dan peradaban, terjadilah evolusi budaya yang
menyebabkan terdapat perubahan tatanan kehidupan manusia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
kini, sedangkan kebudayaan masa kini (modern) dianggap sebagai kebudayaan
yang sesuai dengan zaman.
II. DEFINISI KEBUDAYAAN
Dalam istilah bahasa Inggris, kata yang sepadan dengan kebudayaan, yaitu
culture, diambil dari bahasa latin colere yang berarti “mengolah, mengerjakan”
terutama mengolah tanah atau bertani (Koentjaraningrat, 2009:146). Istilah culture
ini terkait dengan pengalaman pertama kali manusia menemukan cara bercocok
tanam dengan menggunakan irigasi (pertanian).
Pengertian kebudayaan yang umumnya dikenal oleh masyarakat
Indonesia adalah yang dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Sulaeman Sumardi,
yaitu semua hasil karya, rasa, cipta, dan karsa masyarakat (Soekanto, 1990:189).
Definisi kebudayaan, menurut Bapak Antropologi Indonesia, Koentjaraningrat
(2009:144), adalah keseluruhan ide atau gagasan, tingkah laku, dan hasil karya
manusia dalam rangka hidup bermasyarakat yang diperolehnya dengan cara
belajar.
B. INTERNALISASI KEBUDAYAAN
Menurut Koentjaraningrat (2009), internalisasi adalah proses panjang seorang
individu menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi
yang diperlukannya, sepanjang hidupnya, sejak ia dilahirkan sampai menjelang ajalnya.
Sedangkan menurut KBBI, kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal
budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
Perasaan dasar manusia seperti rasa lapar, rasa nyaman, rasa aman, dan lainnya,
diturunkan secara genetik, tetapi semua hal tersebut dapat berkembang seiring
berjalannya waktu sejak manusia dilahirkan sampai ajal menjelang. Contohnya ketika
seorang bayi menangis, seorang ibu akan refleks memberikannya air susu dan setelahnya
tangis bayi tersebut berhenti. Tangisan bayi merupakan sebuah ekspresi sedangkan
pemberian air susu oleh ibu merupakan sebuah respon. Namun tangisan bayi bukan
hanya tentang merasa lapar, bisa juga karena bayi tersebut merasa kedinginan atau
kepanasan. Dari satu ekspresi yaitu tangisan, tercipta berbagai arti yang harus dimengerti
seorang ibu dengan baik agar dapat memberikan respon yang tepat. Proses tersebut
dipelajari seorang ibu secara terus menerus sehingga semua hal yang ia alami sebagai
suatu reaksi dan tanggapan yang diterimanya menjadi bagian dari kepribadian individu.
Marmawi Rais (2012) menyatakan bahwa : “Proses internalisasi lazim lebih cepat
terwujud melalui keterlibatan peran-peran model (role-models). Individu mendapatkan
seseorang yang dapat dihormati dan dijadikan panutan, sehingga dia dapat menerima
serangkaian norma yang ditampilkan melalui keteladanan. Proses ini lazim dinamai
sebagai identifikasi (identification), baik dalam psikologi maupun sosiologi. Sikap dan
perilaku ini terwujud melalui pembelajaran atau asimiliasi yang subsadar (subconscious)
dan nir-sadar (unconscious).” Dapat disimpulkan bahwa proses internalisasi dapat lebih
mudah dilakukan seseorang apabila seseorang tersebut memiliki peran model atau
seseorang yang dapat dijadikan contoh.
6
Inovasi merupakan kegiatan penemuan yang baru yang berbeda dari yang
sudah ada/atau yang sudah dikenal sebelumnya, baik berupa gagasan, metode,
maupun alat.
1. Kesimpulan
Kebudayaan yang ada dan telah diwariskan secara turun temurun memiliki
nilai-nilai yang baik dalam kehidupan bermasyarakat, dengan seiring perkembangan
jaman tentunya sebagai manusia yang berperadaban akan mengalami banyak
perubahan-perubahan yang terjadi. Kebudayaan pun dengan adanya perubahan
tersebut akan mengalami evolusi sehingga terjadi adanya perkembangan budaya di
seluruh dunia bukan hanya negara indonesia. Maka dari itu dengan adanya perubahan
tersebut perlu diperhatikan kembali agar sebagai masyarakat yang berpradaban harus
dapat menyaring dan pintar memilih budaya yang baik bagi diri sendiri. Sehingga
perlu dibarengi adanya perkembangan moral pribadi masing-masing individu. Budaya
baru merupakan suatu inovasi namun jangan meninggalkan budaya lama karena itu
merupakan warisan bangsa yang perlu dilestarikan.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Meliono, I., dkk. (2017). Buku Ajar MPKT A. 2nd ed. Depok: Universitas Indonesia.
2. Repository.unpas.ac.id. (n.d.). [online] Available at: http://repository.unpas. ac
.id/15928/4/BAB%20II.pdf [Accessed 23 Oct. 2019].
3. Setiawan E. Arti kata budaya - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online [Internet].
Kbbi.web.id. 2019 [cited 24 October 2019]. Available from: https://kbbi.web.id/budaya
4. RR Humannira. [Internet]. Repository.unpas.ac.id. 2016 [cited 24 October 2019].
Available from: http://repository.unpas.ac.id/13175/5/BAB%202.pdf
13